Anda di halaman 1dari 265

KEBUTUHAN POKOK MANUSIA

PANGAN
Mempertahankan hidup, sumber energi,
pertumbuhan, memperbaiki sel yg rusak,
melindungi dari penyakit.
SANDANG
Membungkus tubuh (melindungi dr cuaca)
RUMAH
RUMAH MENURUT PERSPEKTIF MANUSIA

Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan
Kebutuhan sosial
Kebutuhan akan pengakuan diri atau status
Kebutuhan mengatualisasikan diri.
Fungsi Rumah Adalah :

1. Kebutuhan minimal selain makan dan minum


2. Kebutuhan dari cuaca
3. Tempat berinteraksi sosial
4. Lambang identitas sosial keluarga.

Kegiatan Penghuni Dalam Rumah Adalah :

1. Interaksi sosial
2. Melakukan kegiatan
3. Kebutuhan fisik
RUMAH SEHAT
(Azrul Azwar)
Sebagai tempat untuk melepaskan lelah,
beristirahat
Sebagai tempat membina rasa kekeluargaan
Sebagai tempat melindungi diri dari bahaya
yang mengancam
Sebagai lambang status sosial yg dimiliki
Sebagai tempat menyimpan atau meletakkan
barang berharga yang dimiliki
Menurut WHO
Rumah Sehat adalah
Tempat berlindung/bernaung dan tempat
untuk beristirahat, sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna
baik fisik rohani maupun sosial
DEFENISI
Rumah sehat adalah : Rumah yang memenuhi
syarat kesehatan yang diperlukan oleh
penghuninya agar tercapai kesehatan dan
kesejahteraan hidupnya.
Perumahan adalah : kelompok rumah yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian yang dilengkapi sarana dan prasarana
lingkungan.

Pemukiman adalah : bagian dari lingkungan


hidup diluar kawasan lindung yang berupa
kawasan perkotaan dan pedesaan.
Undang undang perumahan & pemukimamn

UU RI NO. 4 Tahun 1992 mengatur tentang


Perumahan dan Pemukiman.

KEP MEN KES RI NO. 829 Tahun 1999


mengatur tentang Kesehatan Perumahan.
DATA DEPKES

Pada tahun 2002,dari 212 kabupaten di


Indonesia persentase rumah sehat hanya
sebesar 64,89 %.
Di Sumatera Utara tahun 2002 Persentase
rumah sehat ada 61,05 %, sedangkan untuk 13
kabupaten/ kota di Sumatera Utara pada tahun
2003 terdapat hanya 38,30 % rumah sehat.

Pada tahun 2004 diperoleh data persentase


rumah sehat meningkat menjadi 66,70%.
Angka ini masih dibawah target Indonesia
sehat 2010 yaitu sebesar 80 %.
Penyebab rendahnya persentase
rumah sehat di Indonesia, karena :

Kurangnya pemahaman
sektor sektor terkait
terhadap konsep
pembangunan berwawasan
kesehatan.
Penyebab timbulnya masalah kesehatan di
lingkungan perumahan
1. Keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan
perumahan yang tidak baik
2. Kondisi perumahan yang tidak cukup dan terlalu
sempit
Permasalahan yang ada di
kawasan pemukiman kumuh.
Saluran pembuangan atau got
Kebersihan lingkungan (persampahan)
Jalan lingkungan
Lapangan bagi taman rekreasi dan olah
raga.
Penerangan jalan lingkungan
Prasarana sosial kemasyarakatan
Dasar pertimbangan rencana struktur tata
ruang kawasan pemukiman
Kesesuaian dengan rencana tata ruang kota.
Kemudahan pelayanan prasarana
Keterpaduan tata ruang kawasan pemukiman
Ketersediaan lahan untuk pengembangan
prasarana dan sarana pemukiman
Efisiensi pembiayaan pembangunan prasarana
dan sarana pemukiman.
Salah satu target Millenium
Development Goals ( MDG )

Meningkatkan kehidupan 100 juta masyarakat miskin


di pemukiman kumuh pada tahun 2020.
Karakteristik Pemukiman:

1. Pemukiman tradisional
Masyarakat masih memegang teguh tradisi lama
1. Pemukiman darurat
2. Pemukiman Kumuh (slum area)
3. Pemukiman transmigrasi
4. Pemukimanuntuk kelompok kelompok khusus
5. Pemukiman Baru (real astate)
Tipe pemukiman
Tipe Pemukiman Bagian Pemukiman Perkiraan jumlah
penduduk
-Pem.sementara Rumah dan lingkungan 3-100
-Desa Perumahan dan 100-5000
lingkungan
-Kota atau polis Kota dan lingkungan 5000-200.000
-Metropolis Metropolis dan ling 200.000 -10 juta
-Megapolis Megapolis dan 10 juta - 500 juta
lingkungan
PERMUKIMAN PEDESAAN DI INDONESIA
DESA
Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kelompok manusia dan
lingkungan .

Perpaduan berupa:
Fisiografi

Sosial

Ekonomi

Politik

Kultural
UNSUR DESA
1. Daerah
* Tanah produktif dan non
* Lokasi
* Lingkungan geografi
2. Penduduk
* Jumlah
* Pertambahan
* Kepadatan
* Penyebaran
* Mata pencaharian
3. Tata Kehidupan
TIPE DESA
Pra Desa

Kel masyarakat yang belum menetap pada suatu lokasi

Desa Swadaya
* Ciri-ciri masih tradisional
* Adat istiadat mengikat hubungan antar warga
* Pengawasan sosial berdasarkan kekeluargaan
* Jenis pencaharian homogen
* Tingkat teknologi sederhana
JENIS DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN :

1. Petani menggarap tanah secara bergantian


- Pemukiman menetap
- Tanah garapan berpindah sampai dengan lebih 10 km dari desa
Contoh; di pedalaman Sumatera, kalimantan, Sulawesi
2. Petani penggarap menetap
- Tanah garapannya terletak di sekitar desa
Contoh : di Jawa, Bali, Sumatera Barat
3. Petani perkebunan besar
Contoh : di Sumatera Utara, Jawa Barat dan Jawa Timur
4. Nelayan
5. Pengrajin kerajinan tangan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BENTUK DESA

1. Alam
2. Kondisi
3. Teknologi
4. Struktur Ekonomi
5. Warisan
BENTUK DESA
1. Terkonsentrasi / Berkelompok
Keuntungan :
- Fasilitas pelayanan lebih ekonomis
- Jarak ke fasilitas umum lebih dekat
Kerugian :
- Bayak waktu dan tenaga untuk mencapai tanah pert
- Lahan pertanian kurang mendapat perhatian
2. Tersebar
Keuntungan :
- Pengawasan dan pengolahan tanah lebih mudah
- Tenaga, waktu ke tempat kerja sedikit
Kerugian :
- Jauh dari fasilitas umu
- Usia anak masuk sekolah terlambat
- Fasilitas sosial dan tempat ibadah jauh dari rumah dan tidak ekonomis
PENGERTIAN DAN CIRI KOTA
Kota = City
Daerah Perkotaan = Urban
= Daerah yang memiliki suasana kehidupan dan
penghidupan modern
CIRI-CIRI KOTA
1.Ciri ciri Fsik
- Tempat untuk pasar dan pertokoan
- Tempat untuk parkir
- Tempat untuk rekreasi dan olah raga
2. Ciri ciri Sosial
- Pelapisan sosial ekonomi yang heterogen
- Individualisme
- Toleransi sosial yang kurang
- Jarak Sosial (berdasarkan kebutuhan dan kepentingan)
PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI KOTA MEDAN
Pembangunan perumahan di kota Medan dimulai pada zaman pemerintah Belanda.
1 April 1909 kampung Medan dijadikan Kotpraja
Tahun 1930, Luas kota Medan sudah menjadi 1590 ha dan pemerintah Belanda
membagi tiga macam lingkungan :
1. Europese Wijk
2. Chinese Wijk
3. Lingkungan Perkampungan
Tahun 1950 diperluas menjadi 5100 ha Kota lama seluas 1590 ha menjadi pusat
koat (pada pusat kota terdapat pemukiman campuran ari berbagai kelas)
Tahun 1979/1980 dimulai pembangunan perumahan oleh pemerintah luas wilayah
diperluas menjadi 25.160 ha.
- 10.000 unit rumah sederhana di Medan Timur (Mandala)
-5000 unit rumah sederhana di Medan Barat (Helvetia)
Tahun 1981 dibangun 7000 unit rumah di Medan Selayang (Simalingkar)
Tahun 1985 dibangun rumah susun murah 500 unit di Sukaramai
Tahun 1993 dibangun rumah sederhana dan sangat sederhana di Medan Utara
(Martubung)
Pembangunan rumah agak tersendat setelah terjadi krisis ekonomi 1997
KESEHATAN LINGKUNGAN
DI PERUMAHAN
Tahun 2002 : Kep.Men.Kes.R.I. Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999
Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
Tahun 2003 :
Proyek ICDC Prosedur Kerja Surveilans Faktor Risiko
Penyakit Menular Dalam Intesifikasi
Pemberantasan Penyakit Menular Terpadu
Berbasis Wilayah
Khusus : FR lingkungan dan perilaku penyakit
ISPA, Malaria, TBC, Campak,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio dan
Hepatitis B
Tahun 2004 : mulai adanya kasus penyakit yg disebabkan
virus H5N1 di negara daerah Asia Tenggara
PERUNDANG-UNDANGAN & PERATURAN
1. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
2. UU No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun
3. UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
4. UU No. 10 Tahun 1985 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera
5. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
6. UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataaan Ruang
7. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan-2 Pokok Pengelolaan LH
8. PP No. 7 Tahun 1987 tentang Penyehan Sebagian Urusan di Bidang
Kesehatan Kepada Daerah
9. PP No. 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal
di Daerah
10. PP No. 40 Tahun 1991 tentang Wabah Penyakit Menular
11. Draft Kepmenkes (proses) : Kiat Hidup Aman dan Sehat dengan
Medan Listrik dan Medan Magnet
PERSYARATAN KES.PERUMAHAN

Melindungi keluarga dari dampak kualitas lingkungan


perumahan dan rumah tinggal yang tidak sehat

Meliputi :
1. Lingkungan perumahan yd tdd lokasi, kualitas udara,
kebisingan dan getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah,
sarana dan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit
dan penghijauan

2. Rumah tinggal yg tdd bahan bangunan, komponen dan


penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara,
ventilasi, binatang penular penyakit, air, makanan, limbah dan
kepadatan hunian ruang tidur
PELAKSANA KETENTUAN PSYARATAN
KES. PERUMAHAN :
1. Pengembang atau penyelenggara pembangunan untuk
perumahan
2. Pemilik atau penghuni rumah tinggal
3. Berlaku juga thd rusun/kondominium, ruko, dan rukan
pada zona permukiman

PELANGGARAAN sanksi pidana dan/atau sanksi adm.,


sesuai UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman serta UU No. 23

Perumahan yg telah ada wajib memenuhi persyaratan


kes.perumahan sesuai keputusan
ini selambat-lambatnya 5 th sejak keputusan ini
ditetapkan
FAKTOR RISIKO (FR) DI PERUMAHAN (1)
1. Lokasi tidak pd daerah :
rawan bencana alam
rawan kecelakaan spt jalur penerbangan
rawan kebakaran
bekas pembuangan akhr sampah
bekas lokasi pertambangan

2. Kualitas udara, kebisingan,dan getaran :


kualitas udara ambien di lingk.perumahan hrs bebas dr gangguan gas
beracun (alam/aktifitas man.)
memenuhi psayaratn baku mutu yg berlaku:
a. kebisingan tdk > 45 55 dBA
b. gas berbau (H2S, NH3) scr biologis tdk terdeteksi
c. partikel debu < 10 (PM 10) tdk melebihi 150 g/
d. gas SO2 tdk melebihi 0.10 ppm
e. debu terendap tdk melebihi 350 mm/m
Tk getaran hrs memenuhi maksimal 10 mm/dtk
3. Kualitas tanah.
Timah hitam (Pb) = maks. 300 mg/kg
Arsenik total = maks. 100 mg/kg
Cadmiun (Cd) = maks. 20 mg/kg
Benzo (a) pyrene = maks. 1 mg/kg

4. Kualitas air tanah


Memenuhi persyaratan air baku, air minum gol.B,
sesuai dg peraturan PerUU yg berlaku

5. Sarana dan prasarana lingkungan


Memiliki tmn bermain anak, sar. rekreasi kel. dg konstr. aman dr
kecelakaan
Memiliki sar. drainase
Memiliki sar. jalanan ling.
Tersedia sumber air bersih, cukup dan memenuhi persyaratan
Pengelolaan pembuangan kotoran man. & limbah RT
Pengelolaaan pembuangan sampah RT
Pengaturan instalasi listrik
TPM hrs menjamin tdk tjd kontaminasi yg dpt
menimbulkan keracunan

6. Binatang penular penyakit


Indeks lalat di lingk hrs memenuhi persyaratan ssu
dg persyaratan PerUU yg berlaku
Indeks jentik nyamuk (ABJ) tdk melebihi 5%

7. Penghijauan.
sebagai pelindung juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan, kelestarian
alam
Medan listrik dan Medan magnet
yang berasal dari penggunaan listrik
Tenaga listrik disalurkan dlm bentuk arus bolak-balik pd frek. 50/60 Hz
atau 50/60 siklus per-detik

Tenaga listrik di Indonesia disalurkan dg transmisi : 500 kV, 150 kV, 70


kV, 20 kV dan 220 V

Medan magnet nerubah setiap saat sesuai dg perunahan konsumsi


listrik

Medan listrik dan medan magnet di dlm rumah dpt berasal dr SUTET,
jaringan distribusi, kabel listrik disekitar rumah dan peralatan listrik
lainnya
Batas pajanan untuk masyarakat umum (rekomendasi IRPA-WHO) :
a. medan listrik = 5 kV/m
b. medan magnet = 0, 1 mT (T=Tesla)
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO (FR)
Dalam Identifikasi FR, perlu diketahui jalur pemajanannya
Utk memahami jalur pemajanan, disarankan hny utk
mengambil informasi yg relevan
Hrs tersedia informasi yg cukup dan dpt menghubungkan
media yg tercemar dg populasi ttt
Kekurangan data informasi pd setiap elemen jalur
pemajanan perlu diketahui
Elemen Jalur Pemajanan/Penularan
Nama
Sumber Media Titik Pemajanan/ Cara Pendudk
Lingkungan Penularan Pemajanan/ Terpajan/Ter-
Penularan tular/Berisiko
Penc.B3 Timbunan tanah, air air tanah, bhn tertelan ppguna air
P.Bintan limbah B3 pangan tanah

Kejadian Kotoran air, tanah sungai, sumur, tertelan yg tdk cuci tgn
Polio man. tangan man. stl BAB dg
bersih
Kejadian Alat elektr udara daerah dmn alat kontak lsg berada di dkt
Sakit Kepl. RT (medan listr tsb dihidupkan alat tsb
& magnet dihidupkan
Medan listrik dan medan magnet juga menginduksi arus dalam tubuh. Apabila arus
yg terinduksi lebih besar dr arus yg ditimbulkan oleh SUTET dpt mempengaruhi
sistim syaraf & menimbulkan sensasi bayangan cahaya disekitar mata

Medan listrik dan medan magnet yg berasal dr jaringan listrik dan peralatan listrik
tdk menyebabkan kerusakan DNA scr langsung, shg juga tdk merupakan penyebab
kanker/ keganasan kanker
(bukti pendukung yang ada bhw medan magnet sbg promotor terjadinya
keganasan sgt lemah)

Sumber medan elektromagnetik (frek. rendah - 300 Hz) :


SUTET, AC, radio, TV, Komputer, Setrika, Hairdryer, Vaccum cleaner, dsj.

Dampak yg ditimbulkan :
- Teknis efek kejut
pengendalian : dg menjaga jarak aman, khusus utk
SUTT dan SUTET tanam pohon, rumah
diberi langit-2, atap bukan jenis logam

- psikologis gejala pusing menahun, gangguan tidur, kecemasan


pengendalian : pemberian informasi yg benar kpd masy
Faktor Risiko Kejadian TBC

Mikroorganisme
agent

Kebiasaan
Tidur sekamar

Kebisaan
Membuang KEJADIAN
Dahak TBC

Kebiasaan tdk
Menutup mulut kurang kepadatan kurang
Bila batuk ventilasi hunian pencahayaan
PERSYARATAN RUMAH SEHAT
MEMENUHI KEBUTUHAN FISIOLOGIS
MEMENUHI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS
MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT
MENCEGAH TERJADINYA
KECELAKAAN
MEMENUHI KEBUTUHAN FISIOLOGIS
PENCAHAYAAN
PENERANGAN
MENGURANGI KELEMBABAN
MENGUSIR NYAMUK
MEMBUNUH MIKROORGANISME
(-) KENYAMANAN
(-) PRODUKTIFITAS
(+) KECELAKAAN
KERUSAKAN PADA MATA
PENGUKURAN CAHAYA
ALAT : Luxmeter, Foot Candle Meter
Satuan : Lux, Foot candle, lumen, watt
1 lux = 1 lumen / m2
1 fc = 3,282
= 10,765 lux
100 watt + 1200 lumens
STANDAR MINIMUM PENCAHAYAAN
DALAM RUMAH (LUX)
Macam Ruang
Kamar Keluarga Dan Ruang Tidur 60 - 120
Kamar Administrasi 60 - 120
Pabrik Kerja Kasar 120 - 250
Pabrik Kerja Halus 600 - 1000
Hotel 120 - 250
Sekolah 120 250
Pengukuran : 75 cm dari lantai
SUMBER CAHAYA
1. Cahaya Alam
Matahari (utama), bulan, bintang
Jendela, celah-celah dan bagian bangunan yang
terbuka
Jumlah cahaya tergantung : letak & lebar jendela
Jendela kamar tidur menghadap ke Timur
Luas jendela 10-20% luas lantai
> 20% silau dan panas
< 10% gelap dan pengab
Terhalang /tidak/cuaca/waktu
Objek dalam ruangan : warna/pantulan
Cahaya Bersifat Germicid :
Sinar UV sterilisasi kamar bedah
Cahaya adalah gelombang
elektromagnetik energi
Panjang gelombang 4000-7000 A (yang
0

dapat dilihat mata)


Untuk membunuh bakteri < 4000 A0

CM dapat dilewatkan ke kaca


2. Cahaya Buatan
Lampu, lilin, listrik
Cahaya Buatan Di Pengaruhi Oleh :
Cara pemasangan sumber cahaya pada
dinding/langit-langit
Konstruksi sumber cahaya

Luas dan bentuk ruangan

Penyebaran sinar dan sumber cahaya


Pencahayaan Terjadi Dengan 3 Cara

1. Langsung
* 90% - 100% cahaya benda
* 0% - 10% cahaya keatas
* Bayangan Tajam
2. Tidak Langsung
Hasil pantulan dinding dan loteng
0 - 10% cahaya benda
90% - 100% cahaya keatas
Warna langit langit dan dinding

harus terang
3. Campuran (Difus)
Cahaya datang dan
dipancarkan ke segala jurusan
seperti : kantor
Koefisien Pemantulan Warna -Warna Cat
Warna Koefisien Pemantulan (%)
Putih 90 - 92
Krem Muda 74
Jingga Muda 67
Kuning Muda 65
Biru Muda 61
Hijau Muda 47
Abu-Abu Muda 49
Biru 36
Abu-Abu 30
Merah 13
Standar Pencahayaan Dalam
Rumah Tinggal (WHO)
Kamar Keluarga 100 - 200
Kamar Tidur lux 50
Ruang Belajar 100 300
Ruang Makan 75 - 150
Dapur 50 - 150
Faktor Pemantulan Yang Di
Harapkan
Loteng 75 85 %
Dinding 50 -60 %
Permukaan Meja 35%
Perabotan 30 35%
Lantai 30%
Jumlah Cahaya Yang Masuk Ke
Dalam Ruangan Tergantung :
Cahaya langsung dari langit
Cahaya yang dipantulkan oleh permukaan benda
di ruangan
Cahaya yang dipantulkan oleh permukaan benda
di luar ruangan
Jenis kaca pada jendela
Debu
SILAU
1. Pantulan sinar datang
2. Kontras antara gelap dan terang
3. Sinar langsung ke mata
Mencegah Kelelahan Mental Oleh Cahaya

Perbaiki kontras
Sumber cahaya alami
Jangan silau : penempatan sumber cahaya
yang tepat, alat-alat tidak silau, buat
penghalang (tirai)
Hindari bayangan, cahaya berkedip-
kedip, cahaya bergoyang-goyang
b. Ventilasi (Penghawaan)
Usaha untuk memelihara kondisi atm yang
menyenangkan :
Guna : - Pertukaran udara
Udara segar untuk menjaga T dan RH
ruangan
* suhu ruangan <4oCsuhu udara luar
* 22oC 30oC
* Pergantian udara bersih untuk dewasa 33
m3/orang/jam
* RH 60%
Komposisi Udara Untuk Inspirasi
Dan Ekspirasi
Inspirasi (%) Ekspirasi (%)
Oksigen 20,95 16,5
Nitrogen 79,02 79,09
CO2 0,03 4,4
Uap Air Bervariasi Jenuh
Temperatur Bervariasi Temperatur badan
Syarat Ventilasi
Ventilasi tetap : > 5% luas lantai
insidentil : > 5% luas lantai
Jumlah ventilasi :10 15 % luas lantai
Udara yang masuk : bersih
* tempat tidur, kursi jangan persis di depan
pintu
Cross Ventilation
Unsur Udara Bebas
O2 20,7 %
N2 78,8 %
CO2 0,04 %
H2O 0,40 %
Ozon 0,03 %
NH3
H2
dll
Unsur Yang Bermanfaat Bagi Kesehatan : O2
Kekurangan O2 Anoxia(Amoqemia)
kebiru-biruan pada bibir, telinga, lengan, kaki

Unsur Yang Kurang Bermanfaat Bagi


Kesehatan :CO2
O2 dihirup CO2 dikeluarkan
Dewasa : menghasilkan CO2 22 ppm / jam
CO2 Asimilasi ++ pada siang hari
Malam hari : tumbuhan perlu O2
manusia perlu O2
CO2 dalam ruangan juga dihasilkan
oleh
Kompor minyak tanah
Rokok
Lilin
Gas
Penghawaan Buatan
1. Fan (Kipas Angin)
Gerakan udara ke depan
Tidak ada pergantian udara
Dapat masuk angin
2. Ekshauster
Menyedot udara dari dalam / luar
Perlu cross ventilasi
Keluar : di atas
Masuk : di bawah
3. AC (Air Conditioner)

Udara dalam ruangan disedot disaring

: didinginkan/dipanaskan disemprot

kembali
AC (Air Conditioner) :

Temp dapat distel

Lobang-lobang harus tertutup rapat

Tidak boleh ada sinar matahari langsung

Untuk daerah tropis tidak mutlak

Bagi yang tidak biasa bibir pecah, tenggorokan


kering, kulit pucat / mengkerut. Bila keluar ruang AC
panas.
Boros Energi Listrik Pemanasan
Global ( Green House Effect)
Di Daerah Dingin Untuk Pemanasan
(10oC 15oC)
JENIS AC
1. Central AC
2. Air Curtain (Tirai Udara)
Penghawaan Alam
Pergerakan Udara Bebas
Melalui : Jendela, Pintu, Poros
Dinding, Atap, Lantai Porous
Banyaknya Udara Yang Masuk Dan Keluar

Melalui Dinding Tergantung:

Luas dinding

Perbedaan tekanan antara kedua sisi dinding

Bahan dinding

(-) tebal dinding


Dinding Plester : udara masuk 25%
Cat : 30%
Permadani : 30%
Cat Minyak : 100%
= Bentuk / Letak Engsel Jendela =
1. Engsel Di Tengah

- Udara masuk dari atas


dan bawah
- Debu sebahagian tertahan
2. Engsel Disamping

- Debu tidak tertahan


- Udara masuk >>
3. Engsel Di Kiri Dan Kanan

- Bisa di tutup nya


4. Engsel Diatas

- Debu tertahan
- Berat waktu
membukanya
5. Engsel Di Bawah

- Debu tertampung dari


atas
- Udara sedikit masuk
Letak Lobang Ventilasi
Max : 80 cm dari langit-langit
Min : 30 cm dari langit-langit
Tinggi Jendela:
Min 80 cm dari lantai
Pasang insect proof
KEBISINGAN

= KEGADUHAN = NOISE

= GANGGUAN SUARA (=

PENCEMARAN)
AKIBAT KEBISINGAN PADA
MANUSIA :
GANGGUAN KESEHATAN
SPONTAN/LANGSUNG OK SUARA
KUAT/LEDAKAN
* GENDANG TELINGA PECAH
* TULI
RELATIF LAMA OK

GANGGUAN SUARA

KONTINYU WALAUPUN

SUARA TIDAK KUAT


JENIS GANGGUAN KESEHATAN OK NOISE
:

1. GANGGUAN FISIK :

- KERUSAKAN ALAT PENDENGARAN

OK LEDAKAN, GANGGUAN TERUS


MENERUS SEPERTI GANGGUAN
MESIN PABRIK GENERATOR
2. GANGGUAN MENTAL

- MUDAH MARAH
- APATIS
- GANGGUAN PIKIRAN / AKAL
3. GANGGUAN KESEHATAN LAIN:

- BISING, KURANG TIDUR, BADAN

LEMAS, DAYA TAHAN MENURUN,

ANAK KURANG TIDUR, NAFSU MAKAN

KURANG, PERTUMBUHAN TERGANGGU


SUARA MENGGANGGU OK :
- TIDAK TERATUR BUNYINYA
- TIDAK TERDUGA
- OK. TERLALU KERAS
- MONOTON/TERUS MENERUS
- TIDAK DISUKAI/DI PERLUKAN
- TEMPAT & WAKTU TIDAK COCOK
SUARA:
- ORANG YANG MENYUKAI
- ORANG TIDAK MENYUKAI
PERBEDAAN MENYUKAI/TIDAK TERHADAP
SUARA TERJADI OK :

1. BEDA PENGALAMAN
MIS: YANG BARU DATANG KE KOTA TAK BISA
TIDUR OK BISING
2. BEDA USIA :
SEMAKIN TUA : SEMAKIN TIDAK SUKA BISING
3. BEDA KESENANGAN :
- ADA YANG SUKA SUARA HOT
- ADA YANG SUKA SUARA LEMBUT/SLOW
4. BEDA KESENANGAN :
- SEMAKIN TINGGI PENDIDIKAN, SEMAKIN
BANYAK
YANG DITUNTUT
5. PENGARUH EGO INDIVIDU : TAK SUKA
SUMBER NOISE
1. Benda Elektronik ; TV,Tape, Radio
2. ALat Rumah Tangga ; Ember, panci, dll
3. Perindustrian ; Mesin-mesin Bengkel
4. Lalu Lintas ; mobil, sepeda, pesawat, motor
5. Anggota keluarga ; anak-anak
6. Bahan bangunan; lantai, atap, seng
7. Tempat-tempat umum ; pasar, bioskop, sekolah
8. Binatang-binatang; anjing, kucing
9. Alat-alat ; mesin tik
AKIBAT KEGADUHAN
TERHADAP KESEHATAN
A. PENDENGARAN
- Suara keras sehingga telinga pekak
- Suara Monoton
B.JANTUNG & TEKANAN
DARAH
- Suara mendadak sehingga terkejut,
Denyut jantung jadi cepat, tidak teratur,
muka pucat,otak stress, hilang kontrol,
dll

- Orang yang lemah jantung, pingsan


C. TERHADAP KEJIWAAN

- Ketegangan terus menerus akibat

kelelahan syaraf

- Kurang tidur
D. TERHADAP EFISIENSI &
KESELAMATAN KERJA :

- Noise menyebabkan gangguan konsentrasi

sehingga meyebabkan terjadinya kecelakaan

kerja dan kelelahan kerja.

- Gangguan daya tangkap bagi murid-murid


KELUHAN MASYARAKAT
TERHADAP KEGADUHAN
SUMBER KELUHAN
-Lalu lintas 36,3 %
-Radio, dll 12,3 %
-Pengumpul sampah 9,3 %
-Pembangunan 7,4 %
-Tukang Koran, pedagang 7,3 %
Batas Kegaduhan Untuk Perumahan :

Siang 40 dB

Malam 30 dB
Alat Mengukur Kegaduhan :

- Audio meter
- Noisemeter
- Sound level meter
Satuan Pengukuran : Decibel (dB)
USAHA UNTUK MENGURANGI
NOISE :
- Jauhkan tempat tinggal dari keramaian
- Tanami halaman rumah dengan pepohonan
- Tutup kran air rapat-rapat
- Kaki kursi beri karet
- Lantai papan dialas dengan karpet
- Untuk rumah bertingkat, dinding dan lantai dibuat
rangkap dua dengan ruang vakum ditengahnya.
- Lantai beri alas
- Pasang kain gorden
BUNYI YANG DIDENGAR MANUSIA :

PANJANG GELOMBANG 20-20.000

CYCLES PERDETIK.

- ULTRA SONIC : PANJANG GEL >20.000

CPs

- INFRA SONIC : PANJANG GEL>20 PCs


1. PASANG ALAT PEREDAM PADA
MESIN
2. PASANG ALAT PEREDAM ANTARA
SUMBER & RUANGAN SEPERTI :
- DINDING BETON : 20 CM 50 dB
- PAPAN : 2 LAPIS 10-15 Db
- KARPET
- ASBES
BATAS KEBISINGAN : (150)*

- PERUMAHAN 35-45 dB (US:50 dB)

- KAMAR TIDUR : 30 dB
TEKNIK PEMECAHAN
MASALAH
a. Pada Sumber
1. PEREDAMAN
2. PEMBERIAN PENUTUP
3. PEMISAHAN / PENYEKATAN
4. PENGGANTIAN CARA KERJA
5. PENGGANTIAN ALAT
6. PEMINDAHAN ALAT
7. PENGECILAN VOLUME
8. PEMBATASAN JENIS / JIH LALU
LINTAS
b. Pada Lingkungan

1. PEMBUATAN TEMBAK / PAGAR

2. PENANAMAN POHON

3. PEMBUATAN GUNDUK TANAH

4. PEMBUATAN JALUR HIJAU DAN


DAERAH PENYANGGAH
c. Pada Masyarakat
1. PEMBINAAN & PENYULUHAN
Tingkat kebisingan yang dianjurkan dan
maksimum yang diperoleh adalah nilai rata-
rata dari tingkat
1. SIANG (WKT BEKERJA ): 06.00-19.00
2. PETANG (WKT ISTIRAHAT): 19.00-
22.00
3. MALAM (WKT TIDUR): 22.00-06.00
RUMAH HARUS MEMENUHI
KEBUTUHAN PSIKOLOGI

- AMAN & NYAMAN BAGI PENGHUNI


- ADA RUANG TIDUR UNTUK PENGHUNI (KECUALI ANAK <2 TAHUN)
- ANAK >10 THN : MASING-MASING SEKAMAR
- ANAK >17 THN SEBAIKNYA KAMAR SENDIRI
- HINDARKAN PENGLIHATAN LANGSUNG KE KAMAR TETANGGA
- JARAK ANTARA TEMPAT TIDUR >90 CM RUANG TIDUR
* ANAK 5 TAHUN : 1 X1X3 M = 4 M3
* ANAK >5 TAHUN : 3X1X3XM = 9 M3

- RUANG DUDUK DAPAT DIPAKAI SEKALIGUS UNTUK RUANG MAKAN


TEMPAT BERDIALOG DENGAN ORANG TUA
- SEBAIKNYA TETANGGA DENGAN TINGKAT EKONOMI YANG RELATIF
SAMA
- KURSI DAN MEJA JANGAN MENGHALANGI
LALU LINTAS DALAM RUANGAN
- RAK DAPUR JANGAN TERLALU TINGGI
- NILAI/HARGA PERABOT DISESUAIKAN
DENGAN KEMAMPUAN MENCEGAH
TIMBULNYA TEKANAN BATIN
- WC & KAMAR MANDI DI DALAM RUMAH &
BERSIH
- WC YANG BAIK : LEHER ANGSA
- HALAMAN : DITANAMI DENGAN TANAMAN
HIAS
MENCEGAH PENULARAN
PENYAKIT
A. PENYEDIAAN AIR
B. BEBAS DARI SERANGGA & TIKUS
C. PEMBUANGAN SAMPAH
D. PEMBUANGAN LIMBAH
E. PEMBUANGAN TINJA
LIMBAH DOMESTIK
Sullage air kamar mandi
air wastafel
air tempat cuci piring
Tinja kotoran manusia
air seni
air penggelontor
PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK

I. Perorangan / Rumah Tangga


1.1. Sullage SPAL Badan Air
Fish pond
Aqua kultur
Tinja Jaga Septik tank Lap.peresapan
1.2. Sullage
Septik tank Lap. peresapan
Tinja Jaga
PENGOLAHAN LIMBAH
DOMESTIK

II. Terpadu / Kelompok Masyarakat - Fish Pond


- Aqua Kultur
Sullage + Tinja SPAL Pengolahan
- Kolam
Limbah Oksidasi
SALURAN PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL)
SYARAT:

Tidak mencemari sumber air bersih


Tidak menimbulkan genangan air
Tidak menimbulkan bau
Tidak menimbulkan mengganggu estetika
JENIS-JENIS JAMBAN
1. Jamban Tanpa Leher Angsa
- Jamban cubluk
- Jamban plengsengan
2. Jamban Dengan Leher Angsa

SYARAT JAMBAN
1. Aman
2. Nyaman
3. Privacy
4. Kuat
Faktor-faktor yang mempengaruhi jarak jamban
Hidrologi
Topografi

Meteorologi

Jenis mikroorganisme

Frekwensi pemompaan
SEPTIK TANK
= Penampungan dan penyaluran air limbah dan
kotoran manusia di dalam tanah yang dibuat
permanen.
1

2 3 5
4
Keterangan : 1. Lobang kakus 4. Parit
2. Saluran air kotor 5. Daerah Peresapan
3. SeptiK Tank
PROSES DALAM SEPTIK TANK
1. Proses Mekanis
2. Proses Biologis

Aktifitas Utama Dalam Proses Dekomposisi


1. Pemecahan senyawa organik kompleks
2. Pengurangan volume dan massa
3. Penghancuran organisme patogen
SYARAT SEPTIK TANK
1. Dinding kedap air
2. Daerah resapan
3. Daya tampung 100 lt / orang / hari
4. Ruang lumpur 30 l / orang / tahun
(Pengambilan lumpur min. 4 tahun)
5. Waktu tinggal minimal 24 jam (tangki pencerna)
6. Lantai dasar miring ke ruas lumpur
7. In let > Out let ( 2,5 cm)
UKURAN SEPTIK TANK
Untuk tangki pencerna
Jumlah hari (waktu tinggal) x jlh orang x
100 liter

Untuk ruang lumpur


Jumlah orang x 30 liter x waktu tinggal
lumpur (4 thn)
PIPA HAWA 2"

TUTUP BAK
PLAT COR 1: 2: 3 PLAT COR 1: 2: 3

0.50
0.15

0.15
TANAH URUG

0.10
40

0.10
IJUK
TUTUP BAK

0.15
PASIR URUG

0.10
IJUK
PIPA PVC 4" PIPA PVC 4"

0.20
KERIKIL

1.20

1.20
PIPA PVC 4"

0.10
DIBERI LUBANG IJUK

0.15
TRASSRAM 1 : 3 PASIR URUG

0.10
TRASSRAM 1 : 3 IJUK

0.20
80

0.10 0.80 0.10

0.15

0.15
POTONGAN G-G
0.15 1.00 0.15 1.00 0.15 0.15 1.00 0.15 SKALA 1:25

POTONGAN F-F
POTONGAN E-E SKALA 1:25 G G
SKALA 1:25
F

E
E
0.40
TUTUP BAK

0.15
BUIS BETON 6"
KONTROL

0.10
1.00

0.40
DENAH PERESAPAN
1.00

1.30
SKALA 1:25

0.15
PAS. BATA

0.15 0.30 0.15

POTONGAN H-H
0.15

SKALA 1:25
F
H
TUTUP BAK
KONTROL H
0.15 1.00 0.15 1.00 0.15

0.15
2.45

0.30
DENAH SEPTIKTANK
SKALA 1:25

0.15
PROJECT

CONVENTION BUILDING
0.15 0.15
DRAWING TITLE ARCHITECT APPR
0.30
ADRI WIBOWO N. ST.
CIVIL ENGINEER
DENAH BAK KONTROL IR. NOVRIAL AMRAN M.Eng.
SKALA 1:25 CHECKED

IMAM FAISAL PANE ST.

DRAFTER
HARYO SYAHPUTRA ST.
0 0.25 0.5 1 1.5
M CUSTOMER

NUMBER OF PAGE
HENDRA ARBIE SE.
PAGE NUMBER
SCALE
PEMBERSIHAN
Tangki harus diperiksa 1 x setahun
dibersihkan 3 5 tahun sekali
Bahan kimia tidak berpengaruh
KAKUS UMUM
1. Jauh dari perumahan, dekat bangunan yg dibutuhkan
2. Kapasitas sesuai kotoran
3. Rapat lalat dan bau
4. Jauh dari sumber air bersih
5. Tenaga khusus memelihara
6. Terpisah wanita dan pria
7. Tersedia air yg bersih dan cukup
FUNGSI SEPTIK TANK
Umum :
Melindungi kemampuan absorbsi dari tanah
resapan
Khusus :
- Pengambilan bahan padat (solids removal)
- Pengolahan biologis
- Penyimpanan studge dan scum
LOKASI
> 10 m dari sumber air bersih
> 1,5 m dari garis rumah tinggal

Jarak dipengaruhi oleh :


1. Struktur dan jenis tanah
2. Arah aliran air tanah
3. Topografi
4. Curah hujan
RUANGAN RUANGAN DALAM
RUMAH
- JUMLAH RUANG TERGANTUNG JUMLAH
PENGHUNI
- BERDASARKAN FUNGSI RUANGAN,
- RUANG TIDUR
- RUANG TAMU
- RUANG DUDUK
- RUANG MAKAN
- RUNG DAPUR
- RUANG MANDI/WC
- GUDANG
1. RUANG TIDUR :
- TEMPAT TIDUR
- TEMPAT GANTI PAKAIAN
- TEMPAT CUKUP TENANG
- KALAU BISA DAPAT SINAR MATAHARI PAGI
- VENTILASI BAIK
- UKURAN MIN 9 M3 (DEWASA) 41/2 M3 (<5
TAHUN)
- LUAS LANTAI > 31/2 M2 ORANG
2. RUANG TAMU :
- TEMPAT MENERIMA TAMU
- BIASANYA DI DEPAN
- SEBAIKNYA DIPISAH DENGAN
RUANG KELUARGA (PAKAI
GORDEN) TAMU TAK MELIHAT
KEGIATAN DIRUANG KELUARGA
- VENTILASI BAIK
3. RUANG DUDUK
- VENTILASI HARUS CUKUP
- DAPAT SINAR MATAHARI PAGI
- LEBIH LUAS DARI RUANG LAIN
- TEMPAT : BERBINCANG-
BINCANG
- NONTON TV
- BELAJAR
- BERMAIN
4. RUANG MAKAN

- SEBAIKNYA KHUSUS R.M.

- DAPAT BERGABUNG DENGAN


RUANG DUDUK
5. RUANG MASAK (DAPUR)
- HARUS TERSENDIRI
- VENTILASI BAIK
- MENCEGAH INDOOR AIR POLUTION
- LUAS : > 4 M2
- LEBAR : > 1,5 M
- TERSEDIA :
- ALAT PENGOLAH MAKAN
- ALAT MASAK
- TEMPAT CUCI PERALATAN
- TEMPAT SIMPAN PERALATAN
- AIR BERSIH
- TEMPAT SAMPAH : TERTUTUP
- TEMPAT SIMPAN BAHAN MAKANAN
- TEMPAT PEMYIMPANAN MAKANAN JADI
6. RUANG MANDI/WC

- SEBAIKNYA TERPISAH DENGAN


WC

- LANTAI KEDAP AIR

- DINDING 1 M : KEDAP AIR

- VENTILASI
7. GUDANG

- PENYIMPANAN BARANG YANG


JARANG DIPAKAI

- ALAT-ALAT YANG SEDANG RUSAK


8. TEMPAT CUCI / JEMUR
PAKAIAN

- DEKAT SUMBER AIR


- TERLINDUNG / BERATAP
- TEMPAT JEMURAN : AMAN
UPAYA PENYEHATAN
PEMUKIMAN
Aspek yang harus diperhatikan :
I. Aspek teknis.
II. Aspek administrasi dan manajemen.
III. Apek sosial, budaya, ekonomi dan
politik.
I. ASPEK TEKNIS
1. Pembangunan Rumah
a. Pemilihan Lokasi
Harus memenuhi persyaratan :
* Di atas tanah berpasir dan tidak lembab
* Di tempat terbuka
* Tanah tidak turun naik
Tempat yang kurang baik :
Bentuk tanahnya sedemikian rupa, sehingga
susah mengeringkan tanah
Berasal dari tumpukan sampah
Chy mthr terhalang dan dekat sumber polusi
Tempat tidak dapat dibangun dengan metode
biasa karena sesuatu hal misalnya : dialiri air
Karena hal tersebut diatas maka sebelum
membangun rumah harus dilakukan
penelitian dari lokasi antara lain :
1. Peletakan Dan Keadaan Lingkungan
2. Luas tanah serta batas tanah
3. Tidak tergenang air pada waktu musim hujan
4. Tinggi muka air
b. Penetapan luas rumah, jumlah dan
ukuran rumah
1. Jumlah penghuni

2. Luas rumah harus sesuai dengan standar

minimal yaitu 105 ft 2 (4 m2) luas lantai bagi

penghuni pertama dan 100 ft2 (9 m2) bagi

setiap penghuni tambahan.


3. Adat kebiasaan
4. Hobi dan selera
Untuk menciptakan rumah yang sehat
maka perlu adanya pengadaan rung
yang disesuaikan dengan hobi dan
seleranya.
5. Ukuran persil tanah dan dana yang tersedia

Harus diupayakan suatu perencanaan

bentuk, ukuran, dan jumlah ruang yang

memenuhi syarat kesehatan


c. Konstruksi Khusus
1. Pondasi yang bebas thermit
a. Bahan pengawet kayu
b. Persiapan pengawetan kayu
c. Cara pengawetan
2. Rat proof dan insect proof
3. Splash level
4. Ergonomi
5. Lantai
6. Dinding
7. Langit-langit (plafon)
8. Ventilasi
9. Penerangan
a. Penerangan alam
b. Penerangan buatan
10. Pencegahan kecelakaan dan keselamatan
d. Fasilitas sanitasi

Agar penghuni rumah dapat terjamin


kesehatannya maka rumah yang dibangun
harus dilengkapi sarana-sarana yang
memenuhi syarat kesehatan seperti :
1. Plumbing
2. Penyediaan air minum
a. Sambungan halaman dan sambungan
rumah
b. Sumur gali
3. Pembuangan air limbah

a. Sambungan kesistem yang tersedia

b. Tangki septic

c. Bidang resapan

d. Kakus
4. Pembuangan air hujan
a. Sambungan kesistem yang tersedia
b. Talang atap
5. Pembuangan sampah
a. Kelengkapan
b. Penampungan
c. Cara penempatan
II. Pemugaran Rumah
III. Lingkungan pemukiman
a. Lokasi
b. Kondisi geologi dan tofografi
c. Kelompok rumah
d. Kepadatan/density
e. Luas persil
f. Lebar muka persil
g. Garis sempadan
h. Bagian persil yang tertutup bangunan
(building coverage)
i. Prasarana lingkungan perumahan
1. Jalan (local)
2. Penyediaan air minum
3. Pembungan air hujan
4. Pembuangan sampah
5. Air limbah
PERSYARATAN PEMUKIMAN
SEHAT
1. Daerah yang dapat menjamin ketenangan
hidup
a. Lokasi
- Punya askes ke TTU
- Dapat memberikan keseimbangan
sosial
- Dapat membina individu dan keleuarga
dan aman
b. Kondisi Geologis/Topografi
- Kemiringan tanah maksimum15%
- Memungkinkan untuk dibuat sistem draenase
- Kondisi tanah dapat disirikan bangunan

c. Kapasitas Hukum
- Status hukum yang jelas terhadap tanah,
rumah dan penghuni
2. Tersedia fasilitas-fasilitas
umum
a. Jalan
- Pembagian Jalan
* Jalan penghubung lingkungan perumahan
- Row minimum : 13 m
- Lebar perkerasan aspal min :6m
- Lebar perkerasan bahu jln min :1m
* Jalan poros lingkungan perumahan :

- Row minimum : 11 m

- Lebar perkerasan aspal min : 4,5 m

- Lebar perekerasan bahu jln min :1m


* Jalan lingkungan perumahan I

- Row minimum : 7,5 m


- Lebar perkerasan min : 3,5
m
* Jalan lingkungan perumahan II (setapak

kolektor)

- Row minimum : 3,6 m

- Lebar perkerasan min : 1,5 m


* Jalan lingkungan perumahan III (jalan

setapak)

- Row minimum : 3,6 m

- Lebar perkerasan min : 0,6 m


- Konstruksi Jalan, tergantung : keadaan

tanah, kepadatan lalu lintas, pemilihan

bahan/material

- Radius belokan jalan


b. Air Minum
- Lingkungan perumahan harus mendapat air
minum yang cukup dari saluran air minum
kota
- Kalau tidak tersedia harus ada sumber air
minum lain
- Sistem PAB kota harus dapat melayani
kebutuhan perumahan :
* Sambungan rumah dengan kapasitas min 100
1/org/hr
- Harus tersedia sistem plumbing dalam rumah
- Ukuran min pipa diameter 18 mm
- Harus dipasang meter air
- Untuk pipa yang ditanam dalam tanah pipa PVC
- Meter air dipasang tertutup
* Sambungan halaman
- Tidak harus tersedia sistem plumbing rumah
- Ukuran min pipa diameter 12,5 mm
- Harus dipasang meter air
- Untuk pipa yang ditanam dalam tanah pipa
PVC
- Meter air dipasang tertutup
* Kran Umum
- Jarak dari perumahan yang dilayani tidak lebih
dari
100 m
- Jumlah rumah yang dilayani kurang dari 20
rumah
- Tiap kran dilengkapi dengan meteran
- Tipa kran dilelengkapi min 2 kran
* Kran kebakaran
- ditempatkan pada jarak 100 m untuk bangunan
komersil atau harus dipasang pada jarak 200 m
untuk daerah perumahan
- Jika tidak mungkin maka buat sumur kebakaran

* Sumur gali umum


- Jumlah rumah yang dilayani <8 rmh & Jarak
rmh
< 50 m
c. Air Limbah
1. Pembuangan air limbah kota dan lingkungan
- Untuk pipa pembawa min 200 mm
- Sambungan pipa harus rapat air
- Dilengkapi man hole tiap jarak 50 m
- Air limbah dilakukan pengolahan
2. Tangki Septik dan Bidang Resapan Bersama
d. Pembuangan air hujan

- Saluran pembuangan air hujan (Jika

tertutup ada man hole)

- Badan Penerima
e. Pembuangan sampah
Pengumpulan, Pengangkutan, Pembuangan
Pengolahan
f. Jaringan Listrik dan Sarana Komunikasi
3. Fasilitas kesehatan
a. Puskesmas pembantu (jarak <1500 m)
b. Puskesmas (membawahi 5 Pustu, jarak
< 3000 M)
c. Praktek dokter (jarak < 1500 m)
d. Rumah bersalin (jarak < 2000 m)
e. Apotik (jarak < 1500 m)
4. Fasilitas Perbelanjaan dan
Niaga
a. Warung (melayani 50 kk, jarak < 300 m)
b. Pertokoan (P&D, jarak < 500 m)
c. Pusat Perbelanjaan
d. Pusat Perbelanjaan dan Niaga
5. Fasilitas Pemerintah dan Pelayanan
Umum
a. Kelompok 500 kk (tingkat RW)
Pos Hansip, balai pertemuan, parkir
umum, kakus umum.
b. Kelompok 6000 kk (tingkat kelurahan)
Kantor lurah, pos polisi, kantor pos
pembantu, pos pemadam kebakaran, parkir
umum, kakus umum
c. Kelompok 24.000 kk (tingkat kecamatan)
Kantor kecamatan, kantor polisi, kantor
pos cabang, kantor telepon cabang, pos
pemadam kebakaran, parkir umum, kakus
6. Fasilitas Peribadatan
Fasilitas sesuai dengan agama yang dianut
sebahagian masyarakat.
Bila 80% penduduk beragama Islam maka :
- Kel. 500 kk (2.500 pddk) langgar
- Kel. 6000 kk (30.000 pddk) mesjid
- Kel. 24.000 kk (120.000 pddk) mesji &
tempat
ibadah lain
7. Fasilitas Rekreasi dan
Kebudayaan

Kel. 6.000 kk (gedung serba guna)

Kel. 24.000 kk (gelanggang remaja)


9. Fasilitas Pendidikan

Kel. 50 kk (taman/tempat bermain)


Kel. 500 kk (taman/tempat bermain)
Kel. 6000 kk (kesatuan antara taman,
tempat bermain & lapangan olah raga.
Lokasinya mengelompok dengan
sekolah)
Kel. 24.000 kk (sda)
PERENCANAAN DAN PENATAAN
RUMAH DAN PEMUKIMAN SEHAT
A. STUDI KELAYAKAN
1. Kelayakan

1.1. Geologi
a. Kondisi fisik tanah
- Topografi
- Sumber-sumber alam
- Persyaratan fisik tanah
b. Peta-peta dasar
- Letak Geografis
- Aksesibilitas
- Fleksibilitas
- Land use

c. Wilayah Pengembangan Kota

d. Nilai Tanah
1.2. Meteorologi dan Geofisika
a. Iklim (arah dan lamanya penyinaran
matahari, T,CH,RH,musim). Hal ini besar
pengaruhnya Thd : kebiasaan pddk, tipe
dan corak bangunan, besaran area hijau
dan area terbuka.
b. Gempa
- Memilih area pemukiman
- Menentukan cara pembangunan
- Menentukan tipe/konstruksi bangunan
- Menentukan tipe lingkungan perumahan
2. Kelayakan Peletakan Perumahan
dan Pemukiman
1.1. Teknis Pelaksanaan
1.2. Tata guna tanah
1.3. Kesehatan dan Kemudahan
1.4. Poins dan Ekonomis
3. Kelayakan Pengaturan Daerah Perumahan
4. Kelayakan lingkungan pemukiman dan
perumahan
- Jumlah manusia yang akan terkena dampak
- Luas wilayah penyebaran dampak
- Lamanya dampak berlangsung
- Instensitas dampak
- Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
- Sifat kumulatif dampak
II. UPAYA PENYEHATAN RUMAH DARI
SEGI ADMINISTRASI DAN MANAGEMEN
= Kebijakan pemerintah dalam hal :
1. Lingkungan perumahan fungsional
2. Keterpaduan
3. Dampak pertumbuhan ekonomi
4. Tata ruang dan tata guna tanah
5. Peranan swasta dan partisipasi masyarakat
6. Pemantapan rencana
7. Sistem pembangunan
8. Swadaya masyarakat
9. Peraturan perundangan
10. Sistem pembiayaan
III. UPAYA PENYEHATAN RUMAH
DARI SEGI BUDAYA, EKONOMI DAN
POLITIK
= Melengkapi fasilitas pemukiman seperti :
1. Fasilitas pendidikan

2. Fasilitas kesehatan

3. Fasilitas Perbelanjaan dan niaga

4. Fasilitas peribadatan

5. Fasilitas rekreasi dan kebudayaan

6. Fasilitas olah raga

7. Fasilitas pemerintah dan pelayanan umum


Unsur - unsur pembangunan
perumahan dan pemukiman
Pengembangan alam
(nature). Perkembangan
penduduk
Pengembangan rumah
(shelter). Pembangunan
Pembangunan dan lingkungan sosial,
pengembangan sistem ekonomi dan budaya.
jaringan (network) dari
suatu sistem
infrastruktur.
Prinsip Utama dalam penyediaan
perumahan dan prasarana permukiman

Aksesibilitas
Akses terhadap perumahan dan prasarana
pemukiman perlu diperluas
Afordabilitas
Pembangunan infrastruktur ditujukan untuk
meningkatkan kondisi lingkungan hidup yang layak
huni
Realibilitas
Pesona Gaya Desain Khas
Arsitektur China
Arsitektur china pada dasarnya adalah arsitektur tradisional
berornamen/ berhias. Arsitektur ini memiliki kekhasan bentuk-
bentuk ornamentasi, seperti hiasan pada dinding, pintu dan jendela
yang didasarkan pada mitos dan kepercayaan bangsa Tionghoa.
Ornamen yang ada beragam dari ornamen geometris, motif tanaman
dan binatang. Arsitektur Tionghoa tradisional sangat dipengaruhi
oleh kepercayaan mereka, seperti patung dewa-dewa, naga. Ciri
arsitektur lainnya seperti penggunaan Feng Shui untuk arsitektur
cukup memberikan banyak batasan sekaligus kreativitas dalam
penataan ruang, perabot dan aksesori rumah lainnya.
Karakter bangsa Tionghoa yang juga cukup
menghargai dunia material terlihat pada penggunaan
hiasan yang sangat rumit, indah, serta bernilai seni tinggi,
karena menunjukkan kekayaan secara material dianggap
menambah martabat bagi sebagian orang Tionghoa
tradisional. Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
kebudayaan Jawa, dimana masing-masing bagian dari
bangunan tradisional khas oriental selalu memiliki makna,
dari atap hingga ke pondasinya.
Bentuk bubungan
Arsitektur China memiliki ciri khusus dibanding
arsitektur lainnya, jadi mudah dikenali. Ciri-ciri tersebut
dapat dilihat dari bentuknya. Umumnya dapat dilihat dari
bentuk bubungan atap. Bentuk bubungan ada dua macam.
Pertama, bubungan atap yang berbentuk ekor burung
walet. Kedua, berbentuk pelana kuda.
Bubungan berbentuk ekor burung walet umumnya
terdapat di rumah milik kaum bangsawan China.
Sedangkan bubungan berbentuk pelana kuda biasanya ada
di rumah milik kaum bawah. Adapun untuk rumah ibadah,
klenteng atau kuil, bubungannya berbentuk ekor burung
walet dan pada bubungannya terdapat ornamen naga.
Tata Ruang
selain bentuk dan ornamen, tata ruang serta halaman
dalam juga menjadi ciri arsitektur China. Tata ruang pada
rumah China dikenal dengan konsep hirarki ruang. Pada
bagian depan diperuntukkan bagi pubilik. Selanjutnya semi
publik, semi privat, dan privat.
Sementara itu, dalam buku karangan Zu Youyi yang
berjudul Chinese Residence disebutkan, arsitektur China
mempunyai karakteristik dalam hal pola penataan ruang,
langgam dan gaya, struktur dan konstruksi bangunan serta
ragam hias.
Halaman dalam
Pola penataan ruang yang dimaksud adalah pola
inner court atau courtyard (halaman dalam). Halaman
dalam tersebut ditujukan sebagai fokus dan pusat dari
seluruh kegiatan yang ada. Tempat itu juga sangat
diperlukan untuk sirkulasi udara dan sarana agar bisa
saling berhubungan. Bentuk halaman dalam sederhana
saja, yakni segi empat.
Pola tersebut terbentuk karena dipengaruhi oleh
kehidupan masyarakat yang 'feodal' dan pola kehidupan
orangtua yang mengontrol anak-anaknya serta seluruh
anggota keluarga agar dapat hidup harmonis secara
bersama-sama.
Feng shui berpengaruh besar dalam penataan ruang. Oleh
karena itu bangunan dihadapkan ke halaman dalam. Tujuannya agar
masyarakat China dekat dengan alam. Pandangan masyarakat China itu
bermakna, bila manusia dekat dengan alam maka kesehatannya terjamin.

Semua bangunan, baik itu besar atau kecil, berlantai


satu atau bertingkat, dibangun di sekeliling halaman dalam
dengan aturan tertentu. Bangunan yang paling penting
selalu ditempatkan di daerah yang paling utama, yang
merupakan bagian terakhir dari tapak. Ukuran bangunan
utama lebih besar dan lebih tinggi. Sedangkan
bangunan di sekelilingnya lebih kecil dari bangunan
utama. Ruang penerima di sekitar pusat halaman dalam
adalah wilayah pribadi. Kemudian serambi dirancang
sebagai ruang transisi.
Pada bagian belakang rumah terdapat taman
yang dilengkapi dengan sebuah kolam. Taman dan kolam
disimbolkan sebagai surga kecil yang berfungsi untuk
menetralisir unsur-unsur buruk atau jahat yang terbawa
dari depan atau luar. Taman juga dibuat untuk
menghadirkan suasana empat musim di dalam rumah

Di dalam taman utama terdapat dua pohon sebagai


daya tarik sehingga taman tersebut dapat terlihat indah dari
segala sisi. Aliran air harus menuju ke arah depan karena
air merupakan lambang kekayaan yang diberikan oleh
dewa-dewa. Tidaklah bijaksana bila dialirkan ke arah
sebaliknya.
Ragam Hias
Ragam hias umumnya terdapat pada rumah China.
Ragam hias tersebut merupakan elemen dari detail estetika.
Kebanyakan ragam hias berbentuk ukir-ukiran kayu,
gambar hiasan, porselen yang berwarna dan bergambar,
yang terdapat pada bagian-bagian bangunan. Sering
ditemui juga kaligrafi pada dinding di atas pintu.
Gambar-gambar dari ragam hias umumnya
digambarkan dalam bentuk tumbuh-tumbuhan (pohon,
bunga, buah), binatang dewa sebagai simbol (naga,
barong/chilin, burung phoenix, singa), binatang (ikan,
bangau, rusa, gajah).
Warna dan Bahan Material
Dari segi warna, tampilan bangunan arsitektur oriental memang
unik, karena menggunakan warna-warna berani seperti merah, biru,
hijau, dan kuning. Masing-masing warna memiliki arti sendiri, seperti
warna merah yang menyimpan simbol kemakmuran. Warna-warna ini
seringkali menjadi warna dominan maupun aksen dari arsitektur baru
yang modern, misalnya menjadi aksen warna salah satu dinding dalam
ruangan. Untuk bahan material, dari arsitektur aslinya, banyak
menggunakan material alami seperti batuan, kayu, tanah. Material
biasanya bila tidak diberi cat/warna, akan ditampilkan secara jujur,
seperti warna tanah liat untuk genting, warna kayu untuk kolom kayu
(tidak dicat), bahkan warna material yang lama atau tua menjadi
keunggulan visual dan makna tersendiri.
APAKAH INI
PERUMAHAN
???
Rumah sehat menurut
Winslow

HARUS MEMENUHI :
Kebutuhan Fisiologis
Suhu ruangan sebaiknya berkisar antara 18 - 20 C.
Harus cukup mendapat penerangan.
Harus cukup mendapat pertukaran udara
(ventilasi).
Harus cukup mempunyai isolasi suara.
Kebutuhan Psikologis
Pengaturan harus memenuhi rasa keindahan
(aesthetis )
Kepadatan hunian tidur : luas 8 m untuk 2 orang.
Kesempatan berkehidupan keluarga secara normal.
Hubungan serasi orang tua dan anak.
Syarat syarat Rumah Sehat :
Bahan Bangunan
Lantai : ubin atau semen yang baik.
Dinding : tembok
Atap : genteng lebih umum, seng atau asbes.

Ventilasi Baik
Cahaya Cukup
Luas Bangunan Rumah disesuaikan dengan jumlah
penghuninya.

Fasilitas-fasilitas didalam Rumah Sehat:


Penyediaan air bersih yang cukup
Pembuangan tinja
Pembuangan air limbah ( air bekas )
Pembuangan Sampah
Fasilitas dapur
Ruang berkumpul keluarga.
Harus dapat menghindari
terjadinyakecelakaan.
Konstruksi rumah dan bahan bangunan
harus kuat sehingga tidak mudah
ambruk.
Menghindari bahaya kebakaran.

Harus dapat menghindari terjadinya penyakit.


Adanya sumber air sehat,kualitas
maupun kuantitasnya.
Harus ada tempat pembuangan kotoran,
sampah dan limbah yang baik.
Bebas serangga dan tikus.
CONTOH GAMBAR
PERUMAHAN SEHAT
Termasuk syarat rumah sehat
Penyediaan aur bersih yang cukup

Termasuk syarat Rumah Sehat


Penyediaan Pembuangan tinja/WC
Penyediaan
Sarana
Pembuangan
tempat sampah
termasuk syarat
Rumah sehat

Salah satu syarat


Rumah Sehat
yaitu adanya
Ruang Keluarga
APAKAH INI
PERUMAHAN
???
Rumah sehat menurut
Winslow

HARUS MEMENUHI :
Kebutuhan Fisiologis
Suhu ruangan sebaiknya berkisar antara 18 - 20 C.
Harus cukup mendapat penerangan.
Harus cukup mendapat pertukaran udara
(ventilasi).
Harus cukup mempunyai isolasi suara.
Kebutuhan Psikologis
Pengaturan harus memenuhi rasa keindahan
(aesthetis )
Kepadatan hunian tidur : luas 8 m untuk 2 orang.
Kesempatan berkehidupan keluarga secara normal.
Hubungan serasi orang tua dan anak.
Syarat syarat Rumah Sehat :
Bahan Bangunan
Lantai : ubin atau semen yang baik.
Dinding : tembok
Atap : genteng lebih umum, seng atau asbes.

Ventilasi Baik
Cahaya Cukup
Luas Bangunan Rumah disesuaikan dengan jumlah
penghuninya.

Fasilitas-fasilitas didalam Rumah Sehat:


Penyediaan air bersih yang cukup
Pembuangan tinja
Pembuangan air limbah ( air bekas )
Pembuangan Sampah
Fasilitas dapur
Ruang berkumpul keluarga.
Harus dapat menghindari
terjadinyakecelakaan.
Konstruksi rumah dan bahan bangunan
harus kuat sehingga tidak mudah
ambruk.
Menghindari bahaya kebakaran.

Harus dapat menghindari terjadinya penyakit.


Adanya sumber air sehat,kualitas
maupun kuantitasnya.
Harus ada tempat pembuangan kotoran,
sampah dan limbah yang baik.
Bebas serangga dan tikus.
CONTOH GAMBAR
PERUMAHAN SEHAT
Termasuk syarat rumah sehat
Penyediaan aur bersih yang cukup

Termasuk syarat Rumah Sehat


Penyediaan Pembuangan tinja/WC
Penyediaan
Sarana
Pembuangan
tempat sampah
termasuk syarat
Rumah sehat

Salah satu syarat


Rumah Sehat
yaitu adanya
Ruang Keluarga
RUMAH MEWAH YANG
TIDAK SEHAT

Lokasi:
Jln. Sunggal
Perumahan Graha Prima
Kelompok II
Khandila Sari 061000056
Ayu Rizki Utami 061000083
Dessy Puji Astuti 061000112
Wahyuni Deylyana Siregar 061000140
Sri Junita 061000194
BAGIAN DEPAN
RUMAH
BAGIAN
SAMPING
Bagian yang tidak sehat dari
rumah ini:
Dinding Menyatu
Saluran pembuangan air limbah
Lantai kamar mandi licin sehingga bisa
tergelincir
Halaman berlantai keramik atau semen yang tidak
bisa menyerap air sehingga apabila hujan terdapat
genangan air
Bentuk lantai halaman
Kamar mandi bawah,letaknya dibawah tangga
dan tidak ada ventilasi
Ventilasi dihalangi oleh meja
Ventilasi tidak ada insect proof
Sebagian jendela tidak ada jerjak
Tidak ada tempat khusus
pembuangan sampah
Genangan air di teras belakang rumah bisa
menjadi sarang nyamuk
Binatang peliharaan berkeliaran bebas
didalam rumah
Penempatan barang-barang yang tidak dipakai diruang tengah,
seharusnya diletakkan di sebuah ruangan agar tidak terlihat
berantakan
Jamban Sehat dan Tidak Sehat

Oleh :

M. Andriansyah P S. ( 061000038 )
Pendi Nasution ( 061000108 )
Tri Hengky Putra ( 061000144 )
T. Said Afdhal Rauf ( 061000010 )
Wali Fitra Sulfami ( 06100312 )
Yorivera Taylori ( 061000116 )
AMRU FAUZI NASUTION(061000065)
Jika dinilai dari segi fisiologis WC atau kamar mandi ini tidak
memenuhi syarat kesehatan karena bak mandinya berada di depan
WC.
Dinilai dari bebas dari vektor penyakit, WC ini tentu saja
tidak termasuk dalam kriteria,dapat dilihat dari gambar
SPL (Saluran Pembuangan Limbah)pada kamarmandi
tersebut tidak tertutup.
Pembuangan akhir dari kamar mandi
disamakan / dialiri hanya ke satu tempat
Saluran pembuangan limbah dari kamar mandi /
WC yang tidak mengalir
Sisi kiri dan kanan kamar mandi ini tidak
mempunyai ventilasi
Selain tidak adanya ventilasi, bagian atas kamar
mandi(plafon) ini pun tidak dilengkapi dengan atap
transparan,dan hanya dibantu dengan pencahayaan
lampu.
Kamar mandi / WC yang sudah dialih fungsikan
menjadi tempat permukiman hewan
Dari segi fisiologis kamar mandi / WC ini telah memenuhi
syarat

posisi bak di sebelah kanan,dinding kedap air,adanya


ventilasi,tersedianya tempat sabun,dan lantai yang tidak licin
Lubang saluran air tertutup rapat, sehingga bisa
terhindar dari vektor penyakit seperti tikus,kecoa dll
Sistem Pembuangan Air
Limbah
1. Tri Hendra Apria D 061000166
2. Avelina S. 061000122
3. Elvi Ertinata 061000128
4. Romei Pane 061000118
5. Samuel Tambunan 061000049
Sehat
Air yang berasal dari
kamar mandi
dikeluarkan melalui
saluran pembuangan air
limbah
Saluran
Pembuangan Air
Limbah Rumah
Tangga

Badan air
Tidak Sehat
Kamar
Mandi tidak
memiliki
saluran
pembuang-an
Air Limbah Rumah Tangga
dialirkan ke lingkungan sekitar
Andreanda Nst 061000169
Delvia Asra 061000068
Deri Fani Srg 061000170
Indra Kurniawan 061000193
Nurhayati Srg 061000048
Siti Anggraini 041000161
Wahyu Afrina Nst 061000072
Yusdarli Hasibuan 061000060
Lazimnya, sebuah rumah diisi oleh ayah, ibu, anak
laki-laki, dan anak perempuan. Mereka berkumpul
bersama dan saling berbagi kasih di bawah satu
atap.

Namun, kelaziman ini justru dipandang asing bagi


masyarakat Papua. Lebih dari sekadar hal yang
asing, berkumpulnya laki-laki dan perempuan meski
berstatus saudara sedarah dalam satu rumah adalah
hal yang tabu oleh masyarakat Papua.

Karena itu para kepala keluarga diwajibkan


membangun dua buah honae (rumah asli suku-suku
pegunungan di Papua) untuk tempat tinggal anggota
keluarga mereka berdasarkan jenis kelamin.
Rumah Papua berbentuk bulat, beratap ilalang,
berdinding kayu atau bambu, dengan lantai yang dialasi
kayu dan rumput. Namanya honai, dan juga ada enai.
Honai adalah tempat tinggal laki-laki, baik yang sudah
menikah, remaja, maupun anak-anak, umumnya terbagi
menjadi dua ruangan. Bagian atas untuk tidur dan bagian
bawah untuk kegiatan lainnya. Ebei atau juga disebut
enai disediakan bagi perempuan dari segala umur.
Bentuknya sama dengan honai, tetapi ukurannya lebih
kecil. Perempuan yang sudah menikah, gadis, dan anak-
anak berkumpul dalam satu ebei
Dari segi arsitektur rancang bangun, honae yang dibangun
dengan bentuk silinder bukanlah tanpa maksud. Dengan
bentuknya yang melingkar di semua sisi, bangunan ini dapat
menahan kerasnya terpaan angin kencang yang sering terjadi di
Pegunungan Papua.
Bentuk atap honai

Jerami atau alang-alang yang


digunakan sebagai atap memang
memiliki unsur menghangatkan karena
dapat menyerap embun. Selain itu, bisa
di dapatkan di sekitar tempat tinggal
penduduk pegunungan. Bila tidak ada
ilalang, warga biasa menggunakan
daun pandan sebagai penutup atap
yang dijalin hingga setebal 10 cm.
Ruang dalam dan tiang penyangga Honai

Di ruang dalam Honai


terdapat tungku atau
perapian dan memiliki 4
tiang penyangga.
Ruangan bagian dalam
mereka gunakan untuk
tempat berkumpul
sekaligus ruang tidur
anggota keluarga..
Tungku atau perapian dalam Honai

Tepat di tengah ruangan, di


permukaan lantai, dibangun
perapian yang berfungsi utama
sebagai penghangat ruangan dan
penerangan di malam hari.
Pintu masuk Honai

Berdinding dan
berlantai kayu dengan
sebuah pintu untuk
keluar-masuk rumah.
RUMAH ADAT MANDAILING

BAGAS GODANG
DISUSUN OLEH :
YUNI HIDAYATUN SIREGAR
061-020
WARTIKA SYILVIANA HASIBUAN
061-032
DESLIMAH DWIMULYA LUBIS 061-062
RIZKA ANNISA 061-121
TRI OCTADIANA P. 061-188
DELY PRATIWI 061-192
WIDYA SUPRAPTININGSIH 061-196
Rumah adat Mandailing dinamakan Bagas
Godang. Konstruksi rumah berbentuk rumah
panggung.
Pilihan rumah panggung merupakan suatu
rekayasa pemanfaatan ruang sebagai upaya
untuk menimallisir dampak banjir sungai. Dari
perspektif geologi, tanah Mandailing terletak
pada dan sekitar patahan Bukit Barisan, suatu
patahan dengan gerak menganan yang dinamis
pada sepanjang pulau Sumatera.
Sehingga menjadi zona lemah yang rawan gempa bumi.
Kontruksi rumah panggung dengan alas batu/semen
pada tiang utama, merupakan suatau konstruksi teknik
kebal gempa bumi, sekaligus sebagai pencegah
kelembaban memasuki tiang.

Halaman /pekarangan Bagas Godang biasanya luas dan


tidak memiliki pagar atau tembok yang memisahkannya
dari rumah-rumah penduduk. Artinya : siapa saja yang
mencari perlindungan dari ancaman yang
membahayakan dirinya boleh mendapat keselamatan
dalam halaman ini. Menurut adat Mandailing, pada saat
orang yang sedang dalam bahaya memasuki halaman ini
maka ia dilindungi Raja. Ini menggambarkan sikap Raja
yang melindungi masyarakatnya.
Konstruksi Bagas Godang terdiri dari dinding rumah,
jendela, pintu, tiang dan lantai terbuat dari papan
yang dimaksudkan untuk melindungi dari bahaya
gempa. Pintu masuk Bagas Godang menggunakan
tangga, hal ini dapat melatih otot jantung saat menaiki
anak-anak tangga. Terbukti jarang ditemukan orang
Mandailing zaman dahulu yang menderita penyakit
jantung.

Bentuk jendela Bagas Godang panjang dan lebar


tanpa ada sekat. Biasanya jumlah jendela bisa
mencapai 8-12 buah, yang berfungsi untuk
mempermudah pertukaran udara dan pencahayaan
yang cukup.
Susunan tata ruang di dalam Bagas Godang biasanya
cukup sederhana, hanya terdiri dari ruang tamu yang
luas, kamar dan dapur. Ruang tamu yang luas
melambangkan adat Mandailing yang akrab dengan
sistem kekerabatannya dimana ruang tamu tersebut
dipergunakan sebagai tempat berkumpul keluarga.

Konstruksi atap Bagas Godang terbuat dari rumbia,


yang sifatnya dapat memantulkan panas di siang hari.
Kekurangannya pada malam hari akan lebih terasa
dingin.
SIWALUH JABU
NOVITA SARI ( 061000153 )
ASRI BUDININGSIH ( 061000129 )
AYSYAHTUN HASANAH ( 061000047 )
DEDE HARIANI MS ( 061000075 )
ERWINA RAFNI HARAHAP ( 061000017 )
GABRIELLA S NASUTION ( 061000029 )
KIKI RISMADI ( 061000085 )
LENY MAYRANI ( 061000043 )
NABILA RIZKI ( 061000059 )
RITA MUTIA BACHRI ( 061000091 )
SILVIA AZHARI ( 061000039 )
SYUHARNI NIHE ( 061000015 )
STRUKTUR SIWALUH JABU
KETERANGAN
Rumah berbentuk panggung dan beratap ijuk ini
memiliki dua pintu dan delapan jendela. Ruangan setiap
keluarga disebut jabu.
Ukuran Min 10X30 ( 300 m ).
Setiap Rumah di huni oleh 8 atau 12 kepala keluarga.
Keunikan Teknik Bangunan :
Di bangun tanpa paku
Keunikan Sosial Budaya :
Keakraban disimbolkan dengan setiap rumah diisi
dengan 4 tungku, setiap tungku dipakai oleh 2 kepala
keluarga.
Setiap tungku menggunakan lima batu, sebagai
pertanda Suku Karo terdapat lima marga yaitu,
Ginting, Sembiring, Tarigan, Karo-karo dan
Perangin-angin.
Ruangan rumah berfungsi ganda : tempat masak,
tempat makan dan berkumpul sekaligus tempat
tidur keluarga. Batas antara satu keluarga dengan
keluarga lain ditandai dengan tirai kain panjang.
Keunikan Simbolik
Dibagian depan dan belakang rumah terdapat ture
seperti teras dilengkapi redan atau tangga. Kedua
ujung atap masing-masing dilengkapi dua tanduk
kerbau. Tanduk itu diyakini sebagai tolak bala.
Ture biasanya menjadi tempat muda-mudi
mengawali percintaan.
Keunikan Struktur Bangunan
Terdiri atas tiga bagian :
- Bagian Atas/Atap sebagai tempat yang disuci
-kan.
- Bagian Tengah/Badan sebagai tempat
keduniawian.
Bagian Bawah/Kaki sebagai tempat kejahatan
sehingga layak untuk tempat binatang piaraan.

Karena tidak ada pemisahan ruang, maka pada


setiap jam masak, semua ruangan dipenuhi asap kayu
bakar yang dipakai sebagai bahan bakarnya, didukung
dengan kecilnya ukuran pintu perik alias jendela juga
tidak membantu pertukaran udara didalam rumah
sehingga kepengapannya sangat menyesakkan dada.
Kolong rumah dimanfaatkan sebagai kandang ayam,
Babi serta tempat penyimpanan kayu bakar.

Zaman dahulu setaiap Siwaluh Jabu dilengkapi


gedung pertemuan tokoh masyarakat. Kompleks ini
juga dilengkapi bangunan getiten yang terbagi dua :
Satu untuk tempat kencan muda-mudi dan sebuah
Lagi untuk menyimpan tengkorak pemilik geriten.

Gambar

Siwaluh Jabu
yang memperihatin
kan
GAMBARAN RUMAH
Disusun oleh :
SEHAT
Kurniawaty Cibro (061000067)
Mardiana (061000099)
Nuraisah Puspita (061000037)
Vilino Melda Sitepu (061000147)
Yenita Angkat (061000084)
Secara fisiologis, rumah ini cukup dari segi pencahayaan, karena
disekitar rumah tidak ada bangunan yang menutupi masuknya cahaya
ke dalam rumah.
Jendela dan
ventilasi
cukup dan
model
jendela
engsel atas
yang dapat
menahan
debu.
Tersedia
nya
tempat
sampah
yang
tertutup
.
Tempat
pembuang
an air
limbah
rumah
tangga
mengalir
dan tidak
tergenang
Tersedianya
ruang tamu dan
ruang keluarga
Ruang
makan
terpisah
dengan
dapur.
Dapur yang
bersih dan
ventilasi yang
cukup.
Kamar mandi dengan
lantai yang kedap air
Dinding kamar mandi
setinggi1,5 meter
kedap air
Kamar tidur
yang luas,
memiliki
ventilasi dan
jendela yang
cukup untuk
pencahayaan

Anda mungkin juga menyukai