Anda di halaman 1dari 34

HAZARD IDENTIFICATION,RISK

ASSESSMENT & RISK CONTROL


(HIRARC)
ASSALAMU ALAIKUM WRWB.
SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA
SEMUA

APA KABAR SEMUANYA?


SEMOGA KESEHATAN DAN KEBAHAGIAAN
SENANTIASA MENYERTAI KITA SEMUA
AMIN.

ANTON SURANTO
(RETIRED FACULTY PLN CORPORATE UNIVERSITY)
SEJAK 1 JUNI 2015
- AHLI K3 LISTRIK : SERTIFIKASI KEMENTERIAN NAKERTRANS RI
- K2 /PFI : KEMA NETHERLAND
DASAR HUKUM:

1.PP Republik Indonesia No : 50 tahun 2012 (khususnya pasal 11) tentang


Penerapan SMK3

2. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) N0: 0250.P/DIR/2016 tentang Pedoman


Keselamatan Kerja dilingkungan PT PLN (Persero) tanggal 10 Juni2016

3. PP No Peraturan Direksi PT PLN (Persero) N0: 0251.P/DIR/2016 tentang


Pedoman Keselamatan Instalasi dilingkungan PT PLN (Persero) tanggal 10
Juni 2016

4. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) N0: 0252.P/DIR/2016 tentang Pedoman


Keselamatan Umum dilingkungan PT PLN (Persero) tanggal 10 Juni 2016
PP 50/2012:
Pasal 5

(1). Setiap Perusahaan wajib menerapkan SMK3 di Perusahaannya.

(2). Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi


perusahaan:
a. mempekerjakan pekerja / buruh paling sedikit 100 (seratus) orang;atau
b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi

(3). Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) hurup b sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

(4). Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada Peraturan


Pemerintah ini dan ketentuan perundang-undangan serta dapat
memperhatikan konvensi atau standar internasional.
PP 50/2012:
Pasal 11

(1). Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam


pemenuhan persyaratan K3

(2). Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:
a. tindakan pengendalian
b. perancangan (design) dan rekayasa
c.prosedur dan instruksi kerja
d.penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
e.pembelian/pengadaan barang dan jasa
f. produk akhir
g. upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri
h. rencana dan pemulihan keadaan darurat

(3). Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurf a sampai huruf f,dilaksanakan
berdasarkan identifikasi bahaya,penilaian dan pengendalian risiko

(4). Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g dan h dilaksanakan
berdasarkan potensi bahaya,investigasi dan analisa kecelakaan.
Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Peninjauan Penetapan
dan Kebijakan K3
Peningkatan
Kinerja
SMK3
Pengukuran
dan
Evaluasi
Kinerja K3

Perencanaan
Pelaksanaan K3
Rencana
K3
HAZARD IDENTIFICATION
Pak Bejo akan menyeberang
jalan raya yang ramai dilewati
mobil dan sepeda motor dengan
kecepatan tinggi.

Pertanyaan 1:
Apa bahaya yang dihadapi oleh
Pak Bejo jika menyeberang jalan
raya tersebut?

Definisi :
Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan (dalam bentuk kimia, fisis, mekanik/kinetik &
biologis atau permukaan tajam ) yang mempunyai POTENSI untuk menyebabkan
cedera pada manusia, kerusakan peralatan maupun lingkungan

Bahaya yang dihadapi Pak Bejo adalah bahaya fisis dalam bentuk energi kinetik yang
timbul karena mobil dan motor yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
Pak Bejo akan menyeberang
jalan raya yang ramai dilewati
mobil dan sepeda motor dengan
kecepatan tinggi.

Pertanyaan 2:
Apa risiko yang dihadapi oleh
Pak Bejo jika menyeberang jalan
raya tersebut?

Definisi :
Risiko (risk) adalah kemungkinan atau potensi terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan
kerugian.
Tinggi rendahnya risiko ditentukan oleh besarnya kemungkinan dan tingkat kerusakan (dampak)
dari kejadian tersebut

Risiko yang dihadapi Pak Bejo adalah kemungkinan tertabrak mobil/motor yg bisa
mengakibatkan cedera / kematian
A. Kereta api cepat Shinkansen memiliki B. Kereta api Gayabaru memiliki
kecepatan mencapai 300 km/jam kecepatan mencapai 40 km/jam
Pertanyaan :
Manakah yang memiliki bahaya yang lebih besar ?
a. A > B
b. B > A
Bahaya Risiko Accident
BAHAYA (HAZARD)

ADALAH SUATU KEADAAN YANG BERPOTENSI


UNTUK MENIMBULKAN CIDERA PADA MANUSIA,
KERUSAKAN PADA PERALATAN / STRUKTUR,
KERUGIAN MATRIAL, MENURUNKAN KEMAMPUAN
/ FUNGSI TERTENTU
ASAL BAHAYA
MANUSIA : HUMAN ERROR

LINGKUNGAN : LINGKUNGAN ALAM, LINGKUNGAN BUATAN

PERALATAN : - BAHAYA TERPADU (INHERENT) SESUAI FUNGSINYA


- SALAH PENGGUNAAN (KEGAGALAN MANUSIA)
- TIDAK MEMENUHI SYARAT KESELAMATAN
(KEGAGALAN PERALATAN)

BAHAN : - BAHAN BAKU, PRODUKSI / SAMPINGAN


- ZAT PADAT, CAIR, MAUPUN GAS
PT PLN (Persero)
TLM ACADEMY

TANDA - TANDA ADANYA BAHAYA


DAPAT DIKETAHUI DARI :

1. RIWAYAT INSIDEN / KECELAKAAN


HUMAN ERROR, KERUSAKAN ALAT, KESALAHAN PROSEDUR,
LINGKUNGAN, DLL

2. GEJALA ADANYA BAHAYA


BERUPA : INSIDEN BERULANG, OPERASI TERPUTUS, BIAYA YANG
BERLEBIHAN, PEMAKAIAN TENAGA YANG BERLEBIHAN, BANYAK
BAHAN YANG TERBUANG, KELUHAN KARYAWAN, KELUHAN
MASYARAKAT, PROSEDUR TAK KARUAN (INTERPERENCE), CATATAN
RUMAH SAKIT, KETERLAMBATAN ATAU PENUNDAAN-PENUNDAAN)

3. LANGSUNG DIKETAHUI POTENSINYA


PERALATAN / SISTEM YANG MEMANG SUDAH JELAS POTENSI
BAHAYANYA, WALAUPUN BAHAYA ITU TAK PERNAH MENGAKIBATKAN
KECELAKAAN
TYPE OF HAZARDS:
I. Physical Hazards
II. Chemical Hazards
III. Ergonomic Hazards
IV. Biological Hazards
V. Electrical Hazards
VI. Lightning Hazards
VII. Radioactive Hazards
VIII.Fire Hazards
IX. Explosion Hazard
X. Occupational Health
TYPE OF HAZARDS (TIPE BAHAYA) :
I. Physical Hazards, includes:
Noise (kebisingan)
Vibration (getaran)
Radiation: ionizing or non-ionizing (radiasi)
Temperature: high or low thermal energy states (temperatur: suhu
tinggi atau rendah)
Pressure, Velocity, Height (high potential or kinetic energy states)
e.g. falling from height (Tekanan, Kecepatan, Ketinggian ) misalnya
keadaan energi protensial atau kinetik tinggi seperti: jatuh dari
ketinggian atau terlempar,
Electricity:high voltages, electrical energy (listrik)
Physical characteristics (Karakteristik fisik ) Misalnya :
(sharpness /tajam, slipperiness/licin, roughness/kasar
Moving parts of machinery (bagian yg bergerak pada mesin)
II. Chemical Hazards (Bahaya kimia):
Explosives, storage, compatibilities (bahan
peledak)
Flammable liquids (Cairan mudah terbakar)
Corrosives (korosif)
Oxidizing materials (bahan oksidator)
Toxic (zat racun), carcinogenic (zat penyebab
kanker), mutagenic (zat penyebab mutasi),
teratogenic substances (zat teratogenik)
Gases and air particulate (gas dan partikel
udara)

Yanman BMPS 2013 halaman 17 dari 48 halaman Pemahaman SMK3


III. Ergonomic Hazards (1), divided into
1. Physical
Poor work, task design (Kerja yang buruk,
desain tugas)
Repetitive motion (gerakan yang berulang)
Prolonged sitting (duduk terlalu lama)
Poor plant layout (layout pabrik yang buruk)
Poor posture, excessive bending
Improper lifting and handling, overload (salah
posisi dalam mengangkat, beban berlebih)
Poorly designed tools and equipment
(peralatan yang tidak nyaman digunakan
karena desain yang buruk)
Ergonomic Hazards (2)
2. Environmental
Poor lighting, glare (pencahayaan yang buruk, silau)
Poor ventilation (ventilasi yang buruk)
Poor temperature control (pengendalian temperatur
yang buruk)
Poor humidity control (pengendalian kelembaban
yang buruk)
Ergonomic Hazards (3)
3. Psycho-Sosial
Work-rest cycles (siklus kerja-istirahat)
Work-rest cycles (siklus kerja-istirahat)
Violence, discrimination (kekerasan, diskriminasi)
Extraneous stress (stres)
Uneven workload (beban kerja yang berlebih)
Lack of personal space, privacy (privasi yang kurang)
Poor inter-staff relationships (hubungan antar staf
yang buruk)
Negative company culture (budaya perusahaan yang
buruk)
Monotonous, repetitive work (monoton, kerja yang
berulang)
IV. Biological Hazards, include :
Biological wastes (blood, fluids, etc)
Limbah Biologis (darah, cairan turbuh, dll)
Drugs (antibiotics, marijuana)
Obat-obatan (antibiotik, marijuana)
Genetically-engineered materials (material hasil rekayasa
genetik)
Viruses, bacteria (virus, bakteri)
Fungi, molds (Jamur)
Parasites, insects (Parasit, serangga)
Poisonous or diseased plants, animals (Tanaman / hewan
berpenyakit) atau beracun
V. Electrical Hazards, include :
Voltage touch (tegangan sentuh)
Electromagnetic induction (induksi
magnetik)
Spark (percikan bunga api)
Fire (kebakaran)
Explosion (ledakan)
VI. Lightning Hazards (Bahaya Petir)

Sambaran Petir Langsung Melalui Bangunan


Sambaran Petir Melalui Jaringan Listrik
Sambaran Petir Melalui Jaringan Telekomunikasi

Yanman BMPS 2013 halaman 23 dari 48 halaman Pemahaman SMK3


VII Radioactive Hazards (Bahaya Radioaktif)
Ionizing Radiation
Non-Ionizing Radiation
UV Radiation-damaged skin cells, risk of skin cancer,
eye damage
IR Radiation-damage to skin tissues and the eyes
Radioactively contaminated (Terkontaminasi radioaktif)
Bahaya komsumsi makanan terpapar radiasi (Exposed to
Radiation Hazards Food Comsum- ption)
Target yang mungkin terkena/terpengaruh
sumber bahaya
Manusia
Produk
Peralatan / fasilitas
Lingkungan
Proses (downtime)
Reputasi
Lainnya ??
VIII & IX. Fire and Explosion Hazards (Bahaya kebakaran &
ledakan)

Tingkat kemudahan terbakar (flammability) dan meledak


(Explosive) dari suatu zat/bahan, ditentukan beberapa faktor :
1. Flash Point adalah: Temperatur terendah dari suatu bahan (padat
atau cair) dapat menghasilkan uap dan bila diberi percikan, dalam
sekejab akan mudah terbakar
2. Fire Point adalah : Temperatur terendah suatu bahan (padat atau
cair) dapat menghasilkan uap, bila kena percikan api akan terbakar
secara terus menerus
3. Auto IgnitionTemperature (AIT) adalah : Temperatur terendah suatu
bahan (padat, cair, gas) dapat menyala dengan sendirinya tanpa
adanya percikan atau nyala api.
4. Dust Explotion (ledakan debu pada PLTU Low Rank Coal)
X. Occupational Health Hazards, include :
Ketidaksesuaian kondisi ling-
kungan kerja terhadap kondisi
fisik pekerja sehingga dapat
menimbulkan penyakit akibat
kerja
HAZARD IDENTIFICATION (IDENTIFIKASI BAHAYA)

ADALAH SUATU USAHA UNTUK MENGETAHUI,


MENGENAL DAN MEMPERKIRAKAN ADANYA
BAHAYA PADA SUATU SISTEM (PERALATAN,
TEMPAT KERJA, PROSEDUR, ATURAN, DLL)
MANFAAT IDENTIFIKASI BAHAYA
UNTUK :
1. MENGETAHUI BAHAYA-BAHAYA YANG ADA

2. MENGETAHUI POTENSI BAHAYA TERSEBUT, BAIK


AKIBAT MAUPUN FREQUENSI TERJADINYA

3. MENGETAHUI LOKASI BAHAYA

4. MENUNJUKAN BAHWA BAHAYA-BAHAYA TERTENTU


TELAH DIBERIKAN PERLINDUNGAN

5. MENUNJUKAN BAHWA BAHAYA-BAHAYA TERTENTU


TIDAK AKAN MENIMBULKAN AKIBAT KECELAKAAN,
SEHINGGA TIDAK PERLU DI BERIKAN PERLINDUNGAN

6. ANALISIS LEBIH LANJUT


Prinsip Hazard Identification (1)
1. Pengamatan :
Lingkungan kerja yaitu mengadakan pengamatan terhadap adanya bahaya-
bahaya di tempat kerja meliputi: tahapan aktivitas, peralatan yang
digunakan, bahan yang digunakan
Biologi yaitu untuk mengetahui jumlah zat yang terabsorbsi oleh tubuh
Kesehatan untuk mengetahui dan menentukan orang yang sensitif
2. Survei lingkungan kerja:
Wawancara langsung
Pemeriksaan lingkungan kerja secara manual dan menggunakan alat bantu
sederhana terhadap seluruh sumber daya yang ada
Pengukuran/ pengujian yaitu menetapkan pemaparan bahaya terhadap
tenaga kerja dan sarana pencegahan dan penanggulangan K3 yang telah ada
Prinsip Hazard Identification (2)

3. Evaluasi Bahaya
Mengevaluasi pelaksanaan peraturan yang ditetapkan pemerintah,
standar pedoman dan peraturan-peraturan lainnya
Menetapkan rencanan sistem pengendalian lingkungan kerja
Menentukan kemampuan dan fungsi pengendali lingkungan yang
telah ada apakah masih berfungsi dengan baik atau perlu perubahan
Menentukan pekerja yang perlu mendapatkan perlindungan
PROGRAM PENGENDALIAN BAHAYA

MEMPERBAIKI RANCANGAN, MENGENAI : ORGANISASI,


SISTEM / PROSEDUR KERJA BANGUNAN, LAY OUT
RUANG, PERLENGKAPAN KERJA
MEMPERBAIKI SISTEM PERLINDUNGAN : MANUSIA,
LINGKUNGAN FISIK (BANGUNAN, RUANGAN, DAN
PERLENGKAPAN KERJA)
MENINGKATKAN KUALITAS SDM : PELATIHAN, MOTIVASI,
PENGAWASAN

PRINSIP PENGENDALIAN BAHAYA :

SEGERA DAN KONTINYU, INGAT BAHAYA


MERUPAKAN RESIKO MURNI DARI SETIAP
KEGIATAN MANUSIA
Factors Influencing the Management of Hazards

Biaya pengendalian (Cost of control)


Pemilihan Teknologi (Technological Option)
Persyaratan resmi dan persyaratan lainnya (Legal
and other requirements)
Kondisi Bisnis (Business condition)
SELAMAT BEKERJASAMA DAN
SAMA-SAMA BEKERJA

KITA PILIH SELAMAT

Anda mungkin juga menyukai