Anda di halaman 1dari 13

RAGAM BUDAYA NON BENDA DI

WILAYAH SIDOARJO
WINNEKE SISWIDYA YUNDHA
X IPA 6
34
RAGAM BUDAYA NON BENDA
Ragam budaya non benda adalah ragam
budaya yang diwujudkan dalam bentuk
tertentu (bukan berwujud patung atau
artefak)
Yang termasuk dalam ragam budaya non
benda antara lain : pantun, cerita rakyat,
tarian, upacara adat dan kuliner khas daerah.
WILAYAH / DEMOGRAFI SIDOARJO
RAGAM BUDAYA NON BENDA DI
WILAYAH SIDOARJO
Sidoarjo termasuk dalam lingkup budaya
AREK, sehingga karakteristiknya mempunyai
jiwa yang semangat
Ragam budaya non benda di wilayah sidoarjo
meliputi : bahasa, makanan / kuliner daerah,
tarian, wayang kulit, tradisi daerah
Bahasa
Bahasa yang berkembang di daerah Sidoarjo
dikenal dengan sebutan Bahasa Arek.
tradisi
Lelang bandeng : Lelang bandeng tradisional diadakan
dengan tujuan selain menjunjung tinggi peringatan
Maulid nabi Muhammad SAW juga mempunyai
maksud menjadikan cambuk untuk
meningkatkan produksi ikan bandeng dengan
pengembangan motivasi dan promosi agar petani
tambak lebih meningkatkan kesejahteraannya.
Nyadran : Nyadran ini merupakan adat bagi para
nelayan kupang desa Balongdowo sebagai ungkapan
rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Wayang Kulit
Jenis wayang kulit yang ada di Sidoarjo
sebagian besar adalah wayang kulit gaya Jawa
Timuran (gaya Wetanan) dan sebagian kecil
gaya Kulonan. Hampir semua kecamatan
memiliki dalang wayang kulit Wetanan ini,
diantaranya: Tarik, Balungbendo, Krian,
Prambon, Porong, Tulangan, Sukodono, Candi,
Sidoarjo, Gedangan dan Waru.
Reog Cemandi
Reog Cemandi adalah kesenian asli Sidoarjo.
Kesenian itu muncul pada tahun 1926.
Reog Cemandi berbeda dengan Reog
Ponorogo. Yang membedakan adalah tidak
adanya warok, dan topengnya tidak dihiasi
dengan bulu merak seperti ciri khas reog
Ponorogo. Irama musik yang digunakan adalah
angklung dan kendang kecil.
Wayang Potehi
Kesenian adalah kesenian khas China,
keberadaannya melekat dengan klenteng atau
rumah ibadah Tionghoa. Di Sidoarjo ada di
klenteng Tjong Hok Kiong di Jalan Hang Tuah,
di kawasan Pasar Ikan.
Jaran Kepang
Kelompok seni tradisi jaranan hampir punah di
Kabupaten Sidoarjo, tak sampai hitungan jari sebelah
tangan. Sebelum 1980-an, cukup banyak grup jaranan
yang menggelar atraksi hiburan di kampung-kampung.
Kelompok-kelompok seni Jaranan atau Jaran Kepang
yang selama ini ada di Sidoarjo bisa dikatakan bukan
asli atau berdomisili di Sidoarjo.
Namun ada satu grup Jaran Kepang versi Sidoarjo, yang
agak berbeda dengan Jaran Kepang pada umumnya.
Yakni, ketika dalam masa trance, pemainnya memanjat
pohon kelapa dengan kepala menghadap ke bawah.
Grup ini hanya ada di desa Segorobancang, kec. Tarik.
Tari Ujung
Di daerah lain disebut Seni Tiban. Pertunjukan ini berupa
tari dan dimaksudkan untuk meminta hujan. Pertunjukan
dua lelaki atau dua kelompok lelaki bertelanjang dada,
saling mencambuk dengan rotan secara bergantian. Dapat
digolongkan seni pertunjukan karena memang ditampilkan
sebagai tontonan. Kadang dimainkan di atas panggung
namun masih ada juga yang menggunakan lapangan
terbuka. Di berbagai daerah, Ujung merupakan ritual untuk
mendatangkan hujan, namun Ujung Sidoarjo memiliki latar
belakang sejarah sebagai peninggalan masa kerajaan
Majapahit, dimana penduduk disiapkan melatih kanuragan
melawan musuh. Kelompok Seni Ujung terdapat di
kecamatan Tarik.
Candi
Candi Pari
Candi Dermo
Candi sumur
Candi pamotan
Candi Medalem
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai