Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 3

PENGERTIAN KROMATOGRAFI


Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran
berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen
dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-
komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase
yaitu fase diam dan fase gerak.
Fase diam akan menahan komponen campuran
sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen
campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase
diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah
larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat.

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan teknik
kromatografi yang berdasar padaprinsip adsorbsi,
bedanya dengan kromatografi kolom yaitu
konfigurasi KLT yang berbentuk planar (plate).
Kromatografi lapis tipis digunakan untuk
memisahkan komponen-komponen atas dasar
perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di
bawah gerakan pelarut pengembang.
KEUNTUNGAN KlT


Prosedurnya sederhana dan cukup cepat
Tak diperlukan alat dan reagensia khusus yang
mahal
Hanya diperlukan kuantitas kecil dari zat-zat itu
Metode itu terbukti berhasil untuk pemisahan dan
deteksi golongan-golongan logam yang sukar
ditangani dengan analisis kualitatif yang rutin.

KERUGIAN KLT


Butuh ketekunan dan kesabaran yang ekstra untuk
mendapatkan bercak/noda yang diharapkan.
Butuh sistem trial and eror untuk menentukan sistem
eluen yang cocok.
Memerlukan waktu yang cukup lama jika dilakukan
secara tidak tekun.
MANFAAT KLT

Pemeriksaan kualitatif dan kemurnian senyawa obat
Pemeriksaan simplisia hewan dan tanaman
Pemeriksaan komposisi dan komponen aktif
campuran senyawa obat
Penyediaan larutan zat yang akan diperiksa jika
dalam bentuk simplisia
PRINSIP KLT

ADSORBSI adalah penyerapan pada pemukaan
PARTISI adalah penyebaran atau kemampuan
suatu zat yang ada dalam larutan untuk berpisah
kedalam pelarut yang digunakan.

Pada kromatografi lapis tipis, eluent adalah fase gerak yang
berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed)
untuk melewati fase diam (adsorbent).
Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan
terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan
komponen secara kromatografi dipengaruhi oleh laju
alir eluent dan jumlah umpan.
Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan
teradsorpsinya pelarut atau campuran pelarut tersebut pada
adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah
jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika.
Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat
mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya dengan
alumina (gel silika).
Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluen maka
senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Hal ini
berdasarkan prinsip like dissolved like.
FASE GERAK DAN FASE DIAM YANG
DIGUNAKAN

1. FASE DIAM
A. Silica gel : asam-asam amino, alkaloid, asam-
asam lemak, dan lain-lain
B. Alumina : alkaloid, zat warna, fenol-fenol dan
lain-lain
C. Kielsghur (tanah diatomae) : gula, oligosakarida,
trigliserida dan lain-lain
D. Selulosa : asam-asam amino, alkaloid dan lain-
lain

2. FASE GERAK
Karakter yang diinginkan dalam pemilihan fase
gerak yang kompetitif untuk KLT antara lain adalah
parameter kelarutan (solubility oarameter), indeks polarutas
(polarity index) dan kekuatannya sebagai solvent (solvent
strength). Parameter kelarutan menunjukan kemampuannya
untuk berkombinasi dengan beragam pelarut lain. Indeks
polaritas menunjukkan besaran empiris yang digunakan
untuk mengukur ketertarikan antar molekul dalam solute
dengan molekul solvent pada parameter kelarutan solvent
yang bersangkutan dalam keadaan murninya.

PROSEDUR KERJA DENGAN KLT


Sebuah garis pensil digambar dekat bagian bawah fasa diam dan
setetes larutan sampel ditempatkan di atasnya.
Sampel ditotol dengan bantuan pipa kapiler.
Ketika titik campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri dalam
gelas tertutup yang telah berisi fasa gerak dengan posisi fasa gerak
di bawah garis. Digunakan gelas tertutup untuk memastikan
bahwa suasana dalam gelas jenuh dengan uap pelarut.
Pelarut (fasa gerak) perlahan-lahan bergerak naik.
Pelarut diperbolehkan untuk naik hingga hampir mencapai bagian
atas plat yang akan memberikan pemisahan maksimal dari
komponen-komponen pewarna untuk kombinasi tertentu dari
pelarut dan fase diam.
HARGA Rf


=

Harga-harga Rf untuk senyawa-senyawa murni dapat


dibandingkan dengan harga-harga standard. Perlu
diperhatikan bahwa harga-harga Rf yang diperoleh
berlaku untuk campuran tertentu dari pelarut dan
penyerap yang digunakan, meskipun daftar dari harga-
harga Rf untuk berbagai campuran dari pelarut dan
penyerap dapat diperoleh.
CONTOH JURNAL


METODE
Ekstraksi dan analisis kromatografi lapis tipis (KLT) dari ekstrak
rebung Schizostachyum brachycladum Kurz (Kurz), serta uji
aktivitas antihiperurisemia pada mencit putih jantan telah
dilakukan. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi.
Penentuan golongan senyawa dilakukan dengan berbagai reagen
warna pada plat KLT.
Pemisahan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dilakukan
beberapa kali menggunakan beberapa eluen dengan tingkat
kepolaran yang berbeda untuk mendapatkan pelarut yang mampu
memberikan pemisahan yang baik serta noda zat warna yang bagus.
Bercak pada plat KLT dimonitor di bawah lampu UV 254 nm dan
UV 365 nm. Penentuan golongan senyawa pada uji KLT dilakukan
dengan penyemprotan plat KLT dengan beberapa pereaksi.
Komponen kimia yang yang dievaluasi dari ekstrak meliputi uji
alkaloid, fenol, terpenoid, dan flavonoid dengan menggunakan
pereaksi Dragendorff s reagent, FeCl3 , dan Vanilin Asam Sulfat,
secara berturut-turut.

HASIL
Analisis KLT menunjukkan ekstrak
mengandung senyawa fenolik dan terpenoid.
Hasil pengukuran kadar asam urat serum
menunjukkan ekstrak rebung dengan dosis 25,
50 dan 100 mg/kgBB dapat menurunkan kadar
asam urat mencit putih jantan dan berbeda
secara signifkan dibandingkan dengan kontrol
(p0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa
ekstrak rebung memiliki aktivitas
antihiperurisemia.

Anda mungkin juga menyukai