Anda di halaman 1dari 13

BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA

DENGAN SISTEM SIMULASI TANAMAN AIR TERATAI


(NYMPHAEA FIRECREST) DAN HIDRILLA (HYDRILLA
VERTICILLATA)

Reza Muhammad Yusuf(1141500056)


Sarah Nurfitriani (1141500014)
Latar belakang
Air merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting bagi seluruh
mahluk hidup. Suatu peraairan sering mengalami pencemaran yang
berasal dari limbah pertanian, domestik, industri, maupun rumah
tangga. Dengan meningkatnya populasi penduduk sehingga jumlah
limbah rumah tangga yang dihasilkan semakain bertambah. Pada
berbagai tempat di tanah air, limbah cair rumah tangga belum
terjangkau oleh teknologi pengolahan limbah. Selain biaya yang mahal
dan penerapan yang sulit, masih kuatnya pemikiran dan anggapan
sebagian besar masyarakat bahwa pembuangan limbah rumah tangga
secara langsung ke lingkungan tidak akan menimbulkan dampak yang
serius. Dalam kondisi demikian, diperlukan suatu sistem pengolahan
limbah rumah tangga yang selain murah dan mudah diterapkan, juga
dapat memberi hasil yang optimal dalam mengolah dan mengendalikan
limbah rumah tangga sehingga dampaknya terhadap lingkungan dapat
dikurangi. Berdasarkan hal tersebut bioremediasi dengan
menggunakan tanaman air adalah cara pengolahan limbah yang baik
dan ekonomis untuk beberapa daerah di Indonesia yang belum
terjangkau teknologi pengolahan limbah. Tanaman air yang digunakan
adalah Teratai dan Hydrilla.
Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh tanaman air Teratai (Nympahea


firecrest) dan Hidrilla (Hydrilla Verticillata) terhadap
pengolahan limbah?
2. Bagaimana perbandingan kualitas air limbah rumah
tangga yang menggunakan metode simulasi tanaman
air Teratai (Nympahea firecrest) dan Hidrilla (Hydrilla
Verticillata) dengan baku mutu?
Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh bioremediasi menggunakan


peranan tanaman air Teratai (Nympahea firecrest) dan
Hidrilla (Hydrilla Verticillata)
2. Mengetahui perbandingan kualitas limbah cair rumah
tangga yang telah melalui proses bioremediasi dengan
baku mutu yang telah ditetapkan
Bioremediasi
Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme yang
telah dipilih untuk ditumbuhkan pada polutan tertentu
sebagai upaya untuk menggurangi kadar polutan tersebut.
Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah
air yang telah digunakan yang berasal
dari rumah tangga atau pemukiman,
perdagangan, daerah kelembagaan
dan daerah rekreasi, meliputi air
buangan dari kamar mandi, WC,
tempat cuci atau tempat
memasak(Sugiharto)
Kandungan Limbah Rumah Tangga

Pada dasarnya, kandungan limbah rumah tangga


mempengaruhi sifat dari pada limbah tersebut. Limbah rumah tangga
secara umum dapat digolongkan menjadi 3 berdasarkan sifatnya, yaitu
sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologis.
A. Sifat Fisik
Suhu. Suhu tinggi pada limbah dapat menyebabkan berkurangnya
jumlah oksigen terlarut pada limbah, hal ini akan menimbulkan bau
yang tidak sedap pada limbah karena terjadinya pembusukan
mikroorganisme aerobic yang membutuhkan oksigen untuk hidup.
Kekeruhan. Kekeruhan pada limbah rumah tangga disebabkan
karena adanya zat-zat organic dan anorganik yang mengendap,
tersuspensi dan terlarut.
Padatan Tersuspensi. Padatan Tersuspensi adalah padatan yang
menyebabkan kekeruhan air.
B. Sifat Kimia
Nilai pH. Adapun nilai pH yang baik untuk dimiliki limbah adalah 7, dimana
nilai tersebut adalah nilai pH yang telah ditentukan oleh baku mutu. Nilai pH 7
adalah nilai ph yang menunjukan bahwa tingkat keasaman limbah pada
kondisi netral dan tidak berbahaya bagi lingkungan, karena apabila nilai pH
dibawah ataupun diatas 7 akan berbahaya bagi lingkungan.
Biological Oxygen Demand (BOD). BOD merupakan parameter pengukuran
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua
zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan.
Chemical Oxygen Demand (COD). COD adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan seluruh bahan organic yang terdapat dalam satu liter air.
Dissolved Oxygen (DO). DO atau sering juga disebut dengan kebutuhan
oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam
analisis kualitas air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air
tersebut memiliki kualitas yang bagus.
Lemak dan minyak. Merupakan zat yang paling banyak terdapat dalam
limbah rumah tangga, Lemak dan minyak merupakan jenis limbah yang tidak
mudah terurai oleh bakteri. Didalam limbah, sebagian besar minyak akan
mengapung, akan tetapi ada juga yang mengendap didalam lumpur.
Deterjen. Deterjen adalah golongan dari molekul organik yang digunakan
sebagai pengganti sabun untuk pembersih supaya didapatkan hasil yang lebih
baik.
C. Sifat Biologis
Sifat biologis rumah tangga, ditandai dengan
kandungan mikroorganisme didalam limbah tersebut.
Walaupun pada umumnya adalah mikroorganisme, namun
ada juga diantaranya yang berupa makroorganisme dari
hewan dan tumbuhan tingkat rendah.
Menurut Gaudy (1960), didalam limbah rumah
tangga pada umumnya ditemukan mikroorganisme
golongan bakteri, jamur, ganggang, protozoa, virus, rotifera
dan crustacean.
Tanaman Air
Tanaman air penghuni bagian tepi perairan (Margianl Aquatic Plant).
Yang termasuk dalam golongan ini adalah tanaman air yang hidup pada bagian tepi suatu perairan.
Yang termasuk dalam golongan marginal aquatic plant antara lain adalah tanaman Juncus, Sagitari,
Scirpus dan Iris.
Tanaman air penghuni bagian permukaan (Floating Aquatic Plant).
Tanaman air yang tergolong floating aquatic plant adalah tanaman air yang hidup terapung di
permukaan perairan dengan posisi akar yang melayang didalam air. Betuk akar yang terjuntai
memungkinkan jenis tanaman tersebut menyerap zat-zat yang diperlukan, terutama dari bahan yang
terlarut dan melayang di dalam perairan.Yang termasuk dalam golongan ini adalah Azoliz, Lemna,
Eicchomia dan Salvinia.
Tanaman yang hidup melayang di dalam perairan (Submarged Aquatic Plant).
Tanaman jenis ini hidup di dalam perairan dengan seluruh bagian tubunya terendam di dalam air.
Akarnya menyentuh dasar perairan, namun sebagian diantaranya melayang, sedanagakan batang
dan daunnya bergerak mengikuti arah gerakan air. Posisi tananmana air jenis ini sangat menunjang
untuk menjadi saringan membantu dalam proses penjernihan. Yang termasuk dalam golongan ini
antara lain adalah tanaman Hydrilla, Callitrche, Chara dan Elodee.
Tanaman air yang tumbuh pada dasar perairan (Deep Aquatic Plant).
Tananaman air yang tergolong deep aquatic plant adalaha tanaman air yang tumbuh pada dasar
perairan dengan akar tertanam kuat pada bagian dasar tersebut, sedangkan batangnya berdiri kuat
menopang daun dan bunga yang muncul ke permukaan air. Tinggi serta posis batang tanaman jenis
ini biasanya tergantung pada kedalaman perairan tempat hidupnya, sehingga akan dijumpai tinggi
batanh yang bervariasi pada posisi yang berbeda-beda. Yang termasuk golongan ini antara lain
adalah Aponogeton, Nuphar dan Nymphaea.
Adapun tanaman yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tanaman Teratai (Nymphaea firecrest),
merupakan jenis tanaman deep aquatic plant.
Jenis teratai yang digunakan memiliki bnga
berwarna merah jingga dan oranye. Teratai
tergolong deep aquatic plant karena tempat
tumbuhnya pada dasar perairan dengan daun
dan bunga yang muncul di permukaan air
ditopang oleh batang yang kokoh. Teratai
memiliki daun yang relatif lebar dengan posisi
menempel pada permukaan perairan, sehingga
dapat mempengaruhi proses penguapan pada
suatu kolam. Akar utama teratai tertanam pada
dasar kolam, sedangkan akar yang tumbuh
pada setiap ruas bagian batangnya melayang
dalam air. Dengan posisi seperti itu maka
proses penyerapan hara dapat berlangsung,
baik dari dalam dasar kolam maupun pada
perairan itu sendiri.
Tanaman Hydilla(Hydrilla verticillata),
merupakan jenis tanaman submarged
aquatic plant adalah sejenis tanaman yang
banyak menghuni perairan yang tenang
dan jernih. Tanaman tersebut hidup di
dalam perairan yang seluruh bagian
tubuhnya terendam di dalam air. Akarnya
sebagian tertanam di dalam perairan dan
lainya melayang bersama batang dan
daunya yang bergerak mengikuti arah
gerakan perairan.
Metode

Limbah cair yang tekah


Tanaman air ditanam dikumpulkan diencerkan
pada kolam buatan dalam 4 konsentrasi,
ukuran 1.5 m x 1.0 m x yaitu 100%, 50%, 25%
0.5 m dan 12.5%.

Contoh-contoh tersebut, dianalisis di laboratorium untuk


mengetahui kualitas fisik, kimia dan mikrobiologisnya
setelah melalui proses bioremediasi. Kualitas fisik yang
diukur meliputi suhu, kekeruhan dan padatan tersuspensi.
Kualitas kimia meliputi, pH, DO, BOD dan COD, sedangkan
kualitas mikrobiologis meliputi kandungan bakteri Coliform
dan Escherichia coli.

Anda mungkin juga menyukai