Anda di halaman 1dari 24

Pokok bahasan ANEMIA

Anemia Aplastik

Oleh: A.Yuli Rohma


Teuku Indra Putra

Mata Kuliah Hematologi # Biomedik -Kimia Klinik


Pendahuluan

Defenisi
Ketidak-mampuan darah untuk mensuplai oksigen ke dalam jaringan
ANEMIA guna memenuhi kebutuhan metabolisme.

Secara Laboratorik
Kriteria di indonesia Umumnya :
• Hemoglobin < 10 g/dl Penurunan dibawah normal kadar Hemoglobin,
• Hematokrit < 30% hitung eritrosit dan Hematokrit
• Eritrosit < 2,8 juta/mm

• Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau


penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patofisiologis yang
mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium
Klasifikasi Anemia
Sambung…… Klasifikasi Anemia
Anemia Defisiensi Besi
Hipokromik
Thalasemia
mikrositer
Anemia krn Peny.Kronik

Anemia Sideroblastik

Anemia Pasca perdarahan akut


Berdasarkan Normokromik
Morfologi Anemia Aplastik
normositer
Anemia Hemolitik

Anemia Pada GGK

Anemia Megaloblastik
Normokromik
Makrositer Anemia Non megaloblastik
Anemia Aplastik
Defenisi Anemia Aplastik adalah suatu keadaan
berkurangnya sel-sel darah pada darah tepi
(pansitopenia), sehubungan dengan terhentinya
pembentukan/ tidak terbentuknya sel
hematopoetik di dalam sum-sum tulang (aplasia).

Anemia aplastik merupakan gangguan


hematopoesis yang ditandai oleh
penurunan produksi eritroid, myeloid dan
megakariosit dalam sumsum tulang
dengan akibat adanya pansitopenia pada
darah tepi, serta tidak dijumpai adanya
keganasan sistem hemopoid ataupun
kanker metatastik yang menekan sumsum
tulang.
Etiologi Anemia Aplastik

Penyebab anemia aplastic sebagian besar (50-70%) tidak diketahui


atau bersifat idiopatik

Idiopathic

Anemia Aplastik sering diakibatkan


oleh : Genetic Radiation
• Radiasi dan paparan bahan kimia
namun lebih banyak idiopatik
(Young, 2000) (Paquette and Munker, Anemia
2007). Aplastik

• juga terkait dengan infeksi virus


dan dengan penyakit lain Chemical
Immun / Toxin/
mediated meds

Infectious
/ virus
Klasifikasi Anemia Aplastik

 Klasifikasi Anemia aplastik digolongkan menjadi 3 berdasarkan penyebabnya :

• Anemia aplastik di dapat


acquired
• Anemia aplastik Familial / diturunkan
inherited
• Anemia aplastik tidak diketahui
idiopathic penyebabnya

 Klasifikasi Anemia aplastik dari sumber lain di bagi menjadi 2 yaitu:

• Anemia aplastik karena Kongenital


• Anemia aplastik idiopatik Primer

• Anemia aplastik karena Radiasi, obat-obatan Sekunder


Sambungan …. Klasifikasi Anemia
Aplastik

acquired Anemia aplastik didapat dikarenakan oleh:

1 Zat-zat kimia yang sering menjadi Obat-obatan yang dapat menyebabkan


penyebab anemia aplastik misalnya depresi pada sumsum tulang dapat dibagi dua:
benzen, arsen, insektisida, dll 1. Sering atau selalu menyebabkan depresi
kimia tersebut biasanya terhirup sumsum tulang = mis.Sitostatika
ataupun terkena (secara 2. Kadang-kadang menyebabkan depresi SST
kontak kulit) pada individu • Antikonvulsan, misalnya: metilhidantoin
• Antibiotik, mis: kloramfenikol,
sulfonamide, penicillin
• Analgesik, mis: fenilbutazon
Radiasi juga dianggap sebagai penyebab • Relaksan otot, mis: meprobamat.
anemia aplastik, karena dapat
mengakibatkan kerusakan pada stem cell
(sel induk) ataupun menyebabkan
kerusakan pada lingkungan sel induk. Infeksi juga dapat menyebabkan
Contoh radiasi yang dimaksud AL: pajanan anemia aplastik.
sinar X yang berlebihan ataupun jatuhan Misalnya infeksi virus Hepatitis C, EBV,
radioaktif (misal: ledakan bom nuklir) CMV, parvovirus, HIV, dengue dll
…. Klasifikasi
Anemia
Sambungan Aplastik

inherited Anemia aplastik diturunkan / Familial


Beberapa faktor familial atau keturunan
dapat menyebabkan anemia aplastik AL: anemia Fanconi dapat menyerang
• Pansitopenia konstitusional Fanconi anak & biasanya dikarenakan defek
• Defisiensi pancreas pada anak pada aplasia yang sering disertai
• Gangguan herediter pemasukan asam kelainan rangka, pigmentasi pada
folat ke dalam sel kulit dan abnormalitas pada ginjal..

idiopathic Anemia aplastik tidak diketahui penyebabnya


Kelompok ini merupakan kelompok yang terbesar, hampir 50%
penderita anemia aplastik tergolong idiopatik,

Terkadang cukup sulit menentukan faktor penyebabnya jika seorang individu


sudah terkena infeksi sekaligus mengonsumsi obat kloramfenikol.
Tidak jelas apakah anemia aplastik yang diderita individu tersebut diakibatkan
oleh infeksi atau kloramfenikol.
Patofisiologi Anemia Aplastik

Ada dua hal yang menjadi patofisiologi anemia aplastik :


Kerusakan pada sel induk
Kerusakan pada microenvironment
pluripoten

Gangguan pada sel induk Ditemukan gangguan pada mikrovaskuler,


pluripoten ini menjadi induk faktor humoral penghambat pertumbuhan
sel. Hal ini mengakibatkan gagalnya
pluripoten yang mengalami
jaringan sumsum tulang untuk berkembang.
gangguan; gagal membentuk
atau berkembang menjadi sel Gangguan pada microenvironment
darah yang baru. merupakan kerusakan lingkungan sekitar sel
Umumnya hal ini dikarenakan: induk pluripoten sehingga menyebabkan
kehilangan kemampuan sel tersebut menjadi
1. kurangnya jumlah sel induk sel-sel darah.
pluripoten
2. Fungsi sel induk pluripoten beberapa penderita anemia aplastik ditemukan
yang menurun cell inhibitors /penghambat pertumbuhan sel.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya limfosit
T yang menghambat pertumbuhan sel-sel
sumsum tulang
Gejala & Tanda Klinik Anemia Aplastik

Pada penderita anemia aplastik dapat ditemukan 3 gejala utama yaitu


Leukopenia/
Anemia Trombositopenia
Granulositopenia

Pucat Perdarahan gusi Infeksi

Mudah lelah Epistaksis

Lemah Petechiae

Letih eccymoses

Hepatomegali, splenomegali & limfadenopati sangat jarang terjadi.


Diagnosa Anemia Aplastik

Didasarkan dari Pemeriksaan Fisik (gejala klinik) dan pemeriksaan laboratorium (Darah tepi & SST)

Diagnosis Laboratorium
a. Pemeriksaan Darah Rutin & darah Tepi
 Stadium awal penyakit, pansitopenia tidak selalu ditemukan.
 Beberapa keadaan, mulanya hanya produksi satu jenis sel yang berkurang sehingga
diagnosisnya menjadi red sel aplasia atau Leukopenia atau trombositopenia
 Anemia yang terjadi bersifat normokrom normositer, tidak disertai dengan tanda-tanda
regenerasi. (anemia sering berat Hb <7 g/dL)
Cat: Adanya eritrosit muda atau leukosit muda dalam darah tepi jangan mendiagnosa
anemia aplastik. (Widjanarko, 2007).
 Hitung Leukosit menunjukkan = ↓ neutrofil dan monosit. Limfositosis relatif terdapat pada
lebih dari 75% kasus. Jumlah neutrofil kurang dari 500/mm3
 Jumlah trombosit berkurang secara kuantitias sedang secara kualitas normal.
 Besi Serum N atau ↑, TIBC normal
 LED biasanya ↑
 Waktu Perdarahan biasanya memanjang, begitu juga waktu pembekuan (akibat
trombositopenia)
b. Pemeriksaan Sumsum tulang

Diagnosis anemia aplastik dibuat berdasarkan adanya bisitopenia atau pansitopenia


tanpa adanya keganasan, infiltrasi, dan supresi pada sumsum tulang.

Pemeriksaan sumsum tulang ini dilakukan dengan: pemeriksaan biopsi & aspirasi.

 Sumsum tulang memperlihatkan


adanya hipoplasia, dengan
hilangnya jaringan hemopoietik dan
penggantian oleh lemak yang
meliputi lebih dari 75% sumsum
tulang.
 Biopsy trephine sangat penting
dilakukan & dapat memperlihatkan
daerah selular berbercak pada latar
belakang yang hiposelular.
 Sel-sel utama yang tampak adalah
limfosit dan sel plasma;
megakariosit sangat berkurang
atau tidak ada. Aplastic anemia is bone marrow failure.
Left: aplastic anemia; Right: Normal bone marrow.
Sambung…. Diagnosa

kriteria diagnosis anemia aplastik Menurut


International Agranulocytosis and Aplastic Anemia Study Group (IAASG):
1. Satu dari tiga uji sebagai berikut :
 Hemoglobin < 10 g/dl atau hematokrit kurang dari 30%;
 Trombosit < 50 x 109/L;
 Leukosit < 3.5 x 109/L, atau neutrofil kurang dari 1.5 x 109/L.
2. Dengan Retikulosit < 30 x 109/L (<1%),
3. Gambaran sumsum tulang (harus ada spesimen adekuat) :
 Penurunan selularitas dengan hilangnya atau menurunnya semua sel
hemopoetik atau selularitas normal oleh hyperplasia eritroid fokal dengan
deplesi seri granulosit dan megakarosit;
 Tidak adanya fibrosis yang bermakna atau infiltrasi neoplastik.
4. Pansitopenia karena obat sitostatika atau radiasi terapeutik harus dieksklusi
Sambung…. Diagnosa
Setelah diagnosis ditegakkan maka perlu ditentukan derajat penyakit anemia aplastik.
Hal ini sangat penting dilakukan karena mengingat strategi terapi yang akan diberikan

Anemia aplastik dapat digolongkan menjadi ringan, sedang, dan berat


berdasarkan tingkat keparahan pansitopenia.

Table Classification of Aplastic Anemia (two out of three criteria must be fulfilled)

nSAA SAA vSAA


(non severe) (severe) (very severe)
Neutrophils < 1.0 x109/L < 0.5 x109/L < 0.2 x109/L
Platelet < 50 x109/L < 20 x109/L < 20 x109/L
Reticulocytes < 20 x109/L < 20 x109/L < 20 x109/L
Pada anemia berat selularitas sumsum tulang < 25%, atau selularitas <50% dgn 30% sel-
sel hematopoetik
Diagnosis Diferensial

Yang perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis differensial adalah penyakit lain


yang memiliki gejala pansitopenia/ bisitopenia

Penyakit yang memiliki gejala pansitopenia adalah:


 fanconi’s anemia
 paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH)
 Myelodysplastic syndrome (MDS)
 Myelofibrosis
 Aleukemic leukemia
 pure red cell aplasia.
Terapi Anemia Aplastik

Anemia aplastik memiliki tingkat kematian yang > 70% dengan perawatan suportif saja.
Secara garis besarnya terapi untuk anemia apalstik dapat dibagi menjadi 4 yaitu terapi
kausal, terapi suportif, dan terapi u/ memperbaiki fungsi sumsum tulang serta terapi
definitif.

Terapi Kausal
usaha untuk menghilangkan agen penyebab.
 Hindarkan pemaparan lebih lanjut terhadap agen penyebab yang diketahui, tetapi
sering hal ini sulit dilakukan karena etiologinya yang tidak jelas atau penyebabnya
tidak dapat dikoreksi.

Terapi Suportif
Terapi ini diberikan untuk mengatasi akibat pansitopenia.
 Mengatasi infeksi; menjaga higiene mulut, identifikasi sumber infeksi serta
pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat
 Transfusi granulosit konsentrat. Terapi ini diberikan pada sepsis berat kuman
gram negatif, dengan nitropenia berat yang tidak memberikan respon pada
antibiotika adekuat
Terapi Kausal Sambung….
 Usaha untuk mengatasi anemia. Berikan tranfusi packed red cell atau (PRC) jika
hemoglobin <7 g/dl atau ada tanda payah jantung atau anemia yang sangat
simtomatik.
 Usaha untuk mengatasi pendarahan. Berikan transfusi konsentrat trombosit jika
terdapat pendaran major atau jika trombosit kurang dari 20.000/mm3.

Terapi u/ memperbaiki fungsi sumsum tulang.


Terapi ini diharapkan dapat merangsang pertumbuhan sumsum tulang,
meskipun penelitian menunjukkan hasil yang tidak memuaskan.
 Anabolik steroid. Anabolik steroid dapat diberikan oksimetolon atau stanozol
 Kortikosteroid dosis rendah-menengah.
 Granulocyte Macrophage - Colony Stimulating Factor (GM-CSF) atau
Granulocyte - Colony Stimulating Factor G-CSF. Terapi ini dapat diberikan untuk
meningkatkan jumlah netrofil, juga pemberian eritropoetin

Terapi definitif.
Terapi ini diharapkan dapat memberikan kesembuhan jangka panjang.
 Terapi imunosupresif. Terapi ini merupakan lini pertama dalam pilihan terapi
definitif pada pasien tua dan pasien muda yang tidak menemukan donor yang cocok.
 Transplantasi sumsum tulang. merupakan terapi definif yang memberikan harapan
kesembuhan.
Terima Kasih…
Prognosis Anemia Aplastik
Klasifikasi Anemia
Anemia Defesiensi Besi
Kekurangan bahan Anemia defesiensi Asam folat
pembentuk esensial Anemia defesiensi Vitamin B12
Gangguan Anemia Akibat Peny. Kronik
Pembentukan Gangguan Anemia Sideroblastik
Eritrosit Penggunaan Besi
Anemia Aplastik
Kerusakan Anemia Mieloptisik
Sumsum tulang
Anemia diseritropoietik/ GGK

Berdasarkan Akibat Anemia Pasca perdarahan akut


Etiologi Hemoragia
Anemia Pasca Perdarahan Kronis

Autoimmune Hemolitic Anemia


Faktor
Ekstrakorpuskuler Eritroblastosis fetalis

Hemolisis Gangguan Membran:


Hereditary spherocytosis
Faktor Gangguan Enzim:
Intrakorpuskuler Defisiensi G6PD
Gangguan Hemoglobin:
Hemoglobinopati, Thalasemia
: paling sedikit dua dari tiga :
Granulosit < 0.5 x109/L;
Trombosit < 20 x 109/L ;
Corrected retikulosit < 1%. Selularitas sumsum tulang < 25% atau selularitas <50%
dengan <30% sel-sel hematopoetik.
Tergolong anemia aplastik sangat berat bila neutrofil < 0.2 x 109/L. Anemia
aplastic yang lebih ringan dari anemia aplastik berat disebut anemia aplastik tidak
berat (nonserve aplastic anemia).
Klasifikasi Kriteria
Anemia aplastik tidak berat Pasien yang tidak memenuhi kriteria anemia aplastik berat
atau sangat berat; dengan sumsum tulang yang hiposelular
dan memenuhi dua dari tiga kriteria berikut :
 Granulosit < 1,5x10 9/l
 Trombosit < 100x109/l
 Hemoglobin <10 g/dl
Anemia aplastik berat Paling sedikit memenuhi dua dari tiga kriteria berikut :
 Granulosit < 0,5x109/l
 Trombosit <20x109 /l
 Hitung retikulosit absolute <
60.000/μlSeluraritas sumsum tulang <25% atau 25-50%
dengan <30% sel hematopoietik residu, dan

Anda mungkin juga menyukai