Anda di halaman 1dari 65

Survey Program Percepatan

Pembangunan Sanitasi
Permukiman
Penilaian Risiko (PPSP)

Kesehatan Lingkungan
EHRA (Environmental
Health Risk Assessment)

Membangun Kesepahaman dalam


Pelaksanaan Studi Primer

Disampaikan pada Rapat Kerja Pokja Sanitasi


PPSP Kabupaten/Kota
Pelaksana Studi EHRA Tahun 2017
Provinsi Kalimantan Barat
Dasar :
1. Surat Direktur Permukiman dan Perumahan, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor: 2875 /Dt.6.3 /05/2015
tanggal 08 Mei 2015 Perihal : Penyiapan Pelaksanaan Studi
EHRA untuk kepesertaan Program PPSP tahun 2016-2017
Lampiran II tentang Kabupaten / Kota pemutahiran SSK
tahun 2017, untuk Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari
Kab.Sambas, Kab.Bengkayang, Kab.Landak, Kab.Sintang,
Kab.Kapuas Hulu, Kab.Sekadau, Kab. Melawi
OUTLINE

01 Isu Strategis Sanitasi

02 Latar Belakang Studi EHRA

03 Langkah Langkah Studi EHRA

04 Dukungan Kemenkes

3
ISU STRATEGIS SANITASI

1. Pembangunan sanitasi belum


berjalan terpadu (tidak ada
sinkronisasi antar SKPD maupun stake
holder lainnya seperti masyarakat
dan pihak swasta)
2. Pembangunan sanitasi lebih fokus
pada pembangunan fisik sementara
perubahan perilaku belum menjadi
perhatian
3. Promosi Higiene dan sanitasi belum
dilaksanakan secara berkelanjutan

4
MASALAH SANITASI UTAMA
Kenapa Tinja / Tai / Feces berpotensi BESAR
sebagai media penularan penyakit?
BOD
200-300 mg/Lt

Telur cacing
10.000 an / gr

Bakteri, Amonium
Virus
Milyaran
Fosfat
Tinja manusia
mengandung
puluhan miliar
mikroba

Diare

Bramirus Mikail
http://health.kompas.com/read/2012
BAKTERI E-COLI DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT PADA
ORGAN PENCERNAAN (enteropathy), YANG UMUM DITANDAI
DENGAN DIARE DAN KADANG DISERTAI MUAL

BAKTERI E COLI MENGHASILKAN RACUN


YANG DAPAT MELEMAHKAN DINDING USUS
KECIL PADA ANAK-ANAK

GANGGUAN ABSORBSI ZAT GIZI

KEKURANGAN GIZI
Healthy Villi

Unhealthy Villi
Sanitasi Buruk, Badan Orang
Tidak Tinggi ?
APA STUNTING ?
Keadaan stunting : berarti bahwa tinggi
badan berdasarkan standar umur
termasuk rendah, atau tubuh anak lebih
pendek dibandingkan dengan anakanak
lain seusianya
APA STUNTING ?
Stunting atau penurunan tingkat
pertumbuhan pada manusia utamanya
disebabkan oleh kekurangan gizi. Lebih
jauh lagi, kekurangan gizi ini disebabkan
oleh rusaknya mukosa usus oleh
bakteri fecal yang mengakibatkan
terjadinya gangguan absorbsi zat gizi
Stunting di Indonesia: prevalensi stunting 37,2%
(Riskesdas, 2013)

sumber: UNICEF, 2015


Prevalensi Stunting (TB/U) balita Prov Kalbar,
PSG 2015
Prevalensi stunting(TB/U) balita menurut
Kabupaten/Kota PSG 2015
15
Proses Penularan Penyakit Oleh Tinja

Pencegahan perilaku Sanitasi


Akses ke Jamban Sehat

Pencegahan dengan Perilaku Higienes


- Mencuci tangan dengan air mengalir dan pakai sabun
- Pengelolaan dan penyediaan air bersih
- Dan perilaku higienis lainnya
Untuk mengetahui gambaran
Risiko kondisi sanitasi dan
perilaku higiene skala rumah
tangga.

Survey partisipatif
di tingkat kabupaten/kota

Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan


(Environmental Health Risk Assessment/ EHRA)
Fokus Studi EHRA
a. Fasilitas Sanitasi. b. Perilaku Higiene & Sanitasi

yang diteliti mencakup : ( Mengacu 5 pilar STBM ) :

Stop BABS.
Sumber air minum.
Layanan pembuangan Cuci Tangan Pakai Sabun,
sampah. Pengelolaan Air Minum dan
Jamban. Makanan Rumah Tangga,
Saluran pembuangan air Pengamanan Sampah
limbah rumah tangga. Rumah Tangga
Drainase lingkungan
Pengamanan Air Limbah
Rumah Tangga.
Pembangunan Sanitasi
Data Sanitasi
terbatas dan tidak bisa dipecah sampai
tingkat kelurahan/desa & tersebar di

Konsep
berbagai kantor/ SKPD yang berbeda

Studi
membutuhkan pemahaman Butuh data yang representatif
untuk penentuan area berisiko
kondisi wilayah yang akurat di tingkat kelurahan/desa
Perlu Diperlu penilaian Resiko
data akurat

EHRA
Kesehatan Lingkungan

EHRA
Tujuan
Manfaat
EHRA
EHRA

Mendapatkan TujuanMemberikan
& Manfaat
Data EHRA Menjadi
advokasirujukan
kepada Menjadi
Menyediakan
gambaran kondisi
representatif
fasilitas Studi
sanitasi & EHRA
bersama
pemangku
mengenaidan
masukan
informasi Buku
yang valid
Putih
dasar
dlm.
Sanitasi
utkperilaku
penentuanyg kepentingan
masyarakat
indikatorakan Penilaian
(BPS)/ Risiko
SSK
area beresiko
beresiko thd. di Kesehatan Lingk.
pentingnya
sanitasilayanan Pemutahiran
tingkat
Kesehatandesa/kel.
Lingk. sanitasi
Mengapa EHRA itu Penting ?
1. EHRA mendukung kegiatan advokasi kepada
warga di tingkat desa/kelurahan dan kepada
para pemangku kepentingan (stakeholders) di
tingkat yang lebih tinggi
2. EHRA menjadi rujukan bersama mengenai
indikator sanitasi bagi sektor-sektor
pemerintahan
3. Isu sanitasi dan higinitas di tingkat kelurahan
dianggap kurang penting sebagaimana
terlihat dalam prioritas usulan melalui
Musrenbang.
Hasil EHRA IRS

Hasil akhir studi EHRA adalah Indeks


Risiko Sanitasi (IRS).
IRS adalah nilai secara kuantitatif yang
menggambarkan risiko sanitasi dan
perilaku higiene ditingkat rumah tangga.
Hasil EHRA IRS (lanjutan)
Informasi yang dapat dari IRS meliputi :
Perbedaan masalah sanitasi dan perilaku
higiene di setiap strata dan desa/kelurahan
Perbedaan prioritas masalah sanitasi yang
harus diselesaikan terlebih dahulu di
setiap strata dan desa/ kelurahan..

Informasi dari nilai IRS dapat menjadi


dasar untuk menentukan strategi sanitasi
di kabupaten/kota
Data Primer yang diperlukan dalam Buku Putih
Sanitasi dan Pemutahiran Strategi Sanitasi Kab./Kota

1. Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Sanitasi


(Sanitation Supply Assessment/SSA)
2. Komunikasi dan Media
3. Peran Serta Masyarakat dalam pembangunan sanitasi
4. Sanitasi Sekolah
5. Kelembagaan dan Kebijakan
6. Indeks Risiko Sanitasi
Data Primer diperoleh melalui Studi Primer
dan Kajian lainnya
1. Kajian Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Sanitasi
(Sanitation Supply Assessment/SSA)
2. Kajian Komunikasi dan Pemetaan Media
3. Kajian Peran Serta Masyarakat
4. Kajian Sanitasi Sekolah
5. Kajian Kelembagaan dan Kebijakan
6. Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan
(Environmental Health Risk Assessment/EHRA)
Data
Data Primer
IRS akan dikombinasikan Primer Non
EHRA
dengan Data Primer Non EHRA
EHRA, data sekunder dan
persepsi SKPD untuk Data
Sekunder
menghasilkan area
berisiko sanitasi yang
disajikan dalam Buku Putih
Sanitasi (BPS) /
Pemutahiran SSK.
Buku Putih Sanitasi/
Pemutahiran SSK
Mengapa Studi EHRA dan Kajian
Primer non EHRA perlu dilakukan?

Melengkapi data sanitasi yang tidak diperoleh


dari data sekunder
Mendapat pembelajaran dan gambaran yang
lengkap secara kualitas dari kondisi sanitasi yang
ada serta potensi pengembangannya
Media advokasi kepada berbagai pihak
Posisi EHRA
dalam SSK Pemutakhiran
Proses 3
Proses 1: Skenario Proses 5
Internalisasi dan Pembangunan Finalisasi SSK
Penyamaan Sanitasi
Persepsi Bab 3 Dokumen SSK
Bab 4 Ditanda tangani
Bab 1. Bab 5 Bupati/Walikota
Pendahuluan Bab 6

1 2 3 4 5

Proses 2: Pemetaan Proses 4


Kondisi & Konsolidasi
Kemajuan Penganggaran &
Pembangunan Sanitasi Pemasaran Sanitasi
EHRA Bab 2.
Profil Wilayah & Bab 5 & Lampiran 4
Kondisi Sanitasi Saat
ini

Tahapan Penyusunan SSK


LANGKAH-LANGKAH STUDI EHRA
Penerapan
Metodo- Tahap 4
Tahap 2
logi EHRA
PELAKSANAAN
PENENTUAN STUDI EHRA
AREA STUDI

1 2 3 4 5
Tahap 3 Tahap 5
Tahap 1
PERSIAPAN EHRA PELATIHAN PENGOLAHAN,
SUPERVISOR, ANALISA DATA DAN
ENUMERATOR DAN PELAPORAN
PETUGAS ENTRI DATA
Tahap 1

Persiapan Studi EHRA


I. Lokakarya Awal POKJA

1. Pemahaman bersama Studi EHRA di Tingkat Pokja

2. Pembentukan Tim EHRA & Penyusunan Anggaran

3. Penetapan Kebijakan Sampel Studi EHRA

4. Camat/dengan Pokja melakukan Stratifikasi Desa/Kel.

31
I. Lokakarya Awal POKJA

5. Pokja Kab/Kota menyurati Camat untuk melakukan Stratifikasi


Desa/Kelurahan. Lampiran Surat :

a Daftar Kriteria Stratifikasi Desa/Kelurahan


.
b Blanko Penilaian Strata Target Area Studi
.
c Daftar Kriteria Enumerator
.
d Permintaan pemilihan calon Enumerator yang
. memenuhi kriteria

32
Pengorganisasian Studi EHRA

Pokja Sanitasi / AMPL Kabupaten/Kota


diharapkan bisa mengorganisir pelaksanaan
Studi EHRA secara menyeluruh

Pokja Sanitasi / AMPL Kabupaten/Kota bisa


melibatkan berbagai unsur/sektor dalam
pelaksanaan Studi EHRA
Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab dalam studi
EHRA di Kabupaten/Kota harus membentuk Tim Studi EHRA, dengan
susunan sebagai berikut ..
1. Penanggungjawab : Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota

2. Koord. Tim Studi EHRA : Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

3. Anggota Tim Studi EHRA : BAPPEDA, Bappermas, KLH, DKP,


Infokom, dll. di Kabupaten/Kota
4. Koord. Studi EHRA Kec. : Kepala Puskesmas

5. Supervisor Studi EHRA : Sanitarian Puskesmas

6. Tim Entri Data Studi EHRA : Bagian Pengolahan Data Bappeda/BPS


Kabupaten/Kota

7. Tim Analisis Data EHRA : Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota

8. Enumerator Studi EHRA : Kader aktif Desa/Kelurahan


( PKK, Posyandu, KB, dsb.)
Pokja Sanitasi Kabupaten dengan bantuan CF (City Facilitator )
bertanggungjawab dalam studi EHRA , dalam hal sebagai berikut
...(contoh Kota Pontianak ).....

1. Persiapan logistik studi,


2. Finalisasi desain studi,
3. Penyiapan dan pelatihan Supervisor,
Enumerator, dan petugas entri data,
4. Pelaksanaan studi serta proses
pengumpulan data, entri data dan analisa
data.
5. Penyusunan laporan dan diskusi publik.
Indikasi Jadwal Studi EHRA
Periode
No Kegiatan
Februari Maret April Mei
1 Pelaksanaan Studi EHRA Persiapan

Persiapan Studi EHRA


1.1 Rapat persiapan untuk :

a. Membangun kesepahaman tentang studi EHRA

b. MembentukTim Pelaksana studi EHRA

c. Menyiapkan anggaran studi EHRA

1.2 Penentuan area survei


a. Penentuan klastering wilayah studi EHRA
b. P enentuan desa/kelurahan wilayah studi EHRA
c. Penentuan responden terpilih dalam setiap desa/kelurahan

1.3 Pelatihan supervisor, enumerator, dan petugas entri data

a. Pemilihan supervisor, enumerator, dan petugas entri data


b. Pelatihan Studi EHRA, praktik wawancara bagi enumerator,
dan pelatihan entri data

1.4 Pelaksanaan survei EHRA

1.5 Pengolahan, Analisis Data dan penulisan laporan

a. Entri Data

b. Analisis Data

c. Penulisan Laporan

Indikasi Waktu yang diperlukan sekitar 3 bulan.


Penyusunan Studi EHRA selesai minggu ke tiga bulan Mei
Jadwal Studi EHRA
Masukan dalam website : ppsp.nawasis.info
(National Water and Sanitation Information Services)
Panduan untuk mengisi formulir Studi EHRA:

1. Login sebagai Kab. Ketapang


2. Pilih menu Input Progres nanti akan muncul 2 submenu
3. Pilih menu Studi EHRA nanti akan muncul 5 submenu yang
merupakan formulir-formulir studi EHRA
4. Pilih satu per satu dan isi formulir tersebut dengan lengkap
5. Formulir-formulir yang bisa anda pilih sebagai berikut:
a. Isi Rencana Kerja
b. Form 1
c. Form 2
d. Form 3
e. Form 4

Indikasi Waktu yang diperlukan sekitar 3 bulan.


Penyusunan Studi EHRA selesai minggu ke tiga bulan Mei
Laporan EHRA dikirim ke :
Pokja Sanitasi Provinsi : Hard
copy/Cetak
ke PIU AE melalui email :
upp.advokasi@gmail.com
Batas Waktu : Juni 2017
Selain laporan EHRA dikirim juga
Data EHRA
Tahap 2

PENENTUAN AREA STUDI EHRA


Ada 2 Pilihan
Pokja Sanitasi Kab/Kota
dalam menetapkan
Desa/Kel. Area Studi EHRA

Seluruh Sebagian
Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan
di Kabupaten/Kota di Kabupaten/Kota

Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota Bila Desa/Kelurahan


Menyediakan dana cukup banyak dan
Studi EHRA yang cukup Dana Studi EHRA terbatas

Ditetapkan dengan mempertimbangkan :


1. Kemampuan Anggaran Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota
2. Ketersediaan Sumber Daya Manusia pelaksana Studi EHRA
3. Desa/Kelurahan Prioritas sesuai RTRW Kabupaten/Kota
Rapat Pokja Sanitasi
Kabupaten/Kota
Pokja Sanitasi Kab/Kota menentukan Kebijakan Sampel, berdasarkan :
Kemampuan Anggaran Pokja Sanitasi Kab/Kota
Ketersediaan SDM dan
Prioritas Area Studi

Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Area Studi atau Jumlah Responden

Seluruh Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Responden


Proporsi
Desa/Kelurahan tertentu tertentu

Random
Penentuan Stratifikasi
RT Target Area Studi Desa/Kelurahan Proporsi
Random
Random

Penentuan Responden Penentuan Desa/Kelurahan


Target Area Studi
Random
Kota Pontianak
Kab. Mempawah Penentuan
RT Target Area Studi

Kota Singkawang Random

Kab. Sanggau Penentuan Responden


Kab.Landak
Responden EHRA

400 Jumlah responden minimal tiap


kabupaten/kota

8 Jumlah RT minimal tiap desa


/kelurahan

5 Jumlah Responden minimal tiap


RT
Jumlah responden minimal tiap
40 desa/kelurahan
Ibu/Anak Perempuan yang sudah me-
Responden nikah umur antara 18 s/d 60 tahun
Responden Studi EHRA

Ibu rumah tangga/anak perempuan


sudah menikah
Usia 18 60 tahun
Prioritas
Kepala rumah tangga/ Karena orang tua
tunggal/ janda/ cerai dsb
Istri kepala rumah tangga
Anak kepala rumah tangga
Adik/ kakak kepala rumah tangga
Perempuan
Penentuan Jumlah Sampel/Responden

Unit sampel utama (Primary Sampling)


pada Studi EHRA adalah Anggota Keluarga
(Istri /Anak Perempuan yang sudah
menikah) dan dipilih secara proporsional
dan random berdasarkan total RT di
semua RW dalam setiap Desa/Kelurahan
yang telah dipilih menjadi area survey.
Metode Pengumpulan
Data EHRA
Urutkan RT per RW dalam satu kelurahan.
Dalam menentukan angka interval, harus diketahui
jumlah total RT dan jumlah RT yang akan diambil.
Contohnya adalah sebagai berukut :
Jumlah total RT di Desa/kelurahan : 31
Jumlah RT yang akan diambil : 8
Maka angka interval (AI) = jumlah total RT kelurahan /
jumalh RT yang diambil.AI = 31/8 = 3,8 === 4
Untuk menentukan RT pertama, kocoklah atau
acaklah angka antara 1 4 untuk mendapatkan
angka random. Untuk contoh di atas, angka random
(R#1) yang diperoleh adalah 3.
Setelah itu, untuk memilih RT berikutnya adalah 3 +
4 = 7 dan seterusnya.
Metode Pengumpulan.lanjutan
Memilih rumah tangga di RT
1. Pergi ke Ketua RT terpilih. Cari daftar KK
atau buat berdasarkan pengamatan keliling
2. Bagi jumlah KK dengan jumlah sampel (5)
yang akan diambil = Angka Interval (AI)
3. Ambil angka secara random antara 1 AI =
Angka Mulai (AM)
4. Pilih rumah dengan AM lalu loncat ke
rumah dengan nomor setiap loncatan AI
Metode Pengumpulan.lanjutan
1. Pergi ke RT/rukun tetangga terpilih
2. Tanyakan ada berapa jumlah KK di sana
3. Bagi jumlah KK dengan jumlah sampel (5 untuk yang 8
RT), akan diambil = Angka Interval (AI)
Contoh : Jumlah total Rumah di RT : 61 Rumah
Jumlah Responden yang akan diambil : 5
Maka angka interval (AI) = jumlah total Rumah dinagi
jumalh Respd yang diambil. AI = 61/5 = 12,2 == 12
4. Ambil angka secara random antara 1 12 = Angka
Mulai (AM) =3
5. Pilih rumah dengan AM lalu loncat ke rumah dengan
nomor 3+12 = 15
Untuk yang jumlah RT < 8 maka, bagi 40 dengan jumlah
RT, hasilnya sebagai jumlah keluarga didata per RT,
kemuian lakukan seperti langkah 1 dst
Tahap 3

PELATIHAN SUPERVISOR,
ENUMERATOR DAN PETUGAS
ENTRI DATA
Materi Dasar

Pedoman Pelaksanaan EHRA


1 Edisi Januari 2014

KUESIONER PENILAIAN RISIKO


2 KESEHATAN LINGKUNGAN 2015

DEFINISI OPERASIONAL KUESIONER


PENILAIAN RISIKO KESEHATAN
3 LINGKUNGAN 2015
Materi Inti
Pemahaman kuesioner
1 Studi EHRA
SISTEMATIKA KUESIONER
2
Aturan Pilihan Jawaban
3
5 Hal Penting dalam Bertanya
4 dan Cara Bertanya

Wawancara & Pengamatan


5
MATERI INTI : PETUGAS ENTRI DATA

Entry Data

Transfer Data

Penggabungan
Data
PELATIHAN
SUPERVISOR,
ENUMERATOR DAN
PETUGAS ENTRI DATA

ON THE JOB TRAINING


Tahap 4

Pelaksanaan Studi EHRA


OUTPUT

1.Terisinya kuesioner
dengan lengkap oleh
Persiapan Persiapan Persiapan Pelaksanaan enumerator dan di cek
logistik Enumerator Supervisor Studi EHRA oleh supervisor &
koordinator wilayah
2.Terisinya lembar spot
check
3.Terisinya laporan harian
dan rekap harian oleh
supervisor
Tahap 5

OUTPUT
1.Kuesioner yang siap
untuk dientri ke dalam
program Epi-info
2.Data hasil entri yang siap
dianalisa dengan
menggunakan SPSS
Penyusunan
Analisis Data 3.Tabel yang berisi hasil
Entri Data Gabung Data Laporan Studi
dan IRS analisis data EHRA
EHRA
4.Pengolahan lanjut
dengan Excel
5.Nilai Indeks Resiko
Sanitasi dan
6.Tersedianya laporan
Studi EHRA
TUGAS & KRITERIA
Koord. Kec. Studi EHRA
Supervisor Studi EHRA
Enumerator Studi EHRA

Petugas Entry Data Studi EHRA

Tim Analisis Data Studi EHRA


Koordinator Kecamatan Studi EHRA

KRITERIA
Memahami Kondisi Wilayah
Survey.

Telah mengikuti Pelatihan Studi


EHRA Tingkat Kabupaten.

Mampu mengkoordinir
Supervisor
TUGAS
KOORDINATOR
KECAMATAN

Mengkoordinir pelaksanaan survey di


Tingkat Kecamatan/Puskesmas
Final Check Kuesioner
Melakukan koordinasi dengan
Koordinator Tim Studi EHRA
Supervisor Studi EHRA
TUGAS
Melakukan koordinasi ( termasuk
menentukan responden ) dengan
Enumerator, Koordinator Keca-
matan dan Pokja.
Monitoring dan Cross Check dgn
Spot Check min 5%

Membuat laporan harian dan rekap


harian
Melakukan cleaning/pengecekan
kuesioner hasil wawancara bersama
enumerator
KRITERIA
SUPERVISOR

Memahami Kondisi Wilayah Survey.


Telah mengikuti Pelatihan Studi EHRA Tingkat
Kabupaten.
Mampu mengkoordinir Enumerator
Memiliki kemampuan dan kesediaan untuk
melakukan tugas sebagai Supervisor.
Enumerator Studi EHRA

TUGAS KRITERIA
Melakukan wawancara dan Memahami Kondisi Wilayah
pengamatan kepada responden. Survey.

Melakukan pengecekan kuesioner Telah mengikuti Pelatihan Studi


sebelum ditandatangani dan EHRA Tingkat Kabupaten.
diserahkan ke Supervisor.
Memiliki kemampuan dan
kesediaan untuk melakukan tugas
sebagai Enumerator.
Petugas Entry Data
Studi EHRA
KRITERIA
Mampu mengoperasikan komputer.
Telah mengikuti Pelatihan Studi EHRA Tingkat
Kabupaten.
Memiliki kemampuan dan ke-sediaan untuk
melakukan tugas sebagai petugas Entry Data.
JANGAN ..LUPA .!!
TUGAS TIM ENTRI
DATA

Melakukan entry data dari


kuesioner
Melakukan koordinasi dengan
Supervisor bila ada kuesioner
yang bermasalah.
Menandatangani kuesioner yang
telah dientry.
Tim Analisis Data
Studi EHRA

KRITERIA
Mampu mengoperasikan komputer.

Telah mengikuti Pelatihan Studi EHRA


Tingkat Kabupaten.
Memiliki kemampuan & kese-diaan untuk
melakukan tugas sbg. petugas Analisis Data.
INGAT .... INGAT ..!!
TUGAS TIM
ANALISIS DATA

Melakukan penggabungan data.


Melakukan cleaning data dengan
menggunakan SPSS.
Melakukan analisis data dengan
menggunakan SPSS.
Membuat Tabel IRS.
Membuat Laporan Studi EHRA.
65
65

Anda mungkin juga menyukai