Anda di halaman 1dari 41

PROGRAM HEPATITIS

PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH


PENDAHULUAN
• Hepatitis adalah peradangan sel-sel hati, yang bisa disebabkan
oleh infeksi (virus,bakteri,parasit) obat-obatan konsumsi alkohol,
lemak patitis adalah proses peradangan yang berlebihan, penyakit
autoimmune

• Hepatitis virus, penyebab terbanyak peradangan hati, Indonesia negara


dengan endemisitas tinggi

• Hep A & E sering muncul sebagai KLB;


• Hep B & C dapat menjadi kronis  menjadi masalah kesmas serius

• Program Hepatitis di Jawa Tengah dimulai sejak tahun 2015 di Kota


Semarang
• Sampai dengan tahun 2019 sudah berkembang di 35 kab./kota.
• Prevalensi hepatitis berdasarkan hasil Riskesdas thn 2013
sebanyak 0,1 % dan thn 2018 meningkat menjadi 0,3 %.

• Hasil deteksi dini Hepatitis B pada ibu hamil di Jawa


Tengah tahun 2018 ditemukan sebanyak 5.202 ibu hamil
yang reaktif dari 337.273 ibu hamil yang diperiksa (1,5 %).
• Bayi yang mendapatkan HbIg thn 2017 terdapat 329 bayi
dan thn 2018 sebanyak 3.269 bayi dari ibu yang reaktif.

• Program Hepatitis C telah dilaksanakan di Jawa Tengah dengan


menunjuk 3 Rumah Sakit sebagai rujukan pengobatan Hepatitis
C yaitu RS Dr. Kariadi Semarang, RS Dr. Moewardi Surakarta
dana RS. Dr. Margono Soekaryo Purwokerto.

• Pada thn 2018 telah ditemukan penderita Hepatitis C


sebanyak 227 penderita.
fokus

Virus Hepatitis Perlemakan

Obat-obatan
HEPATITIS
HEPATITIS

Virus lain: Parasit:


Alkoholik (Dengue, Herpes)
(Malaria, Ameba)

Virus Hepatitis merupakan penyebab terbanyak Hepatitis


10 PENYEBAB KEMATIAN UTAMA (SEMUA UMUR)
Sample Registration System (SRS) Indonesia, 2014

No. PENYEBAB KEMATIAN %


1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 – J18) 2.1
10 Diare dan penyakit infeksi saluran cerna lain (A09) 1.9

Penyakit Hati masuk urutan ke-7 penyebab kematian utama di Indonesia


HEPATITIS VIRUS
KOTORAN - KONTAK
MULUT CAIRAN TUBUH

HEPATITIS HEPATITIS
A B

HEPATITIS HEPATITIS
E C

HEPATITIS
D
MENGENAL HEPATITIS VIRUS
HEPATITIS A HEPATITIS B HEPATITIS C
Route of Virus masuk tubuh Kontak dg darah, semen Kontak darah
transmission melalui mulut dan cairan tubuh

Masa 15 – 50 hari (28 hari) 45 – 160 hari (120 hari) 14 – 160 hari (45 hari)
inkubasi
Gejala awal Tidak khas antara lain, sakit kepala, mual, muntah, tidak ada nafsu makan,
nyeri perut, buang air kecil keruh spt warna teh, timbul kuning
- <10% pd usia<6 th - <1 % pd bayi bergejala - 20 – 30% infeksi baru
timbul kuning - 5 – 15% balita bergejala bergejala
- 40-60% pd anak 6 – 30 – 50% >5 tahun
14 tahun timbul bergejala
kuning
- 70 – 80 % usia >14
tahun timbul kuning

Potensi Tidak ada Akan menjadi kronis: 90% - 75-85% infeksi baru
menjadi pd bayi; 25 – 50% pd kronis
kronis balita, 6-10% >6 tahun - 15 – 25%  akut
MENGENAL HEPATITIS VIRUS
HEPATITIS A HEPATITIS B HEPATITIS C
Kerusakan - Hampir tidak 15 – 25% dari mereka 60-70%  liver kronis
hati pernah terjadi menjadi kronis  liver 15 – 20%  kronis dlm 20-
kronis, sirrosis dan kanker 30 tahun
hati 1-5% meninggal karena
sirrosis dan kanker hati
Deteksi Tidak dianjurkan Bumil, nakes, pelajar/mhsw Nakes, pelajar/mhsw
Dini sekolah sekolah
kesehatan/keperawatan/kebi kesehatan/keperawatan/keb
danan/analis/kedokteran, idanan/analis/kedokteran,
WPS, waria, LSL, penasun WPS, waria, LSL, penasun
pasangan HBsAg pasangan HBsAg
pos,penerima darah donor, pos,penerima darah donor,
organ,ODHA, pasien klinik organ,ODHA, dll
Infeksi Menular Seksual, dll

Pengobtn Obati gejala Life long, hanya bersifat Dapat disembuhkan


menekan virus yg ada
HEPATITIS A
GEJALA HEPATITIS A
Demam, lemas/lesu, nafsu makan berkurang, mual, muntah, nyeri pada
perut bagian kanan atas, air kencing berwarna teh, mata dan kulit berwarna
kuning, makin muda usia anak maka gejala yang muncul umumnya tidak
khas atau kadang tidak memberikan gejala

CARA PENULARAN
Hepatitis A adalah suatu penyakit infeksi pada organ hati yang disebabkan
oleh virus hepatitis A (VHA)
Penularannya melalui makanan/minuman yang tercemar virus Hepatitis A
yang berasal dari tinja penderita
APAKAH HEPATITIS A DAPAT DIOBATI ?
Tidak ada pengobatan khusus, pengobatan hanya bersifat simptomatis
(sesuai gejala) dan menjaga keseimbangan nutrisi.

CARA PENCEGAHAN :

1. Makanan dan minuman yang dikonsumsi sehati-hari bebas dari


pencemaran virus hepatitis A, antara lain dengan memasak sampai
mendidih dengan air bersih sebelum dimakan
2. Budayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan :
• Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum menyiapkan
makanan, sebelum makan, setelah buang air besar, setelah
mengganti popok bayi
• Buang air besar di jamban yang memenuhi syarat kesehatan
PERLU DIINGAT !

• Segera kunjungi dokter bila mengalami gejala hepatitis A


• Minumlah obat yang diberikan oleh dokter, jangan mengobati diri
sendiri karena beberapa jenis obat dapat memperburuk keadaan
• Bila terkena hepatitis A diperlukan istirahat yang cukup, pemberian
makanan yang bergizi
• Rawat inap hanya diperlukan bagi penderita dengan gejala yang
berat, misalnya muntah berulang yang menyebabkan tidak bisa
makan sehingga kemungkinan akan kekurangan cairan
• Hepatitis A bersifat self limiting atau sembuh sendiri dan tidak
menjadi kronis
HEPATITIS B & C
Cara Penularan
Hepatitis B dan C

Vertikal

Horizontal
Hep B Secara Vertikal
(95% akan kronis)

Dari ibu pengidap


virus Hepatitis B
ke bayi yang
dikandung atau
dilahirkan
SECARA HORIZONTAL PADA POPULASI BERISIKO (3-5%)

Pasien bedah
umum/tindakan gigi Petugas Kes Mahasiswa Kesehatan WPS

Napza Suntik Waria LSL/Gay WBP

Keluarga penderita
Hepatitis Penderita IMS ODHA Hemodialisis
Hepatitis B
• Hepatitis B pada ibu hamil hanya diketahui dengan tes RDT HBsAg
• Persalinan sesuai indikasi obstetri
• Imunisasi aktif HB 0, 1, 2, 3, 4 melindungi hingga 67%
• Tambahan Imunisasi pasif HBIg <12jam  98%
• ASI Eksklusif
• Konfirmasi tes RDT HBsAg pada usia 9-12 bulan
• 1 dari 4 pengidap Hepatitis B sejak lahir akan meninggal karena kanker atau gagal
hati pada dekade 2-3
PROPORSI FAKTOR RESIKO HEPATITIS C

Proporsi (%) faktor risiko kasus hepatitis C positif di semua unit pengumpul data berdasarkan
pengakuan penderita (Hasil surveilans hepatitis C oleh Ditjen P2PL tahun 2007-2012)1
Data faktor risiko dari hasil surveilans oleh Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan
(Dirjen P2PL) pada tahun 2007-2012
PUSAT RUJUKAN PENGOBATAN
HEPATITIS C DI JAWA TENGAH

1.RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG


2.RSUD Dr. MOEWARDI, SURAKARTA
3.RSUD Dr. MARGONO, PURWOKERTO, BANYUMAS

Dasar pertimbangan :
• Memiliki dokter Spesialis Penyakit Dalam KGEH
• Memiliki pendukung pemeriksaan lanjutan lebih
lengkap : alat TCM
• Sebagai RS rujukan dari Kab / Kota
Tanpa Deteksi…

1 dari 4 pengidap akan meninggal karena kanker


atau gagal hati
ANALISA SITUASI
JUMLAH KASUS HEPATITIS A DI KAB./KOTA JAWA TENGAH TAHUN 2018 s.d JUNI 2019
JUMLAH KASUS HEPATITIS A JUMLAH KASUS HEPATITIS A
NO. KAB./KOTA NO. KAB./KOTA
TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2018 TAHUN 2019
1 Kab. Cilacap 0 0 19 Kab. Kudus 2 0
2 Kab. Banyumas 30 0 20 Kab. Jepara 0 5
3 Kab. Purbalingga 5 0 21 Kab. Demak 0 2
4 Kab. Banjarnegara 0 12 22 Kab. Semarang 6 9
5 Kab. Kebumen 0 0 23 Kab. Temanggung 18 5
6 Kab. Purworejo 20 0 24 Kab. Kendal 2 1
7 Kab. Wonosobo 0 64 25 Kab. Batang 0 0
8 Kab. Magelang 0 0 26 Kab. Pekalongan 9 38
9 Kab. Boyolali 0 2 27 Kab. Pemalang 0 0
10 Kab. Klaten 0 5 28 Kab. Tegal 24 10
11 Kab. Sukoharjo 0 0 29 Kab. Brebes 3 0
12 Kab. Wonogiri 0 0 30 Kota Magelang 0 0
13 Kab. Karanganyar 0 0 31 Kota Surakarta 54 30
14 Kab. Sragen 14 1 32 Kota Salatiga 4 3
15 Kab. Grobogan 0 0 33 Kota Semarang 0 0
16 Kab. Blora 0 0 34 Kota Pekalongan 0 0
17 Kab. Rembang 0 0 35 Kota Tegal 0 0
18 Kab. Pati 0 0 JAWA TENGAH 181 187
PROSENTASE BUMIL DIPERIKSA DETEKSI DINI HEP B
DI JAWA TENGAH TAHUN 2015 S/D 2018

120.0 111.4
102.2 104.1
95.4 96.6 96.1 97.5
100.0 91.1 91.1 90.4
87.1 88.7
78.7 79.6
80.0
65.7 66.8
64.7 62.9 65.5
55.4 57.6
60.0
46.9 49.2 45.8
41.2
40.0 36.9
29.5 31.0
21.4 21.8 23.5
20.0 14.4 13.2
6.0
0.0 0.8
0.0

2018 2017 2016 2015


PROSENTASE BUMIL REAKTIF HbsAg
DI JAWA TENGAH TAHUN 2015 S/D 2018
7.0

6.0
5.2 5.2
4.9
5.0

4.0

3.0
2.9 2.7
2.5 2.4 2.6
2.1 2.3 2.1 2.1
1.9
2.0 1.8 1.1 1.6 1.5
1.8
1.1 1.2 1.2 1.2 1.3
1.1 1.1
1.0 0.81.0 1.0 0.7 0.9 0.9
0.6
0.5
0.0 0.0 0.0
0.0

2018 2017 2016 2015


10.0
20.0
30.0
80.0

0.0
40.0
50.0
60.0
70.0
46.4
41.8
40.6
40.4
39.3
34.5
33.2
32.8
31.1
30.9
28.1
27.8
27.1
26.3
25.5
23.8
23.1
23.1
23.1
20.6
2019

20.0
18.1
16.0
12.9
BULAN JANUARI-JUNI TAHUN 2019

10.1
9.1
9.1
8.7
8.4
6.9
5.4
PROSENTASE DETEKSI DINI HEPATITIS B PADA BUMIL DI JAWA TENGAH

4.9
4.8
0.0
0.0
20.3
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
3.5 5.0
3.4
3.1
2.9
2.1
2.0
1.9
1.9
1.9
1.8
1.8
1.7
1.6
1.6
1.6
1.6
1.4
1.4
1.3
1.3
1.2
1.1
1.1
1.1
1.0
DI JAWA TENGAH JAN-JUNI 2019
PROSENTASE BUMIL REAKTIF HbsAg

1.0
1.0
0.9
0.8
0.7
0.7
0.7
0.3
0.0
0.0
1.5
Roadmap Pengendalian Hepatitis di Indonesia
2019 2030
80% Kab/Kota Eliminasi
( 411 Kab/Kota) Hepatitis
melakukan B dan C
DDHBC

2022
Eliminasi Penularan Penyakit
HIV, Sifilis dan Hep B dari Ibu
ke Anak (PPIA)
2018 Permenkes No.52
60% Kab/Kota = Th.2017
308 Kab/kota
melakukan
DDHBC Kab/kota yang melaksanakan
2017
Deteksi Dini Hepatitis B
30%Kab/kota
(154 Kab/Kota) (DDHB) pada > 90% Bumil
melakukan Target Sasaran PPIA
DDHBC
5,3 Jt Bumil Dideteksi
STRATEGI PENDEKATAN BERTAHAP PPIA HEPATITIS B

Pemberian
Tenofovir untuk BELUM ADA DI
ibu terinfeksi dengan PROGRAM HEPATITIS
viral load yang tinggi
Pemberian HBIg (untuk
bayi dr ibu pos HBsAg)
Tes untuk Ibu, jejaring untuk
perawatan, dan tatalaksana lanjutan
untuk bayi/anak (HBsAg)

Birth dose Vaksin HB untuk mengurangi


transmisi penyakit dari Ibu ke Anak (HB0)

Setidaknya 3 dosis vaksin hepatitis B untuk


menurunkan insidensi (HB1, HB2, HB3)
PMTCT: Prevention of mother to child transmission (universal birth dose or other approaches)
TATALAKSANA HEPATITIS B PADA BUMIL
DAN BAYI
TT LAKSANA HEP
HBsAg

Bagi bumil yang


BAYI USIA 9-12 BLN
Vit K, HB0, HBIg belum
menunjukkan
Tes Hep B gejala klinis ,
sebaiknya
HBsAg BAYI LAHIR Bagi bayi dirujuk untuk
dari ibu tata laksana
hep B kasus
Bayi yang lahir hepatitisnya
LAB dari : setelah
• Ibu Reaktif Hep melahirkan ke
B RS Rujukan yang
T8 : tes LAB telah mampu
POLI KIA • Ibu Non Reaktif Tata Laksana
termasuk
Hep B Hep

ANC terpadu

30
TATA LAKSANA PADA BAYI DARI IBU HBSAG REAKTIF
SELANJUTNYA

•Imunisasi •Bayi yang • Bila HBsAg


sesuai lahir dari ibu Non Reaktif ,
Hepatitis B, anak tidak
dengan
pada usia 9 – tertular Hep B
program dari Ibu
12 bulan
imunisasi dilakukan • Hasil Reaktif
nasional, pemeriksaan Rujuk ke
yaitu usia HBsAg Rumah Sakit
2 bulan, 3 dengan mampu
bulan, dan metode RDT Tatalaksana
di Puskesmas Hep
4 bulan.
• Ibu dengan Hepatitis
B, bayi yang
dilahirkannya dapat
diberikan air susu ibu
ASI (ASI) ekslusif.
• Perlu upaya
pencegahan
perlukaan pada puting
payudara ibu dengan
Hepatitis B.
TATALAKSANA UNTUK IBU HAMIL DENGAN
HBsAg REAKTIF

• Ibu hamil dengan hasil HBsAg reaktif, rujuk


ke Rumah Sakit yang mampu tatalaksana Hepatitis

• Di RS, dilakukan penetapan status penyakit Hepatitis B bumil. Bila


tidak didapatkan masalah klinis dan/atau indikasi terapi berkaitan
dengan Hepatitis B, maka Ibu hamil dapat melanjutkan ANC dan
persalinan di FKTP

• Ibu hamil Hepatitis B, dengan atau tanpa pengobatan antivirus tetap


dapat melakukan ANC dan persalinan di FKTP. Persalinan di RS rujukan
hanya ditetapkan atas indikasi obstetrik atau indikasi klinis lain yang
memerlukan pengawasan klinis yang tidak dapat dilakukan di FTKP.
TATALAKSANA UNTUK DEWASA DENGAN
HBsAg REAKTIF

•Deteksi dini Hepatitis pada populasi berisiko

• Bila HBsAg Reaktif, beri penjelasan TL dan rencana


rujuk ke RS untuk layanan lanjutan kasus hepatitis B

• HBsAg Non Reaktif  dianjurkan untuk


dilakukan imunisasi dan edukasi PHBS
PERMASALAHAN DALAM PROGRAM HEPATITIS

1. Persalinan ibu dgn HBSAg positif maju 1 – 2 bulan dari HPL perencanaan ketersediaan
HbIg di fasyankes harus matang, sebaiknya dilakukan ANC pada trimester 1

2. Kendala Pemberian HBIg sebagai pencegahan penularan secara vertikal


• Jika dilakukan cek ulang oleh RS tempat persalinan HBSAg hsl reaktif, di Puskesmas non
reaktif maka HBIg tetap diberikan  karena Indonesia negara endemis hepatitis
• Bayi BBLR, sehingga HBIg tidak diberikan  tetap diberikan karena HBIg bersifat
immunoglobulin (vaksin pasif)
• Nakes tidak mengetahui dengan pasti fasyankes mana yang akan menjadi tempat
dimana bumil melaksanakan persalinan, sehingga diperlukan tindakan kooperatif dan
komunikasi dari ibu hamil/ keluarganya untuk memberi kabar perihal persalinan
sehingga pemberian HbIg untuk bayi dapat disiapkan di tempat persalinan.
Lanjutan permasalahan

3. Permintaan HbIg untuk ibu hamil pindahan dari luar kota,


disarankan hubungi Dinkes Kab/Kota setempat utk
berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi

4. Diperlukan layanan lanjutan terhadap bayi usia 9-12 bulan


dari ibu yang reaktif HbSAg untuk memastikan bayi tidak
tertular virus hepatitis B dari ibunya  belum dilakukan
secara menyeluruh di Puskesmas.
UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT HEPATITIS
Upaya yang dilakukan dalam pengendalian Hepatitis secara promotif, preventif dan
kuratif.
1. Promotif melalui Perilaku Hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan pakai
sabun, mengkonsumsi makanan yang bersih dan sehat, setia pada pasangan.
2. Preventif melalui :
 Pemberian imunisasi HB0 pada bayi yang baru lahir
 Deteksi dini Hepatitis B pada masyarakat terutama pada Ibu Hamil dan risiko
tinggi.
 Pemberian immunoglobulin HbIG < 24 jam terhadap bayi baru lahir dari ibu
penderita Hepatitis B.
3. Kuratif melalui pemberian pengobatan pada penderita
Upaya
Program Hepatitis dan Infeksi Saluran Pencernaan (ISP)
di Jawa Tengah Tahun 2019

• Persamaan Persepsi antara pengelola program Hepatitis


dan KIA, terutama tentang pencatatan & pelaporan
• Pengadaan Bahan Habis Pakai (BHP) tepat waktu dan
lengkap
• Ketersediaan reagen dengan masa kadaluarsa yang masih
panjang
• Persediaan obat-obatan yang mencukupi
PENUTUP
Penularan Hepatitis B dapat dapat terjadi secara vertikal
dari ibu ke anak.
Ibu hamil Hepatitis B, dapat melakukan ANC dan persalinan di FKTP.
Persalinan di RS rujukan hanya ditetapkan atas indikasi obstetrik atau
indikasi klinis lain yang memerlukan pengawasan klinis yang tidak dapat
dilakukan di FTKP

Bila ibu terinfeksi Hepatitis B dan mendapatkan penanganan sesuai


standar, maka risiko penularan infeksi dari ibu ke anak akan minimal.

Pencegahan Penularan Hepatitis B dari Ibu ke anak dapat


dilakukan pemberian Imunisasi HB0 dan HBIg < 24 jam.

Pencatatan Pelaporan deteksi dini Hepatitis B pada ibu hamil tahun


2019 sudah menggunakan Format Catpor 3E terintegrasi

Anda mungkin juga menyukai