Anda di halaman 1dari 25

(Memahami Tumbuh Kembang Masa Remaja)

REMAJA :
Periode peralihan dari masa anak-
anak dan masa dewasa.
Mencapai umur 10-18 tahun bagi anak
perempuan dan 12-20 tahun bagi anak
laki-laki (Soetjiningsih, 2004).
Menurut UU No.4 tahun 1979: remaja
adalah individu yang belum mencapai
21 tahun dan belum menikah.
Masaremaja sebagai masa terjadinya
perubahan fisik, mental, dan sosial ekonomi
(WHO).
Pertumbuhan
Perubahan yang bisa diukur,
dilihat atau diraba
Biasanya menyangkut fisik (bentuk
dan ukuran)
Misalnya : pertumbuhan tinggi
badan, mulai tumbuh kumis
Perkembangan
Rangkaian perubahan fisik dan
mental
Bersifat perasaan, minat, dan
perhatian termasuk
perkembangan nilai-nilai
Misalnya : perhatian terhadap
lawan jenis, rasa benci, cinta,
cemburu
PERUBAHAN YANG TAMPAK
PADA MASA REMAJA
FISIK
SOSIAL
PSIKOLOGIS
PERTUMBUHAN FISIK
REMAJA
PUBERTAS
terjadi perubahan fisik
ditandai dengan
munculnya ciri-ciri seks testosteron
sekunder yang
disebabkan oleh :
hormon pertumbuhan
(Growth Hormone)

hormon esterogen/progesteron
Perempuan
payudara membesar
Punggul membesar
Tumbuh rambut pada ketiak dan
vagina

Laki-laki
Suara membesar
Rambut di ketiak, kumis, janggut
dan sekitar penis
PERKEMBANGAN SOSIAL

Pengaruh teman sebaya


sangat kuat

Terbentuknya
pengelompokan sosial
(nge-gank, dsb)
Perkembangan Psikologis
Mulai meninggalkan masa kecil yang
tenang menuju masa dewasa yang
penuh persoalan
Belajar untuk membuat keputusan sendiri
dan sering bertentangan dengan orang
tua
Biasanya gampang tersinggung dan sulit
dimengerti
Mulai ada privasi dan menjalin hubungan
dengan lawan jenis, dsb
Ciri-ciri remaja:
Masa remaja sebagai periode yang penting, karena
perkembangan fisik, mental yang cepat
Masa remaja sebagai periode peralihan, adanya suatu
perubahan sikap dan perilaku dari anak-anak menuju
dewasa.
Masa remaja sebagai periode perubahan, karena ada 5
perubahan yang bersifat universal yaitu perubahan emosi,
tubuh, minat dan pola perilaku, dan perubahan nilai.
Masa remaja sebagai usia bermasalah, karena pada
masa kanak-kanak masalah-masalahnya sebagian besar
diselesikan oleh guru dan orang tua sehingga
kebanyakan remaja kurang berpengalaman dalam
mengatasi masalah.
Masa remaja sebagai masa mencari identitas, karena
remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa
peranannya.
remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan,
karena adanya anggapan stereotip budaya bahwa
remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang
tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak,
menyebabkan orang dewasa harus membimbing
dan mengawasi.
Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik,
karena arena remaja melihat dirinya sendiri dan
orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan
sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
Masa remaja sebagai ambang masa dewasa,
karena remaja mulai memusatkan diri pada perilaku
yang dihubungkan dengan orang dewasa.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Remaja
Keluarga
Lingkungan Sekolah
Kelompok Teman sebaya
Permasalahan Remaja

Kenakalan Remaja

Kelainan tingkah laku, perbuatan atau


tindakan remaja yang bersifat asosial
bahkan anti sosial yang melanggar norma-
norma sosial, agama serta ketentuan
hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Perilaku kenakalan yang menimbulkan
korban fisik pada orang lain seperti
perkelahian antar geng, antar kelompok,
antar sekolah, sehingga harus melibatkan
pihak yang berwajib, menyakiti teman
seperti melakukan penganiayaan,
perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan
lain-lain.
Perilaku kenakalan yang menimbulkan
korban materi, misalnya perjudian dan
bentuk-bentuk permainan lain dengan
taruhan seperti permainan domino dan remi,
perusakan, pencurian, pencopetan,
pemerasan, menggunakan iuran sekolah
(SPP), dan lain-lain.
Perilaku kenakalan yang tidak menimbulkan korban di
pihak orang lain, seperti menikmati karya pornografi,
penyalahgunaan obat terlarang, dan hubungan seks
bebas.
Perilaku kenakalan yang melawan status, misalnya anak
mengingkari status sebagai pelajar dengan cara
melanggar aturan sekolah seperti datang terlambat ke
sekolah, membolos, tidak memakai atribut sekolah
dengan lengkap, berpakaian tidak sesuai dengan
aturan sekolah, berperilaku tidak sopan dengan orang
tua dan guru, mencontek, keluyuran setelah pulang
sekolah, dan pada malam hari tanpa tujuan yang jelas,
berbohong, menggunakan kendaraan bermotor tanpa
memiliki surat ijin mengemudi (SIM), kebut-kebutan
motor, mengingkari status dari orang tua dengan cara
kabur/minggat dari rumah atau membantah perintah
mereka, dan sebagainya.
PENANGANAN TERPADU
- Permasalahan kenakalan remaja di
Indonesia merupakan masalah penting
yang perlu perhatian. Indonesia sebagai
warga masyarakat dunia tidak lepas dari
komitmen untuk mencapai Sustainable
Development Goals (SDGs).
PENANGANAN TERPADU
- Sustainable Development Goals (SDGs)
yang berkaitan dengan kesehatan mental
remaja yaitu pencegahan penyakit menular
dan pencegahan gangguan mental dengan
memfokuskan program prevensi dan
treatment penyebab kecanduann obat
termasuk narkotika, penyalahgunaan obat,
dan penggunaaan alkohol yang
membahayakan.
- Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) :
Kelas Remaja di setiap wilayah Puskesmas.
- Konseling Remaja (Peer Conceling)
Prinsip-Prinsip Konseling Sebaya

Konseli bebas
membuat pilihan

Equality Rahasia

Infor Judgeme
masi nt
Perlunya Peer Counseling
1 Hanya sebagian kecil siswa yang bersedia
berkonsultasimenurut
dengan konselor

2 Pelatihan konseling sebaya membantu


perkembangan psikologis mereka

3 Kebutuhan akan teman merupakan suatu


hal yang menjadi perhatian remaja

4 Penekanan pada usaha pencegahan


(preventif)
5 Siswa perlu memiliki kompetensi

6 Kemandirian (independence)

7 Memperbaiki prestasi dan harga diri


siswa lainnya

8 Peningkatan kemampuan untuk dapat


membantu diri sendiri (self-help)

9 Persediaan (supply) dan biaya kerja


tenaga profesional
Tahap-Tahap Pengembangan
Konseling Sebaya
Pemilihan calon konselor sebaya 1

Pembekalan calon konselor sebaya 2

Pelaksanaan Konseling Sebaya 3


Pemilihan Konselor
Faktor kesukarelaan dan faktor kepribadian
pemberi bantuan (konselor sebaya)
ternyata sangat menentukan keberhasilan
pemberian bantuan. memiliki minat untuk
membantu, dapat diterima orang lain,
toleran terhadap perbedaan sistem nilai,
energik, secara sukarela bersedia membantu
orang lain, memiliki emosi yang stabil, dan
memiliki prestasi belajar yang cukup baik
atau minimal rerata, serta mampu menjaga
rahasia.
Pembekelan
Tujuanutama pelatihan konselor
sebaya adalah untuk meningkatkan
jumlah remaja yang memiliki dan mampu
menggunakan keterampilan-
keterampilan pemberian bantuan.
Pelatihan ini tidak dimaksudkan untuk
menghasilkan personal yang
menggantikan fungsi dan peran konselor.
PELAKSANAAN
Dalam praktiknya interaksi konseling
teman sebaya lebih banyak bersifat
spontan dan informal. Spontan dalam arti
interaksi tersebut dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja, tidak perlu menunda.
Meskipun demikian prinsip-prinsip
kerahasiaan tetap ditegakkan.

Anda mungkin juga menyukai