Anda di halaman 1dari 16

Arah Pengembangan Sistem

dan Usaha Bisnis Perikanan

ZAINAL ABIDIN, M.BA


POTENSI SDA AIR & LAUT (JENIS2
BIOTA PERAIRAN & LAUT)
1. Ikan bersirip
2. Crustacea (udang, rajungan, kepiting, dsb)
3. Mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, siput, dsb)
4. Coelenterata (ubur-ubur, dsb)
5. Echinodermata (teripang, bulu babi, dsb)
6. Amphibia
7. Reptilia (penyu, kura-kura, buaya, dsb)
8. Mamalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung,
dsb)
9. Algae (rumput laut, dsb)
10. Biota perairan lainnya
A. KARAKTERISTIK BISNIS PERIKANAN
(Berbasis pada karakteristik komoditas/produk
perikanan)

1. Mudah rusak (perishability)


2. Musiman dan voluminius
3. Butuh ruang yang banyak (bulkiness)
4. Tidak seragam (non homogenity)
5. Banyak produsen ikan dengan skala usaha
kecil dan terpencar
B. PERIKANAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM
(Sistem Bisnis Perikanan)

Sub-sistem
Jasa &
Pendukung
Sub-Sistem Sub-Sistem Sub-Sistem Sub-Sistem
Agribisnis Usahatani Pengolahan Pemasaran
Hulu
Tanaman obat, Industri makanan
Industri benih, pangan-rempah Industri minuman Distribusi
bibit gen ternak dan hortikultur Industri rokok Promosi
tanaman, ikan Tanaman serat, Industri serat alam: Informasi pasar
Industri kimia, perkebunan - tekstil-biokomposit Intelijen pasar
agrochemical kehutanan Industri biofarma Perdagangan
Industri agro Peternakan- Industri wisata, Struktur pasar
otomotif,alat dan perikananFungi estetika-kosmetika Areal pasar
machinery (jamur) Industri vaksin, Lelang
Bio fertilizer, Jasad serum Pasar berjangka
herbi- pestisida renik Pasar modal

Sub Sistem Jasa dan Penunjang

Keuangan: perkreditan, pembiayaan, permodalan dan asuransi


Informasi, komputerisasi dan otomatisasi
Penelitian, pengembangan, pendaftaran paten dan merk
Pendidikan, pelatihan, extension and community development.
Pelabuhan, jalan,transportasi, pengiriman dan pergudangan
Konsultasi hukum: keuangan: bisnis, akuisisi, merger, take over,
perdagangan, akutansi dan investasi

Gambar I-1: Lingkup Pengembangan Enterpreneur dalam Sistem


Agribisnis (Pambudy, 2010).
C. ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS PERIKANAN

I. Upaya pengembangan dan pembinaan


standarisasi, akreditasi dan sertifikasi perikanan
II. Pembinaan dan pengembangan informasi pasar
III. Pengembangan investasi dan pengelolaan
lingkungan berkelanjutan
IV. Pengembangan usaha dan hubungan
Kelembagaan
V. Pengembangan SDM
ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERIKANAN

I. Upaya pengembangan dan pembinaan


standarisasi, akreditasi dan sertifikasi perikanan
Tujuan pembinaan standarisasi, akreditasi dan sertifikasi perikanan adalah untuk menjamin
kepastian wujud, mutu, dan standart barang dan jasa yang dihasilkan agar diterima
konsumen (dalam dan luar negeri) dan berarti mampu bersaing di pasar global, misalnya
mulai 2015 diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA); pada akhirnya mendukung
pengembangan fishery business pula.
Upaya yang dilakukan untuk standarisasi, akreditasi dan sertifikasi perikanan, a.l:
1. Perbaikan sistem produksi perikanan
2. Perbaikan sistem panen
3. Perbaikan sistem pasca panen (penanganan, pengolahan, pengepakan, penyimpanan yang
mengacu prinsip good manufacturing practice dan total quality control)
4. Pembakuan standar dan sistemnya untuk upaya standarisasi
5. Akreditasi laboratorium atau lembaga penelitian perikanan
6. Pengawasan mutu
7. Peningkatan kesadaran konsumen akan pentingnya kualitas produk dan jasa
8. Pengembangan dan penerapan sistem insentif dan sanksi bagi investasi perikanan yang
taat atau melanggar ketentuan standart, termasuk tentang penanganan limbah
ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERIKANAN

II. Pembinaan dan pengembangan informasi pasar


Dilakukan untuk memperbaiki iklim usaha, agar mengarah pada tindakan konkret yang
mampu memberikan insentif bagi pelaku fishery business.
Dilakukan dengan cara PERBAIKAN SISTEM PEMASARAN, agar terbentuk MEKANISME
penentuan HARGA yang ADIL, yang dapat memberikan keuntungan yang wajar baik bagi
produsen ikan maupun pelaku lainnya yang ada di saluran pemasaran. KEBIJAKAN yang
diambil untuk tujuan itu a.l.:
1. Mendorong terciptanya STRUKTUR PASAR yang lebih kompetitif, dengan mengurangi
keberadaan struktur pasar yang mengarah pada monopsoni maupun monopoli.
2. Meningkatkan posisi tawar produsen ikan dalam proses pembentukan harga; melalui
pembinaan asosiasi produsen, koperasi, dan penyempurnaan pelayanan informasi
pasar di semua tingkat pasar.
3. Mengupayakan penurunan biaya pemasaran dengan cara meningkatkan prasarana
pemasaran dan sarana transportasi umum yang lebih efisien sehingga dapat
menjangkau daerah-daerah produksi ikan (pesisir maupun pedesaan perikanan).
4. Mendorong tumbuhnya industri atau fasilitas penyimpanan, pengemasan, dan
transportasi yg memadai, shg distribusi ikan dari produsen ke konsumen
5. Menciptakan pusat-pusat produksi sesuai skala ekonomi dan menyambungkannya ke
pasar, misalnya fishery industries.
ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERIKANAN

KEBIJAKAN PERLUASAN PASAR DAN


MENINGKATKAN DAERAH PEMASARAN
1. Memoles produk lokal asli yang sudah ada pasarnya untuk diperluas pasarnya
setelah diberikan sentuhan manajemen pemasaran, di antaranya dikemas
sesuai permintaan konsumen, digrading dan distandarisasi sesuai dengan
permintaan konsumen, dll diterapkan strategi produk, harga, promosi, dan
distribusi.
2. Menyediakan sarana/fasilitas promosi yang mudah dilakukan oleh perorangan
atau asosiasi pengusaha.
3. Mempermudah dan memperluas jaringan transportasi antar pulau dan negara.
4. Mendevelope sistem informasi pasar dalam dan luar negeri (market
intelligence and information) untuk mendukung pengambilan keputusan yang
cepat dan tepat bagi setiap pelaku fishery business, terlebih produsen ikan.
ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERIKANAN

III. Pengembangan investasi dan pengelolaan


lingkungan berkelanjutan
1. Pengembangan investasi transportasi dan komunikasi publik, sarana dan prasarana
produksi perikanan, misalnya pengembangan prasarana pelabuhan pendaratan ikan, pasar-
pasar ikan, jalan dari dan menuju pasar, tempat pelelangan ikan, maupun fishery bisnis
termasuk sentra-sentra produksi perikanan lainnya, dll. Hal ini akan menurunkan biaya
pemasaran atau meningkatkan efisiensi pemasaran, serta investasi riset dan pengembangan
serta penerapan teknologi untuk diversifikasi produk dan usaha perikanan di daerah dan
pengembangan daerah secara terpadu.
2. Penciptaan iklim investasi yang kondusif pada semua sub sistem fishery bisnis.

KEBIJAKAN YANG MUNGKIN DIAMBIL, a.l:


1. Pengaturan hubungan agar seimbang antara usaha kecil dan besar; antar wilayah; antar
badan usaha koperasi (BUK), BUMN, dan swasta (BUMS) dalam persaingan yang sehat dan
saling mengisi; dengan mengutamakan investasi dalam negeri ketimbang luar negeri.
2. Pengendalian pencemaran lingkungan (pembangunan berwawasan lingkungan, yaitu
memanfaatkan dan melestarikan SDA, meningkatkan produktifitasnya) dengan terus
melakukan penyempurnaan di berbagai bidang fishery business termasuk dalam penyediaan
sarana dan prasarana. Bagi pengusaha yang mengindahkan pengendalian lingkungan
diberikan insentif investasi.
Industrialisasi Perikanan, Kebijakan Strategis
(http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/9624/Industrialisasi-Perikanan-
Kebijakan-Strategis/?category_id=34)
ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERIKANAN

IV. Pengembangan usaha dan Hubungan


Kelembagaan
Dengan cara:
1. Investasi Perekayasaan Organisasi yang dapat diandalkan dan kompetitif
melalui pengembangan SISTEM kerjasama KEMITRAAN, agar makin
terwujud manajemen terpadu antara berbagai sub sistem fishery bisnis
Perlu kehadiran SDM yang mau merekayasa fishery bisnis di pesisir dan
pedesaan untuk menjadi agent of change menjadi pelaku fishery bisnis yang
tangguh
2. Rekayasa kelembagaan perikanan di pedesaan dan pesisir terutama
dalam menangkap peluang dan menciptakan pasar agar fishery bisnis lebih
cepat tumbuh dan berkembang, sehingga dapat menyediakan bahan mentah
yang dalam kuantitas, kualitas dan waktu yang diminta pasar, bahkan mengolah
dan memasarkannya secara luas. Diharapkan akan memberikan nilai tambah
terhadap ikan yang dihasilkan, sehingga berdampak lebih luas terhadap
perekonomian dan partisipasi masyarakat.
ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERIKANAN

V. Pengembangan SDM Agrobisnis Perikanan

SDM agrobisnis perikanan dikelompokkan menjadi dua, yaitu


pelaku langsung dan tak langsung.
a. Pelaku langsung, misalnya: pengusaha saprokan (sarana
dan prasarana produksi perikanan), nelayan,
pembudidaya ikan dan para pedagang perantara.
b. Pelaku tak langsung, misalnya: pemerintah (disebut
fasilitator)
...... Pengembangan SDM Agrobiskan
1. Pelaku Langsung
a. Tumpuan utama fishery business (bisnis berbasis perikanan / agribisnis
perikanan) terletak pada proses produksi produk primer, yaitu nelayan,
petambak, pembudidaya (pembenih, pendeder, dan pembesar) ikan.
Produsen ikan tersebut yang jumlahnya besar sebagai pelaku yang
paling menentukan, namun skala usahanya kebanyakan kecil.
Kualifikasi SDM produsen ikan tsb ironisnya yang paling lemah
dibandingkan pelaku perikanan lainnya, misalnya pedagang dan
industri perikanan. Hal ini menyebabkan tidak seimbangnya kinerja
antara sub sistem fishery bisnis lainnya. Produsen ikan sering pada
posisi yang dirugikan dan lemah karena bargaining position nya lemah.
b. Kualifikasi produsen ikan yang diperlukan a.l.:
Mampu membaca dan memanfaatkan peluang-peluang baru
Memiliki kemampuan manajerial
Mampu dan berani bernegosiasi dengan pelaku fishery bisnis lainnya
Mampu mencari dan menyerap teknologi baru
Mampu mencari dan menciptakan pasar

c. Pengembangan SDM fishery bisnis


...... Pengembangan SDM Agrobiskan

c. Pengembangan SDM fishery bisnis adalah upaya


peningkatan kapasitas pelaku fishery bisnis untuk
memajukan bisnisnya. Hal ini dapat dilakukan a.l.:
Alih teknologi dan informasi melalui diklat, penyuluhan,
bimbingan teknis produksi, manajemen, teknologi, keuangan,
hingga pemasaran.
Rekayasa kelembagaan.
DISKUSI 3 MATERI

MATERI I. KONSEP AGRIBISNIS PERIKANAN


MATERI 2. KONSEP MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS PERIKANAN
MATERI 3. ARAH PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA BISNIS PERIKANAN

Anda mungkin juga menyukai