Anda di halaman 1dari 30

Prinsip Farmakoterapi

Modul: Foundation of Clinical Practice


Latar belakang
Kemampuan mengembangkan keahlian farmakoterapi
sering terabaikan selama pendidikan dokter.
Obat diresepkan pada 2/3 jml pasien yang berobat ke
dokter
Banyak dokter meresepkan obat-obat yang tidak pernah
dikenalnya selama pada saat menempuh pendidikan
dokter.
Anggapan bahwa respon pasien terhadap suatu obat
umumnya sama
Polifarmasi interaksi obat
Pengobatan/farmakoterapi yang rasional sangat penting.
Tujuan: menguraikan prinsip farmakoterapi yang
rasional
The rational use of drugs requires that patients receive
medications appropriate to their clinical needs, in doses that
meet their own individual requirements for an adequate period
of time, and at the lowest cost to them and their community.
WHO conference of experts Nairobi 1985
correct drug
appropriate indication
appropriate drug considering efficacy, safety, suitability for the patient,
and cost
appropriate dosage, administration, duration
no contraindications
correct dispensing, including appropriate information for patients
patient adherence to treatment
WHO, Dept. Essential Drugs and Medicines Policy
Garis besar
Faktor-faktor yang mempengaruhi respons
penderita terhadap obat
Faktor-faktor penting dalam farmakoterapi
yang rasional
Langkah-langkah terapi rasional
Manifestasi terapi yang tidak rasional
Faktor-faktor yang mempengaruhi
respons penderita terhadap obat
1. Pharmakokinetik
2. Pharmakodinamik
3. Usia
4. Gender
5. Kehamilan
6. Farmakogenetik
7. Fungsi hati & ginjal
8. Obat-obat lain yang digunakan bersamaan
9. Penyakit lain yang menyertai
10. Riwayat hipersensitivitas dan alergi
Dosis yang diberikan
kepatuhan
salah pengobatan
Dosis yang diminum
Faktor-faktor farmakokinetik
absorpsi (jml & kec)
distribusi( ukuran & komposisi
tubuh, ik.protein plasma & jar.)
biotransformasi
ekskresi
1. kondisi fisiologik: usia, gender,
kehamilan
2.kondisi patologik: peny hati,
Kadar di tempat kerja ginjal, kardiovaskular, dll
3. genetik
4. interaksi obat
5. toleransi
Faktor-faktor farmakodinamik
interaksi obat- reseptor
Sensitivitas
Intensitas efek status fungsional jar
reseptor
mekanisme homeostasis

Kurang normal lebih


Faktor faktor yang mempengaruhi respons penderita terhadap obat
Faktor-faktor penting dalam
farmakoterapi rasional (1)
A. Menetapkan diagnosis
B. Memahami patofisiologi penyakit
C. Memahami farmakologi obat-obat yang
akan digunakan
D. Optimalisasi pemilihan obat dan
dosisnya
E. Menetapkan endpoint terapi
F. Menjaga hubungan baik dokter-pasien.
Faktor-faktor penting dalam
farmakoterapi rasional (2)
A. Menetapkan diagnosis
Ketidakmampuan menetapkan diagnosis akurat
menyulitkan rencana pengobatan, khususnya pada
pasien dengan sakit berat
Pengobatan empiris (pengobatan tanpa diagnosis
akurat) perlu dilakukan pada kondisi tertentu,mis.
pasien leukemia yang demam dan dalam kondisi
neutropenia: terapi empiris antibiotik spektrum luas,
kombinasi adalah esensial dapat meningkatkan risiko
toksisitas, khususnya ginjal dan hati
Pengobatan empiris yang tidak layak:
Menerapkan aturan pengobatan pasien dengan
kondisi imunosupresi yang demam yaitu pengobatan
empiris segera sebelum etiologi diketahui dengan
kombinasi antibiotik spektrum luas, pada semua pasien
dengan demam ringan pasca operasi.
Faktor-faktor penting dalam
farmakoterapi rasional (3)
B. Memahami patofisiologi penyakit
Memahami patofisiologi penyakit memahami
kemungkinan-kemungkinan intervensi
terapeutik.
Contoh:
Batuk kronik pada pria usia lanjut dapat
disebabkan oleh bronkhitis kronik, asma,
merokok, efek samping obat anti hipertensi,
kanker, dll
Faktor-faktor penting dalam
farmakoterapi rasional (4)
C. Memahami farmakologi obat-obat yang akan
digunakan
a. Hindari penggunaan obat tanpa evidence-based.
Mis. pemakaian vasodilator serebral untuk terapi
dementia senilis.
b. Kesulitan mengatasi kebiasaan meresepkan obat
yang tidak rasional, mis. memberikan antibiotik
untuk pengobatan inluenza
c. Faktor-faktor seperti testimoni, generalisasi,
promosi, contoh dari senior, ketersediaan sampel
obat cuma-cuma dapat memicu peresepan yang
tidak rasional.
Faktor-faktor penting dalam
farmakoterapi rasional (5)
D. Optimalisasi pemilihan obat dan dosisnya
a. Hindari meresepkan obat untuk kondisi yang tidak
memerlukan obat
b. Untuk obat baru cari informasi tambahan yang tidak
tersedia di dalam product insert
c. Cermati munculnya informasi baru tentang
keamanan suatu obat
d. Selalu memperhitungkan besarnya biaya
pengobatan untuk pasien
e. Hindari interaksi obat
f. Hindari conflict of interest
Faktor-faktor penting dalam
farmakoterapi rasional (6)
E. Menetapkan endpoint terapi
Tipe endpoint:
Efikasi:
Dari pasien: kepuasan, status fungsional, biaya
Dari dokter: bukti kuantitatif pengurangan
beratnya penyakit (konversi sputum, glikoHb, dll)
Toksisitas:
Munculnya tanda-tanda toksisitas misalnya
nefrotoksisitas, ototoksisitas, dll.
Faktor-faktor penting dalam
farmakoterapi rasional (7)
F. Menjaga hubungan baik dokter-pasien
Luangkan waktu untuk mendengarkan
keluhan pasien
Komunikasi dokter pasien yang buruk
kepatuhan pasien rendah
6 langkah pengobatan rasional (1)
1. Langkah 1: tetapkan masalah pasien
2. Langkah 2: tetapkan tujuan terapi
3. Langkah 3: verifikasi apakah P-drug cocok
untuk pasien ini: efikasi, keamanan,
kecocokan, harga
4. Langkah 4: meresepkan obat
5. Langkah 5: beri penjelasan tentang obat,
cara pakai, peringatan
6. Langkah 6: pantau (hentikan) pengobatan
6 langkah pengobatan rasional (2)
Langkah 1: Tetapkan masalah pasien
Dapat berupa:
Penyakit
Masalah psikologis
Efek samping obat
Ketidakpatuhan berobat
Permintaan pengobatan preventif, dll
6 langkah pengobatan rasional (3)
Contoh 1:
Supir taksi berusia 45 tahun dengan
batuk kronis, perokok berat, berat badan
menetap. Pada anamnesis dan
pemeriksaan lebih lanjut tidak ditemukan
kelainan selain radang tenggorok.

Masalah pasien:
Penyakit (kemungkinan akibat kebiasaan
merokok)
6 langkah pengobatan rasional (4)
Contoh 2:
Pria 56 tahun dengan hipertensi ,
mengeluh menjadi batuk-batuk tidak
berdahak setelah minum obat penurun
tekanan darah yang diresepkan dokter.

Masalah pasien:
Efek samping obat
6 langkah pengobatan rasional (5)
Langkah 2: Tetapkan tujuan terapi
Contoh1:
Anak dengan diare encer tanpa muntah selama
3 hari., tidak kencing dalam 24 jam terakhir,
tidak demam, tetapi nadi teraba cepat dan
turgor
Tujuan terapi:
1. Mencegah semakin parahnya dehidrasi
2. Rehidrasi
Bukan untuk menyembuhkan infeksi tidak ada
indikasi pemberian antibioitik.
6 langkah pengobatan rasional (6)
Langkah 3: verifikasi P-drug (= personal
drug) untuk pasien

Lakukan langkah-langkah berikut untuk menetapkan


P-drug:
1. Tetapkan tujuan terapi
2. Susun daftar obat-obat yang dapat digunakan
3. Pertimbangkan faktor-faktor berikut untuk
menentukan
pilihan terbaik (yakni P-drug untuk pasien ybs):
a) Kemanjuran (efficacy)
b) Keamanan (safety)
c) Kecocokan (suitability)
d) Biaya (cost)
6 langkah pengobatan rasional (7)
Contoh 1:
Seorang wanita usia 24 thn menderita demam
tifoid. Wanita tsb sedang hamil 3 bulan, dan
mempunyai riwayat hopersensitivitas
terhadap sulfonamid. Keadaan umumnya
baik, tidak muntah-muntah. Apakah P-drug
(obat-P) untuk mengatasi kondisinya? ?
Jawab:
1. Tujuan terapi pada pasien ini adalah untuk
menyembuhkan infeksinya dengan pemberian obat
yang aman dan efektif
6 langkah pengobatan rasional (8)
2. Obat-obat yang potenAsial berguna untuk pasien
ini adalah kloramfenikol, siprofloksasin,
amoksisilin, seftriakson.
3. Pasien ini tidak perlu rawat inap. Pemilihan P-
drug nya adalah:
EFFICACY SAFETY SUITABILITY COST
CHLORAMPHENICOL +++ ++ + +++

CIPROFLOXACIN +++ ++ Not suitable ++


AMOXiCILLIN ++ +++ +++ +++
COTRIMOXAZOLE ++ + Not suitable +++

CEFTRIAXONE +++ ++ Not suitable ++

Analisis di atas menunjukkan P-drug untuk pasien


ini adalah amoksisilin
6 langkah pengobatan rasional (9)
Contoh 2
Pria usia 54 thn baru-baru ini didiagnosis
Diabetes Mellitus tipe 2. Kadar gula darah
puasa 240 mg/dL, dan post prandial 280
mg/dL. Pria ini juga menderita obesitas. Apakah
P-drug untuk pasien ini?
Jawab:
1. Tujuan terapi: mengurangi hiperglikemia
dengan diet, olahraga, dan obat.
2. Obat yang potensial bermanfaat untuk pasien
ini: glibenklamid, metformin, ackrbose,
pioglitazon, insulin
6 langkah pengobatan rasional (10)
3. Pasien juga mengalami Pemilihan obat untuk P-
drug pasien ini ialah:

EFFICACY SAFETY SUITABILITY COST

GLIBENCLAMIDE +++ ++ ++ +++


METFORMIN +++ +++ +++ +++
ACARBOSE ++ +++ + +
PIOGLITAZON ++ ++ + +
INSULIN +++ ++ + +

Analisis di atas menunjukkan bahwa metformin


adalah P-drug untuk pasien ini
6 langkah pengobatan rasional (11)
Langkah 4: Menulis resep
Resep harus berisi:
1. Nama, alamat, no telp. dokter yang meresepkan
2. Tanggal, bulan, tahun
3. Nama dan kekuatan obat
4. Bentuk sediaan, jumlah total
5. Label: instruksi, peringatan
6. Nama, usia pasien
7. Tanda tangan atau inisial dokter yang meresepkan.

Catatan: resep harus dapat dibaca


Dr. A
Jl Beringin no 12, Bengkulu
Telp. 7654321

Tanggal 3 September 2013

R/ Amoksisilin 500 mg kapsul no. 10


3 dd 1 kapsul

Nama : Ny. Ana


Alamat : Jl. Jambu
Umur : 24 thn
6 langkah pengobatan rasional (12)
Langkah 5: Beri informasi, instruksi,
dan peringatan
Meliputi:
1. Efek obat
2. Erfek samping yang dapat timbul
3. Instruksi/petunjuk pemakaian obat
4. Peringatan
5. Konsultasi berikutnya
6. Apakah semua sudah jelas?
6 langkah pengobatan rasional (13)
Langkah 6: Pantau pengobatan dan
hentikan jika perlu
Dalam hal efektivitas pengobatan,
pertimbangkan kemungkinan-kemungkinan
berikut:
Efektif dan penyakit sembuh: hentikan
pengobatan
Efektif tetapi belum tuntas: teruskan, atau
bila perlu, modifikasi pengobatan.
Manifestasi terapi yang tidak rasional

Menggunakan dosis terlalu tinggi


Meresepkan obat toksik yang tidak perlu
Meresepkan obat mahal yang tidak perlu
Meresepkan obat-obat yang tidak diperlukan
Meresepkan obat-obat yang dapat menimbulkan
interaksi obat yang merugikan
Meresepkan obat tanpa dukungan bukti ilmiah
yang kuat (EBM).
Menerapkan polifarmasi pada pasien yang tidak
memerlukannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai