Anda di halaman 1dari 36

KESEHATAN

REPRODUKSI REMAJA
Dr. Juliandi Harahap
Dr. Rina Amelia
Departemen IKM/IKP/IKK
PENDAHULUAN
Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), remaja (adolescence) adalah mereka yang
berusia 10-19 tahun.
PBB menyebut anak muda (youth) untuk usia 15-
24 tahun.
Ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum
muda (young people) yang mencakup usia 10-24
tahun.
Kesehatan Reproduksi Remaja : adalah kondisi
sehat menyangkut sistem, fungsi, dan proses alat
reproduksi yang dimiliki oleh remaja.

Sehat tidak semata-mata berarti bebas penyakit


atau bebas dari kecacatan, melainkan juga sehat
secara mental, sosial dan kultural
Remaja (10-19 thn) : 1/5 populasi dunia
Indonesia tahun 2000 60,9 juta usia 15-25
30% populasi
Remaja sebagai generasi penerus harus
dipersiapkan / mempersiapkan diri!!!
Tapi. banyak remaja, pada usia dini sudah
terjebak dalam perilaku reproduksi tidak sehat,
diantaranya adalah seks pra nikah
Masalah-masalah Kesehatan
Reproduksi Remaja

Seksualitas dalam lingkup KRR ( tumbuh kembang,


kelainan dan disfungsi psikoseksual, kehamilan yang
tidak diinginkan, aborsi, Infeksi Menular Seksual )

Memahami NAPZA dan penanggulangan dan


penyalahgunaannya.
SEKSUALITAS

Remaja Dan Seksualitas


Tumbuh kembang : Menstruasi, mimpi basah,
jerawat, tinggi dan Berat badan
Gangguan seksual (sexual disorder)
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Aborsi
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tumbuh Kembang
Masa peralihan : anak-anak- dewasa
Perubahan phisik

Perubahan psikhis (emosional)

Menimbulkan rasa takut dan tidak percaya diri


TUMBUH KEMBANG
Menstruasi : Tdk teratur, sakit luar biasa, tidak
mens
Mimpi basah : Belum pernah
Jerawat
Berat badan (obesitas)
Tinggi badan : . VS .
Kehamilan Tidak Diinginkan
Kehamilan yang tidak diinginkan/diharapkan
oleh salah satu atau kedua orang tua bayi tsb.
Sebab :
1. Pengetahuan yang rendah
2. Pemerkosaan
3. Tdk memakai alat kontrasepsi
4. Kegagalan alat kontrasepsi
Kehamilan Tak Diinginkan

Dampak KTD
1. Fisik : perdarahan, komplikasi,
kehamilan bermasahan
2. Psikologis : tdk percaya diri, malu,
stres, bunuh diri
3. Sosial : drop out dari sekolah,
dikucilkan masyarakat
Aborsi
1. Mengakhiri kehamilan : spontan atau buatan

2. Alasan : melanjutkan sekolah takut ortu marah, belum


siap, malu, tdk cinta, status anak tdk jelas
3. Dampak :
- Fisik : perdarahan, infeksi, kematian
- Psikologis : perasaan bersalah,trauma
kejiwaan.
Kegiatan seksual menempatkan remaja pada resiko
berbagai masalah kesehatan reproduksi
Setiap tahun :
15 juta remaja berusia 15-19 thn melahirkan
4 juta melakukan aborsi
100 juta terinfeksi PMS
40 % kasus terinfeksi HIV terjadi pada kaum muda yg
berusia 15-24 tahun
Data tentang HIV/AIDS pada Maret 2005 dari
Depkes RI menunjukkan, sekitar 54 persen penderita
HIV/AIDS di Indonesiaa saat ini adalah kaum muda
yang berusia antara 20-29 tahun dan kebanyakan dari
mereka adalah pengguna narkoba jarum suntik
Setiap hari 7000 remaja yang terinfeksi HIV
WHY ?
1. Remaja kekurangan informasi dasar
mengenai kesehatan reproduksi
2. Keterampilan untuk menegosiasikan
hubungan seksual
3. Akses terhadap palayanan
kesehatan reproduksi yang
terjangkau dan terjamin
kerasiahaannya
4. Hambatan legal yang berkaitan
dengan pemberian pelayanan dan
informasi kepada kelompok remaja.
NAPZA
( Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan zat
Adiktif)
Penyalahgunaan NAPZA

Pengertian :
Yang bukan untuk pengobatan
Tanpa pengawasan dokter
Tahap Pengguna
Coba-coba
Sosial / rekreasi
Situasional
Ketergantungan
Faktor Penyebab
Internal
Eksternal
Zat kandungan
Dampak Penggunaan
1. Fisik
2. Psikologis
3. Sos - ek
Penanggulangan
Penyalahgunaan NAPZA

1. Preventif
2. Kuratif
3. Rehabilitatif
SEKS PRA NIKAH REMAJA
USIA 15-24 TAHUN dan
HIV/AIDS
KERJASAMA
LEMBAGA DEMOGRAFI FEUI DENGAN UNFPA

Diambil dari hasil penelitian Baseline Survey UNFPA


7th Country Programme

OLEH: Ayke Soraya (Peneliti LD-FEUI)


TOT Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja, 23 Agt. 2006, BINKESGA DEPKES
SEKS PRA NIKAH DAN REMAJA 15-24 tahun
100 94.56 93.31 91.68
85.35 86.27 87.67
90
80
70
60 Pernah
50 Tdk.Pernah
40
Tdk.Jawab
30
20 14.1 13.15 11.56
4.55 5.84 7.63
10
0
i n n n ta sa
lak ua wi wi Ko
k i - p Ka k.k
a De
La rem Td
Pe

14 % remaja laki-laki pernah melakukan hub. seks pra nikah dan


sekitar 6 % perempuan melakukan hal yang sama
13 % dari remaja yang berstatus kawin mengaku pernah
melakukan hubungan seks pra nikah, dan 9 % remaja yang
berstatus tdk. kawin melakukan hubungan seks pra nikah.
di daerah perkotaan remaja melakukan hubungan seks pra nikah
(12 %) lebih tinggi dibanding di pedesaan (8 %)
Remaja 15-24 tahun yang melakukan hubungan
seks menurut pasangan seks pertama

100 90
90 80
80 70
70 60
60
laki 50 Tdk.kawin
50
40
40 peremp kawin
30
30
20 20
10 10
0 0
suami/istri Tunangan Pacar PSK suami/istri Tunangan Pacar PSK

Sebagian besar remaja melakukan hubungan seks pertama kali


dengan pasangannya (suami/istri)
Baik menurut jenis kelamin maupun status kawin , remaja
melakukan hubungan seks pertama dengan pacar lebih tinggi
daripada dengan tunangan
59 % Remaja yang berstatus tdk.kawin melakukan hubungan seks
pertama pacar, dan 14 % remaja melakukannya dengan PSK
Remaja 15-24 tahun yang melakukan hubungan
seks menurut pasangan seks pertama
90 84.69
80 75.76
70
60
50 kota
40 des a
30
20 16.16
9.18
10 2.78 3.27
1.770.41
0
s uam i/is tri Tunangan Pacar PSK

Sebagian besar responden melakukan hubungan seks pertama


dengan pasangannya (suami/isteri)
Di perkotaan responden yang melakukan hubungan seks dengan
pacar lebih tinggi daripada di pedesaan.
76 persen responden tidak kawin saat pertama kali melakukan
hubungan seksual dia atau pasangan seks responden tidak
menggunakan alkon
Umur rata-rata pertama kali melakukan
hubungan seks
30

25
20 Min
Tahun

15 Mean
10 Max

5
0
ki n i
a ua wi
n
wi
n ra ta sa
ki -l p a a Ce Ko De
La re
m k.k K
P e Td

Umur rata-rata melakukan hubungan seks pertama kali pada sekitar


umur 20 tahun
Jika melihat variasinya, ada remaja yang melakukan hubungan seks
pada umur 11 tahun untuk laki-laki dan 12 tahun untuk perempuan,
di kota umur termuda pertama kali melakukan hubungan seks
sekitar 11 tahun di desa lebih tua yaitu pada umur 14 tahun
Antara kota dengan desa rata-rata usia seks pertama tidak ada
bedanya.
Rekomendasi ICPD untuk Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Remaja
(International Conference on Population &
Development)

Program yang tanggap terhadap masalah seksual


dan reproduksi remaja
Menghilangkan hambatan hukum, hambatan
peraturan dan hambatan sosial atas informasi
dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja
Beberapa pendekatan yang umum :
Pelayanan Klinik yang berorientasi remaja
Klinik berbasis sekolah
Program penjangkauan berbasis masyarakat
Pelayanan Kegiatan
1. Informasi dan konseling KB
2. Pelayanan klinis terhadap remaja yang aktif secara
seksual
3. Pelayanan bagi remaja yang melahirkan dan remaja
dengan anaknya
4. Konseling yang berkaitan dengan hubungan antar
gender, kekerasan, perilaku seksual yang tidak
bertanggung jawab, penyakit menular seksual
5. Pencegahan dan perawatan terhadap penganiyaan
seksual (seksual abuse) dan hubungan seksual sedarah
(incest)
Bagaimana di Indonesia ?
PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA
(PKPR)

Oleh:
Direktorat Bina Kesehatan Anak
PELAYANAN KESEHATAN PEDULI
REMAJA (PKPR)

Pelayanan kesehatan yang ditujukan & dapat


dijangkau oleh remaja, menyenangkan, menerima
remaja dengan tangan terbuka, menghargai
remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan
kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta
efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan
tersebut
Yankes kepada remaja yang mengakses
semua golongan remaja, dapat diterima,
sesuai kebutuhan, komprehensif, efektif dan
efisien
TUJUAN PKPR di PUSKESMAS
Umum :
Optimalisasi yankes remaja di puskesmas
Khusus :
1) Meningkatkan penyediaan yankes remaja yang
berkualitas
2) Meningkatkan pemanfaatan Puskesmas oleh remaja
untuk mendapatkan yankes
3) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja
dalam pencegahan
4) Meningkatkan keterlibatan remaja dalam
perencanaan, pelaksanaan & evaluasi
KRITERIA PKPR DI PUSKESMAS

Sangat Tergantung pada


Situasi, kondisi dan Kemampuan
Puskesmas setempat
STRATEGI PELAKSANAAN DAN
PENGEMBANGAN PKPR
1. Penggalangan kemitraan, kerjasama/jejaring
2. Pemenuhan sarana/prasarana secara bertahap
3. Penyertaan remaja secara aktif
4. Penentuan biaya serendah mungkin atau gratis
5. Kegiatan minimal : KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi),
konseling, pelayanan medis, laboratorium & rujukan
6. Ketepatan penentuan prioritas sasaran sesuai hasil kajian
sederhana (UKS, karang taruna)
7. Ketepatan pengembangan jenis kegiatan
8. Pelembagaan monitoring dan evaluasi internal oleh Tim
Jaminan Mutu Puskesmas
JENIS KEGIATAN DALAM PKPR
1. Pemberian informasi dan edukasi
Dalam/luar gedung, perorangan/kelompok
Dpt oleh guru/pendidik sebaya terlatih
Metode CTJ, FGD, diskusi interaktif
Menggunakan KIE lengkap, pakai bahasa remaja
2. Pelayanan medis dan pemeriksaaan penunjang
Klien sakit dilayani sesuai protap
Pet Poli, KIA gali masalah psikososial
Semua petugas menjaga kerahasiaan
Petugas PKPR menjaga kelangsungan
pelayanan & mencatat rujukan kasus
3. Konseling
Bantu klien kenali masalah/ambil keputusan
Berikan penget./ktrmpln, gali potensi u/ bantu
klien : atasi kecemasan/depresi, ingin cari
bantuan, dorong gaya hdp sehat
4. PKHS, mengembangkan 10 kompetensi psikososial
Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Berfikir kreatif dan berpikir kritis
Komunikasi efektif dan Hubungan interpersonal
Kesadaran diri dan Empati
Mengendalikan emosi dan Mengatasi stres
5. Pelatihan pendidik sebaya & konselor sebaya
6. Pelayanan rujukan

Anda mungkin juga menyukai