Rata Independen
Uji Beda Dua Rata-Rata
Sampel Independen
Dibutuhkan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi,
dengan melihat rata-rata dua sampelnya.
Tidak ada hubungan antara dua sampel yang
akan diuji.
Pada uji sampel berpasangan, satu kasus
diobservasi lebih dari sekali, dalam uji
independent sample ini , satu kasus hanya didata
sekali saja.
Contoh 1
Berikut adalah data nilai prestasi kerja karyawan yang mendapat
training dengan yang tidak mendapat training.
Rata2 nilai _ _
prestasi X1 = 300 X2 = 302
Varians S12 = 4 S22 = 4,5
Ukuran sampel n1 = 40 n2 = 30
4. Statistik hitung :
5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = 4 > 1,645 (berada di daerah penolakan H0).
H0 ditolak beda rata-rata prestasi kerja > 0.
Jawab b)
1. H0 : [1-2] = 0 Ha : [1-2] 0
4. Statistik hitung :
5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = 4 > 1,96 (berada di daerah penolakan H0).
H0 ditolak beda rata-rata prestasi kerja 0.
Contoh 2
Berikut adalah data nilai UTS Dasar Kesling
Mahasiswa PSIKM kelas Reguler dan Mandiri.
Reguler Mandiri
_ _
Rata2 kelas X1 = 78,9 X2 = 79,0
Varians S12 = 129,5 S22 = 197
Ukuran sampel n1 = 48 n2 = 48
1. H0 : [1-2] = 0 Ha : [1-2] 0
4. Statistik hitung :
5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = -0,04 > -1,96 (berada di daerah penerimaan H0).
H0 gagal ditolak beda rata-rata nilai UTS kedua kelas = 0.
Jawab b)
4. Statistik hitung :
5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = -0,04 < 1,645 (berada di daerah penerimaan H0).
H0 gagal ditolak beda rata-rata nilai UTS kedua kelas tidak >0.
Uji Beda Dua Rata-Rata
Berpasangan (Paired Test)
Uji Beda Dua Rata-Rata Sampel
Berpasangan (Paired Test)
1. d0 : [d1-d2] = 0 da : [d1-d2] 0
2. Derajat kemaknaan = 5% uji 2 arah titik kritis t(9;0,5) = 2,262
H0: d = 0 (2- 1 = 0)
Ha: d 0
6. Kesimpulan :
Statistik hitung t = 2,13 > 1,83 H0 ditolak artinya perubahan nilai
ujian per mahasiswa secara bermakna lebih besar dari nol pada
derajat kemaknaan 5% (p<0,05).
Uji Hipotesis Perbedaan Nilai Mahasiswa Sebelum
dan Sesudah Metoda Pengajaran Baru
Latihan
Contoh kasus: Sebuah penelitian bertujuan
melihat apakah rata-rata kadar nikotin rokok
jarum lebih tinggi dibandingkan rokok wismilak.
Dari ambil sampel secara random, 10 batang
rokok jarum dan 8 batang wismilak. Dilaporkan
rata-rata kadar nikotin rokok jarum 23,1 mg
dengan standar deviasi 1,5 mg sedangkan rokok
wismilak 20,0 mg dengan standar deviasi 1,7
mg. Ujilah pernyataan tsb, dengan alpha 5%.