Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SENI BUDAYA

HADROH

KELAS XI IPA 3

Disusun oleh:

Kelompok 2
1. Alisya Qotrunada
2. Atika Khoirunnisa
3. Faza Daffa Al-khirzin
4. Khomsanov Alfarabi
5. Riasih Novi Triana

MAN 1 BANYUMAS
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Ginjal” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Seni
Budaya dengan judul “Hadroh”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Purwokerto, April 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan ........................................................................................................................ 4
1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
2) rumusan masalah .................................................................................................................... 4
3. Tujuan Makalah ....................................................................................................................... 4
BAB 11 Isi ........................................................................................................................................ 5
1. Asal Usul Hadroh .................................................................................................................... 5
2. Macam Macam Alat Musik Hadroh ........................................................................................ 7
BAB III Penutup ............................................................................................................................. 10
1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seni hadrah (rudat) merupakan salah satu kesenian tradisi di kalangan umat Islam. Kesenian
ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid Nabi di kalangan umat islam.
Kesenian ini menggunakan syair berbahasa Arab yang bersumber dari kitab Al-Barzanji,
sebuah kitab sastra yang terkenal di kalangan umat islam yang menceritakan sifat-sifat Nabi
dan keteladanan akhlaknya. ”Dulu seni hadrah berkembang dengan pesat di kalangan
pesantren-pesantren. Sekarang di ISHARI cabang Malang ada 18 kelompok yang tercatat dan
semuanya masih tetap eksis. Selama Maulid pun banyak undangan yang kami dapatkan.
Hampir selama 40 hari banyak undangan yang kami terima,” kata Ketua ISHARI cabang
Malang, KH. Ahmad Suyuti. Dari seluruh Jawa Timur, seni hadrah di Malang raya yang
paling sedikit dari daerah lainnya. Kalau di daerah lainnya banyak bermunculan kelompok-
kelompok seni hadrah, di Malang perkembangannya tidak seperti di daerah lain. Ia
mencontohkan seperti di Gresik yang memiliki anggota mencapai 2000 orang lebih. Satu
kelompok seni hadrah biasanya mencapai 50 orang. Di Malang perkembangan saat ini sudah
lebih baik dari sebelumnya. Jika beberapa tahun lalu, jumlah grup seni hadrah hanya 11
kelompok, sekarang sudah berkembang menjadi 18 kelompok yang tersebar di Malang Raya.
Jumlah ini tentunya masih kalah jauh dibandingkan dengan kelompok terbangan Al-Banjari
atau Terbang Jidor yang sama-sama membaca dan melantunkan shalawat Nabi. Tarian yang
dilakukan para rodat pun memiliki filosifi tersendiri. Tidak hanya asal menari. Nama rodat
berasal dari Bahasa Arab dari kata Rodda yang artinya bolak-balik. Para penari itu memang
selalu bolak-balik dalam menggerakan tangan, badan serta anggota tubuh lainnya.
Gerakannya pun disandarkan pada kisah penyambutan Kanjeng Nabi saat berhijrah ke
Madinah. Saking gembiranya dengan kedatangan nabi ke Madinah, kaum Ansor berdesak-
berdesak menyambut kedatangan Nabi. Berdesak-desakan itu tercermin dalam barisan yang
rapat para rodat saat menggerakan tubuhnya. Tepukan tangan para rodatpun disandarkan para
kegembiraan kaum Ansor yang menyambut kedatangan Nabi di Madinah, tepuk tangan
dilakukan para perempuan yang lokasinya cukup jauh dari penyambutan Nabi Saw.

2) rumusan masalah
(a) Apakah hadroh itu?
(b) Apa saja alat musik hadroh
(c) Asal usul hadroh?
(d) Dibawa pertama kali oleh?

3. Tujuan Makalah
(a) Untuk mengetahui apakah hadroh ittu
(b) Untu mengetahui apa saja alah alat hadroh
(c) Untu mengetahui sejarah hadroh

4
BAB 11
ISI

1. Asal Usul Hadroh


Hadhroh pertama kali di perkenalkan oleh seorang tokoh tasawuf yang sampai sekarang karya
– karyanya masih di perbincangkan oleh pakar – pakar serta sarjana – sarjana di dunia timur
maupun barat, beliau adalah Jalaluddin Rumi Muhammad bin Muhammad al-Balkhi al-
Qunuwi. Adapun panggilan Rumi karena sebagian besar hidupnya dihabiskan di Konya (kini
Turki), yang dahulu dikenal sebagai daerah Rum (Roma). Lahir di Balkh, Afghanistan pada
604 H atau 30 September 1207, Fariduddin Attar, seorang tokoh sufi, ketika berjumpa dengan
Rumi yang baru berusia 5 tahun pernah meramalkan bahwa si kecil itu kelak akan menjadi
tokoh spiritual besar. Sejarah kemudian mencatat, ramalan Fariduddin itu tidak meleset.
Ayahnya, Bahauddin Walad Muhammad bin Husein, adalah seorang ulama besar bermadzhab
Hanafi. Dan karena kharisma dan tingginya penguasaan ilmu agamanya, ia digelari Sulthanul
Ulama (raja ulama). Namun rupanya gelar itu menimbulkan rasa iri pada sebagian ulama lain.
Dan merekapun melancarkan fitnah dan mengadukan Bahauddin ke penguasa. Celakanya
sang penguasa terpengaruh hingga Bahauddin harus meninggalkan Balkh, termasuk
keluarganya. Ketika itu Rumi baru beruisa lima tahun.Sejak itu Bahauddin bersama
keluarganya hidup berpindah- pindah dari suatu negara ke negara lain.
Mereka pernah tinggal di Sinabur (Iran timur laut). Dari Sinabur pindah ke Baghdad, Makkah,
Malattya (Turki), Laranda (Iran tenggara) dan terakhir menetap di Konya, Turki. Raja Konya
Alauddin Kaiqubad, mengangkat ayah Rumi sebagai penasihatnya, dan juga mengangkatnya
sebagai pimpinan sebuah perguruan agama yang didirikan di ibukota tersebut. Di kota ini pula
ayah Rumi wafat ketika Rumi berusia 24 tahun. Di samping kepada ayahnya, Rumi juga
berguru kepada Burhanuddin Muhaqqiq at-Turmudzi, sahabat dan pengganti ayahnya
memimpin perguruan. Rumi juga menimba ilmu di Syam (Suriah) atas saran gurunya itu. Ia
baru kembali ke Konya pada 634 H, dan ikut mengajar pada perguruan tersebut. Setelah
Burhanuddin wafat, Rumi menggantikannya sebagai guru di Konya. Dengan pengetahuan
agamanya yang luas, di samping sebagai guru, ia juga menjadi da’i dan ahli hukum Islam.
Ketika itu di Konya banyak tokoh ulama berkumpul. Tak heran jika Konya kemudian menjadi
pusat ilmu dan tempat berkumpul para ulama dari berbagai penjuru dunia. Kesufian dan
kepenyairan Rumi dimulai ketika ia sudah berumur cukup tua, 48 tahun. Sebelumnya, Rumi
adalah seorang ulama yang memimpin sebuah madrasah yang mempunyai murid sebanyak
4.000 orang. Sebagaimana layaknya seorang ulama, ia juga memberi fatwa dan menjadi
tumpuan ummat untuk bertanya dan mengadu. Kehidupannya itu berubah seratus delapan
puluh derajat ketika ia berjumpa dengan seorang sufi pengelana, Syamsuddin/Syamsi Tabriz.
Suatu saat, seperti biasanya Rumi mengajar di hadapan khalayak dan banyak yang
menanyakan sesuatu kepadanya. Tiba- tiba seorang lelaki asing—yakni Syamsi Tabriz—ikut
bertanya, “Apa yang dimaksud dengan riyadhah dan ilmu?” Mendengar pertanyaan seperti itu
Rumi terkesima. Kiranya pertanyaan itu jitu dan tepat pada sasarannya. Ia tidak mampu
menjawab. Berikutnya, Rumi berkenalan dengan Tabriz. Setelah bergaul beberapa saat, ia
mulai kagum kepada Tabriz yang ternyata seorang sufi. Ia berbincang-bincang dan berdebat
tentang berbagai hal dengan Tabriz. Mereka betah tinggal di dalam kamar hingga berhari-hari.
Sultan walad, putera Rumi, mengomentari perilaku ayahnya itu, “Sesungguhnya, seorang

5
guru besar tiba-tiba menjadi seorang murid kecil. Setiap hari sang guru besar harus menimba
ilmu darinya, meski sebenarnya beliau cukup alim dan zuhud. Tetapi itulah kenyataannya.
Dalam diri Tabriz, guru besar itu melihat kandungan ilmu yang tiada taranya. ”Rumi benar-
benar tunduk kepada guru barunya itu. Di matanya, Tabriz benar-benar sempurna. Cuma
celakanya, Rumi kemudian lalai dengan tugas mengajarnya. Akibatnya banyak muridnya
yang protes. Mereka menuduh orang asing itulah biang keladinya. Karena takut terjadi fitnah
dan takut atas keselamatan dirinya, Tabriz lantas secara diam-diam meninggalkan Konya. Bak
remaja ditinggalkan kekasihnya, saking cintanya kepada gurunya itu, kepergian Tabriz itu
menjadikan Rumi dirundung duka. Rumi benar-benar berduka. Ia hanya mengurung diri di
dalam rumah dan juga tidak bersedia mengajar. Tabriz yang mendengar kabar ini, lantas
berkirim surat dan menegur Rumi. Karena merasakan menemukan gurunya kembali, gairah
Rumi bangkit kembali. Dan ia mulai mengajar lagi. Beberapa saat kemudian ia mengutus
putranya, Sultan walad untuk mencari Tabriz di Damaskus. Lewat putranya tadi, Rumi ingin
menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf atas tindakan murid-muridnya itu dan
menjamin keselamatan gurunya bila berkenan kembali ke Konya. Demi mengabulkan
permintaan Rumi itu, Tabriz kembali ke Konya. Dan mulailah Rumi berasyik-asyik kembali
dengan Tabriz. Lambat-laun rupanya para muridnya merasakan diabaikan kembali, dan
mereka mulai menampakkan perasaan tidak senang kepada Tabriz. Lagi-lagi sufi pengelana
itu, secara diam-diam meninggalkan Rumi, lantaran takut terjadi fitnah. Kendati Rumi ikut
mencari hingga ke Damaskus, Tabriz tidak kembali lagi. Rumi telah menjadi sufi, berkat
pergaulannya dengan Tabriz. Kesedihannya berpisah dan kerinduannya untuk berjumpa lagi
dengan gurunya itu telah ikut berperan mengembangkan emosinya, sehingga ia menjadi
penyair yang sulit ditandingi. Guna mengenang dan menyanjung gurunya itu, ia tulis syair-
syair, yang himpunannya kemudian dikenal dengan nama Divan-i Syams-i Tabriz. Ia bukukan
pula wejangan-wejangan gurunya, dan buku itu dikenal dengan nama Maqalat-i Syams
Tabriz. Rumi kemudian mendapat sahabat dan sumber inspirasi baru, Syekh Hisamuddin
Hasan bin Muhammad. Atas dorongan sahabatnya itu, ia berhasil selama 15 tahun terakhir
masa hidupnya menghasilkan himpunan syair yang besar dan mengagumkan .
Tidak ada yang tahu secara persis, kapan datangnya musik hadrah di Indomesia. Namun
hadrah atau yang lebih populer dengan musik terbangan (rebana bahasa jawa) tersebut tak
lepas dari sejarah perkembangan dakwah Islam para Wali Songo.

Dari beberapa sumber menyebutkan bahwa pada setiap tahun di serambi Masjid Agung
Demak, Jawa Tengah diadakan perayaan Maulid Nabi yang diramaikan dengan rebana. Para
Wali songo menggadopsi rebana dari Hadrolmaut sebagai kebiasaan seni musik untuk
dijadikan media berdakwah di Indonesia.

Menurut keterangan ulama besar Palembang Al Habib Umar Bin Thoha Bin Shahab, adalah
Al Imam Ahmad Al Muhajir (kakek dari Wali Songo kecuali Sunan Kalijaga), ketika hijrah
ke Yaman ( Hadrolmaut ) bertemu dengan salah satu pengikut tariqah sufi (darwisy) yang
sedang asyik memainkan hadrah (rebana) serta mengucapkan syair pujian kepada Allah dan
Rasul-Nya. Dengan pertemuan itu mereka bersahabat. Setiap Imam Muhajir mengadakan
majelis maka disertakan darwisy tersebut, hingga keturunan dari Imam Muhajir tetap
menggunakan hadrah disaat mengadakan suatu majelis.

6
Hadrah selalu menyemarakkan acara-acara Islam seperti peringatan Maulid Nabi, tabligh
akbar, perayaan tahun baru hijriyah, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya. Sampai saat
ini hadrah telah berkembang pesat di masyarakat Indonesia sebagai musik yang mengiringi
pesta pernikahan, sunatan, kelahiran bayi, acara festival seni musik Islami dan dalam kegiatan
ekstrakulikuler di sekolahan, pesantren, remaja masjid dan majelis taklim.

Makna hadrah dari segi bahasa diambil dari kalimat bahasa Arab yakni hadhoro atau yuhdhiru
atau hadhron atau hadhrotan yang berarti kehadiran. Namun kebanyakan hadrah diartikan
sebagai irama yang dihasilkan oleh bunyi rebana. Dari segi istilah atau definisi, hadrah
menurut tasawuf adalah suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan masuk ke ‘hati’,
karena orang yang melakukan hadrah dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran
Allah dan Rasul-Nya.

Syair-syair Islami yang dibawakan saat bermain hardah mengandung ungkapan pujian dan
keteladanan sifat Allah dan Rasulullah SAW yang agung. Dengan demikian akan membawa
dampak kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Para sufi yang biasanya melibatkan seruan
atas sifat – sifat Allah yang Maha Hidup (Al-Hayyu), melakukannya sambil berdiri, berirama
dan melantunkan bait-bait pujian atas baginda Nabi Muhammad SAW.

2. Macam Macam Alat Musik Hadroh


1) Kencer. Merupakan alat musik utama dalam permainan muusik hadroh, kencer tersebut
bisa saja digunakan sepanjang vokal dan becking vokal melantunkan sholawat /hanya
pada saat nada naik dengan variasi-variasi tertentuTerdapat dua jenis rumus, yaitu
a) Rumus Nikahan
i) rumus saat awalan/pembukaan:
D-T-DD-T T lalu lanjutkan ke
rumus vokal
ii) rumus saat nada vokal: DT-
DD-D-TT-T kembali ke awal
iii) rumus saat nada naik: DD-TT-
T-T-TT-T-D-DD-D-D-DD-D-
D lalu lanjutkan ke rumus koor
iv) rumus saat nada koor: TT- T-
D- TT-T-D kembali ke awal
v) rumus nada tengahan: T-T-T-TT-T-T-TT-T-D-TT-T-D kembali ke rumus koor
vi) rumus nada penutup: DD-TT-TT-D-TT-T-Dlalu lanjutkan ke nada vokal
b) Rumus Anakan
i) rumus saat awalan/pembukaan: D-T-D-D-TT-T- lalu lanjutkan ke nada vokal
ii) rumus nada vokal: D-TT-DD-D-T-T-D-T-Tkembali ke awal
iii) rumus saat nada naik: D-D-T-TT-T-T-TT-T-D-DD-D-D-DD-T-T lalu lanjutkan ke
nada koor
iv) rumus nada koor: TT-D-T-TD-TT lalu lanjutkan ke nada koor
v) rumus tengahan: T-TT-T-T-TT-T-T kembali ke rumus koor.

7
vi) rumus nada penutup: D –D-T-TT-D-T-TD-T-Tkembali ke rumus vokal terbang
2) Bass. Bermain bass hadroh termasuk kategori mudah dipahami namun akan terlalu sulit
jika sang pemain adalah orang yang tidak memiliki intensitas seni atau orang yang belum
mengerti musik Hadroh.berikut adalah gambaran tentang bass:
Berikut cara memainkan bass secara profesional,
a) Pertama dianjurkan melakukan pemanasan
kecil supaya otot tangan menjadi panas dan
mudah bergerak, selanjutnya adalah tentang
tata cara memegang stick (pemukul), agar
tidak mudah lelah peganglah stick secara
rileks, mirip cara memegang stick drum.
b) Cara memukulnya adalah dengan
mengayunkannya tepat ke arah komponen
bunyi pada Bass (muka Bass), terlalu
banyak tenaga saat memukul sangat tidak
dianjurkan karena akan menimbulkan
kelelahan luar biasa.
c) Step berukutnya adalah tentang
pengaplikasian dalam grup, alat Bass
dimainkan dengan berkolaborasi dengan
Tam-tam sehingga menimbulkan sebuah
irama yang akan menjadi iringan dari Musik Hadroh. Alunan Musik Hadroh akan
terasa indah jika kolaborasi Bass-Tam-tam dan Terbang sangat harmonis, sehingga
saat ini menjadi Musik yang unik dan populer dikalangan remaja Islam.

3) Keprak/kaplak adalah salah satu alat rebana yang bentuknya seperti rebana/terbang, akan
tetapi memiliki diameter lebih kecil. Alat ini digunakan untuk membuat variasi musik
pada rebana hadroh,sehingga musik yang dihasilkan lebih rancak atau semarak.
Keberadaan alat ini saat pemainan hadroh menjadikan musik lebih hidup.berikut adalah
gambar keprak
Keprak/kaplak disebut juga
marawis karena suaranya yang
mirip dengan salah satu alat
musik marawis. Hanya bentuk
alatnya yng membedakan, keprak
hanya satu sisi yang diletakkan
kulitnya, sedangkan marawis dua
sisi diikat menggunakan tali – tali.
cara mainya hampir sama dengan kencer tetapi hanya pada rumus nada naik yang
digunakan dalam kepak ini dan tidak ada "D"

8
4) Darbuka adalah alat musik dalam katagori membranophon, bodynya berbentuk jam pasir
atau piala (goblet) dengan satu membran disalah satu sisinya. Fungsi darbuka adalah
peningkah irama, Cara memainkannya dalam posisi horizontal. Teknis permainanya
sesuai dengan fungsinya sebagai peningkah irama maka banyak mengandalkan permainan
jari.
Darbuka secara teknis permainan dibagi dalam 2
jenis yakni teknik tradisional dan teknik modern
yg disebut splitfinger. Negara manca yg terkenal
dominan dengan darbuka adalah mesir dan turki.
Darbuka di indonesia biasa dipakai dalam musik
musik religi atau musik gambus sedangkan di
tempat asalnya yakni mesir dan turki darbuka
identik dengan bellydance.Tinjauan tentang
kategorisasi , Darbuka ada 4 jenis :
a) Darbuka modern biasa terbuat dari aluminium
dengan membran yg terbuat dari Mylar (salah
satu jenis plastik) ada juga yg terbuat dari
jenis logam lain seperti tembaga dan besi
tempa dll.
b) Darbuka tradisional turki. Di indonesia
disebut "dumbuk pinggang" cara memainkan
nya bisa posisi horizontal atau vertikal seperti jembe. Teknik permainanya bila
dimainkan dengan posisi horizontal adalah dengan menggunakan teknik finger
snapping (menjentikkan jemari). Teknik finger snapping sangat dominan digunakan
untuk alat musik lain yg masih sepupu dengan darbuka yaitu Tonbak Iran.
c) Darbuka asli terbuat dari tanah liat dan kulit natural. Disebut clay darbuka.
d) Dohola , artinya bass darbuka atau darbuka ukuran besar. Dohola biasa berbahan clay
(tanah liat) dan ada juga yg terbuat dari logam dengan kulit yg terbuat dari plastik
(mylar)
e) Darbuka sekarang ini sudah bisa menjadi alat yg mandiri tanpa tergantung dengan alat
musik lain atau jenis aliran musik tertentu. Darbuka dipopulerkan kembali oleh misirli
ahmet dari Turki sehingga menjadi musik kontemporer garapan perkusi yg digemari
pecinta perkusi seluruh dunia. Di Indonesia ini biasa disebut sebagai aliran Freestyle.
Aliran freestyle ini mandiri dan tidak ada hubungannya dengan jenis musik2 lain oleh
sebab itu freestyle masuk dalam katagori musik kontemporer. Namun Pecinta freestyle
harus bisa memposisikan diri dan bijaksana dengan kemampuannya sehingga tidak
serta merta dipakai secara sembrono bila dirinya berfungsi sebagai pengiring lagu.

5) Tam juga sama seperti bas yaitu sebagai kunci permainan musik hadroh, tam disini
berfungsi sebagai pengiring bass jadi antara bass dan tam harus saling koordinasi agar
tidak terjadi kesalahan saat memainkannya.

9
Cara Dasar Belajar Rebana
Cara dasar belajar rebana - Rebana adalah alat musik yang cara memainkannya dengan
cara dipukul menggunakan tangan maupun jari jemari tangan. Kemudian pengertian lain dari
rebana adalah sejenis gendang/kendang yang berbentuk bundar dan pipih yang menjadi ciri
khas alat musik melayu. Pada umunya rebana digunakan untuk mengiri musik seperti musik
kosidah dan hadroh. Rebana juga termasuk dalam keluarga perkusi karena cara
memainkannya dipukul seperti perkusi-perkusi lainnya. Rebana juga tergolong jenis alat
musik tradisional karena keberadaannya yang sudah sangat lama. Rebana digunakan oleh
kelompok hadroh dan kasidah kadang pada acara adat misalnya acara syukuran pernikahan
atau peresmian tempat-tempat yang berkaitan dengan religi.

Untuk belajar bermain rebana bukanlah hal yang sulit yang penting ada kemauan yang keras
untuk belajar. Belajar rebana pada prinsipnya sama seperti belajar seperti alat-alat musik yang
tergolong perkusi seperti kendang, jimbe dan sebagainya. Di sini difokuskan terhadap
pukulan tangan atau jari jemari tangan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa bermain
rebana misal belajar dari seseorang yang mahir bermain rebana atau belajar secara otodidak
melalui buku belajar musik ataupun melalui internet. Dalam artikel kali ini kami akan
memaparkan beberapa cara dasar belajar rebana untuk semua pembaca. Mari kita simak
bersama-sama..

10
Cara Dasar Belajar Rebana

1. Punya Rebana
Cara dasar belajar rebana yang pertama adalah dengan memiliki rebana sendiri. Seperti alat
musik yang lainnya jika kita ingin bisa cepat mahir dalam memainkannya alangkah baiknya
jika kita memiliki alat musik tersebut, begitu pula dengan rebana. Hal ini dimaksudkan agar
kita sering bertemu dengan rebana dan langsung memaikannya. Sering kita memainkan
rebana akan cepat pula kita menjadi luwes dan terampil memainkannya. Belilah rebana
second terlebih dahulu yang masih dalam kondisi baik dan dapat dipakai, tetapi jika ada
budget untuk membeli yang baru, segeralah untuk membelinya.

2. Belajar Pukulan Dasar

Berbunyi "Tak(T)"

Berbunyi "Dung(D)"

Patern dasar hadroh nikahan


 Awalan : DT DDD / TDT DDD (dipukul berkali-kali mengikuti lagunya)
 Naikan : TD TTTT TTTD DDDD DDDD
 Naik : TTT.D.TTTD (dipukul berulang ketika reff)
 Jeda : T.T.T. TTTT

11
 Tutup : DD TTT. D. TTTD

Patern dasar hadroh anakan


 Awalan : D. T DDDT / TDTT DDDT (dipukul berulang-ulang mengikuti lagunya)
 Naikan : TDTT TTTT TDDD DDDD DDTT
 Naik : TTDT TTDT (berulang menurut lagu)
 Jeda : T. TTTT TTTT
 Tutup : TDDT TTDT TD

3. Perbanyak Koleksi Lagu-Lagu

Cara dasar belajar rebana yang ketiga adalah dengan memperbanyak koleksi lagu yang bisa
dimainkan dengan rebana. Caranya dengarkanlah lagu seperti lagu hadroh kemudian cobalah
untuk memainkannya kembali dengan rebanamu. Lakukan berulang kali sehingga tanganmu
luwes dan terampil dalam memainkan lagunya. Setelah bisa ganti lagu lainnya sehingga
koleksi lagumu menjadi banyak. Lakukan hal ini rutin tiap harinya agar kamu cepat bisa
misalnya luangkan waktu minimal 2 jam pada tiap harinya untuk berlatih memainkan rebana.

4. Berdoa
Cara dasar belajar rebana yang keempat adalah dengan berdoa kepada Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa ketika akan berlatih dan setelah berlatih. Dengan berdoa memohon agar
dimudahkan dalam mempelajari rebana dengan hasil yang baik.

12
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hadroh adalah kesenian islami yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam. Dikisahkan pada saat baginda nabi hijrah dari makkah ke madinah, baginda
nabi di sambut gembira oleh orang-orang anshor dengan nyanyian/syair yang dikenal dengan
sholawat "thola'al badru 'alaina" dengan diiringi tabuhan terbang. Makna hadroh dari segi
bahasa diambil dari kalimat bahasa Arab yakni hadhoro atau yuhdhiru atau hadhron atau
hadhrotan yang berarti kehadiran. Namun kebanyakan hadroh diartikan sebagai irama yang
dihasilkan oleh bunyi rebana. Dari segi istilah atau definisi, hadroh menurut tasawuf adalah
suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan masuk ke ‘hati’, karena orang yang
melakukan hadrah dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasul-
Nya. Syair-syair Islami yang dibawakan saat bermain hadroh mengandung ungkapan pujian
dan keteladanan sifat Allah dan Rasulallah yang agung. Dengan demikian akan membawa
dampak kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Para sufi yang biasanya melibatkan seruan
atas sifat – sifat Allah yang Maha Hidup (Al-Hayyu), melakukannya sambil berdiri, berirama
dan melantunkan bait-bait pujian atas baginda Nabi Muhammad. Hadrah selalu
menyemarakkan acara-acara Islam seperti peringatan Maulid Nabi, tabligh akbar, perayaan
tahun baru hijriyah, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya. Sampai saat ini hadrah telah
berkembang pesat di masyarakat Indonesia sebagai musik yang mengiringi pesta pernikahan,
sunatan, kelahiran bayi, acara festival seni musik Islami dan dalam kegiatan ekstrakulikuler di
sekolahan, pesantren, remaja masjid dan majelis taklim. Hadroh juga bisa disebut rebana.
Rebana (Bahasa Jawa: Terbang) adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Ini merupakan
simbol kota bumiayu .Terbuat dari bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut,
dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing atau sapi.

13
Daftar Pustaka

https://jualrebana.com/blog/asal-mula-sejarah-hadroh/

https://www.kaskus.co.id/thread/519338ea6112434f0e000005/dulunya-hadroh-itu-terbang-asal-
usul-hadroh-ditanah-jawa/

http://sahabatislamiadm.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-hadroh-masuk-indonesia.html

http://abiddawamullatif.blogspot.co.id/2016/11/mari-kita-mengenal-dan-cara-memainkan.html

http://yogs472000.blogspot.co.id/2017/10/macam-macam-alat-hadroh.html

http://as-wa-ja.blogspot.co.id/2012/12/hadroh-adalah-kesenian-islami-yang.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Rebana

14

Anda mungkin juga menyukai