Anda di halaman 1dari 19

ULKUS LEPRA

PLANTAR PEDIS

Oleh:
Abi Rafdi Fadillah, S.Ked.

Pembimbing:
dr. A. M. Adam, Sp.KK (K), FINSDV
IDENTITAS PASIEN
NAMA : TN. AG

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : 15 MEI 1988

UMUR : 28 TAHUN

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

BANGSA/SUKU : INDONESIA/BUGIS

AGAMA : ISLAM

PEKERJAAN : WIRASWASTA

ALAMAT : SELUMIT PANTAI KOTA TARAKAN

TANGGAL PEMERIKSAAN : 8 SEPTEMBER 2016


ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA

• Luka di telapak kaki yang tidak sembuh sejak ± 1


tahun yang lalu.

ANAMNESIS TERPIMPIN

• Pasien datang ke poliklinik kulit – kelamin RSI Faisal


dengan keluhan luka pada telapak kaki kiri yang tidak
sembuh disertai mati rasa sejak ± 1 tahun yang lalu.
Riwayat trauma pada kaki disangkal. Riwayat
menderita Lepra pada tahun 2014 dengan riwayat
pengobatan rutin selama 1 tahun.
PEMERIKSAAN FISIK
TANDA VITAL

• Tekanan darah : 100/70 mmHg


• Frekuensi Nadi : 64 x/menit
• Frekuensi Pernapasan : 20 x/menit
• Suhu : 36,2 ºC

STATUS NUTRISI

• Berat Badan : 78 kg
• Tinggi Badan : 168 cm
• IMT (BB/TB2) : 28,6 kg/m2 (normal)

STATUS DERMATOLOGIS

• Regio : Plantar pedis sinistra


• Effloresensi : Ulkus hiperkeratotik
DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN
Diagnosis

• Ulkus Lepra plantar pedis sinistra

Penatalaksanaan

• Kompres PK
• Fuson cream
• Mefinal 3x1
• Ofloxacin 1x1
• Neurodex 1x1
RESUME
• Pasien datang ke poliklinik kulit – kelamin RSI Faisal dengan keluhan
luka pada telapak kaki kiri yang tidak sembuh disertai mati rasa sejak ±
1 tahun yang lalu. Riwayat trauma pada kaki disangkal. Riwayat
menderita Lepra pada tahun 2014 dengan riwayat pengobatan rutin
selama 1 tahun.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital dalam batas normal,
status nutrisional baik, dan ulkus hiperkeratotik pada regio plantar
pedis sinistra dalam pemeriksaan dermatologis.
• Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan maka
ditegakkan diagnosis yaitu ulkus lepra plantar pedis sinistra.
• Pegobatan yang diberikan berupa kompres PK, Fuson cream, Mefinal,
Ofloxacin, dan Neurodex.
PENDAHULUAN

Lepra merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi


masalah kesehatan di Indonesia.

Selain menimbulkan dampak psikologis, lepra juga


mengakibatkan dampak sosial dan ekonomi karena dapat
menyebabkan kecacatan.

Salah satu masalah pada penyakit lepra yang bisa


menyebabkan kecacatan adalah ulkus plantar.
DEFINISI
Istilah ulkus plantar diperkenalkan oleh Price pada
1959 untuk menggambarkan suatu ulserasi yang
bersifat kronik pada telapak kaki yang anestesi,
cenderung resisten untuk pengobatan lokal
maupun sistemik dan mempunyai karakteristik
sering berulang.

Srinivasan H. Management of ulcers in neuroligacally impaired feet in leprosy affected persons. Dalam: Schwarz R, Brandsma W, editors. Surgical reconstruction & rehabilitation in leprosy
and other neuropathies. Katmandu, Nepal: Ekta Books Distributors Pvt Ltd, 2004: 193-223.
EPIDEMIOLOGI
• Di Indonesia pada periode 2008-2013, angka terendah
kasus baru kusta terdata di tahun 2013 yaitu sebesar 6,79
per 100.000 penduduk.
• Angka prevalensi kusta berkisar antara 0,79-0,96 per
10.000 penduduk.
• Pada 2013 tercatat 16.856 kasus baru kusta di Indonesia
• Sekitar 30% penderita kusta menderita ulkus plantar dan
sebagian besar terjadi pada telapak kaki bagian depan
(karena sebagian besar beban tubuh terpusat pada
bagian tersebut).
1. Kamath BJ dan Bhardwaj P. A unique method of plantar forefoot ulcer closure using the ilizarov device: series of 11 patients with leprosy. The Foot & Ankle Journal. 2008;1(1):3.
2. Pusat Data dan Informasi RI. Infodatin Kusta. 2015
ETIOLOGI
Kerusakan Syaraf Daerah Telapak Kaki
• Gangguan fungsi sensorik (anestesi)
• Gangguan fungsi motorik (kelumpuhan otot)
• Gangguan fungsi otonom (hilangnya fungsi kelenjar keringat dan
kelenjar minyak, serta gangguan aliran darah)

Gangguan Arsitektur Telapak Kaki


• Mekanisme slippery slope terganggu

Deformitas Kaki
• Drop Foot, Claw toes, Kerusakan arsitektur tulang

Srinivasan H. Management of ulcers in neuroligacally impaired feet in leprosy affected persons. Dalam: Schwarz R, Brandsma W, editors. Surgical reconstruction & rehabilitation in leprosy
and other neuropathies. Katmandu, Nepal: Ekta Books Distributors Pvt Ltd, 2004: 193-223.
PATOGENESIS
NEUROPATHY

SENSORIK MOTORIK OTONOM

ANESTESI PLANTAR PEDIS PARESE/ ANHIDROSIS


PARALISIS OTOT
TEKANAN BERLEBIH KAKI KERING,
GANGGUAN MUDAH RETAK
INFLAMASI FUNGSI KAKI

KEMATIAN JARINGAN BAGIAN TERTENTU


TELAPAK KAKI
AKUMULASI PLASMA & MENDAPAT
JARINGAN RUSAK ↑ TEKANAN BERLEBIH

TEKANAN INTERNAL ↑

KULIT ROBEK, PLASMA KELUAR ULKUS


Srinivasan H. Management of ulcers in neuroligacally impaired feet in leprosy affected persons. Dalam: Schwarz R, Brandsma W, editors. Surgical reconstruction & rehabilitation in leprosy
and other neuropathies. Katmandu, Nepal: Ekta Books Distributors Pvt Ltd, 2004: 193-223.
LOKASI ULKUS
Sebagian besar kasus
ulkus plantar terjadi
pada daerah forefoot
(telapak kaki bagian
depan) karena pada
area ini mendapat
tekanan paling besar
dari massa tubuh.

Srinivasan H. Management of ulcers in neuroligacally impaired feet in leprosy affected persons. Dalam: Schwarz R, Brandsma W, editors. Surgical reconstruction & rehabilitation in leprosy
and other neuropathies. Katmandu, Nepal: Ekta Books Distributors Pvt Ltd, 2004: 193-223.
GAMBARAN KLINIS
Ulkus Plantaris Ulkus Kronik
Ulkus Komplikasi Ulkus Rekuren Ulkus Malignan
Akut Sederhana
• Tanda infeksi • Terdapat sedikit • Ditandai dengan • Ditandai dengan • Pertumbuhan
dan inflamasi discharge, hilangnya ditemukannya menyerupai
akut. hiperkeratotik jaringan lunak, lokasi ulkus gambaran bunga
• Daerah yang dengan jaringan fraktur yang plantaris pada kol dengan
terkena menjadi fibrosa yang patologik, tempat yang kemungkinan
bengkak, padat dan dasar destruksi dari sama. berupa
hiperemi ulkus berwarna sendi, skuamous sel
dengan dasar pucat tertutup kehilangan karsinoma atau
kotor. jaringan tulang pseudo-
• Dapat juga granulasi yang berhubungan epitheliomatous
dijumpai tidak sehat. dengan hyperplasia
limfadenitis osteomyelitis
inguinal dan
tanda gejala
infeksi akut
seperti demam
dan leukositosis.

Yawalkar SJ. Lepro sy for medical practitioners and paramedical workers. Edisi ke-8. Switzerland: Novartis, 2009:100-13.
PENATALAKSANAAN (1)

PRINSIP DASAR
• Menghilangkan tekanan pada lokasi ulkus, debridement
yang agresif, serta kontrol infeksi yang adekuat.
• Tekanan dapat dihilangkan dengan mengistirahatkan
dan membalut kaki, penggunaan plester gips, serta
penggunaan sepatu khusus.
• Infeksi ringan diatasi dengan antibiotik oral, sedangkan
infeksi berat memerlukan antibiotik intravena dosis
tinggi.

Mekkes JR, Loots MAM, Van Der Wal AC, Bos JD. Causes, investigation and treatment of leg ulceration. Brit J Dermatol.2003;148:388-401.
PENATALAKSANAAN (2)

Perawatan Luka Ulkus Plantar Sederhana


• Ulkus dirawat dengan membersihkan, membuang jaringan mati,
menipiskan penebalan kulit, dan memberikan kompres.
• Tepi ulkus yang menjorok dan kalus yang keras dipotong untuk
membantu proses epitelisasi dan mengurangi tekanan di daerah
luka. Jaringan nekrotik diangkat, dibersihkan dengan larutan salin
atau hidrogen peroksida, dan ditutup dengan balut steril sebelum
penggunaan alat ortotik.
• Kompres menggunakan cairan MSG yang terdiri dari 1/3 bagian
magnesium sulfat dan 2/3 bagian gliserin.
• Ulkus plantar sederhana tidak memerlukan antibiotik.

Soewono JPH, Darmada IGK. Rehabilitasi medik II. In: Sjamsoedaili ES, Menaldi SL, Ismiarto SP, Nilasari H, editors. Lepra. 2 nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.p.108-11.
PENATALAKSANAAN (3)

Chaudhury RA, Das S. Chronic planter ulcer: A new technique of management. Indian J of Phys Med a Rehab. 2004;15:45-7.
PENATALAKSANAAN (4)

1. Breslow RA, Hallfrisch J, Guy DG. The importance of dietary protein in healing pressure ulcers. J Am Geratr Soc. 1993;41:357-62.
2. Wattel F, Mathieu D, Coget JM, Billard V. Hyperbaric oxygen therapy in chronic vascular wound management. Angiology.1990;41:59-65.
PENCEGAHAN

Soewono JPH, Darmada IGK. Rehabilitasi medik II. In: Sjamsoedaili ES, Menaldi SL, Ismiarto SP, Nilasari H, editors. Lepra. 2 nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.p.108-11.
DAFTAR PUSTAKA
1. Srinivasan H. Management of ulcers in neuroligacally impaired feet in leprosy affected persons.
Dalam: Schwarz R, Brandsma W, editors. Surgical reconstruction & rehabilitation in leprosy and
other neuropathies. Katmandu, Nepal: Ekta Books Distributors Pvt Ltd, 2004: 193-223.
2. Kamath BJ dan Bhardwaj P. A unique method of plantar forefoot ulcer closure using the ilizarov
device: series of 11 patients with leprosy. The Foot & Ankle Journal. 2008;1(1):3.
3. Pusat Data dan Informasi RI. Infodatin Kusta. 2015
4. Yawalkar SJ. Lepro sy for medical practitioners and paramedical workers. Edisi ke-8. Switzerland:
Novartis, 2009:100-13.
5. Mekkes JR, Loots MAM, Van Der Wal AC, Bos JD. Causes, investigation and treatment of leg
ulceration. Brit J Dermatol.2003;148:388-401.
6. Soewono JPH, Darmada IGK. Rehabilitasi medik II. In: Sjamsoedaili ES, Menaldi SL, Ismiarto SP,
Nilasari H, editors. Lepra. 2nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.p.108-11.
7. Chaudhury RA, Das S. Chronic planter ulcer: A new technique of management. Indian J of Phys Med
a Rehab. 2004;15:45-7.
8. Breslow RA, Hallfrisch J, Guy DG. The importance of dietary protein in healing pressure ulcers. J Am
Geratr Soc. 1993;41:357-62.
9. Wattel F, Mathieu D, Coget JM, Billard V. Hyperbaric oxygen therapy in chronic vascular wound
management. Angiology.1990;41:59-65.

Anda mungkin juga menyukai