Anda di halaman 1dari 80

KEJURUAN BANGUNAN BBLKI MEDAN

UNIT KOMPETENSI
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Memeriksa 1. Peralatan ukur berdasarkan jenis pekerjaan dipersiapkan secara
lengkap
Peralatan Ukur
2. Pengecekan terhadap kondisi peralatan ukur yang sudah
terkalibrasi dilakukan secara teliti
3. Laporan kondisi / kualitas peralatan ukur terkalibrasi dibuat secara
lengkap
2. Menggunakan 1. Peralatan ukur di lapangan berdasarkan jenis pekerjaan dipersiapkan
secara lengkap dan cermat
Peralatan Ukur
2. Penyetelan/setting peralatan pengukuran dilakukan sebelum
pengukuran
3. Peralatan ukur berdasarkan jenis pekerjaan dioperasikan sesuai
prosedur standar
3. Melakukan 1. Kesiapan dan kelayakan tempat penyimpanan peralatan ukur diperiksa
dengan cermat
Perawatan
2. Kondisi kelembaban & suhu tempat penyimpanan peralatan dijaga
Peralatan Ukur 3. Fungsi dan kebersihan peralatan ukur dipelihara dengan baik

KEJURUAN KONSTRUKSI BBLKI MEDAN 2013


DIAGRAM ALIR PENCAPAIAN KOMPETENSI
MULAI

MEMPERSIAPKAN MELAKUKAN MENGOPERASIKAN


MENGECEK KONDISI PENYETELAN/
PERALATAN UKUR PERALATAN UKUR ALAT UKUR SESUAI
BERDASARKAN SETTING PROSEDUR
YANG SUDAH PERALATAN
JENIS PEKERJAAN TERKALIBRASI STANDAR
PENGUKURAN

MEMERIKSA
MEMPERSIAPKAN MEMELIHARA
KELAYAKAN
TEMPAT FUNGSI DAN
TEMPAT
PENYIMPANAN KEBERSIHAN
PENYIMPANAN
PERALATAN PERALATAN
PERALATAN
UKUR UKUR
UKUR

MENJAGA KONDISI
MEMBUAT APORAN
KELEMBABAN &
KONDISI/ KUALITAS SELESAI
SUHU TEMPAT
PENYIMPANAN PERALATAN UKUR
TERKALIBRASI

= PREPARATION = CONNECTOR = MANUAL OPERATION


JENIS-JENIS PERALATAN UKUR
PERALATAN UKUR SEDERHANA
Mengukur Jarak
Pita ukur
Odometer
Rolmeter
Rantai ukur
Membuat garis lurus di lapangan
Steel pin atau patok dan jalon/ranging rod
Mengukur Sudut
Dengan pita ukur dan patok untuk membuat sudut 90o
Cross staff
Optical Square
Membuat busur lingkaran di lapangan
Patok/lembing/ranging rod
Mengukur beda tinggi
Ranging rod, pita ukur, selang berisi air
JENIS-JENIS PERALATAN UKUR

Membuat garis lurus di lapangan


JENIS-JENIS PERALATAN UKUR ALAT UKUR SEDERHANA
JENIS-JENIS PERALATAN UKUR ALAT UKUR SEDERHANA
Membuat sudut siku di lapangan

Pitagoras Perbandingan panjang II

Jarak terdekat
Perbandingan panjang 1
JENIS-JENIS PERALATAN UKUR ALAT UKUR SEDERHANA

Mengukur Jarak Terhalang


JENIS-JENIS PERALATAN UKUR ALAT UKUR SEDERHANA
Membuat sudut siku di lapangan

Cross staff

Site square

Optical square
JENIS-JENIS PERALATAN UKUR ALAT UKUR SEDERHANA

Membuat busur lingkaran di lapangan

Pusat rotasi tak terhalang

Garis berpotongan tidak 90o


Pusat rotasi terhalang
JENIS-JENIS PERALATAN UKUR ALAT UKUR SEDERHANA

Membuat busur lingkaran di lapangan

Membuat busur dengan besar


simpangan ditentukan
(Metode Halving - Quartering) = x (a + (c2/a))
JENIS-JENIS PERALATAN UKUR ALAT UKUR SEDERHANA

Mengukur Beda Tinggi


JENIS-JENIS PERALATAN UKUR

Waterpass/Sipat Datar
mengukur beda tinggi antar 2 titik
Theodolite
mengukur sudut horisontal dan vertikal
mengukur jarak
Total Station
mengukur sudut horisontal dan vertikal
(ketelitian lebih tinggi dari pada theodolite)
mengukur jarak
menentukan koordinat titik
GPS
menentukan posisi titik berdasarkan koordinat
global
Waterpass/Sipat Datar
Jenis-jenis Waterpass

Automatic Level

Dumpy Level

Sipat datar Jungkit


Laser Level
Bagian-bagian AutomaticLevel
Mendatarkan AutomaticLevel
Mendatarkan AutomaticLevel
Pengukuran beda tinggi pada AutomaticLevel
Pengukuran sudut horizontal pada AutomaticLevel
(ketelitian kasar 1o)
Mengatur Benang pada AutomaticLevel
Theodolite
Jenis-jenis Theodolite
Theodolite TO Wild
T0 ketelitian 1 dan 1cm
T4 ketelitian 0,1 dan 0,1mm
Digital Theodolite

1. Handle/pegangan
2. Telescope Eyepiece/ Lensa okuler
3. Ring fokus lensa obyektif
4. Telescope Centering Optic/Optical
Plummet
5. Horizontal Clamp
6. Horizontal Tangent Screw
7. Keyboard/papan panel
8. Levelling Screw
9. Base Plate
Digital Theodolite

10. Optical Sight


11. Objective Lens
12. Battery Pack
13. Vertical Clamp
14. Vertical Tangent Screw
15. Plate Level
16. LCD Display
17. Circular Buble
18. Tribrach Clamp Knob
Prinsip Dasar Theodolite
Total Station
Global Positioning System (GPS)
Pengukuran Beda Tinggi
dengan Waterpass
Dalam ilmu ukur tanah rendah untuk suatu luas daerah relative
kecil (50 x 50 km2), dianggap bahwa permukaan bumi
merupakan bidang datar sehingga kita bekerja pada bidang
datar (Plan Surveying)
Hingga saat ini, pengukuran beda tinggi dengan menggunakan
metode sipat datar optis masih merupakan cara pengukuran
beda tinggi yang paling teliti.
Dapat diartikan pembacaan rambu ukur melalui teropong
waterpass.
Digunakan dalam pengukuran Kerangka Dasar Vertikal maupun
pengukuran Situasi/Detail.
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan


Sipat datar/waterpass peralatan utama
Statif/tripod untuk mendudukkan alat
Rambu ukur /Baak pembacaan benang
Meteran untuk mengukur tinggi alat
Pita ukur untuk mengukur jarak langsung
Patok untuk menandai titik
Payung melindungi alat dari panas/hujan
Form pengukuran beda tinggi
Alat tulis dan papan alas
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass
Syarat Waterpass
1. Garis Visir/Bidik sejajar garis jurusan nivo
2. Sumbu 1 tegak lurus garis jurusan nivo
3. Benang mendatar diagfragma tegak lurus sumbu 1

Garis Visir

Garis Jur. Nivo

Sumbu 1
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass
Syarat Waterpass

Ba

d a
Benang diafragma
Bt

d a
Bb

Sb. 1
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Cara Pengukuran Beda Tinggi


Cara I

1. Alat sipat datar ditempatkan dan di datarkan pada stasion yang


telah diketahui elevasinya.
2. Rambu ukur ditempatkan pada titik dimana akan diukur beda
tingginya dari titik stasion
3. Ukur tinggi alat dengan meteran
4. Bidik rambu dengan teleskop waterpass dan catat pembacaan
Benang Tengah (BT) beda tinggi!
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Cara II

1. Alat sipat datar ditempatkan dan di datarkan di antara 2 titik


yang akan dicari beda tingginya tidak perlu segaris, salah
satu titik diketahui elevasinya.
2. Rambu ukur ditempatkan pada 2 titik yang akan diukur
3. Ukur tinggi alat dengan meteran
4. Beda tinggi adalah selisih bacaan BT di titik A dan B
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Cara III

1. Alat sipat datar ditempatkan dan di datarkan tidak di antara


2 titik yang akan dicari beda tingginya
2. Rambu ukur ditempatkan pada 2 titik yang akan diukur
3. Ukur tinggi alat dengan meteran
4. Beda tinggi adalah selisih bacaan BT di titik A dan B
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Pengukuran Sipat Datar Memanjang


rambu
rambu muka
belakang

dst

1
2

Slag 2
Slag 1

Untuk pengukuran menerus, dapat dengan metode :


1. Memanjang terbuka tidak ada kontrol/koreksi elevasi
2. Memanjang tertutup dapat dilakukan kontrol elevasi
3. Memanjang terbuka terikat sempurna elevasi titik awal dan titik akhir
diketahui, sehingga dapat dilakukan kontrol elevasi
4. Memanjang pergi pulang pengukuran 2X dengan arah berlawanan
5. Memanjang double stand pengukuran dengan menggeser alat
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Pengukuran Sipat Datar Double Stand

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan mengurangi


kemungkinan blunder/kesalahan pembacaan rambu maupun
karena refraksi.
Pembidikan dilakukan 2X dengan menggeser letak alat,
pembidikan 1 disebut pembacaan pergi, pembidikan ke-2
disebut dengan pembacaan pulang.
Hasil pembacaan BT dirata-rata sebelum di hitung selisih
beda tingginya.
Dapat digunakan untuk menggantikan metode Pergi-Pulang
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Teropong Waterpass

Stadia Ba

d a

Garis Diafragma Bt

d a

Stadia Bb

Bt = ( Ba + Bb) / 2

Sb. 1
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Pembacaan Benang Stadia


(teropong sedah dilengkapi dengan lensa pembalik)
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass
Prosedur Pekerjaan Pengukuran Beda Tinggi
1. Metode yang paling teliti adalah menempatkan alat diantara 2 rambu dengan
jarak yang sama (di tengah-tengah)
2. Pengukuran diawali dengan membidik rambu belakang kemudian membidik
rambu muka (waterpass tetap pada posisinya)
3. Beda tinggi selalu dihitung dengan mengurangi bacaan benang belakang
dengan bacaan benang muka (dH = BTb BTm)
4. Setiap pindah slag (alat) rambu muka menjadi rambu belakang sedangkan
rambu belakang menjadi rambu muka.
5. Jalur sipat datar sebaiknya diawali dengan titik awal dan titik akhir yang
terikat. Jika hanya titik awal yang terikat, lakukan pengukuran
kerangka/kring/poligon tertutup. Hal ini dilakukan agar hasil pengukuran
dapat dilakukan koreksi atau checking.
6. Jika jalur sipat datar tidak dapat diselesaikan dalam 1 hari karena jauh maka
jalur pengukuran dibagi dalam seksi, tiap seksi pengukuran diatur dalam
jumlah slag genap.
7. Selama pengukuran alat selalu dipayungi untuk menghindari panas
matahari.
8. Saat terbaik pengukuran adalah : pagi jam 06.00 11.00 atau sore jam
15.00 - 18.00.
9. Pemasangan rambu sebaiknya ditempatkan diatas patok kayu yang diberi
paku payung atau diatas pilar beton.
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Prosedur Mendatarkan Waterpass


1. Tempatkan kaki statif secara kokoh di tanah dan pasang
peralatannya pada sekrup yang tersedia dengan kuat.
2. Nivo/libel bulat harus disetel secara kasar di tengah-tengah dan
unting-unting berada tepat di atas marka/titik stasiun.
3. Teleskop diputar sehingga sejajar dengan dua dari sekrup
perata/sekrup kaki, libel utama harus disetel hingga berada di
tengah-tengah tabungnya.
4. Teleskopnya diputar 90 dan libelnya sekali lagi dibuat berada di
tengah-tengah nivo tabung dengan menyetel sekrup ketiga.
5. Ulangi langkah ke 4 sekali lagi untuk memastikan bahwa libelnya
akan tetap berada di tengah-tengah ke manapun teleskop
tersebut diarahkan. (Jika libel utama tidak dapat dibuat berada
dalam kedudukan tengah kemana pun teleskopnya diarahkan,
peralatan ini perlu dikalibrasi).
6. Arahkan teleskopnya pada sehelai kertas kosong dan fokuskan
lensa mata/okuler sehinggga kawat silangnya jelas kelihatan.
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Prosedur Pembacaan Benang


1. Tempatkan rambu ukur pada titik yang akan diukur beda
tingginya.
2. Usahakan rambu ukur setegak mungkin, bila perlu gunakan
rambu ukur yang dilengkapi dengan tabung nivo.
3. Arah rambu ukur diusahakan menghadap arah bidikan alat.
4. Operator waterpass membidik rambu ukur dan memberi aba-
aba kepada pemegang rambu sampai rambu benar-benar
sejajar dengan sumbu tegak pada teropong waterpass.
5. Bidik arah belakang lalu bidik arah ke muka.
6. Baca dan catat BT terlebih dahulu, baru jika diperlukan baca
BA dan BB

Teknik lain untuk menegakkan rambu ukur adalah dengan membidik


rambu, kemudian rambu pelan-pelan digerakkan miring ke depan dan
ke belakang, pada pembacaan BT terkecil, beri aba-aba agar rambu
jangan digerakkan lagi, lalu dibaca dan dicatat benangnya.
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Prosedur Pencatatan Bacaan Benang dan Penghitungan

1. Asumsinya bahwa pembacaan dan pencatatan dilakukan oleh


dua orang.
2. Siapkan form pengukuran beda tinggi
3. Tulis pertama kali : nama pengukur, penulis, tanggal
pengukuran, daerah pengukuran,nomor alat, keadaan cuaca.
4. Tulislah kode untuk titik atau slag dan angka angka bacaan
dengan rapih, setiap kesalahan menulis jangan dihapus
melainkan dicoret
5. Penulis mengulagi ucapan si pengukur sambil menuliskan
bacaan si pengukur.
6. Cek hasil bacaan : BT = (BA+BB)/2
7. Hitung beda tinggi : H = BTb BTm
8. Hitung jarak alat ke rambu: D = (BA-BB) x 100 (atau ukur
dengan pita ukur)
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

DB1 DM1 DB2


DM2

DB1 DM1 DB2 DM2

9. Jika pengukuran cara 2 stand, hitung selisih beda tinggi


pada hasil hitungan beda tinggi pada masing-masing stand
(selisih max 2mm) HAB - HAB < 2mm.
10. Cek juga jarak dengan mencari selisih total jarak belakang
(DB) vs total jarak muka (DM), selisih jarak max = 1 m
11. Buatlah sket jalur pengukuran pada bagian bawah formulir.
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass
Hitungan Hasil Pengukuran Waterpass
PENGUKURAN BEDA TINGGI
SURVEYOR : JENIS PEKERJAAN :
TIPE ALAT/NO : DAERAH :
TANGGAL : LOKASI :
DIHITUNG OLEH : CUACA :

Pembacaan Mistar Jarak Alat ke Rambu


Beda Tinggi (mm)
Belakang Muka Ukur
No. Titik Keterangan
Atas Atas
Tengah Tengah Belakang Muka Naik Turun
Bawah Bawah
P1 1434 1355
P2 1419 1404 1312 1269 107
1446 1361
1426 1406 1319 1277 107

P2 1475 1460
P3 1445 1415 1430 1400 15
1359 1344
1329 1299 1314 1284 15

P3 1319 1456
P1 1288 1257 1410 1364 -122
1335 1466
1303 1271 1424 1382 -121
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

HITUNGAN WATERPASS

SURVEYOR : JENIS PEKERJAAN :


TIPE ALAT/NO : DAERAH :
TANGGAL : LOKASI :
DIHITUNG OLEH : CUACA :

Beda Tinggi (m) BEDA TINGGI RATA- TINGGI TITIK DARI MSL (m)
RATA PERGI PULANG COR
No. Titik NO. TITIK
Naik Turun TANDA DARI PERGI (m) Atas Patok Atas Tanah
(m)
P1 100 P1
P2 0,107 0,107 0,107 0 100,107 P2
P3 0,015 0,015 0,015 0 100,122 P3
-0,122 -0,121 -0,121 0,001
P1 100,000 P1

H = 0,001
jika ada koreksi
dipilih pada slag
dengan jarak terjauh
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

KOREKSI PENGUKURAN BEDA TINGGI

Koreksi untuk pengukuran beda tinggi dapat dilakukan jika:


Jalur pengukuran/seksi berupa poligon tertutup
Jalur pengukuran/seksi berupa poligon terbuka yang diketahui
elevasi titik awal dan titik akhirnya

Koreksi beda tinggi = beda tinggi antar titik sepanjang seksi


HP1-P2 = +2 mm
HP2-P3 = +3 mm
HP3-P4 = - 2 mm
HP4-P1 = - 2 mm +
cor H +1 mm

Koreksi beda tinggi dapat dilakukan untuk setiap patok dengan


rumus : Jarak per-patok
Koreksi per patok = koreksi total x ----------------------
Jarak total
Koreksi beda tinggi pada pembacaan pergi-pulang/double stand
dilakukan hanya pada slag yang selisih pembacaan beda tinggi
pergi-pulang nya 0
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Metode Pengukuran Beda Tinggi Lainnya

Metode Pancar
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Metode Crossing
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Metode Penyeberangan
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Metode Permukaan Air


Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

PEMERIKSAAN GARIS BIDIK

b2
m2

b1 m1

hAB B

II

A
I dm

db' dm
db

Bila alat tidak mempunyai kesalahan garis bidik maka beda tinggi yang
diperoleh dari posisi I dan II akan sama dan sebaliknya .
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass
Kemiringan garis bidik
Kemiringan :

= arc tan [ { b1 - m1 ) - ( b2 - m2 ) } / { ( db - dm ) - ( db - dm ) } ]
Keterangan :
- b1 adalah bacaan benang tengah ke rambu belakang pada alat di posisi I
- m1 adalah bacaan benang tengah ke rambu muka pada alat di posisi I
- b2 adalah bacaan benang tengah ke rambu belakang pada alat di posisi II
- m2 adalah bacaan benang tengah ke rambu muka pada alat di posisi II
(b

- db adalah jarak ke rambu belakang dari alat di posisi I


- dm adalah jarak ke rambu muka dari alat di posisi I
- db adalah jarak ke rambu belakang dari alat di posisi II
- dm adalah jarak ke rambu muka dari alat di posisi II

Jarak dihitung dari rumus : d = 100 ( BA - BB ) dimana :


BA adalah bacaan benang atas diafragma pada rambu
BB adalah bacaan benang bawah diafragma pada rambu
Untuk menghitung kemiringan , satuan pembilang dan penyebut dari
persamaan di atas harus disamakan .
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Akibat kemiringan / kesalahan garis bidik


c = [ { b1 - m1 ) - ( b2 - m2 ) } / { ( db - dm ) - ( db - dm ) } ]
Untuk menghitung kesalahan garis bidik , pembilang dari persamaan
di atas dinyatakan dalam satuan mm sedangkan penyebutnya dalam
satuan m .

Contoh :
c = 1 mm / m ; artinya setiap jarak dari alat ke rambu sebesar 1 m
maka kesalahan bacaan adalah sebesar 1 mm

Mengatasi kesalahan akibat miringnya garis bidik

1. Dengan sistem pengukuran yaitu menjaga jarak yang sama


dari alat ke rambu belakang dan ke rambu muka

2. Dengan mengoreksi hasil ukuran :


a. Mengoreksi bacaan
b. Mengoreksi beda tinggi
Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass
Rumus mengoreksi ukuran
2.a.Mengoreksi bacaan : BTs = BTu - c.d
dimana : BTs adalah bacaan benang tengah seharusnya
BTu adalah bacaan benang tengah ukuran
c adalah kesalahan garis bidik
d jarak dari alat ke rambu
2.b.Mengoreksi beda tinggi : hs = hu - c ( jdb - jdm )
dimana : hs adalah beda tinggi yang seharusnya
hu adalah beda tinggi ukuran
c adalah kesalahan garis bidik
jdb adalah jumlah jarak ke rambu belakang
jdm adalah jumlah jarak ke rambu muka
3. Mengatasi kesalahan garis bidik dapat juga dilakukan dengan
mengkalibrasi alat .
Caranya : - tentukan besarnya c
- tentukan BTs
- tepatkan bacaan ke BTs menggunakan sekrup
koreksi diafragma
Pengukuran
dengan Theodolite
Theodolite adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur
besar sudut vertikal maupun horizontal
Dengan metode tachymetri dapat digunakan untuk mengukur
jarak optis
Digunakan dalam pengukuran Kerangka Dasar Horizontal
maupun pengukuran Situasi/Detail.
Arah penghitungan sudut secara default adalah searah jarum
jam, dengan arah 0o00 didapat dari meng- 0 SET-kan bacaan
horizontal tidak dilengkapi dengan kompas magnetik
Pengukuran sudut vertikal dihitung dari arah zenith 0o00
(tegak lurus ke atas) bacaannya disebut sudut zenith
JENIS-JENIS THEODOLITE

Theodolite Repetisi dapat digunakan untuk


mengukur besarnya beberapa sudut sekaligus secara
berurutan (dalam theodolit digital diistilahkan dengan
0 (nol) SET)
Theodolite Reiterasi hanya dapat mengukur
sudut pada satu kali pengukuran, jika diinginkan
pengukuran sudut selanjutnya harus dilakukan
pengurangan dengan besarnya sudut sebelumnya.
DISPLAY & PANEL PADA DT (Topcon DT-209L)
DISPLAY & PANEL PADA DT (Topcon DT-209L)
Pengukuran Beda Tinggi dengan Digital Theodolite
Langkah :
Nyalakan DT (tombol ON)
Tekan 1X tombol V (bacaan sudut vertikal)
Arahkan teropong mendatar, sampai bacaan mendekati 90o00
Kunci sekrup vertikal,lalu putar penggerak halus vertikal dan
set pada 90o00
Arahkan pada rambu dan bacaan benang dicatat.

sv

sv
Ta

Beda tinggi = D x cos (SV) BT +Ta


Pengukuran Beda Tinggi dengan Theodolite

Beda tinggi = (dm x sin i) BT + Ta


dengan dm = 100 x (BA-BB) x sin z
atau = 100 x (BA-BB) x cos i
Pengukuran Jarak dengan Theodolite

Cara STADIA - datar


Pengukuran Jarak dengan Theodolite

Cara STADIA - miring


Pengukuran Jarak dengan Theodolite

Cara TANGEN - datar


Pengukuran Jarak dengan Theodolite

Cara TANGEN - miring


Pengukuran Posisi Horizontal dengan Theodolite (Digital Theodolite)

Pengukuran sudut pada pengukuran situasi/detail


Bidik titik A, lalu tekan tombol 0 SET sebanyak 2X
Tekan tombol R/L untuk menentukan arah pembacaan sudut
horisontal
Arahkan teropong ke titik B, lalu tekan 1X tombol HOLD dan dicatat
bacaannya
Tekan 1X lagi tombol HOLD, arahkan ke titik C, tekan 1X tombol
HOLD
dst
Pengukuran Posisi Horizontal dengan Theodolite (Digital Theodolite)

Pengukuran sudut horizontal repetitif


tekan tombol FUNC (function), lalu tombol REP
(repetitive)
arahkan teodolit pada target 1 lalu tekan tombol 0 SET 2 kali
untuk menetapkan target 1 sebagai 0O00
arahkan teodolit pada target 2, lalu tekan tombol HOLD
arahkan kembali ke target 1 lalu tekan tombol R/L
arahkan kembali teodolit pada target 2, lalu tekan tombol
HOLD
perhatikan pada display, tampilan yang muncul adalah :
nilai Ht, yaitu besarnya total sudut yang diukur
2AVG, artinya repetisi pengukuran yang telah dilakukan
sebanyak 2X
nilai H, yaitu besarnya sudut rata-rata hasil pengukuran
repetitif.
Pengukuran Posisi Horizontal dengan Theodolite (Digital Theodolite)

Bacaan Biasa (B) dan Luar Biasa (LB)


Langkah :
Bidik ke titik I (sbg. backsight), catat bacaan L horizontal (Bi)
Bidik ke titik II (sbg. foresight), catat L horizontal (Bii)
Hitung besar sudut bacaan BIASA (B) = Bii Bi
DT diputar searah jarum jam 180o, dan teropong diputar secara
vertikal 180o juga, masih membidik ke titik II (sbg. backsight), catat
bacaan L horizontal (LBi)
Bidik ke titik I (sbg. foresight), baca sudut horizontal (LBii)
Hitung besar sudut bacaan LUAR BIASA (LB) = LBii LBi
Besar sudut adalah : (B+LB)/2
Langkah di atas dapat disebut pengukuran sudut 1 seri
Digunakan untuk mengecek bacaan horizontal atau untuk
kalibrasi sederhana DT
Biasa digunakan dalam pengukuran poligon
Pengukuran Posisi Horizontal dengan Theodolite (Digital Theodolite)

Azimuth
Azimut magnetis sudut diukur searah
jarum jam dari arah utara kompas
magnetis (bukan arah utara sebenarnya)
Azimut geografis sudut diukur searah
jarum jam dari arah utara sebenarnya/
meridian/Kutub Utara
Azimut peta sudut diukur searah jarum
jam dari arah utara pada peta
Azimut lokal sudut diukur searah jarum
jam dari arah suatu titik referensi
Pengukuran Posisi Horizontal dengan Theodolite (Digital Theodolite)

Sudut azimut
AC & BD = sudut bacaan horizontal
2 = 1 + AC - 180o
3 = 2 + BD - 180o
Pengukuran Posisi Horizontal dengan Theodolite (Digital Theodolite)

BC
AC
PRINSIP DASAR HITUNGAN
KOORDINAT

dAB sin AB

dAB cos AB
AB dAB

XB = XA + dAB sin AB

YB = YA + dAB cos AB
SOAL KEBALIKAN
BILA DIKETAHUI KOORDINAT 2 TITIK MAKA
DAPAT DIHITUNG JARAK MENDATAR SERTA
SUDUT JURUSAN ANTARA KEDUA TITIK ITU .

DAB = { ( XB - XA )2 + ( YB - YA )2 }1/2

AB = arc tan { ( XB - XA ) / ( YB - YA ) }

Ketentuan :

1. Bila pembilang dan penyebut positip maka sudut jurusan AB = AB

2. Bila pembilang positip dan penyebut negatip maka sudut jurusan AB = AB + 180o

3. Bila pembilang dan penyebut negatip maka sudut jurusan AB = AB + 180o

4. Bila pembilang negatip dan penyebut positip maka sudut jurusan AB = AB + 360o
POLIGON
Pengukuran : - Jarak Mendatar

- Sudut Mendatar

Bentuk Geometrik Poligon : - Terbuka

- Tertutup

Poligon tertutup selalu mempunyai kontrol baik


untuk sudut maupun untuk koordinat .

Poligon terbuka :
Mempunyai kontrol sudut bila diketahui sudut
jurusan awal & sudut jurusan akhirnya serta
mempunyai kontrol koordinat bila diketahui
koordinat awal dan koordinat akhirnya .
POLIGON

sudut dalam = (n-2) x 180o


dengan n adalah jumlah titik atau sudut poligon
(arah jalur pengukuran berlawanan dg jarum jam)
POLIGON

sudut luar = (n+2) x 180o


dengan n adalah jumlah titik atau sudut poligon
(arah jalur pengukuran searah dg jarum jam)
TOLERANSI KESALAHAN PENGUKURAN SUDUT
HORIZONTAL DENGAN THEODOLITE

Untuk menghitung Toleransi adalah sebagai berikut :


1. Toleransi Sudut
Jika digunakan alat Theodolite berdasarkan estimasi
maximum ditentukan bahwa salah penutup sudut poligon =

dg. i = ketelitian dalam satuan detik (sekon)


Maka :

dimana : n adalah banyak titik sudut


TUGAS
1. KERJAKANLAH SOAL-SOAL DAN TUGAS YANG ADA PADA BUKU
KERJA, KEMUDIAN DIKUMPULKAN KEPADA INSTRUKTUR
2. CARILAH LITERASI MENGENAI :
METODE PENGUKURAN MENGGUNAKAN TOTAL
STATION
METODE PENENTUAN AZIMUTH MATAHARI
DARI BUKU MAUPUN DARI INTERNET, DIKUMPULKAN
PADA PERTEMUAN BERIKUTNYA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai