Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Alat Musik Tradisional Kecapi.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.

Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Singkawang, 12 November 2013 Penyusun

(Shulhan Fauzi)

Daftar Isi
Halaman Judul .................................................................................................................................................... 1 Kata Pengantar ................................................................................................................................................... 2 Daftar Isi ................................................................................................................................................................ 3 Bab 1 Pendahuluan ........................................................................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................................. 5 Bab 2 Pembahasan ........................................................................................................................................... 6 2.1 Sejarah Singkat Kacapi ....................................................................................................................... 6 2.2 Bentuk Alat Musik Kacapi .................................................................................................................. 7 a. Kacapi Parahu ...................................................................................................................................... 7 b. Kacapi Siter .......................................................................................................................................... 7 2.3 Fungsi Kacapi Indung dan Kacapi Rincik ...................................................................................... 7 a. Kacapi Indung ...................................................................................................................................... 7 b. Kacapi Rincik ........................................................................................................................................ 9 2.4 Pembuatan Kacapi Indung dan Rincik........................................................................................... 9 2.5 Cara Memainkan Kacapi ................................................................................................................... 10 a.Penalaan dan Notasi ......................................................................................................................... 10 Bab 3 Penutup .................................................................................................................................................. 11 3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................................... 11 3.2 Saran ...................................................................................................................................................... 11 3.3 Kata Penutup ....................................................................................................................................... 11 Daftar Pustaka .................................................................................................................................................... 12

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kacapi merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat musik utama dalam Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan kacapi suling. Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi. Kacapi terbagi menjadi dua bentuk, yaitu kacapi perahu dan kacapi siter. Kacapi parahu adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu. Di masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu dengan memahatnya. Kacapi siter merupakan kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar. Serupa dengan kacapi parahu, lubangnya ditempatkan pada bagian bawah. Sisi bagian atas dan bawahnya membentuk trapesium. Untuk kedua jenis kacapi ini, tiap dawai diikatkan pada suatu sekrup kecil pada sisi kanan atas kotak. Mereka dapat ditala dalam berbagai sistem: pelog, sorog/madenda, atau salendro. Saat ini, kotak resonansi kacapi dibuat dengan cara mengelem sisi-sisi enam bidang kayu. Alat musik ini adalah alat musik yang lahir dan menjadi identitas dari kebudayaan masyarakat Sunda. Berdasarkan bentuknya, kacapi termasuk dalam jenis alat musik sitar. Instrumen yang memiliki senar sebagai unsur utamanya. Faktanya, alat musik memang umumnya terbagi dalam tiga jenis, pukul, petik, dan tiup. Baik kacapi maupun alat-alat musik lainnya. Kebetulan, kacapi termasuk alat musik yang bersenar, sehingga cara memainkan agar alat musik tersebut mengeluarkan nada adalah dengan memetik senar yang menjadi bagiannya. Kacapi akan bisa ditaklukkan ketika mempelajarinya dengan serius. Terlihat sangat mudah, hanya dengan memetik, kacapi akan mengeluarkan suaranya. Tapi, jika menginginkan agar nada yang keluar dari kacapi lebih enak didengar, maka diperlukan latihan yang khusus. Latihan-latihan yang dibutuhkan untuk menguasai kacapi ini tentu saja membutuhkan waktu yang lumayan lama. Tidak bisa instan, sama halnya ketika mempelajari hal baru dalam kehidupan. Perlu ketekunan serta kecintaan lebih terhadap alat musik ini.

Kacapi bukan hanya satu-satunya alat musik bersenar. Alat musik sitar juga banyak terdapat di berbagai negara lain, seperti Cina, Slovenia, Austria, Hungaria, Kroasia dan daerah Jerman bagian selatan. Alat musik jenis seperti ini sudah ada sejak zaman Yunani. Di Yunani sendiri, alat musik bersenar seperti ini disebut kithara. Terbukti bahwa alat musik bersenar bukan hanya dimiliki oleh Indonesia, negara lain pun memiliki alat musik dengan senar ini. Namun, yang sudah dapat dipastikan adalah bentuk dan nama dari masing-masing alat musik tersebut berbeda, bukan kacapi. Dalam tradisi masyarakat Sunda, kacapi biasa dimainkan pada pertunjukan acara-acara musik tradisional yang biasa digelar oleh masyarakat Sunda. Seperti tembang sunda dan kacapi suling. Pada pertunjukan kacapi suling, kacapi menjadi instrumen utama bersama dengan suling.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang ingin saya bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa Pengertian Kacapi 2. Bagaimana bentuk-bentuk dan fungsi kacapi 3. Bagaimana Cara Memainkan Kacapi

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan secara singkat pengertian kacapi 2. Menjelaskan bentuk-bentuk dan fungsi kacapi 3. Menjelaskan cara memainkan alat musik kacapi

Mengenal Alat Musik Kacapi


2.1 Sejarah Singkat Kacapi
Akulturasi dalam berbudaya di Indonesia adalah satu hal yang tidak bisa dilepaskan. Pengaruh memengaruhi dalam kebudayaan adalah hal biasa. Selama memiliki kekhasan, kebudayaan tersebut akan lahir menjadi sesuatu yang baru. Salah satunya adalah alat musik Kacapi. Alat musik kecapi atau masyarakat Sunda memanggilnya dengan kacapi adalah alat musik asal tatar parahyangan. Dilihat dari bentuknya, kacapi mirip dengan harpa dan guzheg. Dua alat musik yang masing-masing berasal dari zaman Mesir kuno dan Cina. Ketiga alat musik bersenar itu bisa jadi saling terinspirasi atau memengaruhi tanpa sengaja. Konon, dunia ini adalah satu dataran yang sangat luas. Waktulah yang membuat dataran ini menjadi terpisah-pisah. Dataran tersebut pastilah memiliki peradaban dan budaya. Hal inilah yang bisa jadi menjadi salah satu penyebab mengapa budaya-budaya yang ada di dunia bisa secara kebetulan memiliki kemiripan. Seperti halnya kacapi, alat musik bersenar yang juga banyak dimiliki oleh negara lain, tetapi tentu saja dalam bentuk dan nama yang berbeda. Akulturasi budaya yang terjadi pada kacapi tak terjadi secara tiba-tiba. Pengaruh-memengaruhi pastilah melalui proses yang panjang. Masing-masing pemilik budaya wajar jika merasa bukan mereka yang terpengaruhi. Melainkan mereka yang memengaruhi. Namun, satu hal yang harus dan ideal diyakini adalah, proses akulturasi budaya tersebut terjadi akibat adanya saling keberterimaan antara satu budaya dengan budaya yang lain. Jika dianalogikan, kedua budaya yang berakulturasi itu ibarat sepasang manusia yang saling menyayangi, dan akhirnya membutuhkan. Mereka menemukan kesamaan yang pada akhirnya berhasilkan menciptakan sebuah budaya baru. Alat musik kacapi lebih dikenal berasal dari China sejak berabad-abad lalu. Alat berdawai ini menjadi pengiring tembang-tembang merdu. Tak hanya di China, musik kacapi juga banyak di gunakan oleh beberapa pemusik tradisional di tanah air. Seperti halnya kebudayaan Sunda, alat kacapi merupakan alat musik klasik yang selalu mewarnai beberapa kesenian di tanah Sunda. Membuat kacapi bukanlah hal gampang. Meski sekilas tampak kacapi seperti alat musik sederhana, tetapi membuatnya tidaklah gampang. Untuk

bahan bakunya saja terbuat dari kayu Kenanga yang terlebih dahulu direndam selama tiga bulan. Sedangkan senarnya, kalau ingin menghasilkan nada yang bagus, harus dari kawat suasa (logam campuran emas dan tembaga), seperti kacapi yang dibuat tempo dulu. Berhubung suasana saat ini harganya mahal, senar Kacapi sekarang lebih menggunakan kawat baja.

2.2 Bentuk Alat Musik Kacapi


a. Kacapi Parahu
Kacapi Parahu adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu. Di masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu dengan memahatnya.

Kacapi Parahu

b. Kacapi Siter
Kacapi Siter merupakan kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar. Serupa dengan kacapi parahu, lubangnya ditempatkan pada bagian bawah. Sisi bagian atas dan bawahnya membentuk trapesium. Untuk kedua jenis kacapi ini, tiap dawai diikatkan pada suatu sekrup kecil pada sisi kanan atas kotak. Mereka dapat ditala dalam berbagai sistem: pelog, sorog/madenda, atau salendro. Saat ini, kotak resonansi kacapi dibuat dengan cara mengelem sisi-sisi enam bidang kayu.

Kacapi Siter

2.3 Fungsi Kacapi Indung dan Kacapi Rincik


Menurut fungsinya, dalam mengiringi musik, kecapi dimainkan sebagai kecapi indung dan kecapi anak (kecapi rincik). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Kacapi Indung
Kacapi indung memimpin musik dengan cara memberikan intro, bridges, dan interlude, juga menentukan tempo. Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi besar dengan 18 atau 20 dawai. Kacapi indung (dulu disebut kacapi pantun atau kacapi parahu) adalah produk budaya lama yang pada awalnya digunakan dalam pantun Sunda. Pantun Sunda dapat diperkirakan sudah lahir

sebelum abad ke-15 M. Dalam Karesian dikutip sudah naskah (1518) oleh Nia kuno yang Dewi yaitu Sanghiyang Siksa Kandang

Mayakania, istilah pantun disebutkan, dengan ungkapan sebagai berikut: hayang nyaho di pantun ma: Langgalarang, Banyakcatra, Haturwangi: Siliwangi, prepantun

Kacapi Indung

tanya (bila ingin mengetahui pantun: Langgalarang, Banyakcatra, Siliwangi, Haturwangi: tanyalah juru pantun) (Mayakania, 1993: 62). Dapat diduga jenis kesenian ini sudah ada sebelum abad ke15 Masehi. Hingga saat ini, belum ada yang mencoba menggali nilai-nilai yang tersembunyi di balik kacapi indung, baik dari segi wujud dan bentuk kacapi indung itu sendiri maupun dari segi simbolsimbol yang terkait dengan peranan musikalitasnya. Pada umumnya, kacapi indung hanya dikenal sebagai alat musik yang berfungsi untuk mengiringi vokal tembang sunda cianjuran. Padahal, dari bentuk dan wujudnya saja ada hal yang patut dipertanyakan. Mengapa wujud dan bentuk kacapi indung berbeda dari kacapi siter. Kemudian mengapa kacapi indung umumnya berwarna hitam, dan mengapa pula disebut kacapi indung. Pada awalnya, kacapi indung yang juga biasa disebut sebagai kacapi parahu, kacapi gelung, atau kacapi pantun, digunakan pada penyajian pantun untuk mengiringi lagu-lagu yang dibawakan oleh juru pantun. Namun, karena tembang sunda cianjuran itu sendiri diduga berasal dari pantun maka kacapi pantun (yang sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan kacapi indung) digunakan sebagai salah satu instrumen untuk mengiringi lagu-lagu tembang sunda cianjuran. Dalam penyajian tembang sunda cianjuran, kacapi indung memiliki peranan yang sangat dominan. laras Kacapi indung berperan sebagai pemberi rasa terhadap penembang

Kacapi Indung

(melalui tabuhan narangtang);

berperan sebagai pemberi aba-aba terhadap penembang; berperan sebagai penuntun lagu; dan berperan juga sebagai pembawa irama lagu (melalui lagu-lagu panambih). Lahirnya istilah kacapi indung diperkirakan setelah kacapi ini digunakan dalam konteks tembang sunda cianjuran. Ketika kacapi ini digunakan dalam pantun, tidak dikenal istilah kacapi indung, dan masyarakat Sunda menyebutnya dengan istilah kacapi pantun atau kacapi parahu.

Berubahnya nama jenis kacapi ini yang semula bernama kacapi pantun atau kacapi parahu kemudian menjadi kacapi indung sangat terkait dengan peranan dari kacapi itu sendiri yang seolah berperan sebagai ibu. Dalam konteks kehidupan masyarakat Sunda, peranan seorang ibu sangat besar, di antaranya sebagai pengatur ekonomi rumah tangga, pembimbing anak-anak, dan pendamping/pendorong bagi kemajuan suaminya. Oleh karena itu, dalam konsep pemikiran orang Sunda, kedudukan seorang ibu sangat dihormati, dan karena kedudukannya ini maka perempuan dimitoskan sebagai penguasa seperti tampak pada mitos Dewi Sri dan Sunan Ambu. Masyarakat Sunda lama (pramodern) yang mata pencahariannya berladang memiliki pola berpikir dualisme secara paradoks. Dari pola berpikir dualisme yang paradoks ini melahirkan konsep berpikir pola tiga yang dapat dibuktikan melalui artefak-artefak budaya Sunda, seperti tampak pada bentuk kujang, bangunan rumah, letak sungai, dan sebagainya. Melihat fenomena seperti ini, penulis merasa tertarik untuk mencoba melihat apakah kacapi indung khususnya, dan tembang sunda cianjuran umumnya, juga dapat mencerminkan pola tiga?

b. Kacapi Rincik
Kacapi Rincik ( kecapi anak ) memperkaya iringan musik dengan cara mengisi ruang antar nada dengan frekuensi-frekuensi tinggi, khususnya dalam lagu-lagu yang bermetrum tetap seperti dalam kacapi suling atau Sekar Panambih. Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi yang lebih kecil dengan dawai yang jumlahnya sampai 15.

Kacapi Rincik

2.4 Pembuatan Kacapi Indung dan Rincik


Kacapi Indung terbuat dari kayu guluntungan atau golondongan yang dibobok seperti lubang pada Lesung dan pada dasamya diberi lubang memanjang. Diatasnya ditutup dengan papan kayu dan pada papan tersebut terdapat kawat yang direntangkan. Ujung kawat yang satunya dimasukan ke lubang mata Itik dan kemudian digulungkan pada pureut kayu begitu dengan ujung kawat yang satunya yang dipasangkan pada ujung kacapi sebelah kanan. Pureut ini berfungsi sebagai pengatur nada, untuk melaraskan atau menyurupkan.

Pada Kacapi Rincik bahan digunakannya yang sama

dengan Kacapi Indung, tapi pureutnya terbuat dari besi dan disebelah dengan Kacapi ditempatkan pun pureut Indung. sama pada

kanan kacapi, fungsinya

Kacapi Indung dan Kacapi Rincik

2.5 Cara Memainkan Kacapi


Kacapi merupakan alat musik petik yang menghasilkan suara ketika senar digetarkan. Tinggi rendah nada dihasilkan dari panjang pendeknya dawai. Nada dalam kacapi sunda memiliki 5 ( pentatonis ) tangga nada yaitu Da, Mi, Na, Ti, La. Pasangan alat musik kacapi sunda ini biasanya adalah suling sunda yang terbuat dari bambu. Alunan musik yang mengalir akan terasa mempesona pada telinga kita jika di mainkan keduanya.

a. Penalaan dan Notasi


Kacapi menggunakan notasi degung. Notasi ini merupakan bagian dari sistem heptachordal pelog. Lihat tabel berikut: Pelog degung Sunda 1 (da) 2 (mi) 3 (na) 4 (ti) 5 (la) Pelog Jawa 6 5 3 2 1

10

Penutup
3.1 Kesimpulan
Kacapi merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat musik utama dalamTembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan kacapi suling. Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi. Kacapi terbagi menjadi dua bentuk, yaitu kacapi perahu dan kacapi siter. Kacapi berfungsi untuk mengiringi Pantun Sunda, juga sering dipergunakan untuk mengiringi Tembang Sunda, Celempungan, Setra Karesmen, Gending Karesmen atau Sendratari. Selain itu sering dipergunakan untuk mengiringi pada acara Ngaras, Siraman serta Ngeuyeuk Seureuh pada acara pernikahan, acara siraman pada Gusaran dan Tingkeban serta hiburan pada perayaan lainnya.

3.2 Saran
Alat musik Kacapi harus kita lestarikan, sebab alat musik kacapi merupakan warisan dan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Untuk dapat mempelajari Kacapi dengan baik, saya sarankan agar pembaca memiliki alat musik kacapi. Karena, untuk lebih memahami kacapi dan dapat memainkannya dengan baik harus menguasai kacapi secara keseluruhan. Sehingga, jika hanya mengetahui teori dan praktiknya kurang maka tidak akan seperti orang yang memiliki alat musik kacapi.

3.3 Kata Penutup


Demikian yang dapat saya paparkan mengenai alat musik tradisional kecapi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan alat musik tradisional kecapi ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis, demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya, juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

11

Daftar Pustaka
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=591&lang=id http://solfegio.indonesianforum.net/t1429-kacapi-alat-musik-tradisional-sunda http://ciunsungdanesse.blogspot.com/2010/11/alat-musik-kecapi-khas-sunda.html http://danimustopa.blogspot.com/2011/01/kacapi-indung-simbol-sunda-jawabarat.html http://indramunawar.blogspot.com/2009/03/kecapi-sunda-alat-musik-yangmempesona.html www.anneahira.com/kecapi.htm http://id.wikipedia.org/wiki/Kacapi http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/articel-476-rangkuman-cara-membuat-makalahyang-baik-dan-benar.html http://www.datasunda.org

12

Anda mungkin juga menyukai