Anda di halaman 1dari 38

Gambaran Pengetahuan Peserta Senam Prolanis

PUSKESMAS Perumnas Arga Makmur tentang


Penyakit Diabetes Melitus Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Penyuluhan

Pembimbing:
dr. Ramashinta L. Purba

Oleh:
Dokter Interensip
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang
- Diabetes Melitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana
glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan
keadaan berlebihnya kadar glukosa darah.
- WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
tahun 2030.
- Indonesia kini telah menduduki rangking keempat jumlah penyandang
diabetes terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India.
- DM tipe 2 menempati lebih dari 90% kasus di negara maju. DM tipe 2
merupakan yang terbanyak di Indonesia.
- Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90
mmHg.
- World Health Organization (WHO) tahun 2005 menunjukkan, di seluruh
dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap
hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita.
Latar Belakang
- Penyakit Diabetes melitus dan hipertensi juga menempati sepuluh
penyakit terbanyak di PUSKESMAS Perumnas Arga Makmur.
- Jumlah penderita penyakit Diabetes melitus menempati urutan ke-9
dengan jumlah kasus sebanyak 65 kasus pada tahun 2015, sementara itu
hipertensi menempati urutan ke-4 dengan 231 kasus.
- Berdasarkan data tersebut untuk menilai pengetahuan masyarakat
disekitasr PUSKESMAS Perumnas Arga Makmur terhadap penyakit
penyakit Diabetes melitus dan Hipertensi dilakukan penelitian kecil
mengenai “Gambaran Pengetahuan Peserta Senam Prolanis PUSKESMAS
Perumnas Arga Makmur tentang Penyakit Diabetes Melitus Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Penyuluhan”
Masalah Penelitian
• Salah satu Faktor terjadinya penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi
adalah pengetahuan yang kurang mengenai penyakit tersebut sehingga
mempengaruhi pola hidup yang dapat menyebabkan terjadinya Diabetes
melitus dan Hipertensi. Karena tertarik dengan fenomena diatas maka
peneliti mencoba melakukan penelitian untuk menilai pengetahuan peserta
senam prolanis tentang diabetes dan hipertensi.
Tujuan Penelitian
• Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan hipertensi dan DM terhadap
tingkat pengetahuan pasien hipertensi dan DM sebelum dan sesudah diberi
penyuluhan.
• Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan pasien hipertensi dan DM
sebelum dan sesudah diberi penyuluhan.
Manfaat Penelitian
• Bagi Dinas Kesehatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran pengetahuan pasien tentang hipertensi dan diabetes melitus
• Bagi Puskesmas, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan tentang pengetahuan pasien hipertensi dan DM dalam menjalani
terapi pengobatan hipertensi dan diabetes melitus
• Bagi Tenaga Kesehatan tentang perlunya memberikan informasi secara
lengkap mengenai penyakit hipertensi, DM dan pengobatannya serta
perlunya memantau pengobatan pasien.
Bab III Metode Penelitian
Jenis Penelitian
- Jenis penelitian Ini menggunakan deskriptif kuantitatif.
- Penelitian deskriptif bertujuan mendeskripsikan pristiwa-pristiwa yang
penting yang terjadi pada masa kini.
- Deskripsi pristiwa dilakukan secara sistematis dan menekankan pada data
yang faktual.
- Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data
yang berbentuk angka baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil
konvensi.
Populasi dan Teknik Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh peserta senam prolanis di
puskesmas perumnas Arga makmur.

Sampel
Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi. Sampel yang diambil
pada penelitian ini adalah seluruh peserta senam prolanis di puskemas
perumnas Arga makmur.
Kriteria Inklusi :
• Peserta senam prolanis
• Bersedia menjadi responden
• Bisa membaca dan menulis

Kriteria ekslusi :
• Tidak datang saat penelitian
• Tidak bersedia menjadi responden.
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel
mewakili keseluruhan populasi yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan
teknik Total sampling. Total sampling adalah penentuan sampel jika jumlah
populasi dijadikan sampel.
Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilakukakan di lapangan puskesmas perumnas Arga
Makmur, pada bulan januari sampai Februari 2017.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuka apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini diambel
variabel bebas seblum dan sesudah penyuluhan, variabel terikatnya
pengetahuan tentang Diabetes melitus dan Hipertensi.
Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Skala penelitian Kategori


Operasional
Bebas : Sebelum Hasil tahu dan Kuesioner Ordinal 1. Baik : 76%-100%
dan sesudah seberapa jauh tentang penyakit 2. Cukup : 56%-100%
penelitian. menjawab DM dan 3. Kurang : 40%-55%
dengan benar Hipertensi 4. Tidak baik: <40%
Terikat : tentang penyakit
Pengetahuan DM dan
DM dan Hipertensi
Hipertensi
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari
menjawab kuesioner tentang pengetahuan penyekit DM dan Hipertensi yang
sudah dilakukan pengujian validasi.

Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis data univariat yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi
frekuensi dan presentase tiap variabel. Penelitian ini hanya mendeskripsikan
pengatuan responden tentang penyaki Diabetes melitus dan hipertensi sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan.
Etika Penelitian

• Sebelum penelitian dilakukan informed consent untu dimintakan kesediaan


di ikutsertakan di dalam penelitian.
• Kerahasiaan informasi yang didapatkan dalam pengumpulan data peserta
tetap di jaga kerahasiaannya.
Bab IV hasil penelitian
Karakteristik demografi responden
berdasarkan usia.

Kategori Usia Persentase


<50 tahun 33%
50-60 tahun 50%
> 60 tahun 17%
Total 100%

60%

50%

40%
< 50 tahun
30%
50 -60 Tahun
20% > 60 tahun
10%

0%
usia
Karakteristik demografi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Jenis kelamin Persentase
Wanita 100 %
Laki-laki 0%
Total 100%

120%

100%

80%

60% Wanita
Pria
40%

20%

0%
jenis Kelamin
karakteristik dmografi responden
berdasarkan pendidikan.
Tingkat Pendidikan Persentase
Tidak sekolah 16%
SD 26%
SLTP 8%
SLTA 30%
Perguruan Tinggi 20%
Total 100%

35%

30%

25% Tidak sekolah


20% SD

15% SLTP
SLTA
10%
PT
5%

0%
Pendidikan
Gambaran tingkat pengetahuan responden
tentang diabetes melitus sebelum penyuluhan
secara umum.
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase
Tidak Baik 2 8%
Kurang 1 4%
Cukup 17 73%
Baik 4 15%
Total 24 100%

80%
70%
60%
50% Tidak Baik

40% Kurang
30% Cukup
20% Baik
10%
0%
Tingkat Pengetahuan
Gambaran tingkat pengetahuan responden
sesudah penyuluhan secara umum.
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase
Tidak Baik 0 0%
Kurang 1 4%
Cukup 15 63%
Baik 8 33%
Total 24 100%

70%

60%

50%
Tidak baik
40%
Kurang
30%
Cukup
20% Baik
10%

0%
Tingkat pengetahuan
Tingkat Pengetahuan tentang Penyakit Diabetes
Melitus Berdasarkan Tingkat pendidikan Sebelum
Penyuluhan
Tingkat Pendidikan Tingkat pengetahuan Persentase
Tidak Tamat Sekolah Tidak Baik 25%
Kurang 0%
Cukup 50%
Baik 25%
Tamat SD Tidak baik 17%
Kurang 0%
Cukup 83%
Baik 0%
Tamat SLTP Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 100%
Baik 0%
Tamat SLTA Tidak baik 15%
Kurang 15%
Cukup 42%
Baik 28%
Tamat Perguruan Tinggi Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 80%
Baik 20%
Total Responden 24 responden
Tingkat Pengetahuan tentang Diabetes
Melitus Berdasarkan Tingkat pendidikan
Sesudah Penyuluhan
Tingkat Pendidikan Tingkat pengetahuan Persentase
Tidak Tamat Sekolah Tidak Baik 0%
Kurang 25%
Cukup 50%
Baik 25%
Tamat SD Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 50%
Baik 50%
Tamat SLTP Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 100%
Baik 0%
Tamat SLTA Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 85%
Baik 15%
Tamat Perguruan Tinggi Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 40%
Baik 60%
Total Responden 24 responden
Gambaran tingkat pengetahuan responden
tentang hipertensi sebelum penyuluhan secara
umum.
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase
Tidak Baik 2 8%
Kurang 0 0%
Cukup 4 17%
Baik 18 75%
Total 24 100%

80%
70%
60%
50% Tidak baik

40% Kurang

30% Cukup

20% Baik

10%
0%
Tingkat pengetahuan
Gambaran tingkat pengetahuan responden
tentang hiperternsi sesudah penyuluhan
secara umum.
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase
Tidak Baik 0 0%
Kurang 0 0%
Cukup 2 8%
Baik 22 92%
Total Pasien 24 100%

100%

80%
Tidak baik
60%
Kurang
40% Cukup

20% Baik

0%
Tingkat pengetahuan
Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi
Berdasarkan Tingkat pendidikan Sebelum
Penyuluhan
Tingkat Pendidikan Tingkat pengetahuan Persentase
Tidak Tamat Sekolah Tidak Baik 25%
Kurang 0%
Cukup 50%
Baik 25%
Tamat SD Tidak baik 17%
Kurang 0%
Cukup 33%
Baik 50%
Tamat SLTP Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 0%
Baik 100%
Tamat SLTA Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 0%
Baik 100%
Tamat Perguruan Tinggi Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 0%
Baik 100%
Total Responden 24 responden
Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi
Berdasarkan Tingkat pendidikan Sesudah
Penyuluhan
Tingkat Pendidikan Tingkat pengetahuan Persentase
Tidak Tamat Sekolah Tidak Baik 0%
Kurang 0%
Cukup 25%
Baik 75%
Tamat SD Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 17%
Baik 83%
Tamat SLTP Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 0%
Baik 100%
Tamat SLTA Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 0%
Baik 100%
Tamat Perguruan Tinggi Tidak baik 0%
Kurang 0%
Cukup 0%
Baik 100%
Total Pasien 24 responden
Bab V Pembahasan
Karakteristik Responden
- Berdasarkan karakteristik usia responden < 50 tahun sebanyak 33%, usia
50-60 tahun sebanyak 50%, usia > 60 tahun sebanyak 17%. Pada penelitian
ini peserta yang banyak mengikuti senam paling banyak diatas 50 tahun hal
ini berkaitan bahwa responden yang diikutsertakan merupakan peserta
senam prolanis, sehingga memang yang banyak responden yang berusia
diatas 50 tahun.

- Pada penelitian ini jumlah responden wanita sebanyak 100% dan responden
pria 0%. Hal ini terjadi karena peserta senam prolanis di Puskesmas
perumnas Arga Makmur hanya di ikuti peserta wanita, sementara itu laki-
laki tidak ada yang berminat mengikuti senam prolanis.

- Berdasarkan karakteristik pendidikan responden dapat diketahui responden


yang tidak tamat sekolah sebanyak 16%, tamatan SD 26%, SLTP 8%,
SLTA 30%, Perguruan Tinggi 20%. Karakteristik ini menentukan tingkat
pengetahuan yang diperoleh oleh responden penelitian ini.
Tingkat Pengetahuan tentang Diabetes Melitus dan Hipertensi Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan
• Dari gambaran tersebut diketahui bahwa memang terjadi peningkatan tingkat
pengetahuan sesudah dilakukan penyululuhan baik pengetahuan tentang
diabetes melitus maupun pengetahuan pengetahuan responden tentang
hipertensi. Keadaan ini menggambarkan bahwa penyuluhan kesehatan
memengaruhi pengetahuan seseorang.

• Dengan diberikan suatu penyuluhan maka responden mendapatkan


pembelajaran yang menghasilkan suatu perubahan dari semula yang belum
diketahui menjadi diketahui, yang dulu belum dimengerti menjadi dimengerti.
Hal ini sesuai dengan tujuan akhir penyuluhan adalah agar masyarakat dapat
mengetahui, menyikapi dan melaksanakan pengetahuannya dalam bentuk
prilaku hidup sehat.

• Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hayani, et al (2004)
bahwa ada peningkatan pengetahuan guru UKS setelah mendapatkan
penyuluha PSN-DBD. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pulungan. R (2007) bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan
sikap dokter kecil dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah di
kecamatan Halvetia setelah dilakukan penyuluhan. Hal ini menenjukan bahwa
penyuluhan memberikan perubahan untuk pengetahuan.
Tingkat Pengetahuan tentang Diabetes Melitus dan Hipertensi Sebelum
dan Sesudah Penyuluhan berdasarkan tingkat pendidikan

Dari gambaran menunjukan bahwa pendidikan perguruan tinggi dan SLTA


terjadi peningkatan persentase tingkat pengetahuan yang lebih baik
dibandingakan responden yang tidak sekolah, tamatan SD dan SLTA.

Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Wawan dan Dewi (2011), bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima
informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimiliki semakin banyak.

Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka


akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan
informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
Bab VI Penutup
Kesimpulan
Kesimpulan
• Karakteristik usia responden pada penelitian ini paling banyak pada rentang
usia 50 sampai 60 tahun dengan persentase sebanyak 50 % responden.
• Responden pada penelitian ini hanya diikuti oleh responden dengan jenis
kelamin wanita, hal ini karena tidak adanya peserta senam prolanis di
Puskesmas perumnas Arga Makmur dengan jenis kelamin pria.
• Pada penelitian ini latar pendidikan responden terbanyak berlatar
pendidikan SLTA dengan persentase 30 %, dan paling sedikit berlatar
pendidikan SLTP dengan persentase 8 %.
• Pada penelitian ini terjadi peningkatan tingkat pengetahuan responden
setelah diberikan penyuluhan.
• Semakin tinggi latar belakang responden semakin tinggi persentase
peningkatan tingkat pengetahuan yang terjadi.
Kelemahan penelitian
• Penelitian ini bersifat deskriptif sehingga hanya dapat menunujakan data
berupa gambaran karakteristik, sehingga kekuatan penelitian masih
dianggap lemah dan perlu dilakukan penelitian lanjutan.
• Sampel pada penelitian ini masih sangat sedikit, sehingga diperlukan
penelitian dengan sampel yang lebih luas
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai