Anda di halaman 1dari 10

OBAT ANTI-DEPRESI

Sinonim : Thymoleptics, Psychic Energizer,


Anti Depressants, Anti Depresan.
Obat acuan : Amitryptiline
1. Sediaan Obat Anti-Depresi
a. Amitryptyline
Sediaan : 25 mg
Dosis anjuran : 75 150 mg/h
b. Amoxapine
Sediaan : Tab 100 mg
Dosis anjuran : 200 300 mg/h
c. Tianeptine
Sediaan : Tab 12,5 mg
Dosis anjuran : 25 50 mg/h
d. Glomipramine
Sediaan : Tab 25 mg
Dosis anjuran : 75 100 mg/h
e. Imipramine
Sediaan : Tab 25 mg
Dosis anjruan : 75 -150 mg/h
f. Moclobamide
Sediaan : Tab 150 mg
Dosis anjuran : 300 600 mg/h
g. Maprotiline
Sediaan : Tab 10, 25, 50, 75
Drops 2%- 5 mL
Ampul 25 mg 5 mL
Dosis anjuran : 75 150 mg/h
h. Mianserin
Sediaan : Tab 10, 30 mg
Dosis anjuran : 30 60 mg/h
i. Sertaline
Sediaan : Tab 50 mg
Dosis anjuran : 50 100 mg/h
j. Trazodone
Sediaan : Tab 50, 100 mg
Dosis anjuran : 100 200 mg/h
k. Paroxetine
Sediaan : Tab 20 mg
Dosis anjuran : 20 40 mg/h
l. Flovoxamine
Sediaan : Tab 50, 100 mg
Dosis anjuran : 50 100 mg/h
m. Fluoxetine
Sediaan : Cap 10 20 mg
Dosis anjuran : 20 40 mg/h
n. Citalooram
Sediaan : Tab 20 mg
Dosis anjuran : 20 60 mg/h
o. Mirtazapine
Sediaan : Tab 30 mg
Dosis anjuran : 15 45 mg/h
2. Penggolongan Obat
a. TRISIKLIK = TRICYLIC ANTI-DEPRESSANTS (TCA)
ex : Amitryptyline, Imipramine, Clomipramine,
Tianeptine, Opipramol.
b. TETRASIKLIK
ex : Maproptiline, Mianserin, Amoxapine.
c. MAOI REVERSIBLE
ex : Moclobemide
d. ATYPICAL
ex : Trazodone, Tianeptine, Mirtazapine
e. SSRI (Selective Serotonine Reuptake Inhibitor)
ex : Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine,
Citalooram
3. Mekanisme kerja
a. menghambat reuptake aminergic neurotrasmitter
b. menghambat penghancuran oleh enzim monoamine
oxidase sehingga terjadi peningkatan jumlah
aminergic neurotansmitter pada sinaps neuron di
SSP.
4. Profil efek samping
a. Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,
kinerja psikomotor menurun, dan kemampuan kognitif
menurun).
b. Efek antikolinergic (mulut kering, retensi urin,
penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia, dll)
c. Efek anti adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)
d. Efek neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi,
insomnia).
5. Pengaturan Dosis
a. Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan :
onset efek primer : sekitar 2-4 minggu
onset efek sekunder : sekitar 12-24 jam
waktu paruh : 12-48 jam (pemberian 1-2 x)
b. Ada 5 proses dalam pengaturan dosis :
Initiating dosage (test dose) untuk mencapai dosis anjuran selama
minggu I
misalnya, Amitriptyline 25 mg/h = hari 1 dan 2
50 mg/h = hari 3 dan 4
100 mg/h = hari 5 dan 6
Titrating dosage (optimal dose) mulai dosis anjuran sampai mencapai
dosis efektif (dosis optimal)
misalnya, Amitriptyline 150 mg/h = hari 7 s/d 14 (minggu II), 200 mg/h
(minggu III), 300 mg/h (minggu IV)
Stabilizing dosage (stabilization dose), dosis optimal diperthankan selama 2-3
bulan. Misalnya, amitriptyline 300 mg/h dosis optimal 2-3 bulan, diturunkan
sampai dosis pemeliharaan.
Maintaining dosage (maintenance dose) selama 3-6 bulan. Biasanya dosis
pemeliharaan dosis optimal. Misalnya, Amitriptyline 150 mg/h 3-6 bulan/
Tapering dosage (tapering dose) selama 1 bulan. Misalnya amitriptyline 150
mg/h, 100 mg/h (1 minggu), 75 mg/h (1 minggu), 50 mg/h (1 minggu), 25
mg/h (1 minggu).

6. Kontraindikasi
a. PJK, MCI, Khususnya pada usia lanjut
b. Glaukomas, Retensi urin, Hipertrofi prostat, Gangguan
fungsi hati, epilepsi
c. Pada penggunaan obat Lithium, kelainan fungsi
jantung, ginjal dan kelenjar thyroid.
d. Wanita hamil.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai