Anda di halaman 1dari 49

ANALISA ANGIN

Oleh
DESKA ADI PRATAMA 1415011041

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
PENDAHULUAN

Dalam sebuah perancangan bandar


udara, terutama dalam perencanaan arah
landasan pacu, diperlukan analisis angin
karena gerakan pesawat sangat
dipengaruhi oleh kondisi angin.
DEFINISI ANGIN
Menurut wikipedia bahasa indonesia, angin
adalah aliran udara dalam jumlah yang
besar diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga
karena adanya perbedaan tekanan udara
di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke bertekanan
udara rendah.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan dan perancangan
bandar udara adalah penentuan arah
landasan pacu yang memungkinkan di
lokasi rencana pembangunan
berdasarkan hasil analisi dan kecepatan
angin.
Data arah dan kecepatan angin dapat
diperoleh dari stasiun meteorologi
terdekat dengan rencana lokasi bandara
merupakan pendekatan terbaik untuk
mengetahui karakteristik dan pola arah
angin di rencana lokasi bandar udara,
karena ketersediaan data-series yang bisa
mencakup rentang waktu yang lama.
Selain itu, besar dan kecilnya kecepatan
angin dominan akan mempengaruhi
penetapan jenis pesawat yang dapat
dioperasikan
Pada umumnya dipergunakan data-series
dengan cakupan waktu 5 tahun terakhir
telah mampu menunjukkan kondisi wilayah
kajian secara reliabel dan konsisten.
PEMBAGIAN MATA ANGIN

0 (Utara) 202,5 (Selatan Barat Daya)


22,5 (Utara Timur Laut) 225 (Barat Daya)
45 (Timur Laut) 247,5 (Barat Barat Daya)
67,5 (Timur Timur Laut) 270 (Barat)
90 (Timur) 292,5 (Barat Barat Laut)
112,5 (Timur Tenggara) 315 (Barat Laut)
135 (Tenggara) 337,5 (Utara Barat Laut)
157,5 (Selatan Tenggara)
180 (Selatan)
SKALA BEAUFORT

Skala Beaufort adalah ukuran empiris


yang berkaitan dengan kecepatan angin
untuk pengamatan kondisi di darat atau
di laut. Skala ini ditemukan oleh Francis
Beaufort pada tahun 1805. Beaufort
mengukur kecepatan angin dengan
menggambarkan pengaruhnya pada
kecepatan kapal dan gelombang air laut.
Skala Beaufort menggunakan angka dan
Semakin besar angka skala Beaufort, maka
semakin kencang angin berhembus dan
bahkan bisa semakin merusak. Skala
Beaufort dimulai dari angka 1 untuk
embusan angin yang paling tenang sampai
angka 12 untuk embusan angin yang dapat
menyebabkan kehancuran. Skala Beaufort
tetap berguna dan dipakai sampai
sekarang. (Wikipedia, 2013)
PEMBAHASAN

JENIS ANGIN
ANGIN YANG MEMPENGARUHI SEBUAH PESAWAT DI
BAGI MENJADI 3 JENIS :

1. ANGIN HALUAN ATAUHEAD WIND


2. ANGIN BURITAN ATAU TAIL WIND
3. ANGIN SISI ATAU CROSSWIND
Angin haluan atau Head wind adalah
angin yang bertiup berlawanan arah
dengan gerakan pesawat. Landasan
yang diperlukan lebih pendek jika bertiup
angin haluan karena gaya uplift pesawat
menjadi semakin besar.
Angin buritan (tail wind) adalah angin
yang bertiup searah dengan arah
gerakan pesawat. Landasan yang
dibutuhkan menjadi lebih panjang.
Angin sisi (cross wind) adalah angin yang
bertiup dengan arah tegak lurus arah
pesawat. Angin ini sangaat berbahaya
bagi penerbangan karena dapat
melemparkan pesawat ke samping.
Pada saat pesawat mendarat dan lepas landas
pesawat terbang diusahakan tidak menerima
komponen angin yang tegak lurus arah bergeraknya
pesawat (cross wind) yang berlebihan. Cross wind yang
berlebihan dapat mengakibatkan pesawat terdorong
keluar, yang dapat membahayakan penerbangan.
Besarnya cross wind yang dapat diterima oleh sebuat
pesawat terbang dipengaruhi oleh ukurang pesawat
dan susunan sayap.
ICAO menetapkan besarnya cross wind maksimum yang di
izinkan berdasarkan panjang landasan pacu standar (ARFL) dari
pesawat rencana. Penentuan arah landas pacu yang
dipersyaratkan oleh ICAO adalah bahwa arah landas pacu
sebuah bandar udara harus diorientasikan sehingga pesawat
udara dapat mendarat dan lepas landas paling sedikit 95% dari
seluruh komponen angin yang bertiup. Cross wind yang terjadi
haruslah lebih kecil dari cross windmaksimum yang diizinkan.
MAWAR ANGIN

ANALISA ANGIN YANG DIGUNAKAN ADALAH WINDROSES ATAU


MAWAR ANGIN.
Definisi dan Penjelasan

Mawar angin adalah salah satu cara


menggambarkan data angin secara
grafis. Dengan mawar angin dapat dilihat
apakah angin dengan arah dan
kecepatan tertentu mempunyai cross
wind yang melampaui batas cross wind
maksimum atau tidak
Wind rose memberikan gambaran ringkas
namun sarat akan informasi tentang
bagaimana arah dan kecepatan angin
terdistribusi pada sebuah lokasi atau area.
Windrose menampilkan frekuensi dari arah
mana angin berhembus. Panjang dari
masing-masing kriteria yang mngelilingi
lingkaran diasumsikan sebagai frekuensi
waktu dimana angin berhembus dari arah
tertentu.
Analisis arah angin (windrose analysis) merupakan hal yang sangat
esensial guna penentuan arah landas pacu. Berdasarkan
rekomendasi dari ICAO, arah landas pacu sebuah bandar udara
secara prinsip diupayakan sedapat mungkin harus searah dengan
arah angin yang dominan. Pada saat pesawat udara mendarat
atau lepas landas, pesawat udara dapat melakukan pergerakan di
atas landasan pacu sepanjang komponen angin yang bertiup
tegak lurus dengan bergeraknya pesawat udara (cross wind) tidak
berlebihan. Beberapa referensi ICAO dan FAA menyatakan bahwa
besarnya cross wind maksimum yang diperbolehkan bergantung
pada jenis dan ukuran pesawat yang beroperasi, susunan sayap
dan kondisi permukaan landasan pacu.
http://jjwidiasta.wordpress.com, 2011)
ANALISA WINDROSES
Melakukan evaluasi terhadap kualitas data dan berkonsultasi
dengan institusi sumber data (di Indonesia dilakukan oleh BMKG-
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) dalam hal tata cara
pencatatan atau pendataannya, untuk mengetahui perilaku dan
karakteristik data yang akan diolah.
Melakukan pemilihan data yang akan dipakai untuk data terpakai.
Membagi masing-masing data ke dalam beberapa kecepatan
sehingga menjadi enam kelompok sesuai ketentuan ICAO, yaitu:
1. Kecepatan kurang dari 4 knot
2. Kecepatan antara empat hingga 10 knot
3. Kecepatan antara 10 hingga 13 knot
4. Kecepatan antara 13 hingga 20 knot
5. Kecepatan antara 20 hingga 40 knot, dan
6. Kecepatan lebih dari 40 knot.
Membagi masing-masing data dalam setiap kelompok ke dalam arah
angin per 10 derajat untuk mengelompokkan data terhadap arah angin.
Membuat matrik arah angin terhadap kecepatan angin, sehingga
didapatkan sejumlah data untuk masing-masing arah dan kelompok
kecepatan tertentu.
Membuat windrose type-1, terkait dengan prosentase jumlah data
terhadap arah angin yang dominan
Membuat windrose type-2, terkait dengan prosentase jumlah data
terhadap arah dan kecepatan angin sesuai matrik.
Berdasarkan data dan metode pengolahan tersebut di atas didapatkan
besarnya prosentase arah angin yang dominan pada kecepatan angin
yang telah ditentukan serta jumlah frekuensi untuk masing-masing
kecepatan tersebut. Untuk operasi bandara selama 24 jam, maka analisis
wind rose dilakukan selama pencatatan data 24 jam dan jika operasi
bandara nantinya direncanakan hanya siang hari jam 06.00 s.d 18.00
waktu setempat maka analisis windrose juga dilakukan pada rentang
waktu tersebut.
Dalam hal ini dilakukan analisis untuk kondisi 24 jam tersebut sehingga akan
didapatkan gambaran kondisi arah dan kecepatan angin maupun
usability factor yang terjadi. Persentase arah dan kecepatan angin untuk
operasi bandara selama 24 jam dari hasil analisis wind rose pada umumnya
disajikan dalam Tabel Perhitungan usability factor dan Gambar Wind rose.
Contoh Perhitungan
Mengelompokkan data-data kecepatan angin berdasarkan arah
angin yang terdapat dalam data.
Kelompokkan frekuensi kecepatan angin berdasarkan
rentangan yang telah ditentukan. Besaran kecepatan angin
dibagi menjadi 5 kelas dengan rentang masing-masing 2 dan
didapat hasil pengelempokkan kecepatan angin sebagai
berikut: 0,51-2,50 ; 2,51-4,50 ; 4,51- 6,50 ; 6,51- 8,50 ; 8,51-10,50.
Tentukan Persentase Frekuensi Masing-Masing Kelompok Kecepatan
Angin.
Sebelumnya kita buat template berbentuk persegi panjang
.Contoh ukuran template dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Masukkan data angin ( dari tabel data angin ) ke dalam
wind rose seperti gambar dibawah ini.
Langkah selanjutnya yaitu plot setiap 10 deg mulai
dari 00-180 deg. Semakin banyak putaran hasilnya
semakin detail dan benar.
PLOT 1 (00 180)
Perhitungan Kecepatan Rata-Rata
Hasil Akhir
Tutorial Penggunaan Windrose untuk
Penentuan Arah Landasan Pacu

Alat dan Bahan

Hal yang diperlukan untuk melakukan analisis orientasi landas pacu bandar udara menggunakan
diagram mawar angin diantaranya:

1. Data frekuensi angin yang telah disortir dalam bentuk tabel berdasarkan kelas interval
nilai kecepatan angin (dalam satuan mph atau knot) dan arahnya (16 penjuru arah mata
angin) seperti contoh berikut.

Gambar 2 Tabel data angin.


1. Program aplikasi komputer yang bisa digunakan untuk menggambar 2D dengan skala dan
juga bisa digunakan untuk menghitung luasan bentuk geometri yang digambar. Bisa
digunakan aplikasi CAD seperti AutoCAD, LibreCAD, QCad, dan lain sebagainya.
2. Program aplikasi hitung dengan spreadsheet. Bisa menggunakan LibreOffice Calc atau
Microsoft Excel.
1. Membuat Concentric Circle Diagram

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat diagram lingkaran konsentris seperti
Gambar 3 di bawah. Garis-garis lingkaran haruslah digambar dengan skala, karena setiap garis
menginterpretasikan besaran kecepatan angin. Titik acuan dalam menggambar adalah titik pusat
lingkaran. Dengan mengacu pada tabel data angin pada Gambar 2 sebagai contoh, maka pusat
lingkaran adalah nol, garis lingkaran paling dalam (warna kuning) merupakan skala 4 mph,
digambar dengan radius 4 unit. Garis lingkaran kedua (warna merah) merupakan skala 15 mph,
dan seterusnya sampai lingkaran ungu. Nilai ini berdasarkan batas interval kecepatan angin pada
tabel data angin. Sehingga daerah antara garis lingkaran merah dengan hijau pada arah utara (N)
merupakan tempat untuk mencatat persentase angin yang bertiup ke arah utara dengan kelas
interval kecepatan 15-31 mph, yakni 2,4 persen (lihat Gambar 3). Isikan semua nilai persentase
pada tabel ke dalam diagram lingkaran konsentris ini sesuai arah dan kelas intervalnya.
Apabila sudah memiliki gambar diagram mawar angin ini dalam bentuk berkas yang bisa dibaca
dan disunting di aplikasi CAD, Anda hanya perlu mengganti data persentase yang ada kemudian
mengukur jarak garis-garis lingkaran, diukur dari pusat lingkaran. Hal ini perlu dilakukan agar
diketahui skala yang digunakan. Hitung dan catat skala garis-garis tersebut.

2. Membuat Radial Lines

Radial lines digunakan untuk memotong daerah-daerah berisi data persentase atau frekuensi
angin yang dikelompokkan sesuai arah dan kelas interval nilai kecepatannya. Dimensi persegi
panjang radial lines ditentukan berdasarkan nilai angin silang (cross wind) yang diizinkan sesuai
ketentuan dari ICAO (baca materi ringkasnya disini). Sebagai contoh digunakan 23 mph (20
knot), maka lebar persegi diukur dari garis tengahnya adalah 23 unit disesuaikan dengan skala
ketika menggambar diagram wind rose pada tahap pertama. Pada Gambar 4 radial lines
bewarna biru muda atau cyan.
3. Proses Overlaying

Setelah membuat diagram mawar angin dan radial lines, tahap selanjutnya adalah menghitung
luas semua daerah berisi data angin (anggaplah berbentuk juring) yang masuk ke dalam luasan
persegi panjang radial lines. Dengan kata lain, radial lines berfungsi untuk mengiris luasan
juring pada diagram mawar angin (proses overlaying). Masing-masing luas bagian juring
dimasukkan ke dalam tabel hitung pada Microsoft Excel atau LibreCalc.
4. Membuat Tabel Hitung

Berbeda dengan diagram mawar angin yang dibuat berdasarkan 16 penjuru arah mata angin,
radial lines yang menginterpretasikan rencana arah landas pacu pesawat akan diputar setiap 10
derajat. Berurutan sesuai arah jarum jam.

Sebelum melakukan perhitungan persentase arah landas pacu, perlu dibuat terlebih dahulu
beberapa tabel hitung untuk input data dari hasil pengukuran luas juring serta perhitungan
persentase terpakai. Tabel hitung ini dapat terdiri dari:

1. tabel data angin sebagai tabel referensi utama dalam perhitungan,


2. tabel luas juring utuh untuk masing-masing kelas interval data angin,
3. tabel luas juring teriris untuk memasukkan data luas juring hasil pengukuran
menggunakan aplikasi CAD.
4. tabel perhitungan penentu arah landas pacu dibuat sebanyak jumlah putaran per 10
derajat.

Tabel data angin berisi data yang digunakan dalam pembuatan diagram mawar angin, tabel
luas juring teriris diisi dengan hasil pengukuran luas juring pada proses overlaying dengan
aplikasi CAD, sedangkan tabel luas juring utuh dan tabel perhitungan tiap putaran radial
lines diisi dengan rumus perhitungan. Contoh format tabel-tabel tersebut seperti berikut.
5. Menghitung Luas Juring Utuh

Luas juring utuh untuk masing-masing daerah kelas interval kecepatan angin dihitung dengan
prinsip-prinsip geometri sederhana.
Dengan demikian, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

dimana, merupakan luasan juring untuk kelas interval kecepatan , merupakan diameter
lingkaran batas atas interval dan merupakan diameter batas bawah interval.
KESIMPULAN

Prevailing wind adalah persentase arah angin paling


banyak. Berdasarkan tabel di atas persentase frekuensi
kecepatan angin terbesar yaitu dari arah Timur dengan
nilai sebesar 31,52% sehingga arah Timur merupakan
prevailing wind.Kecepatan rata-rata pada prevailing
wind adalah sebesar 4,88 m/s . Down wind merupakan
lawan arah dari prevailing wind sehingga Barat
merupakan down wind.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru. 1986. Merancang dan Merencana Lapangan Terbang. Bandung. Alumni
Fahmy Ardhiansyah. 2010. Wind Rose, http://jagunglimabelas.blogspot.co.id/2010/04/windrose-
introduction.html (diakses 20 September 2017)
Godam. 2008. Definisi/Pengertian Angin Dan Teori Proses Terjadinya Angin, http://www.organisasi.org
/1970/01/definisi- pengertian-angin-dan-teori-proses-terjadinya-angin-ilmu- pengetahuan- alam.html
(diakses 20 September 2017)
Wikipedia. 2013. Skala Beaufort. https://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Beaufort (diakses 20 September 2017)
JJ, Widi. 2011. Windrose Analysis. http://jjwidiasta.wordpress.com/2011/08/01/windrose- analysis/ (diakses
20 September 2017)
Priyono, Rahmat. 2012. Wind Rose (Diagram Mawar Angin), http://rahmat-priyono.blogspot.co.
id/2012/11/wind-rose-diagram-mawar-angin.html. (diakses 20 September 2017).
Fadholi, Akhmad. 2013. Analisis Data Arah dan Kecepatan Angin Landas Pacu (Runway) Menggunakan
Aplikasi Wind Rose Plot (WRPLOT). Ilmu Komputer Volume 9 : 2.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=178259&val=4570&title=Analisis%20Data%
20Arah%20Dan%20Kecepatan%20Angin%20Landas%20Pacu%20(Runway)%20Menggunakan%20A
plikasi%20Windrose%20Plot%20(Wrplot). (diakses 20 September 2017).
Hongkong, Government.2013. Beaufort WindScale.
http://www.hko.gov.hk/education/edu01met/wxobs/beauforte.html. (diakses 20 September 2017)
Horenjeff, Robert et al. 2010. Planning and Design of Airport Fifth Edition. McGraw-Hill. USA.

Anda mungkin juga menyukai