Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Alat Musik Tradisional Kecapi.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
(Shulhan Fauzi)
Daftar Isi
Halaman Judul .................................................................................................................................................... 1 Kata Pengantar ................................................................................................................................................... 2 Daftar Isi ................................................................................................................................................................ 3 Bab 1 Pendahuluan ........................................................................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................................. 5 Bab 2 Pembahasan ........................................................................................................................................... 6 2.1 Sejarah Singkat Kacapi ....................................................................................................................... 6 2.2 Bentuk Alat Musik Kacapi .................................................................................................................. 7 a. Kacapi Parahu ...................................................................................................................................... 7 b. Kacapi Siter .......................................................................................................................................... 7 2.3 Fungsi Kacapi Indung dan Kacapi Rincik ...................................................................................... 7 a. Kacapi Indung ...................................................................................................................................... 7 b. Kacapi Rincik ........................................................................................................................................ 9 2.4 Pembuatan Kacapi Indung dan Rincik........................................................................................... 9 2.5 Cara Memainkan Kacapi ................................................................................................................... 10 a.Penalaan dan Notasi ......................................................................................................................... 10 Bab 3 Penutup .................................................................................................................................................. 11 3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................................... 11 3.2 Saran ...................................................................................................................................................... 11 3.3 Kata Penutup ....................................................................................................................................... 11 Daftar Pustaka .................................................................................................................................................... 12
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kacapi merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat musik utama dalam Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan kacapi suling. Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi. Kacapi terbagi menjadi dua bentuk, yaitu kacapi perahu dan kacapi siter. Kacapi parahu adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu. Di masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu dengan memahatnya. Kacapi siter merupakan kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar. Serupa dengan kacapi parahu, lubangnya ditempatkan pada bagian bawah. Sisi bagian atas dan bawahnya membentuk trapesium. Untuk kedua jenis kacapi ini, tiap dawai diikatkan pada suatu sekrup kecil pada sisi kanan atas kotak. Mereka dapat ditala dalam berbagai sistem: pelog, sorog/madenda, atau salendro. Saat ini, kotak resonansi kacapi dibuat dengan cara mengelem sisi-sisi enam bidang kayu. Alat musik ini adalah alat musik yang lahir dan menjadi identitas dari kebudayaan masyarakat Sunda. Berdasarkan bentuknya, kacapi termasuk dalam jenis alat musik sitar. Instrumen yang memiliki senar sebagai unsur utamanya. Faktanya, alat musik memang umumnya terbagi dalam tiga jenis, pukul, petik, dan tiup. Baik kacapi maupun alat-alat musik lainnya. Kebetulan, kacapi termasuk alat musik yang bersenar, sehingga cara memainkan agar alat musik tersebut mengeluarkan nada adalah dengan memetik senar yang menjadi bagiannya. Kacapi akan bisa ditaklukkan ketika mempelajarinya dengan serius. Terlihat sangat mudah, hanya dengan memetik, kacapi akan mengeluarkan suaranya. Tapi, jika menginginkan agar nada yang keluar dari kacapi lebih enak didengar, maka diperlukan latihan yang khusus. Latihan-latihan yang dibutuhkan untuk menguasai kacapi ini tentu saja membutuhkan waktu yang lumayan lama. Tidak bisa instan, sama halnya ketika mempelajari hal baru dalam kehidupan. Perlu ketekunan serta kecintaan lebih terhadap alat musik ini.
Kacapi bukan hanya satu-satunya alat musik bersenar. Alat musik sitar juga banyak terdapat di berbagai negara lain, seperti Cina, Slovenia, Austria, Hungaria, Kroasia dan daerah Jerman bagian selatan. Alat musik jenis seperti ini sudah ada sejak zaman Yunani. Di Yunani sendiri, alat musik bersenar seperti ini disebut kithara. Terbukti bahwa alat musik bersenar bukan hanya dimiliki oleh Indonesia, negara lain pun memiliki alat musik dengan senar ini. Namun, yang sudah dapat dipastikan adalah bentuk dan nama dari masing-masing alat musik tersebut berbeda, bukan kacapi. Dalam tradisi masyarakat Sunda, kacapi biasa dimainkan pada pertunjukan acara-acara musik tradisional yang biasa digelar oleh masyarakat Sunda. Seperti tembang sunda dan kacapi suling. Pada pertunjukan kacapi suling, kacapi menjadi instrumen utama bersama dengan suling.
bahan bakunya saja terbuat dari kayu Kenanga yang terlebih dahulu direndam selama tiga bulan. Sedangkan senarnya, kalau ingin menghasilkan nada yang bagus, harus dari kawat suasa (logam campuran emas dan tembaga), seperti kacapi yang dibuat tempo dulu. Berhubung suasana saat ini harganya mahal, senar Kacapi sekarang lebih menggunakan kawat baja.
Kacapi Parahu
b. Kacapi Siter
Kacapi Siter merupakan kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar. Serupa dengan kacapi parahu, lubangnya ditempatkan pada bagian bawah. Sisi bagian atas dan bawahnya membentuk trapesium. Untuk kedua jenis kacapi ini, tiap dawai diikatkan pada suatu sekrup kecil pada sisi kanan atas kotak. Mereka dapat ditala dalam berbagai sistem: pelog, sorog/madenda, atau salendro. Saat ini, kotak resonansi kacapi dibuat dengan cara mengelem sisi-sisi enam bidang kayu.
Kacapi Siter
a. Kacapi Indung
Kacapi indung memimpin musik dengan cara memberikan intro, bridges, dan interlude, juga menentukan tempo. Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi besar dengan 18 atau 20 dawai. Kacapi indung (dulu disebut kacapi pantun atau kacapi parahu) adalah produk budaya lama yang pada awalnya digunakan dalam pantun Sunda. Pantun Sunda dapat diperkirakan sudah lahir
sebelum abad ke-15 M. Dalam Karesian dikutip sudah naskah (1518) oleh Nia kuno yang Dewi yaitu Sanghiyang Siksa Kandang
Mayakania, istilah pantun disebutkan, dengan ungkapan sebagai berikut: hayang nyaho di pantun ma: Langgalarang, Banyakcatra, Haturwangi: Siliwangi, prepantun
Kacapi Indung
tanya (bila ingin mengetahui pantun: Langgalarang, Banyakcatra, Siliwangi, Haturwangi: tanyalah juru pantun) (Mayakania, 1993: 62). Dapat diduga jenis kesenian ini sudah ada sebelum abad ke15 Masehi. Hingga saat ini, belum ada yang mencoba menggali nilai-nilai yang tersembunyi di balik kacapi indung, baik dari segi wujud dan bentuk kacapi indung itu sendiri maupun dari segi simbolsimbol yang terkait dengan peranan musikalitasnya. Pada umumnya, kacapi indung hanya dikenal sebagai alat musik yang berfungsi untuk mengiringi vokal tembang sunda cianjuran. Padahal, dari bentuk dan wujudnya saja ada hal yang patut dipertanyakan. Mengapa wujud dan bentuk kacapi indung berbeda dari kacapi siter. Kemudian mengapa kacapi indung umumnya berwarna hitam, dan mengapa pula disebut kacapi indung. Pada awalnya, kacapi indung yang juga biasa disebut sebagai kacapi parahu, kacapi gelung, atau kacapi pantun, digunakan pada penyajian pantun untuk mengiringi lagu-lagu yang dibawakan oleh juru pantun. Namun, karena tembang sunda cianjuran itu sendiri diduga berasal dari pantun maka kacapi pantun (yang sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan kacapi indung) digunakan sebagai salah satu instrumen untuk mengiringi lagu-lagu tembang sunda cianjuran. Dalam penyajian tembang sunda cianjuran, kacapi indung memiliki peranan yang sangat dominan. laras Kacapi indung berperan sebagai pemberi rasa terhadap penembang
Kacapi Indung
berperan sebagai pemberi aba-aba terhadap penembang; berperan sebagai penuntun lagu; dan berperan juga sebagai pembawa irama lagu (melalui lagu-lagu panambih). Lahirnya istilah kacapi indung diperkirakan setelah kacapi ini digunakan dalam konteks tembang sunda cianjuran. Ketika kacapi ini digunakan dalam pantun, tidak dikenal istilah kacapi indung, dan masyarakat Sunda menyebutnya dengan istilah kacapi pantun atau kacapi parahu.
Berubahnya nama jenis kacapi ini yang semula bernama kacapi pantun atau kacapi parahu kemudian menjadi kacapi indung sangat terkait dengan peranan dari kacapi itu sendiri yang seolah berperan sebagai ibu. Dalam konteks kehidupan masyarakat Sunda, peranan seorang ibu sangat besar, di antaranya sebagai pengatur ekonomi rumah tangga, pembimbing anak-anak, dan pendamping/pendorong bagi kemajuan suaminya. Oleh karena itu, dalam konsep pemikiran orang Sunda, kedudukan seorang ibu sangat dihormati, dan karena kedudukannya ini maka perempuan dimitoskan sebagai penguasa seperti tampak pada mitos Dewi Sri dan Sunan Ambu. Masyarakat Sunda lama (pramodern) yang mata pencahariannya berladang memiliki pola berpikir dualisme secara paradoks. Dari pola berpikir dualisme yang paradoks ini melahirkan konsep berpikir pola tiga yang dapat dibuktikan melalui artefak-artefak budaya Sunda, seperti tampak pada bentuk kujang, bangunan rumah, letak sungai, dan sebagainya. Melihat fenomena seperti ini, penulis merasa tertarik untuk mencoba melihat apakah kacapi indung khususnya, dan tembang sunda cianjuran umumnya, juga dapat mencerminkan pola tiga?
b. Kacapi Rincik
Kacapi Rincik ( kecapi anak ) memperkaya iringan musik dengan cara mengisi ruang antar nada dengan frekuensi-frekuensi tinggi, khususnya dalam lagu-lagu yang bermetrum tetap seperti dalam kacapi suling atau Sekar Panambih. Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi yang lebih kecil dengan dawai yang jumlahnya sampai 15.
Kacapi Rincik
dengan Kacapi Indung, tapi pureutnya terbuat dari besi dan disebelah dengan Kacapi ditempatkan pun pureut Indung. sama pada
10
Penutup
3.1 Kesimpulan
Kacapi merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat musik utama dalamTembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan kacapi suling. Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi. Kacapi terbagi menjadi dua bentuk, yaitu kacapi perahu dan kacapi siter. Kacapi berfungsi untuk mengiringi Pantun Sunda, juga sering dipergunakan untuk mengiringi Tembang Sunda, Celempungan, Setra Karesmen, Gending Karesmen atau Sendratari. Selain itu sering dipergunakan untuk mengiringi pada acara Ngaras, Siraman serta Ngeuyeuk Seureuh pada acara pernikahan, acara siraman pada Gusaran dan Tingkeban serta hiburan pada perayaan lainnya.
3.2 Saran
Alat musik Kacapi harus kita lestarikan, sebab alat musik kacapi merupakan warisan dan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Untuk dapat mempelajari Kacapi dengan baik, saya sarankan agar pembaca memiliki alat musik kacapi. Karena, untuk lebih memahami kacapi dan dapat memainkannya dengan baik harus menguasai kacapi secara keseluruhan. Sehingga, jika hanya mengetahui teori dan praktiknya kurang maka tidak akan seperti orang yang memiliki alat musik kacapi.
11
Daftar Pustaka
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=591&lang=id http://solfegio.indonesianforum.net/t1429-kacapi-alat-musik-tradisional-sunda http://ciunsungdanesse.blogspot.com/2010/11/alat-musik-kecapi-khas-sunda.html http://danimustopa.blogspot.com/2011/01/kacapi-indung-simbol-sunda-jawabarat.html http://indramunawar.blogspot.com/2009/03/kecapi-sunda-alat-musik-yangmempesona.html www.anneahira.com/kecapi.htm http://id.wikipedia.org/wiki/Kacapi http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/articel-476-rangkuman-cara-membuat-makalahyang-baik-dan-benar.html http://www.datasunda.org
12