Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH POSISI TIDUR

MIRING KANAN TERHADAP


KUALITAS TIDUR DAN RESIKO
KEKAMBUHAN PENYAKIT
JANTUNG KORONER
By : PUTU GEDE WIDIANTORO
LATAR BELAKANG
Penyakit Jantung adalah jenis penyakit yang
banyak menyerang penduduk Indonesia.
Kondisi ini terjadi akibat berbagai faktor
seperti adanya endapan lemak dan
kolesterol sehingga mengakibatkan suplai
darah ke jantung menjadi terganggu.
Perubahan pola hidup, pola makan, dan
stres juga dapat mengakibatkan terjadinya
penyakit jantung (Soeharto Imam, 2004).
Manfaat Tidur Miring kanan
1. Meringankan kerja jantung
2. Mengistirahatkan lambung
3. Mencegah jatuhnya pangkal lidah
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan masalah penelitian :
• Apakah ada hubungan antara posisi tidur
miring kanan dengan kualitas tidur ?
• Apakah ada hubungan antara posisi tidur
miring kanan dengan resiko kekambuhan
penyakit jantung ?
TUJUAN

Untuk mengetahui pengaruh posisi tidur


miring kanan terhadap kualitas tidur
dan resiko kekambuhan penyakit
jantung koroner pada pasien dengan
gangguan kardiovaskular
TUJUAN KHUSUS
– Mengidentifikasi tingkat kualitas tidur pada pasien
jantung koroner sebelum dan sesudah dilakukan
perlakuan posisi tidur miring kanan.
– Menganalisis perbedaan tingkat kualitas tidur
sebelum dan sesudah diberi perlakuan posisi tidur
miring kanan.
– Menganalisis pengaruh posisi tidur miring kanan
terhadap resiko kekambuhan pada pasien jantung
koroner.
URGENSI
• Setelah dilakukan penelitian tersebut, apabila ada
hubungan yang baik antara posisi tidur miring kanan
dengan peningkatan kualitas tidur dan penurunan
resiko kekambuhan penyakit jantung koroner, maka
bisa dijadikan terapi modalitas keperawatan pada
penderita penyakit jantung koroner.
• Sehingga hasil dari penelitian ini dapat diaplikasikan
dalam dunia keperawatan untuk menangani atau
sebagai salah satu intervensi dan implementasi pada
asuhan keperawatan terhadap penderita penyakit
jantung koroner.
TINJAUAN TEORI
• Gagal jantung menimbulkan berbagai gejala klinis
yang dirasakan pasien beberapa diantaranya
dispnea, ortopnea, dan gejala yang paling sering
dijumpai adalah paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
atau sesak napas pada malam hari, yang mungkin
muncul tiba-tiba dan menyebabkan penderita
terbangun. Munculnya berbagai gejala klinis pada
pasien gagal jantung tersebut akan menimbulkan
masalah keperawatan dan mengganggu kebutuhan
dasar manusia salah satu diantaranya adalah
kebutuhan istirahat seperti adanya nyeri dada pada
aktivitas, dyspnea pada istirahat atau aktivitas, letargi
dan gangguan tidur (Doengoes, 1999).
• Posisi tidur miring ke kanan ternyata memberikan
keuntungan lain, yaitu mengurangi beban jantung.
Posisi tidur tersebut, memungkinkan darah
terdistribusi merata dan terkonsentrasi ke sebelah
kanan atau bagian bawah, hal tersebut akan
menyebabkan aliran darah yang masuk dan keluar dari
jantung akan lebih rendah, sehingga menyebabkan
denyut jantung yang melambat dan menurunkan tensi
darah. Jantung juga tidak tertimpa organ yang lain
karena posisi jantung yang lebih condong ke sebelah
kiri. Sebaliknya, jika kamu tidur menghadap ke sebelah
kiri, darah yang masuk kedalam atrium akan semakin
banyak.
• Posisi tidur miring ke kanan ternyata
memberikan keuntungan, yaitu mengurangi
beban jantung. Posisi tidur tersebut,
memungkinkan darah terdistribusi merata dan
terkonsentrasi ke sebelah kanan atau bagian
bawah, hal tersebut akan menyebabkan aliran
darah yang masuk dan keluar dari jantung
akan lebih rendah, sehingga menyebabkan
denyut jantung yang melambat dan
menurunkan tensi darah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Quasy Experimental
dengan desain penelitian kohort, untuk
mempelajari tentang pengaruh posisi tidur miring
kanan terhadap kualitas tidur pada pasien
penyakit jantung koroner di RSMS Purwokerto.
Dengan kelompok kontrol (pre-post test dengan
kelompok kontrol) merupakan rancangan dimana
variabel bebas dilakukan beberapa kali kepada
subyek, sebelum dan sesudah perlakuan. (Watik,
2007)
Sedangkan untuk mempelajari pengaruh posisi
tidur miring kanan dengan resiko kekambuhan
pada pasien jantung koroner di RSMS
Purwokerto, penelitian menggunakan desain
penelitian Study Observasi dengan
pendekatan Cross Sectional.
POPULASI dan SAMPEL
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian
atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo,
2010). Obyek yang menjadi populasi pada
penelitian ini adalah pasien jantung di ruang
rawat inap RSMS Purwokerto sejumlah 30
responden.
Sampel
Pengambilan sampel menggunakan teknik
nonprobability sampling dengan metode
purposive sampling sebanyak 30 responden
Kriteria Sampel
Kriteria inklusi
1. Pasien gagal jantung dalam perawatan di poli
jauntung RSMS Purwokerto yang kooperatif
2. Pasien bersedia dilakukan penelitian tersebut
3. Pasien dengan gangguan kardiovaskular jantung
koroner
4. Pasien belum mendapatkan terapi suportif
lainya
– Krtiteria ekskusi
1) Pasien gagal jantung dengan kondisi yang buruk.
VARIABEL PENELITIAN
• Variabel bebas: Posisi tidur miring kanan
• Variabel terikat: Kualitas tidur dan resiko
kekambuhan pada jantung koroner
LOKASI dan WAKTU PENELITIAN
• Penelitian ini dilakukan pada bulan April
sampai dengan Mei di RSMS Purwokerto.
TEKNIK DAN INSTRUMEN
PENGUMPULAN DATA
• Pengumpulan data dilakukan dengan cara
mencari sejumlah responden (pasien
gangguan kardiovaskular) sesuai dengan
kriteria sampel, kemudian responden dibagi
menjadi dua grup:
• Grup 1 yang akan diberikan posisi tidur
miring kanan
• Grup 2 yang tidak diberikan posisi tidur
miring kanan
• Sedangkan untuk mengukur resiko
kekambuhan dilakukan dengan wawancara
menggunakan lembar kuesioner untuk
mengetahui kebiasaan posisi tidur pasien dan
resiko kekambuhan.
Instrument penelitian
• Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
PSQI untuk mengukur kualitas tidur pasien
dan kuesioner tentang riwayat penyakit pasien
untuk mengetahui resiko kekambuhan pasien.
Hasil penelitian
• Uji statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji chi-square.
• Sedangkan untung membandingkan kualitas
tidur sebelum dan sesudah perlakuan posisi
tidur miring kanan menggunakan uji T-test
berpasangan.
• Tabel 1. Hubungan posisi tidur dengan resiko kekambuhan
pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular

Posisi Resiko Kambuh Total P-value


tidur Rendah Tinggi
Miring 4 1 5 0.317
Kanan
Tidak 14 11 25
Miring
Kanan
Total 18 12 30
• Tabel 2. Hubungan posisi tidur dengan kualitas tidur pasien
dengan gangguan sistem kardiovaskular (kelompok
perlakuan)
Posisi Resiko Kambuh Total P-value
tidur baik Buruk
Miring 3 2 5 0.039
Kanan
Tidak 1 9 10
Miring
Kanan
Total 4 11 15
• Tabel 3. Hubungan posisi tidur dengan kualitas tidur pasien
dengan gangguan sistem kardiovaskular (kelompok kontrol)

Posisi Resiko Kambuh Total P-value


tidur Baik Buruk
Miring - - - 0.000
Kanan
Tidak - 15 15
Miring
Kanan
Total - 15 15
• Tabel 4. Hubungan posisi tidur dengan kualitas tidur pasien dengan
gangguan sistem kardiovaskular sebelum dan sesudah perlakuan posisi
tidur miring kanan

Posisi Jumlah Rata-rata Selisih P-value


tidur rata-rata
Sebelum 15 .733 .457 0,000
Perlakuan
Setelah 15 0 0
Perlakuan
Dokumentasi penelitian

Anda mungkin juga menyukai