Elektrogravimetri,
Coulomentri,
Polarografi
Pengertian
1. Elektrometri merupakan teknik analisis kimia
yang didasarkan pada sifat elektrokimia
suatu larutan
2. Sifat elektrokimia= sifat yang berkaitan
dengan hubungan antara sifat listrik dengan
reaksi kimia larutan
3. Sifat listrik yang dimaksud: beda potensial (E
volt), muatan listri (C coulomb), dan arus
listrik (i ampere), hubungan E, i, dan C
hubungan E, i, dan C
E i.R
E = petonsial listrik (volt) , i = kuat arus
(amper), R = tahanan listrik ohm
Q i t
Q = muatan (coulomb), t = waktu detik
satu Faraday
Satu mol elektron sama dengan 6,0221367 x 1023 buah
elektron.
Karena muatan sebuah elektron adalah 1,60217733 x
10-19 coulomb,
lmaka muatan istrik satu Faraday setara dengan
muatan sebesar :
6,0221367 x 1023 x 1,60217733 x 10-19 coulomb
= 9,64853 x 104 coulomb
9,64853 x 104 = 9,65 x 104 atau 96500coulomb mol-1.
1 Faraday (1F) = 1 mol elektron
= muatan 96500 coulomb
Reaksi kimia:
reaksi reduksi: penangkapan elektron, terjadi pada
katoda
reaksi oksidasi: pelepasan elektron, terjadi pada
anoda
Sifat elektrokimia ada 2
energi listrik digunakan untuk menjalankan reaksi
kimia
reaksi kimia yang spontan menghasilkan energi
listrik
Pada pembahasan elektrometri umumnya kita
menggunakan energi listrik untuk menjalankan
reaksi kimia
analisis secara elektrometri
2
Zn Zn E 0,76 V
o
2 2
Cu Zn Cu Zn E o
sell 1,10 V
Persamaan Nernts
2
0,059 [Zn ]
E sell E o
sell log 2
n [Cu ]
Dalam sel elektrokimia,
Reaksi redoks
Terjadi pada elektroda (katoda atau anoda):
1. elektode negatif yang disebut katode dan
elektode positif disebut anode
2. katode inilah terjadi reaksi reduksi,
sedangkan reaksi oksidasi terjadi di anode.
3. bila elektrodanya inert, maka zat yang ada
dalam larutan yang mengalami reaksi,
contoh elektroda inert adalah Pt
4. bila elektrodanya reakstif maka lektroda
tersebut, contoh Cu dan Zn
contoh metode analisis kimia yang
didasarkan pada konsep eletrokimia
Elektrogravimetri
Coulometri
Polarografi /voltametri
1. ELEKTROGRAVIMETRI
Pengertian
Elektrogravimetri
adalah analisis suatu zat berdasarkan
pengukuran massa zat yang dihasilkan
dari proses elektrokimia (elelektrolisis)
Prinsip elektrogravimetri
Konsep elektrolisis, yaitu menggunakan
tenaga listrik (potensial listrik) untuk
keberlangsungan reaksi kimia (reduksi pada
katoda dan oksidasi pada anoda)
Zat yang dianalisis umumnya adalah ion logam
yang dapat mengalami reduksi pada katoda
padat inert membentuk endapan yang dapat
ditimbang beratnya.
Reduksi air pada katoda :
2 H+ + 2 e H2 (larutan asam)
2 H2O + 2 e H2 + 2 OH- (larutan basa)
Oksidasi air pada anoda :
2 H2O O2 + 4 H+ + 4 e (larutan asam dan
larutan basa)
Potensial Dekomposisi (ED)
Anoda, oksidasi :
2H2O 4H+ + O2+ 4e Eo= -1,23 Volt
Reaksi total
Cu2++ 2H2O Cu(s) + 4H+ + O2 Eosel = -0,89 Volt
Perhitungan
hukum Faraday : 1 Faraday = 96.500 coulomb
Ar
xi xt
m n gram
96.500
penerapan elektrogravimetri untuk
pemisahan ion logam
Elektrolisis larutan mengandung lebih dari 1
kation, misalnya Ag+, Cu2+, dan Cd2+
Permasalahannya adalah bagaimana
menggunakan potensial E yang dapat
mengendapkan 1 logam tanpa mengendapkann
logam lain
Untuk keperluan ini telah dikembangkan teknik
pengendalian potensial, dalam hal ini digunakan
nilai potensiual secara berubah sesuai dengan
nilai potensial logam yang dianalisis.
Jika campuran ion dielektrolisis, dengan kuat
arus konstan, pada katoda akan terjadi reaksi
reduksi pertama terhadap ion positif dengan
potensial elektroda yang paling besar.
Metode Elektrogravimetri
Elektrogravimetri dengan kuat arus konstan
(Elektrogravimetri Sederhana)
Prinsip pengukuran
Jumah zat yang bereaksi didasarkan pada pengukuran
arus dan waktu yang digunakan.
Ini berbeda dengan elekrogravimetri dimana
pengukuran jumlah zat yang bereaksi dilakukan dengan
penimbangan. Oleh sebab itu pada coulometri dapat
mengukur kadar /konsentrasi kecil
Metode coulometri
Teknik jumlah arus tetap: pada teknik ini
penentuan kadar zat didasarkan pada
lamanya proses analisis (ini yang dipelajari)
Teknik jumlah voltase tetap atau dalam hal
ini arus yang terjadi berubah secara
eksponensial dari besar hingga mendekati
nol
Prinsip Kerja Metode Coulometri
1. Proses langsung dimana reaksi zat yang dianalisis terjadi
di elektroda. Dalam hal ini zat yang dianalisis langsung
mengalami reduksi di katoda
Arus yang terukur adalah arus yang berkaitan dengan reaksi
reduksi analit
Pengukuran waktu analisis didasarkan pada pengamatan gas
yang terjadi
Contoh pada penetapan Cu2+ dengan elektroda Pt
Katoda
Cu2+ (aq) + 2e Cu(s) Eo = 0,34 V
Anoda
2H2O (l) 4H+ (aq) + O2 (g) + 4 e Eo = - 1,23 V
2. Proses tak langsung dimana reaksi yang
terjadi di elektroda adalah zat lain yang
nantinya akan bereaksi dengan analit.
Pada proses ini zat yang dianalisis akan
mengalami oksidasi, tetapi ada zat lain yang
teroksidasi sebagai mediator yang nantinya
akan bereaksi dengan analit dalam bentuk
reaksi redoks.
Titik ekivalen dapat ditunjukkan dengan zat
indikator
Arus yang terukur berkaitan dengan reaksi
oksidasi zat mediator yang sebanding dengan
analit
Contoh
pada penentuan H2S dengan mediator ion
bromida, maka reaksinya
Anoda/oksidasi :
Br- (aq) Br2 (g) Eo =- 1,07 Volt
Katoda/reduksi :
2H2O (l)+ 2 e 2OH- + H2 (g) Eo = -0,83
Vol
Kemudian : Br2 + H2S + 2 H2O S + 2 Br- + 2H3O+
Dalam reaksi ini Br2 ekivalen dengan H2S, sehingga
arus yang terlibat pada reaksi oksidasi ion Br juga
sebanding dengan arus untuk oksidasi H2S
Pada teknik ini penenuan waktu yang
digunakan untuk analisis dapat dilihat dari
perubahan warna indikator
Contoh
Penentuan konsentrasi K2Cr2O7 ditentukan
dengan cara titrasi coulometri. Sebanyak 20
ml sampel K2Cr2O7 ditambahkan larutan
Fe(III).
Ternyata proses reduksi K2Cr2O7 terjadi
secara sempurna (adanya perubahan warna
larutan) setelah 25 menit dengan
menggunakan arus 200 mA.
Persamaan reaksi reduksi katoda
Fe3+ + e Fe2+
Persamaan reaksi titrasi /reaksi redoks
Cr2O7= +6Fe2++ 14 H+ 2Cr3++6Fe3+ + 7H2O
Dketahui muatan 1 C = 1 ekivalen
Pengertian
Polarografi adalah metode analisis yang
didasarkan pada teknik elektrolisis (penggunaan
potensial listrik E untuk menjalankan reaksi kimia
sehingga menghasilkan arus yang dapat dideteksi
Potensal E yang digunakan bersifat meningkat
dari 0 s/d 2 volt
Data yang dihasilkan berupa POLAROGRAM =
kurva hubungan antara arus yang dihasilkan
dengan potensial E yang digunakan (gb. 2)
Katoda reduksi :
Cd2 + 2 e Cd(Hg) Eo = - 0,41 V
Anoda, oksidasi :
Hg(s) + 2 Cl- (aq) Hg2Cl2 (s)Eo = + 0,25V
Reaksi total:
Contoh Soal
Suatu sampel mengandung timbal dianalisis
secara polarografi klasik menghasilkan arus
difusi sebesar 1 A. Untuk dapat menentukan
konsentrsainya maka dilakukan larutan
standar Pb 0,00004 M dan dihasilkan arus
difusi sebesar 1,5 A. Tentukan konsentrasi Pb
dalam sampel
Polarografi Modern
Perkembangan polarografi klasik adalah polarografi
modern yang dikenal dengan polarografi denyut. Ada 2
jenis polarografi denyut, yaitu polarografi denyut
normal PDN dan polarografi denyut diferensial PDD
Telah diketahui bahwa dalam analisis polarografi, maka
singal yang terukur adalah arus difusi. Arus ini sering
diganggu oleh arus lain misalnya arus kapasitas
(perbedaan muatan pada tetes merkuri). Untuk
mengeliminasi arus tersebut dikembangkan jenis
polarografi denyut
Polarografi denyut didasarkan pada teknik dimana
disamping adanya potensial yang digunakan untuk
reaksi Eapp juga diberikan sejumlah kecil potensial (5
100 mV) dalam waktu singkat ( 5 100 detik)
Polarografi Denyut Normal PDN
(Pengembangan Polarografi Klasik)
Penggunaan voltase pada PDN dibuat tetap (dibawah E
reduksi)
Pemberian voltase dalam bentuk pulsa/denyut
diberikan pada periode waktu menjelang tetes berakhir
(5 100 mV) dalam beberapa detik (5 100 detik)
Pengukuran arus dilakukan setelah pemakaian denyut
(Gb.3) disebut Id
Akibat pengukuran arus yang demikian adalah
terbentuknya polargram bentuk gelombang
Persamaan matematik yang menghubungkan nilai
arus difusi, konsentrasi, dan waktu pemberian denyut
adalah