PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN POKOK ILMU EKONOMI
REGIONAL
PERANAN RUANG DALAM ANALISIS
EKONOMI
KONSEP WILAYAH SEBAGAI REPRESENTASI
RUANG
PENGERTIAN DAN KONSEP WILAYAH
 PENGERTIAN ILMU EKONOMI REGIONAL
TUJUAN ILMU EKONOMI REGIONAL
MANFAAT ILMU EKONOMI REGIONAL
SIFAT ILMU EKONOMI REGIONAL
MODEL EKONOMI REGIONAL
ASUMSI YANG MELANDASI ANALISIS
KETERKAITAN ILMU EKONOMI REGIONAL
DENGAN ILMU LAIN
LATAR BELAKANG
CABANG ILMU EKONOMI YANG RELATIF
BARU BERKEMBANG ABAD 20 ATAU 19;
KELEMAHAN : ANALISIS ILMU EKONOMI
TRADISIONAL YANG MENGABAIKAN
DIMENSI LOKASI DAN RUANG (SPACE)
AKIBATNYA : ANALISIS ILMU EKONOMI
MENJADI KURANG REALISTIS DAN
OPERASIONAL ANGLO SAXON BIASE
ASPEK LOKASI DAN RUANG DALAM
ANALISIS EKONOMI MIKRO
PENEKANAN PADA PENENTU AN DAN
ANALISIS LOKASI DARI KEGIATAN
PRODUKSI, PERMINTAAN, DAN PENGUASAAN
AREAL PASAR TEORI LOKASI
DIMENSI RUANG DALAM ANALISIS EKONOMI
YANG LEBIH KOMPREHENSIF, MULA MULA
DILAKUKAN OLEH WALTER ISARD (1956)
LOCATION AND SPACE ECONOMY
DIMENSI RUANG DALAM ANALISIS YANG
BERSIFAT PARSIAL DAN DALAM KERANGKA
ANALISIS KESEIMBANGAN UMUM
(GENERAL EQUILIBRIUM FRAMEWORK)
PEMBAHASAN IER : PENGARUH ASPEK
LOKASI DAN RUANG DALAM ANALISIS DAN
PENGAMBIL AN KEPUTUSAN EKONOMI.
PERMASALAHAN POKOK

TIGA PERTANYAAN POKOK ILMU EKONOMI

TRADISIONAL : WHAT, HOW, DAN WHO
APA (WHAT)YANG AKAN DIPRODUKSI
BAGAIMANA (HOW) DIPRODUKSI
SIAPA (WHO) PENGGUNA HASIL
PRODUKSI
ILMU EKONOMI MODEREN : WHAT, HOW,
DAN WHO + WHEN
PERTANYAAN : DIMANA (WHERE) KEGIATAN
PRODUKSI HARUS DILAKUKAN DAN UNTUK
MEMENUHI PERMINTAAN DIMANA?
APA PENTINGNYA PERTANYAAN TERSEBUT
UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN : AHLI
EKONOMI REGIONAL MEMASUKKAN UNSUR
LOKASI DAN RUANG DALAM ANALISIS
EKONOMI
FOKUS EKONOMI REGIONAL : PENGARUH
LOKASI DAN RUANG DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN EKONOMI DAN BISNIS
PERANAN RUANG DALAM ANALISIS
EKONOMI

ANALISIS EKONOMI MIKRO, UNSUR RUANG

MUNCUL DALAM BENTUK :
ANALISIS LOKASI PERUSAHAAN (UNIT
PRODUKSI)
LUAS AREAL PASAR
KOMPETISI DAN PENENTUAN HARGA
ANTAR TEMPAT
ANALISIS EKONOMI MAKRO, UNSUR RUANG
MUNCUL DALAM BENTUK :
ANALISIS KONSENTRASI INDUSTRI
MOBILITAS INVESTASI
 FAKTOR PRODUKSI ANTAR DAERAH
PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL
KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR
DAERAH
ANALISIS PUSAT PERTUMBUHAN
VARIABEL PENTING UNSUR RUANG DALAM
ANALISIS EKONOMI REGIONAL :
ONGKOS ANGKUT
PERBEDAAN STRUKTUR DAN POTENSI
SOSEK ANTAR WILAYAH
INTERAKSI SOSEK ANTAR WILAYAH
KONSEP WILAYAH SEBAGAI
REPRESENTASI RUANG

WILAYAH : SUATU KESATUAN RUANG YANG

DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN UNSUR
TERTENTU TERGANTUNG DARI TUJUAN
ANALISIS. UNSUR TERTENTU MELIPUTI :
KONDISI SOSEK
KETERKAITAN ANTAR WILAYAH

TERDAPAT BERBAGAI TIPOLOGI WILAYAH

BEBERAPA KONSEP DAN DEFINISI

A region is a large sized territory that encompasses many places, all

or most of which share attributes that differ from attributes of places
that make up a different region.

An area delineated on the basis of general homogeneity land

character and occupancies.
A complex of land, water, air, plant, animal and man regarded in their
special relationships as together constituting a definite characteristic
portion of the earths surface.

A geographic area unified culturally, unified at first economically and

later by consensus of thought, education, recreation etc, which
distinguishes it from other areas.
A region is a unit of the earths surface that contains distinct patterns of
physical features or of human development.
KONSEP TENTANG WILAYAH

GEJALA ALAMIAH

KONSTRUKSI KONSTRUKSI
MENTAL
 WILAYAH (= REGION)..?
Dua cara pandang:
a. Pandangan subyektif: wilayah merupakan
sarana untuk mencapai tujuan; hanya berupa
buah pikiran; suatu model untuk membantu
mempelajari (bagian) permukaan bumi,
didefinisikan menurut kriteria tertentu.
b. Pandangan obyektif: wilayah adalah nyata ada,
merujuk pada bagian permukaan bumi; wilayah
alamiah (natural regions): apa yang tertangkap
oleh indera mata, tanpa intervensi pikiran.
 Isard (1975): Wilayah adalah areal dengan
batas-batas tertentu yang memiliki arti
(meaningful) karena adanya masalah-masalah
yang ada di dalamnya, khususnya karena
menyangkut permasalahan sosial.
Nasoetion (1990): wilayah dapat didefinisikan
sebagai unit geografis dengan batas-batas
spesifik (tertentu) dimana komponen-
komponen wilayah tersebut (sub wilayah) satu
sama lain saling berinteraksi secara
fungsional.
 Definisi Wilayah
Unit geografis
Dengan batas-batas spesifik (tertentu)
Konsep Mental yang diciptakan manusia tentang
cara pandangnya atas unit geografis
Memiliki arti (meaningful) dalam pendeskripsian
fenomena, perencanaan dan pengelolaan
sumberdaya pembangunan untuk manusia
Memiliki arti (meaningful) jika ada keterkaitan
antara ruang fisik dan manusia
 Konsep-konsep wilayah
Tidak ada konsep wilayah yang benar-benar
diterima secara luas.
Para ahli cenderung melepaskan perbedaan-
perbedaan konsep wilayah terjadi sesuai
dengan fokus masalah dan tujuantujuan
pengembangan wilayah.
 Konsep-konsep wilayah
Tidak ada konsep wilayah yang benar-benar
diterima secara luas.
Para ahli cenderung melepaskan perbedaan-
perbedaan konsep wilayah terjadi sesuai
dengan fokus masalah dan tujuantujuan
pengembangan wilayah.
 Beberapa Konsep Wilayah
Johnston (1976):
(1) formal region
(2) functional/nodal region
Richardson (1969); Hagget et al. (1977)
(1) uniform/homogeneous region
(2) nodal region
(3) planning/programming region
Blair (1991): nodal functional region
 Beberapa Konsep Wilayah

Johnston (1976):
(1) formal region
(2) functional/nodal region
Richardson (1969); Hagget et al. (1977)
(1) uniform/homogeneous region
(2) nodal region
(3) planning/programming region
Blair (1991): nodal functional region
According to the Encyclopaedia Britannica, a region is a cohesive area
that is homogeneous in selected defining criteria and is distinguished
from neighboring areas or regions by those criteria.

Regions may be defined in terms of single or multiple features or

in terms of the total content of human occupancy of an area.
Regions may be physical, cultural, linguistic, industrial, economic,
administrative, uninhabitable, and so on

Regions are not given in nature. They are devised by humans to

provide spatial summaries in order to bring order to the infinite diversity
of the earth.
WORLD REGIONS:
World regions are large-scale geographic divisions based on continental
and physiographic settings that contain major clusters of humankind with
broadly similar cultural attributes
REGIONS
Areas of the earths surface marked by certain
properties
Scientific devices that enable us to make
spatial generalizations
Based on criteria we establish
Criteria can be:
Human (cultural) properties
Physical (natural) characteristics
or Both
REGIONS
All regions have:
Area
Boundaries
Location
 KONSEP ALAMIAH DESKRIPTIF

HOMOGEN NODAL (PUSAT-HINTERLAND)

SISTEM
DESA KOTA
SEDERHANA

BUDIDAYA - LINDUNG
SISTEM/
WILAYAH FUNGSIONAL SISTEM EKONOMI : KAWASAN
PRODUKSI, KAWASAN INDUSTRI

S SISTEM SISTEM EKOLOGIS : DAS,

I KOMPLEKS HUTAN, PESISIR
S W
K K SISTEM SOSIAL POLITIK ;
T I
O O KAWASAN ADAT, WILAYAH ETNIK
E L
N N
M A
S S
A Y KONSEP NON ALAMIAH
E E
T A WILAYAH PERENCANAAN KHUSUS :
P P
I H PERENCANAAN/ KAPET, JABODETABEKJUR
PENGELOLAAN
K
WILAYAH ADM. POLITIK :
A PROVINSI, KABUPATEN, KOTA
FORMAL REGION
Marked by a certain degree of homogeneity in one or
more phenomena
Also called a uniform region or homogeneous region
 Uniform Region Example

Represents the defining element of a region (perhaps

dominant activity)
Represented by choropleth map
Examples include:
Agricultural regions
Cultural regions
Land use
Business markets
FUNCTIONAL REGION
A region marked less by its sameness than its
dynamic internal structure

A spatial system
focused on a central
core
A region formed by
a set of places and
their functional
integration
Also called a
nodal region

Example: Los Angeles Metropolitan Area

HINTERLAND
Literally means country behind
A term that applies to a surrounding area served
by an urban center
Urban center is the focus of goods and services
produced in the hinterland.

Periphery
Periphery
Core
REGIONALISASI SEBAGAI DASAR DELINIASI RUANG

PENDEKATAN
REGIONALISASI
WILAYAH GEOGRAFI

Homogeneous Functional Regions

Regions

Planning Regions
 Wilayah Seragam (Homogeneous Regions)

Pandangan yang pertama bertujuan untuk mendeleniasi daerah-

daerah yang seragam. Kriteria pokok yang digunakan untuk
membedakan antar daerah mungkin dapat berbeda, tergantung
pada tujuan pembuatannya. Kriteria-kriteria yang digunakan
dapat berupa ketinggian tempat, bentuk lahan, curah hujan,
kegiatan ekonomi yang dominan, atau dapat pula kombinasi dari
beberapa unsur. Kriteria yang digunakan hendaknya menonjolkan
perbedaan-perbedaan dalam daerah itu sendiri.
Rainforest temperate grassland boreal
chaparral grassland savanna desert tundra
www.worldbiomes.com
 Wilayah Fungsional (Functional Regions)

Pandangan yang kedua mencoba menyampaikan cara

pendeleniasian wilayah fungsional, yang sering juga disebut wilayah
terkutub (polarized regions) atau wilayah inti (nodal region).
Konsepnya didasarkan pada pemikiran yang menyatakan bahwa
masyarakat membutuhkan ruang untuk kegiatannya, dan kegiatan-
kegiatan ini paling tidak mencakup kegiatan seperti adminstrasi
umum, ekonomi, politik, rekreasi, dan berbagai bentuk kegiatan
sosial. Intinya adalah adanya hubungan timbal balik yang dihasilkan
dari kegiatan-kegiatan ini dan dibutuhkan angkutan dan atau
komunikasi antar tempat-tempat yang berbeda. Jadi sebenarnya
konsep inti menekankan perbedaan-perbedaan dalam suatu wilayah.
Dengan bertambahnya spesialisasi (pembagian-pembagian tenaga
kerja menurut keahliannya) akan memperkuat hubungan timbal balik
ini dalam suatu ruang.
 Nodal Region
Example

Combination of point
and linear patterns
Activity is functionally
related
 Wilayah Perencanaan (Planning Regions)

Wilayah perencanaan pada prinsipnya ditentukan atas dasar

tujuan perencanaan, kegiatan yang diinginkan, dan
pembangunan yang diharapkan. Untuk memudahkan cara kerja
biasanya digunakan batas-batas administrasi di mana tersedia
sarana-sarana baik dalam pengumpulan data mapun penerapan
suatu rencana (Sadharto, dkk, 1986).
PEGERTIAN ILMU EKONOMI REGIONAL

CABANG ILMU EKONOMI YANG MENEKAN

KAN ANALISISNYA PADA PENGARUH ASPEK
RUANG KEDALAM ANALISIS EKONOMI;
TIGA PENDEKATAN :
SUATU DISIPLIN ILMU YANG TEPISAH :
WALTER ISARD (1960)
RUANG LINGKUP PEMBAHASANNYA
LEBIH LUAS DENGAN MEMASUKKAN
ILMU LAIN YANG TERKAIT SEPERTI
GEOGRAFI, ILMU EKONOMI, ILMU LH,
TRANSPORTASI, DAN ILMU SOSIAL
LAINNYA ILMU WILAYAH (RS) YANG
BERSIFAT MULTIDISIPLINER
 ILMU YANG MEMBAHAS SEMUA PERSOALAN
YANG DIHADAPI OLEH SUATU WILAYAH TER
TENTU DARI SUDUT PANDANG ILMU EKONOMI.
TEORI KESEIMBANGAN UMUM RUANG
(SPATIAL GENERAL EQUILIBRIUM THEORY)
CABANG ILMU EKONOMI YANG MENEKANKAN
ANALISISNYA PADA ASPEK REGIONAL
(ECONOMIC OF SPATIAL SEPARATION)
DUBEY VINOD (1964)
THE STUDY FROM THE POINT OF VIEW
ECONOMICS, OF THE DIFFERENSIATION AND
INTERRELATIONSHIPS OF AREAS IN A UNIVERSE
OF UNEVENLY DISTRIBUTED AND IMPERFECTLY
MOBILE RESOURCES, WITH PARTICULAR
EMPHASIS IN APLLICATION ON THE PLANNING
OF THE SOCIAL OVERHEAD CAPITAL INVEST-
MENTS TO MITIGATE THE SOCIAL PROBLEMS
CREATED BY THESE CIRCUMSTANCES.

PENEKANAN DEFENISI IER :

PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
YANG BERKAITAN DENGAN EKONOMI
REGIONAL DARI PADA PENGEMBANGAN ILMU
EKONOMI SECARA MURNI YANG LEBIH BANYAK
BERSIFAT TEORITIS DAN KONSEPSIONAL
TUJUAN ILMU EKONOMI WILAYAH

FERGUSON (1965)
FULL EMPLOYMENT
ECONOMIC GROWTH
PRICE STABILITY
TUJUAN POKOK TAMBAHAN
1. TERJAGANYA KELESTARIAN LINGKUNGAN
HIDUP
3. PEMERATAAN PEMBANGUNAN ANTAR
WILAYAH
4. PENETAPAN SEKTOR UNGULAN DAERAH
5. MEMBUAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR
YANG LEBIH SERASI DALAM WILAYAH,
SEHINGGA MENJADI BERSINERGI DAN
BERKESINAMBUNGAN
6. PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN
WILAYAH
MANFAAT ILMU EKONOMI WILAYAH

MAKRO
PERCEPATAN LAJU PERTUMBUHAN
SELURUH WILAYAH
CONTOH : 1) PERBEDAAN POTENSI DAN
KEUNGGULAN KOMPARATIF SKALA
PRIORITAS PADA MASING MASING WIL.
2) PENDAPATAN MPC
MULTIPLIER EFFECT DARI PEMERINTAH
MIKRO
MEMBANTU MENGHEMAT WAKTU DAN BIAYA
DALAM PROSES PENENTUAN LOKASI
SUATU KEGIATAN ATAU UNIT PRODUKSI
CONTOH :MEMBANTU DALAM MENENTUKAN
PADA BAGIAN WILAYAH MANA SUATU
KEGIATAN SEBAIKNYA DIBANGUN, TAPI TIDAK
SAMPAI PADA PENUNJUKAN LOKASI KONKRIT
(SITE) SUATU KEGIATAN WILAYAH YANG
MEMPUNYAI KEUNGGULAN KOMPARATIF
SURVEI TIDAK PERLU PADA KESELURUHAN
WILAYAH
COVERAGE SURVEI DIBATASI
DATA SEKUNDER
SIFAT ILMU WILAYAH

MULTIDISIPLENER
CAKUPAN ANALISIS CENDERUNG MENJADI
LEBIH LUAS TERGANTUNG DARI PER
MASALAHAN YANG DIHADAPI SUATU
WILAYAH
MODEL EKONOMI WILAYAH

KUANTITATIF
KUALITATIF
ASUMSI MELANDASI ANALISIS

KEBIASAAN ILMU EKONOMI ASUMSI

KEPERLUAN PENGGUNAAN ASUMSI :
UNTUK MENUNJUKKAN DALAM KONDISI
YANG BAGAIMANA TEORI TERSEBUT
BERLAKU;
DALAM ILMU SOSIAL OBJEK ANALISISNYA
BIASANYA TIDAK BISA DIKONTROL ATAU
DIKENDALIKAN, SEBAGAIMANA HALNYA
DALAM ILMU EKSAKTA
ASUMSI YANG KHUSUS DALAM ANALISIS
IER.
KETERKAITAN IER DENGAN
CABANG ILMU LAIN
DALAM PEMBANGUNAN SUATU WILAYAH
BANYAK DISIPLIN ILMU YANG BERPERAN
IER BERPERAN :
PENENTUAN KEBIJAKAN AWAL DAN
PRINSIP PRINSIP UMUM TENTANG
PENENTUAN LOKASI;
PADA TAHAP PELAKSANAAN, PERLU
PENGETAHUAN TEKNIS SESUAI
BIDANG/KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI
WILAYAH

HARRY W. RICHARDSON
KONSEP WILAYAH HOMOGEN DAN NODAL;
TEORI PERTUMBUH AN EKONOMI WILAYAH;
TEORI KHUSUS DALAM IER SEPERTI, TEORI
BASIS EKSPOR; TEORI LOKASI.
EDGAR M. HOOVER
TEORI EKONOMI UMUM UNTUK
MENGANALISIS POTENSI EKONOMI WILAYAH,
DAN HUBUNGAN EKONOMI ANTAR WILAYAH
AVROM BENDAVID
TEORI EKONOMI MAKRO, SEPERTI : TEORI
NILAI TAMBAH, DAN ANALISIS INPUT
OUTPUT; TEORI KHUSUS IER, SEPERTI :
ANALISIS SHIFT SHARE, DAN TEORI BASIS
EKSPOR.