Anemia Aplastik
Defenisi
Ketidak-mampuan darah untuk mensuplai oksigen ke dalam jaringan
ANEMIA guna memenuhi kebutuhan metabolisme.
Secara Laboratorik
Kriteria di indonesia Umumnya :
• Hemoglobin < 10 g/dl Penurunan dibawah normal kadar Hemoglobin,
• Hematokrit < 30% hitung eritrosit dan Hematokrit
• Eritrosit < 2,8 juta/mm
Anemia Sideroblastik
Anemia Megaloblastik
Normokromik
Makrositer Anemia Non megaloblastik
Anemia Aplastik
Defenisi Anemia Aplastik adalah suatu keadaan
berkurangnya sel-sel darah pada darah tepi
(pansitopenia), sehubungan dengan terhentinya
pembentukan/ tidak terbentuknya sel
hematopoetik di dalam sum-sum tulang (aplasia).
Idiopathic
Infectious
/ virus
Klasifikasi Anemia Aplastik
Lemah Petechiae
Letih eccymoses
Didasarkan dari Pemeriksaan Fisik (gejala klinik) dan pemeriksaan laboratorium (Darah tepi & SST)
Diagnosis Laboratorium
a. Pemeriksaan Darah Rutin & darah Tepi
Stadium awal penyakit, pansitopenia tidak selalu ditemukan.
Beberapa keadaan, mulanya hanya produksi satu jenis sel yang berkurang sehingga
diagnosisnya menjadi red sel aplasia atau Leukopenia atau trombositopenia
Anemia yang terjadi bersifat normokrom normositer, tidak disertai dengan tanda-tanda
regenerasi. (anemia sering berat Hb <7 g/dL)
Cat: Adanya eritrosit muda atau leukosit muda dalam darah tepi jangan mendiagnosa
anemia aplastik. (Widjanarko, 2007).
Hitung Leukosit menunjukkan = ↓ neutrofil dan monosit. Limfositosis relatif terdapat pada
lebih dari 75% kasus. Jumlah neutrofil kurang dari 500/mm3
Jumlah trombosit berkurang secara kuantitias sedang secara kualitas normal.
Besi Serum N atau ↑, TIBC normal
LED biasanya ↑
Waktu Perdarahan biasanya memanjang, begitu juga waktu pembekuan (akibat
trombositopenia)
b. Pemeriksaan Sumsum tulang
Pemeriksaan sumsum tulang ini dilakukan dengan: pemeriksaan biopsi & aspirasi.
Table Classification of Aplastic Anemia (two out of three criteria must be fulfilled)
Anemia aplastik memiliki tingkat kematian yang > 70% dengan perawatan suportif saja.
Secara garis besarnya terapi untuk anemia apalstik dapat dibagi menjadi 4 yaitu terapi
kausal, terapi suportif, dan terapi u/ memperbaiki fungsi sumsum tulang serta terapi
definitif.
Terapi Kausal
usaha untuk menghilangkan agen penyebab.
Hindarkan pemaparan lebih lanjut terhadap agen penyebab yang diketahui, tetapi
sering hal ini sulit dilakukan karena etiologinya yang tidak jelas atau penyebabnya
tidak dapat dikoreksi.
Terapi Suportif
Terapi ini diberikan untuk mengatasi akibat pansitopenia.
Mengatasi infeksi; menjaga higiene mulut, identifikasi sumber infeksi serta
pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat
Transfusi granulosit konsentrat. Terapi ini diberikan pada sepsis berat kuman
gram negatif, dengan nitropenia berat yang tidak memberikan respon pada
antibiotika adekuat
Terapi Kausal Sambung….
Usaha untuk mengatasi anemia. Berikan tranfusi packed red cell atau (PRC) jika
hemoglobin <7 g/dl atau ada tanda payah jantung atau anemia yang sangat
simtomatik.
Usaha untuk mengatasi pendarahan. Berikan transfusi konsentrat trombosit jika
terdapat pendaran major atau jika trombosit kurang dari 20.000/mm3.
Terapi definitif.
Terapi ini diharapkan dapat memberikan kesembuhan jangka panjang.
Terapi imunosupresif. Terapi ini merupakan lini pertama dalam pilihan terapi
definitif pada pasien tua dan pasien muda yang tidak menemukan donor yang cocok.
Transplantasi sumsum tulang. merupakan terapi definif yang memberikan harapan
kesembuhan.
Terima Kasih…
Prognosis Anemia Aplastik
Klasifikasi Anemia
Anemia Defesiensi Besi
Kekurangan bahan Anemia defesiensi Asam folat
pembentuk esensial Anemia defesiensi Vitamin B12
Gangguan Anemia Akibat Peny. Kronik
Pembentukan Gangguan Anemia Sideroblastik
Eritrosit Penggunaan Besi
Anemia Aplastik
Kerusakan Anemia Mieloptisik
Sumsum tulang
Anemia diseritropoietik/ GGK