Anda di halaman 1dari 21

LAS LISTRIK

Baso Riadi Husda, S. Pd., M. Pd.


Pengertian Pengelasan

Definisi las adalah suatu proses penyambungan plat


atau logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa
tekanan. Yaitu dengan cara logam yang akan disambung
dipanaskan terlebih dahulu hingga meleleh, kemudian baru
disambung dengan bantuan perekat (filler).

Selain itu las juga bisa didefinisikan sebagai ikatan


metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara
atom. Pengelasan adalah metoda yang paling umum
digunakan untuk menyambung komponen logam secara
permanen.
Bedasarkan proses pelaksanaannya las
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Pengelasan Cair.
Dimana logam induk dan bahan tambahan dipanaskan hingga
mencair, kemudian membiarkan keduanya membeku sehingga
membentuk sambungan.

2. Pengelasan Tekan.
yaitu dimana kedua logam yang disambung, dipanaskan hingga
meleleh, lalu keduanya ditekan hingga menyambung.

3. Pematrian
adalah seperti pengelasan cair, akan tetapi bedanya adalah
penggunaan bahan tambahan/ filler yang mempunyai titik
leleh dibawah titik leleh logam induk.
LAS LISTRIK
Pengelasan ini mula-mula dikembangkan oleh
Elihu Thompson diakhir abad 19. Pada proses ini
digunakan arus listrik yang cukup besar yang dialirkan
ke logam lalu disambung sehingga menimbulkan panas
kemudian sambungan ditekan dan menyatu
Untuk memperoleh hasil Pengelasan yang baik,
Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan sesuai dengan
rumus : Jumlah panas = A2 t
Dimana besarannya tergantung dari tebal, jenis
bahan dan ukuran serta jenis elektroda yang digunakan
Ada 2 jenis Las listrik yaitu :
1. Las Resistansi listrik
2. Las Busur listrik
Proses pengelasan resistansi listrik meliputi : las titik,
las proyeksi, las kampuh, las tumpul, las nyala dan
las perkusi.
Proses pengelasan Busur Listrik meliputi :
Las busur Hidrogen Atomik, Las busur gas, Las
busur Rendam, dan Las Busur Plasma
Pengelasan busur adalah pengelasan dengan
memanfaatkan busur listrik yang terjadi antara elektroda
dengan benda kerja. Elektroda dipanaskan sampai cair
dan diendapkan pada logam yang akan disambung
sehingga terbentuk sambungan las
Las Titik
Las titik adalah pengelasan memakai metode
resistansi listrik dimana pelat lembaran dijepit dengan
dua elektroda. Ketika arus dialirkan maka terjadi
sambungan las pada posisi jepitan
Pengelasan Proyeksi.
Pengelasan ini mirip dengan pengelasan titik hanya
bagian yang dilas dibuat proyeksi/tonjolan terlebih dahulu.
Ukuran tonjolan mempunyai diameter yang sama dengan
tebal pelat yang dilas dengan tinggi tonjolan lebih kurang
60% dari tebal pelat. Hasil pengelasan biasanya
mempunyai kualitas yang lebih baik dari pengelasan titik.
Las Kampuh (seam weld)
Las kampuh merupakan
proses las untuk menghasilkan
lasan yang kontinyu pada
pelat logam yang ditumpuk.
Sambungan terjadi oleh panas
yang ditimbulkan oleh tahanan
listrik. Arus mengalir melalui
elektroda ke pelat sama seperti
pengelasan titik.
Las Tumpul (Butt Weld)
Dua batang logam saling tekan dan arus mengalir
melalui sambungan batang logam tersebut dan
menimbulkan panas. Panas yang terjadi tidak sampai
mencairkan logam namun menimbulkan sambungan las
dimana sambungannya akan menghasilkan tonjolan
Las Busur Listrik
Pengelasan dengan memanfaatkan busur listrik yang
terjadi antara elektroda dengan benda kerja.
Mula-mula elektroda kontak/bersinggungan dengan
logam yang dilas sehingga terjadi aliran arus listrik,
kemudian elektroda diangkat sedikit sehingga timbullah
busur. Panas pada busur bisa mencapai 5.500 oC. Las busur
bisa menggunakan arus searah maupun arus bolak-balik
Elektroda berfungsi sebagai logam pengisi pada
logam yang dilas sehingga jenis bahan elektroda harus
disesuaikan dengan jenis logam yang dilas
Elektroda yang digunakan pada pengelasan jenis ini
ada 3 macam yaitu : elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal
Mesin Las Busur Manual
Mesin las terdiri dari mesin las AC dan mesin las
DC, di mana kedua mesin las ini dapat menghasilkan
dan menyediakan tegangan dan arus listrik yang cukup
untuk terjadinya proses pengelasan.
Kedua jenis mesin las tersebut mempunyai
karakteristik yang berbeda, sehingga dalam
penggunaannya harus benar-benar diperhatikan agar
sesuai dengan bahan yang dilas ataupun teknik-teknik
pengelasannya.
Mesin Las Arus Bolak-balik (AC)
Mesin las arus bolak-balik sebenarnya adalah transformator
penurun tegangan atau alat yang dapat merubah tegangan yang keluar
dari mesin las. Tegangan yang diperlukan oleh mesin las bermacam-
macam biasanya 110 V, 220 V, 380 V atau 420 V.
Mesin Las Arus Searah (DC)
Mesin las arus searah mendapatkan sumber tenaga listrik dari
trafo las (AC) yang kemudian diubah menjadi arus searah atau dari
generator arus searah yang digerakkan oleh motor bensin atau motor
diesel sehingga cocok untuk pekerjaan lapangan atau untuk bengkel-
bengkel kecil yang tidak mempunyai jaringan listrik.
Pemasangan kabel-kabel las pada mesin las arus searah dapat
diatur/dibolak-balik sesuai dengan keperluan pengelasan, ialah
dengan cara :
1. Pengkutuban langsung (Direct Current Straight Polarity / DCSP/DCEN)
2. Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverce Polarity / DCRP/DCEP)
PENGKUTUBAN LAS BUSUR LISTRIK DC

- + DC EP

DC EN

-
+
Pengaruh pengkutuban pada hasil las

Pada DCSP, hasil las lebar


dan dangkal.

Pada DCRP, hasil las sempit


dan dalam.

Pada AC, hasil las diantara


DCSP dan DCRP
Pengesetan mesin las
Pengelasan Busur Hidrogen Atomik
Proses pengelasan ini adalah dimana dua elektroda
tunsten dialirkan busur arus bolak-balik dan hidrogen
dialirkan ke busur tersebut. Ketika hidrogen mengenai
busur, molekulnnya pecah menjadi atom yang kemudian
bergabung kembali menjadi molekul hidrogen diluar busur.
Reaksi ini diiringi oleh pelepasan panas yang bisa
mencapai suhu 6100 oC.
Las Busur Gas dengan Pelindung Gas Mulia
Proses pengelasan ini sambungan dibentuk oleh panas yang ditimbulkan
oleh busur yang dibangkitkan diantara elektroda dan benda kerja dimana busur
dilindungi oleh gas mulia seperti argon, helium atau bahkan gas CO2 atau
campuran gas lainnya.
Ada dua jenis pengelasan dengan cara ini yaitu : las TIG (tungsten inert
gas) atau disebut juga pengelasan menggunakan elektroda wolfram dengan logam
pengisi, dan las MIG (metal inert gas) atau disebut juga pengelasan menggunakan
elektroda terumpan

(a). Diagram proses las busur wolfram gas mulia. (b) Diagram las busur gas mulia elektroda
terumpan
Pengelasan Busur Rendam
Proses pengelasan busur rendam adalah proses pengelasan
busur dimana logam cair dilindungi oleh fluks selama pengelasan .
Busur listrik yang digunakan untuk mencairkan logam tertutup oleh
serbuk fluks yang diberikan disepanjang alur las dan proses
pengelasan berlangsung didalam fluks tersebut
Pengelasan Dengan Busur Plasma
Pada pengelasan ini, gas dipanaskan oleh busur wolfram
hingga suhu sangat tinggi sehingga gas menjadi terion dan menjadi
penghantar listrik. Gas dalam kondisi ini disebut plasma. Peralatan
didesain sedimikian sehingga gas mengalir ke busur melalui lubang
halus sehingga suhu plasma naik dan konsentrasi energi panas pada
logam pada area yang kecil akan menyebabkan logam cepat
menjadi cair
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pada proses pengelasan las listrik banyak sekali hal-hal yang
membahayakan dan perlu diperhatikan baik bagi welder, mesin las
listrik,dan orang-orang disekitarnya, hal-hal tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Percikan bunga api yang dapat membahayakan welder maupun
mesin las listrik yang dapat mengenai kulit, mata welder dan
masuk kedalam perangkat-perangkat dalam mesin las listrik,
yang semua itu akan mengganggu berjalannya proses produksi.
2. Asap las listrik dan debu beracun, dapat membahayakan welder
dan orang-orang disekelilingnya, asap tersebut dapat
mengganggu proses pernafasan welder.
3. Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah las listrik yang
dapat membahayakan kesehatan mata dan organ dalam tubuh
welder maupun orang-orang disekelilingnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai