Anda di halaman 1dari 21

PENANGGALAN & JULIAN DAY

Disampaikan dalam Pelatihan Astronomi APAO


Bandung, 16 Juni 2010
Kalender Julian
Pada kalender Julian, satu tahun secara rata-
rata didefinisikan sebagai 365,25 hari.
Angka 365,25 dapat dinyatakan dalam bentuk
(3 X 365 + 1 X 366)/4
dalam kalender Julian, terdapat tahun ka-
bisat setiap 4 tahun
Banyaknya hari dalam tahun kabisat (leap year)
adalah 366 hari, sedangkan dalam tahun biasa
(common year) adalah 365 hari.
Dalam kalender Julian, tahun kabisat di mana
bulan Februari terdiri atas 29 hari, dirumuskan
sebagai tahun yang habis dibagi 4.
Contoh tahun kabisat pada kalender Julian
adalah tahun 4, 100, 400.
Bagaimana dengan tahun negatif?
Ada perbedaan antara sejarawan dan
astronom dalam penomoran tahun.
Bagaimana dengan tahun negatif?
Bagi sejarawan, hitungan mundur tahun sebelum
tahun 1 adalah tahun 1 SM, 2 SM, 3 SM dan
seterusnya.
Sementara menurut astronom hitungan mundur
tahun sebelum tahun 1 adalah tahun 0, -1, -2 dan
seterusnya.
Tahun kabisat (leap year) yang habis dibagi 4 untuk
tahun negatif dirumuskan secara astronomis. Jadi,
yang termasuk tahun kabisat adalah tahun 8, 4, 0,
-4, -8, -12 dan seterusnya.
Bagaimana dengan tahun negatif?
Bagi sejarawan, hitungan mundur tahun sebelum
tahun 1 adalah tahun 1 SM, 2 SM, 3 SM dan
seterusnya.
Sementara menurut astronom hitungan mundur
tahun sebelum tahun 1 adalah tahun 0, -1, -2 dan
seterusnya.
Tahun kabisat (leap year) yang habis dibagi 4 untuk
tahun negatif dirumuskan secara astronomis. Jadi,
yang termasuk tahun kabisat adalah tahun 8, 4, 0,
-4, -8, -12 dan seterusnya.
Kalender Gregorian
Terjadinya perubahan kalender Julian menjadi
kalender Gregorian karena adanya selisih
antara panjang satu tahun dalam kalender
Julian (365,25 hari) dengan panjang rata-rata
tahun tropis (tropical year; 365,2422 hari).
Dalam satu tahun terdapat selisih 0,0078 hari
[=365,25 hari - 365,2422 hari] atau hanya
sekitar 11 menit.
Selisih ini akan menjadi satu hari dalam jangka
128 tahun Dalam ratusan atau ribuan
tahun, selisih ini menjadi signifikan hingga
beberapa hari.
Jika dihitung dari tahun 325 (saat Konsili
Nicaea menetapkan musim semi atau vernal
ekuinoks jatuh pada 21 Maret) sampai dengan
tahun 1582, terdapat selisih sebanyak:
(1582 - 325) X 0,0078 hari = 9,8 hari atau
hampir 10 hari!
Awal musim semi pada tahun 1582 jatuh pada
tanggal 11 Maret, bukan sekitar tanggal 21
Maret seperti biasanya Perayaan Paskah
pun maju dari yang semestinya!
Karena itulah, saat kalender Gregorian
ditetapkan, tanggal melompat sebanyak 10
hari Tanggal setelah 4 Oktober 1582
(Kamis) bukan 5 Oktober, melainkan 15
Oktober 1582 (Jumat).
Dalam kalender Gregorian, panjang rata-rata
satu tahun adalah 365,2425 hari Cukup
dekat dengan rata-rata tahun tropis sebesar
365,2422 hari.
Selisihnya dalam setahun adalah 0,0003 hari
[= 365,2425 hari - 365,2422 hari] akan
terjadi perbedaan tiga hari setelah 10.000
tahun atau satu hari setelah sekitar 3300
tahun!
Dalam kalendar Gregorian, definisi tahun kabisat
mengalami perubahan.
Tahun bukan kelipatan 100 habis yang habis dibagi
4, tahun tersebut termasuk tahun kabisat. Contoh:
tahun 1972 dan 2468 termasuk tahun kabisat.
Tahun kelipatan 100 tetapi tidak habis dibagi 400,
tahun tersebut bukan tahun kabisat. Jika habis
dibagi 400, termasuk tahun kabisat.
Jadi, tahun 1700, 1800, 1900 bukan tahun kabisat,
sedangkan tahun 1600, 2000, 2400 termasuk tahun
kabisat.
Dalam kalendar Gregorian, definisi tahun kabisat
mengalami perubahan.
Tahun bukan kelipatan 100 habis yang habis dibagi
4, tahun tersebut termasuk tahun kabisat. Contoh:
tahun 1972 dan 2468 termasuk tahun kabisat.
Tahun kelipatan 100 tetapi tidak habis dibagi 400,
tahun tersebut bukan tahun kabisat. Jika habis
dibagi 400, termasuk tahun kabisat.
Jadi, tahun 1700, 1800, 1900 bukan tahun kabisat,
sedangkan tahun 1600, 2000, 2400 termasuk tahun
kabisat.
Kalender Hijriyah (Aritmatika)
Kalender Hijriyah menggunakan peredaran bulan
rata-rata satu bulan sinodik adalah 29,530589 hari.
Jumlah hari rata-rata dalam satu tahun =
[29,530589 hari/bulan x 12 bulan] = 354,367068
hari.
Dalam kalender Hijriyah aritmatika (bukan hasil
observasi/rukyat), dalam 30 tahun (360 bulan)
terdapat 11 tahun kabisat (355 hari) dan 19 tahun
biasa (354 hari).
Kalender Hijriyah menggunakan peredaran
bulan rata-rata satu bulan sinodik adalah
29,530589 hari.
Rata-rata hari dalam satu bulan (aritmatika):
(11 X 355 + 19 X 354)/360 = 29,530556 hari.
Dalam satu bulan, selisih antara satu bulan
sinodik dengan satu bulan aritmatika adalah
0,000033 hari [=29,530589 hari - 29,530556
hari] Menjadi satu hari setelah kira-kira
lebih dari 2500 tahun!
Yang menjadi tahun kabisat setiap 30 tahun
tersebut adalah tahun ke-2, ke-3, ke-7, ke-10,
ke-13, ke-15, ke-18, ke-21, ke-24, ke-26, dan
tahun ke-29. Tambahan 1 hari dalam tahun
kabisat diberikan ke bulan terakhir (Zulhijah).

Bagaimana mencari tahun kabisat?


Tahun kabisat dapat ditentukan dengan cara membagi
tahun hijriyah yang bersangkutan dengan 30. Jika
bersisa dan sisa tersebut sama dengan salah satu dari ke
sebelas tahun kabisat, tahun itu adalah tahun kabisat.
Bagaimana mencari tahun kabisat?
Tahun kabisat dapat ditentukan dengan cara membagi
tahun hijriyah yang bersangkutan dengan 30. Jika
bersisa dan sisa tersebut sama dengan salah satu dari
ke sebelas tahun kabisat, tahun itu adalah tahun
kabisat.

Contoh:
1423 : 30 = 47 sisa 13.
1423 H adalah tahun kabisat (355 hari).
Julian Day
Perubahan dari kalender Julian menjadi
Gregorian membuat kesulitan tersendiri untuk
membandingkan peristiwa astronomis yang
terpisah dalam jangka waktu cukup lama.
Untuk mengatasinya, diperkenalkan Julian Day
Banyaknya hari yang telah dilalui sejak hari
Senin tanggal 1 Januari tahun 4713 SM (-4712)
pada pertengahan hari atau pukul 12:00:00 UT.
JD 0 = 1 Januari -4712 pada 12:00:00 UT =
1,5 Januari -4712 (karena pukul 12 menunjukkan
0,5 hari)

JD 0,5 = 2 Januari -4712 pada 00:00:00 UT


JD 1 = 2,5 Januari -4712, demikian seterusnya.
4 Oktober 1582 = JD 2.299.159,5
15 Oktober 1582 = JD 2.299.160,5
Pemahaman terhadap Julian Day sangat
penting, sebab menjadi syarat untuk dapat
menghitung posisi benda langit (bulan,
matahari, planet, dan lain-lain) yang
selanjutnya dipakai untuk menentukan bulan
baru (newmoon), waktu ibadah, dan lain-lain.
Julian Day juga menjadi dasar untuk
menentukan fenomena alam, seperti
menghitung kapan terjadinya equinox dan
solstice.
Metode untuk menghitung Julian Day untuk tanggal tertentu
adalah:
JD = 1.720.994,5 + INT(365,25*Y) + INT (30,6001*(M + 1)) + B
+D
Tahun adalah Y (Y dapat negatif, asalkan tidak lebih kecil dari
-4712).
Nomor bulan adalah M, di mana M = 1 untuk Januari, M = 2
untuk Februari dan seterusnya, hingga M = 12 untuk Desember.
Nomor hari/tanggal adalah D. D dapat pula berbentuk
pecahan. Namun perlu diperhatikan bahwa nilai maksimal D
harus menyesuaikan dengan bulan M.
Jika M > 2, M dan Y tidak berubah. Jika M = 1 atau 2, ganti
M menjadi M + 12 dan Y menjadi Y - 1.
Untuk kalendar Gregorian, hitung
A = INT(Y/100) dan B = 2 + INT(A/4) A

Contoh:
Hitunglah Julian Day untuk hari kemerdekaan RI
tanggal 17 Agustus 1945!
Jawab:

D = 17, M = 8, Y = 1945
A = INT(1945/100) = INT(19,45) = 19.
B = 2 + INT(19/4) - 19 = 2 + 4 - 19 = -13.
JD = 1720994,5 + INT(365,25 X 1945) + INT(30,6001 X 9) + (-13) +
17 = 2.431.684,5.
17 Agustus 1945 = JD 2.431.684,5
Contoh:
Tentukan selang waktu antara dua gerhana
matahari total yang terjadi pada tanggal 11
Juli 2010 dan 13 November 2012!

Jawab:
JD untuk kedua tanggal tersebut masing-
masing adalah 2.455.388,5 dan 2.456.244,5.
Selisih antara tanggal 11 Juli 2010 dan 13
Nopember 2012 adalah 856 hari.

Anda mungkin juga menyukai