Anda di halaman 1dari 168

FISIOLOGI

PENGLIHATAN & PERSEPSI

Oleh:
Wahyu Raharja, RO, SKM, FIACLE

Kuliah Pertama ARO PI 1


Batasan
 Physiology (in Greek physis =
nature and logos = word) is the
study of the mechanical, physical,
and biochemical functions of living
organisms.
 Study mengenai mekanis, fisikal
dan fungsi biomekanis mahluk
hidup.

Kuliah Pertama ARO PI 2


Batasan
 Pathology (from Greek pathos,
feeling, pain, suffering; and logos,
study of; see also -ology) is the
study of the processes underlying
disease and other forms of illness,
harmful abnormality, or dysfunction.
 Studi proses yang mendasari
penyakit, bentuk lain penyakit,
kelainan yang berbahaya atau
disfungsi.

Kuliah Pertama ARO PI 3


Batasan Penglihatan
 visual
 adjective of or pertaining to sight; concerned with
seeing, or (figurative) with mental vision;
 The Chambers Dictionary. Copyright © 1994 by Chambers Harrap Publishers, Ltd.
All rights reserved .

 Kata sifat, terkait dengan penglihatan,berkaitan


dengan proses penglihatan atau terkait dengan
penggambaran

Kuliah Pertama ARO PI 4


Batasan Stimulus
 Persepsi terbentuk bila ada:
 Stimulus
 or agency that produces a response in a living organism;
 Agen yang memungkinkan timbulnya reaksi pada mahluk
hidup, dalam hal penglihatan stimulusnya adalah sinar atau
pantulan sinar dari obyek

Kuliah Pertama ARO PI 5


Visible Spectrum

 Bagian spectrum elektromagnetik yang terlihat mata


kita.
 Radiasi electromagnetik pada rentang ini disebut
cahaya
 Panjang gelombangnya 400 to 700 nm,

Kuliah Pertama ARO PI 6


Batasan Sensasi
 Sensasi
 noun consciousness of a physical experience, resulting from a
certain bodily condition or resulting from stimulation of a
sense organ (cf perception);
 Kesadaran akan adanya pengalaman fisik berasal dari kondisi
tubuh tertentu atau bersal dari stimulasi indera manusia

Kuliah Pertama ARO PI 7


Batasan Persepsi
 Persepsi
 the combining of sensations into a recognition of an object; direct
recognition; a percept; reception of a stimulus (botany).
The Chambers Dictionary. Copyright © 1994 by Chambers Harrap Publishers, Ltd. All rights reserved.

 Singkatnya persepsi adalah pengolahan informasi yang berasal dari


stimulus dan sensasi penglihatan menjadi bermakana.

Kuliah Pertama ARO PI 8


Mata sbg instrument optik statis

Kuliah Pertama ARO PI 9


Mata sbg instrument optik statis
 Kornea
 Dioptri 43

 Diukur menggunakan keratometer


dgn prinsip cermin cembung
 Dioptri lensa 19

 Total Dioptri mata

 FE = FC + FL –t/n FC FL
 = 58,7 D

Kuliah Pertama ARO PI 10


Keratometer

Kuliah Pertama ARO PI 11


Kristal Lensa

 Diukur dgn Pakhometer


 Komposisi kristal lensa berlapis-
lapis seperti lapisan bawang.
 Lapisan kurang homogen
dibandingkan kornea.
 Indek bias 1.41 (Gullstrands)
 Kekuatannya 19,7 D (Gullstrands)

Kuliah Pertama ARO PI 12


Pupil
 Terletak antara dua organ utama mata,
menjaga kualitas bayangan retina
 Memberikan gambaran celah masuk dan
celah keluar cahaya.

Kuliah Pertama ARO PI 13


Pupil
 Berkas cahaya utama,
cahaya diarahkan celah
masuk dan muncul dari celah
keluar pupil,
menggambarkan pusat setiap
lingkaran kabur retina.
 Berkas sinar dari celah keluar
pupil disebut “garis utama
penglihatan.

Kuliah Pertama ARO PI 14


Pupil
 Mengatur jumlah cahaya
yang masuk
 Ukuranya berkisar antara 2
hingga 8 mm nilai rata-rata
 3,5 mm (David D Michael)

Kuliah Pertama ARO PI 15


Pupil
 Otot halus iris mengatur bukaan pupil
berdasarkan
1. Pencahayaan,
 berlebihan mengecil,
 kurang melebar
2. Jarak obyek,
 Melihat dekat mengecil
 Melihat jauh melebar
3. Kelainan refraksi
 Myopia lebih besar

Kuliah Pertama ARO PI 16


Pupil
4. Usia, lanjut mengecil
5. Kondisi emosi,
ketakutan akan
membesar
6. Pada glaucoma
ukuran pupilnya
tetap

Kuliah Pertama ARO PI 17


Kedalaman fokus
(depth of focus)

 Variasi jarak bayangan dari lensa atau sistim optik yang bisa
ditoleransi tanpa menimbulkan kekaburan pada bayangan.
 Jarak terjauh dari penempatan layar dimana kualitas
bayangan tetap terjaga.

Depth of field

Depth of focus

Kuliah Pertama ARO PI 18


Kedalaman fokus
 Kualitasnya tergantung:
 Diameter pupil
 Kekuatan refraksi
 Panjang anatomis kerucut foveal
 Membingungkan pada pemberian koreksi baca

Kuliah Pertama ARO PI 19


Kedalaman lapang pandang
(depth of field)

 Variasi jarak obyek lensa atau sistim optik lainya


yang masih bisa ditoleransi tanpa mengakibatkan
obyek tampak kabur

Depth of field

Depth of focus

Kuliah Pertama ARO PI 20


Kuliah Kedua

Oleh; Wahyu Raharja, SKM,FIACLE

Kuliah Pertama ARO PI 21


Aberasi

 Batasan
 a deviation from the usual, normal or right course,
 Penyimpangan dari arah atau aturan

Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan pada satu titik

Kuliah Pertama ARO PI 22


Aberasi Kromatis
 owing to difference in refrangibility of different colors (chromatic
aberration)
 Terjadinya perbedaan pembiasan spektrum warna, biru
dibiaskan telebih dahulu dibandingkan warna merah

Kuliah Pertama ARO PI 23


Aberasi Spheris
 difference of focus of the marginal and central parts of a lens or
mirror (spherical aberration)
 Perbedaan fokus marginal dan pusat lensa atau cermin
 The Chambers Dictionary. Copyright © 1994 by Chambers Harrap Publishers, Ltd. All
rights reserved.

Kuliah Pertama ARO PI 24


Indek refraksi
 Indeks refraksi
 Kornea 1,376
 Permukaanya dibasahi oleh lapisan air mata1,33
 Lapisan stroma (kolagen) 1,55
 Ground substance 1,345
 Lapisan pada kristal lensa selalu bertambah sepanjang hidup

Kuliah Pertama ARO PI 25


Aberasi

 Batasan
 a deviation from the usual, normal or right course,
 Penyimpangan dari arah atau aturan

Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan pada satu titik

Kuliah Pertama ARO PI 26


Aberasi Spheris
 difference of focus of the marginal and central parts of a lens or
mirror (spherical aberration)
 Perbedaan fokus marginal dan pusat lensa atau cermin
 The Chambers Dictionary. Copyright © 1994 by Chambers Harrap Publishers, Ltd. All
rights reserved.

Kuliah Pertama ARO PI 27


Aberasi

Kuliah Pertama ARO PI 28


Aberasi

Kuliah Pertama ARO PI 29


Cakram Aberasi Spheris

Kuliah Pertama ARO PI 30


Aberasi Spheris
 Tergantung pada:
 Diameter pupil
 Kekuatan refraksi
 Kriteria kabur dari 0,5D hingga 3.0D
 Cahaya menjadi tidak terfokus titik tetapi menjadi
kaustik.

Kuliah Pertama ARO PI 31


Aberasi Kromatis

 Sumbu penglihatan diuraikan sehingga menjadi aberasi


kromatis. Warna biru terlebih dahulu dan merah terakhir
terpisah sejauh 1.0 D hingga 1.50 D

Kuliah Pertama ARO PI 32


Aberasi Kromatis

 Mata emetropia melihat pada panjang gelombang


tengah (555 nm), dipergunakan sbg tehnik duo chrome
test penghalusan titik akhir refraksi subyektif.

Kuliah Pertama ARO PI 33


Iluminasi retina
 Jumlah cahaya masuk
menentukan terbentuknya
signal
 Dibutuhkan 1 atau 2 kuanta
untuk mengaktifkan rod
 Cones membutuhkan jumlah
cahaya yang lebih banyak

Kuliah Pertama ARO PI 34


Iluminasi Retina
 Jumlah cahaya masuk ke retina tergantung dari:
 Penyinaran obyek
 Diameter pupil
 Transmitansi media okuler
 Sudut berkas cahaya
 Perbedaan efisiensi penyinaran relatif berkas cahaya efek
Stiles-Crawford.

Kuliah Pertama ARO PI 35


Iluminasi Retina

 Efek Stiles Crawford


 Jumlah cahaya :terlihat / tdk terlihat

 Distribusi cahaya dikenali atau tidak

 Cahaya masuk melalui tepi efektifitasnya


hanya 1/3 dibandingkan cahaya yang melalui
pusat.
 Sel kerucut(cone cell) memiliki indek bias
yang lebih tinggi dengan sudut mengarah
pada bukaan pupil, mampu menangkap
cahaya lebih baik
 Meminimalisasi aberasi optik

Kuliah Pertama ARO PI 36


Transmisi okuler

Kuliah Pertama ARO PI 37


Transmisi Okuler
 Rentang penglihatan bisa ditambah pada infra merah
dengan menambah intensitasnya
 Pada ultra violet, dengan mengangkat lensa (aphakia
melihat lebih biru dari sebelumnya)
 Sensitifitas retina melebihi spectrum cahaya tampak,
terhalang adanya penyerapan kornea dan lensa.

Kuliah Pertama ARO PI 38


Pendaran (Scatter)

Kuliah Pertama ARO PI 39


Pantulan Internal

Kuliah Pertama ARO PI 40


Cahaya Difusi

Kuliah Pertama ARO PI 41


Cahaya Flare

Kuliah Pertama ARO PI 42


Transmisi Okuler
 Penghambat cahaya:
1. Pendaran/ scatter
2. Pantulan internal
3. Penyerapan oleh pigmen makular
4. Difusi oleh sclera
5. Flare
6. Pantulan kornea dan pigmen epithelium
7. Flouresensi cahaya,
8. Glare

Kuliah Pertama ARO PI 43


Resolusi
 Kemammpuan mata membedakan celah antara
kedua obyek yang berdekatan.
 Gambaran titik penyinaran adalah pola difraksi Airy.
 diffrac'tion noun the spreading of light or other rays
passing through a narrow opening or by the edge of
an opaque body or reflected by a grating, etc,
 The Chambers Dictionary. Copyright © 1994 by Chambers Harrap Publishers, Ltd. All rights
reserved.

 Adalah penyebaran cahaya atau berkas cahaya


lainya melalui celah sempit atau melaui tepi
benda buram atau dipantulkan oleh obyek
bergaris.

Kuliah Pertama ARO PI 44


Resolusi
 John Strutt & Lord Ray Leight
 Mata akan dapat meresolusi dua titik,bila cakram Airy yang
terbentuk dipisahkan jarak antara kedua pusatnya sebesar
minimum ukuran salah satu cakram. Jarak pemisahan yang
kecil berfusi menjadi satu

Kuliah Pertama ARO PI 45


Resolusi
(difraksi)

Kuliah Pertama ARO PI 46


Daya Resolusi Mata

Kuliah Pertama ARO PI 47


Resolusi
 Untuk pupil bulat
berukuran 3 mm dan
panjang gelombang
555 nm, maka
kekuatan resolusinya
menjadi 47 detik.
 Perbandingan yang
memadai dengan sudut
1 menit pemisahan
pada pemeriksaan
tajam penglihatan

Kuliah Pertama ARO PI 48


Optik Visual Pathways

Kuliah Pertama ARO PI 49


Optik Visual Patways
 Fovea adalah area pada
retina dengan distribusi
cones tertinggi.
 Penglihatan kritis
diperlukan utk
mengarahkan fovea pada
benda yang akan dilihat

Kuliah Pertama ARO PI 50


Kuliah Ketiga
Mata Sebagai
Sistim Optik Dinamis
Oleh: Wahyu Raharja, SKM, FIACLE

Kuliah Pertama ARO PI 51


Mata sbg Instrumen Optik Dinamis

 Akomodasi
 Upaya sistim refraksi mata untuk menambah kekuatan
refraksi agar fokus bayangan tetap jatuh pada retina.

Kuliah Pertama ARO PI 52


Akomodasi
 Kemampuan mata menambah daya refraksinya agar
bayangan tetap jatuh pada retina agar obyek tetap
terlihat jelas.
 Bermula dari bayi bertambah lalu menurun dengan
bertambahnya usia
 Titik terdekat yang masih bisa dilihat dengan jelas
adalah titik terdekat akomodasi (punctum proximum)
 Titik terjauh yang bisa dilihat dengan jelas disebut titik
terjauh akomodasi (punctum remotum)

Kuliah Pertama ARO PI 53


Teori Akomodasi

 Helmholtz, abad 19
 Melihat jauh: otot ciliary mengendur, zonula lensa &
suspensory ligamen membuat lensa memipih.
 Melihat dekat: otot ciliary berkontraksi shg membuat
zonula lensa mengembung dan bertambah kekuatan.
 Bates, thn 1920, otot ektraokular superior dan
inferior yang meyebabkan lensa mengembunf
dan memipih

Kuliah Pertama ARO PI 54


Akomodasi

Kuliah Pertama ARO PI 55


Titik terjauh Akomodasi
(far point off accommodation)
A. Pada mata Ametropia
terletak pada jarak tak
terhingga
B. Pada myopia terletak
didepan mata
C. Pada hypermetropia
terletak dibelakang mata

Kuliah Pertama ARO PI 56


Titik terdekat akomodasi
 Titik terdekat akomodasi
pada mata emetropia dan
myopia terletak didepan
mata
 Sedangkan hypermetropia
terletak di belakang mata
(maya) atau didepan
(nyata)

Kuliah Pertama ARO PI 57


Akomodasi
(optik)

 Ampiltudo akomodasi adalah selisih antara PR


dengan PP
 Besarnya AA dapat dihitung dengan hukum
Donders
Ametropia + AA =Titik terdekat penglihatan terjelas
 AA selalu positif, myopia (+) dan hypermetropia(-)
 Myopia 2.00 dgn AA 8.00D maka titik terjelasnya
adalah 10 cm
 Hypermetropia 2.00 dgn AA, maka titik terjelasnya
adalah 16,6 cm
Kuliah Pertama ARO PI 58
Amplitudo akomodasi
 Dapat diketahui dgn rumus:
1 1
AA  
MrS MpS

 Emetropia, PR tak terhingga, PP 10 cm

1 1
AA    10.00D
tak terhin gga 0.010

Kuliah Pertama ARO PI 59


Amplitudo akomodasi

 Myopia, PR 50 cm & PP 10
cm maka AA
1 1
AA    2.00  10.00  8.00 D
- 0.50  0,10

 Hyp. PR 50 cm dibelakang
mata & 10 cm didepan mata

1 1
AA    2  10  12.00D
0,50  0,10

Kuliah Pertama ARO PI 60


Akomodasi & ametropia

 Hyp. total adalah hyp. latent + hyp. Manifest


 Dengan akomodasi maksimum hyp.masih tersisa disebut
hyp. absolute sebagian terkoreksi disebut hyp. fakultatif.
 Pemakai km minus akan mengalami ‘built in reading
glasses karena kembalinya akomodasi konvergensi.

Kuliah Pertama ARO PI 61


Night Myopia

Kuliah Pertama ARO PI 62


Night Myopia

 Nocturnal myopia, night myopia atau twilight


myopia adalah kondisi mata yang mengalami
kesulitan melihat pada intensitas cahaya rendah.
Pupil melebar sehingga PR jatuh didepan retina
dan menimbulkan myopia.

Kuliah Pertama ARO PI 63


Myopia malam
 Terjadi karena pencahayaan berkurang secara
signifikan.
 Akomodasi positif
 Terjadi juga bila kontras dikurangi secara
signifikan
 Besarnya 1.50 hingga 1,75
 Penyebab lainya aberasi spheris, pupil melebar
menimbulkan anterior kaustik pada retina, faktor
pendukung adalah “Purkinje Shift”

Kuliah Pertama ARO PI 64


Purkinje Shift

 The Purkinje effect (sometimes called the Purkinje shift, or dark


adaptation) adalah kecenderungan puncak kepekaan mata manusia
bergeser kearah akhir warna biru pada pencahayaan rendah.

Kuliah Pertama ARO PI 65


Purkinje Shift

 Efek ini mengakibatkan perbedaan kontras warna


pada berbagai tingkat pencahayaan.

Kuliah Pertama ARO PI 66


Purkinje Shift

 Sel Kerucut lebih peka pd warna


kuning, Sel Batang lebih peka thd
cahaya hijau biru.
 Terjadi saat transisi dari fotopik
kearah scotopic, sebelum warna
hilang maka berpindah kearah sel
yang lebih peka thd cahaya.
 Karena tidak peka thd warna merah,
maka merah digunakan sebagai
lampu panel. Karena warna merah
tdk mengganggu penglihatan
malam.

Kuliah Pertama ARO PI 67


Adaptasi terang & gelap
 Kemampuan khas mata,
mengadaptasi cahaya matahari
dan cahaya bulan.
 Perubahan konsentrasi
photopigmen pada sel batang dan
kerucut, cahaya dikelantang dan
pecahanya membentuk
photopigmen baru dikegelapan.
 Rentang waktu adaptasi terang ke
gelap sangat cepat pada 10 menit
dan selesai pada 30 menit.
 Rentang waktu adaptasi gelap ke
terang selesai dalam waktu 75
detik

Kuliah Pertama ARO PI 68


Adaptasi terang & gelap
 Kemampuan khas mata, mengadaptasi cahaya
matahari dan cahaya bulan.
 Perubahan konsentrasi photopigmen pada sel
batang dan kerucut, cahaya dikelantang dan
pecahanya membentuk photopigmen baru
dikegelapan.
 Rentang waktu adaptasi terang ke gelap sangat
cepat pada 10 menit dan selesai pada 30 menit.
 Rentang waktu adaptasi gelap ke terang selesai
dalam waktu 75 detik
Kuliah Pertama ARO PI 69
Adaptasi terang & gelap
 Masalah berkendara malam hari adalah
meliahat jalan setelah disinari lampu mobil
yang berpapasan.
 Adaptasi mata terang ke gelap sangat peka
juga menghilangkan warna, karena sel kerucut
tidak berperan
 Sangat berperan pada kegiatan militer,
penerbangan malam, berkendara malam,
pengamatan astronomi.

Kuliah Pertama ARO PI 70


Kuliah Keempat Perkembangan
mata dari sel tunggal hingga
majemuk
Oleh: Wahyu Raharja, SKM, FIACLE

Kuliah Pertama ARO PI 71


Perkembangan mata dari sel
tunggal hingga majemuk

Oleh: Wahyu Raharja, SKM, FIACLE

Kuliah Pertama ARO PI 72


Proses Penglihatan

Kuliah Pertama ARO PI 73


Lingkungan Penglihatan

Kuliah Pertama ARO PI 74


Radiasi Elektromagnetik

 Perambatan Gelombang
di udara dgn komponen
elektrik dan magnetik.
 EM memiliki energi dan
momentum, dilepaskan
saat interaksi dgn materi
 Ultraviolet yg tdk diserap
atmosfer menimbulkan
Sun burn

Kuliah Pertama ARO PI 75


Radiasi Matahari

 Radiasi matahari, radian energi dilepaskan


matahari, ½ visible light, ir dekat dan sisanya
uv.
 Radian energi, energi gel elektr magnetik.
 Kuantitasnya mengintegrasikan radian flux
dgn waktu, joule

Kuliah Pertama ARO PI 76


Satuan Radiometri

Kuliah Pertama ARO PI 77


Lapisan Ozone

 Lapisan ozone atau


ozonosphere layer adalah
lapisan yg memiliki
konsentrasi tinggi O3, ppm
ditemukan oleh Charles Fabry
&Henri Buisson 1913 ,ahli
fisika Perancis

Kuliah Pertama ARO PI 78


Ultraviolet dan Ozone

1. Menyerap radiasi UVA,


UVB dan UVC, diatas 35
km
2. UV-B kulit, sunburn,
kerusakan genetik,
kanker kulit
3. Menyaring radiasi UV-B;
290 nm,

Kuliah Pertama ARO PI 79


Ultraviolet dan Ozone
4. Intensitasnya 350 juta lebih
lemah dipermukaan bumi
dibandingkan dipuncak
5. Beberapa UV-B mencapai
permukaan kurang
berbahaya.
6. Sebagian besar UV-A kurang
berbahaya ttp dapat
menimbulkan perubahan
genetik

Kuliah Pertama ARO PI 80


Mata sbg Pengubah Sinyal (tranducer)

 Proses perubahan mekanikal spt sentuhan,


pendengaran, kimia penciuman,perasa) dan informasi
elektromagnetik menjadi sinyal syaraf.
 Indera penglihatan memiliki kelebihan, dibandingkan
idera lainya.yaitu dapat melihat melihat pada rentang
kondisi pencahayaan yang beragam dan dapat
menentukan letak, bentuk dan lokasi obyek dgn ketelitian
tinggi.

Kuliah Pertama ARO PI 81


Bersel Tunggal, tetapi Peka thd Cahaya
 Hampir semua hewan dan
tumbuhan peka terhadap
cahaya dgn cara tertentu.
 Mahluk bersel tunggal akan
menampakan perilaku
berbeda ketika ada dan tidak
ada cahaya.
 Amoeba memiliki reaksi
photokinetik negatif, yaitu akan
menjauhi cahaya.
 Paramaecium memiliki
photokinetik positif yaitu akan
bergerak kearah cahaya.

Kuliah Pertama ARO PI 82


Mata sbg Pengubah Sinyal (tranducer)

 Untuk bertahan, kita gunakan informasi dari lingkungan utk


merespon perubahan dengan wajar.
 Kita perlu sistim persepsi yg peka terhadap perubahan dan
sistim motor yg memungkinkan kita merespon thd perubahan
tsb.
 Idealnya sistim persepsi menginformasikan tiga hal;
 Bentuk perubahan (what is it?)
 Intensitas perubahan (How much is there of)
 Lokasi perubahan (Where is it?)

Kuliah Pertama ARO PI 83


Bersel Tunggal, tetapi Peka thd Cahaya
 Hampir semua hewan dan
tumbuhan peka terhadap
cahaya dgn cara tertentu.
 Mahluk bersel tunggal akan
menampakan perilaku
berbeda ketika ada dan tidak
ada cahaya.
 Amoeba memiliki reaksi
photokinetik negatif, yaitu akan
menjauhi cahaya.
 Paramaecium memiliki
photokinetik positif yaitu akan
bergerak kearah cahaya.

Kuliah Pertama ARO PI 84


Bersel Tunggal, tetapi Peka thd Cahaya
 Hampir semua hewan dan
tumbuhan peka terhadap
cahaya dgn cara tertentu.
 Mahluk bersel tunggal akan
menampakan perilaku
berbeda ketika ada dan tidak
ada cahaya.
 Amoeba memiliki reaksi
photokinetik negatif, yaitu akan
menjauhi cahaya.
 Paramaecium memiliki
photokinetik positif yaitu akan
bergerak kearah cahaya.

Kuliah Pertama ARO PI 85


Bersel Tunggal, tetapi Peka thd Cahaya
 Beberapa mahluk bersel
tunggal bahkan bukan cuma
bergerak menjauh atau
mendekat cahaya.
 Euglena Viridis memiliki
bagian yg peka thd cahaya
dan bagian lainya yang
dilapisi anti pantul. Sehingga
dia mampu menentukan
dimana arah cahaya.

Kuliah Pertama ARO PI 86


Sel tunggal peka cahaya pada Organisme
Bersel Majemuk
 Lumbricus Terestris (cacing
tanah)
 Memiliki sel tunggal yang peka
cahaya diantara beberapa sel
yang bertebaran pada
tubuhnya.
 Letak sel dekat dgn kulit shg
terlindung ttp tetap dpt
menerima cahaya

Kuliah Pertama ARO PI 87


Sel tunggal peka cahaya pada Organisme
Bersel Majemuk
 Lumbricus Terestris (cacing
tanah)
 Memiliki sel tunggal yang peka
cahaya diantara beberapa sel
yang bertebaran pada
tubuhnya.
 Letak sel dekat dgn kulit shg
terlindung ttp tetap dpt
menerima cahaya

Kuliah Pertama ARO PI 88


Mata Simpel Sel Majemuk

 Memiliki sel peka cahaya lebih


banyak
 Mampu melihat cahaya
remang-remang.
 Stylaria lacustris (Aquatic
annelid worm)

Kuliah Pertama ARO PI 89


Mata Cupulate

 Sel tertata berbentuk pit.


 Berguna sbg
perlindungan dan
memungkinkan mata
dapat mengetahui arah
sumber cahaya.
 Limpet atau Patela

Kuliah Pertama ARO PI 90


Pembentukan Ruang Gelap
 Optik mata dapat ditingkatkan
bila cekungan pit bertambah
dalam dan tertutup dgn lubang
pupil.
 Pin hole berfungsi sbg pin hole
kamera dan membentuk
bayangan jelas, daripada
sekedar arah sinar.
 Sebagian besar cahaya tdk
masuk kemata.

Kuliah Pertama ARO PI 91


The Vesicular Eye

 Epithelium tumbuh diatas


lubang pin hole berfungsi agar
tidak tersumbat.
 Pigmen yg terletak diantara sel
peka cahaya mencegah
cahaya berpendar dalam
retina shg meningkatkan
kejernihan bayangan

Kuliah Pertama ARO PI 92


Mata Pembentuk Bayangan pada
Chepalopoda.
 Perkembangan sederhana
kulit terluar bertambah tebal
ditengah membentuk lensa.
 Pada epithelium dekat sel
peka cahaya juga membentuk
lensa.
 Sehingga memiliki dua lensa
satu jadi kornea, dan lainya
lensa.
 Sebagian kulit terluar
menghadang lensa
membentuk iris.

Kuliah Pertama ARO PI 93


Mata Pembentuk Bayangan pada
Chepalopoda.
 Secara optik mata
squid(invertebrata) dan mamalia
(vertebrata).
 Perbedaanya pada vertebrata
cahaya harus melalui serabut
syaraf sebelum mencapai retina.
 Pada kucing terjadi
perkembangan menarik karena
memiliki tapetum/permukaan
pemantul dibelakang
retina.Sehingga cahaya
dipantulkan kembali ke retina.

Kuliah Pertama ARO PI 94


Mata Majemuk

 Anthropoda laba-
laba,serangga dsb.
 Sama spt mata pembentuk
bayangan pd vertebrata.
 Memiliki lensa pertama
(kornea) dan kedua lensa
berbentuk silinder.
 Memiliki ruang pembentuk
bayangan lebih dari satu.

Kuliah Pertama ARO PI 95


Mata Majemuk Capung

Kuliah Pertama ARO PI 96


Mata Majemuk

 Rangkaian pembentuk
bayangan (ommatidum).
 Tiap ommatidum memiliki 7 sel
yang peka cahaya.
 Sel pigmen meningkatkan
resolusi bayangan.
 Pada malam hari sel pigmen
diturunkan agar dpt kepekaan.

Kuliah Pertama ARO PI 97


Mata TV

1. Mata Copila Quadrata,


binatang mikrokopis sama spt
vertebrata.
2. Memiliki dua buah lensa.
3. Lensa kedua dilengkapi dgn
sel peka cahaya bergerak
kedepan dan kebelakang spt
kamera TV.

Kuliah Pertama ARO PI 98


Mata TV

1. Pergerakan menghasilkan
bayangan utuh .
2. Copila memiliki dua mata
bergerak keluar dan kedalam
0,5 hingga 5x perdetik.
3. Kamera TV melakukan
pindaian 5x perdetik

Kuliah Pertama ARO PI 99


Kuliah Kelima
Mata Pengganda
Bukan Hitam & Putih saja
Oleh: Wahyu Raharja, SKM, FIACLE

Kuliah Pertama ARO PI 100


Lingkungan Penglihatan

Kuliah Pertama ARO PI 101


Light Meter

1. Light meter adalah alat untuk


mengukur intensitas cahaya,
2. pada fotografi digunakan
untuk menentukan lamanya
paparan.
3. Dengan kecepatan film
tertentu maka dapat
ditentukan:
1. Kecepatan Shutter
2. Nomer f-

Kuliah Pertama ARO PI 102


F Number

 focal ratio, f-ratio, atau


bukaan relatif sebuah
sistim optik dinyatakan
dalam diameter masukan
pupil, bisa juga disebut
panjang fokus lensa.
Pengukuran kuantitatif
kecepatan lensa.

Kuliah Pertama ARO PI 103


Mata Pengganda

 Gambaran kerja mata kita


pada berbagai pencahayaan
 Kurva atas menggambarkan
mata kita beroperasi pada
penglihatan photopic
 Kurva bawah pada
penglihatan scotopic
 Dual sistim ini dinamakan
Teori Duplikasi penglihatan.

Kuliah Pertama ARO PI 104


Adaptasi Penglihatan (1)

1. Kemampuan mata menyesuaikan penglihatan


dalam berbagai intensitas terang dan gelap.
2. Mata manusia dapat berfungsi dari gelap hingga
cahaya terang-benderang.
3. Kemampuan penginderaanya mencapai 9 order
of magnitude.

Kuliah Pertama ARO PI 105


Adaptasi Penglihatan (2)

4. Pada satu saat mata hanya dapat membedakan


kontras pada ratio perseribu
5. Mata memerlukan waktu 30 menit utk beradaptasi dari
cahaya terang ke cahaya minimal.
6. Pada penglihatan scotopic mata lebih peka sejuta kali.
7. Tetapi hanya membutuhkan 5 menit beradaptasi dari
gelap ke terang.

Kuliah Pertama ARO PI 106


Order of Magnitude

1. Kelas besaran skala atau


magnitude tertentu. Setiap
kelas memiliki rasio tetap
pada kelas sebelum dan
sesudahnya. Rasio yg
digunakan adalah 10
2. Bhs se hari2 berapa kali
besarnya dari salah satu
benda yang dibandingkanya.

Kuliah Pertama ARO PI 107


Tingkat Pencahayaan untuk Persepsi
Penglihatan

Kuliah Pertama ARO PI 108


Penglihatan Fotopik

 Persepsi warna terjadi


pada mamalia melalui
reseptor yg berisi pigmen
dgn spektrum kepekaan
berbeda
 Penglihatan warna
trikromatik pada manusia
dan primata.

Kuliah Pertama ARO PI 109


Penglihatan Skotopik

1. Penglihatan
monokromatik dgn chy
remang-remang
2. Dihasilkan oleh sel
rod.
3. Timbul pada tingkat
pencahayaan 10-2
hingga 10-6 cd/m²

Kuliah Pertama ARO PI 110


Frekuensi dan Panjang Gelombang Spektrum
Cahaya Tampak

Kuliah Pertama ARO PI 111


Properti Penglihatan Scotopic

1. Sel Batang
2. Paling Sensitif, energi rendah
3. Fotopik, sel kerucut, energi lebih tinggi
4. Mesopik kedua sel bekerja tetapi tdk maksimal
5. Sel rod berfungsi dgn baik pada penglihatan tepi. VA
lebih buruk,
6. Tdk bisa melihat detil. Sel rod lebar tersebar diarea yg
luas.

Kuliah Pertama ARO PI 112


Properti Penglihatan Photopic dan Scotopic

1. Karena sel cone terbungkus rapat dan padat,


sehingga lebih banyak sel cone yg menerima
sinyal dari obyek. VA lebih baik dibandingkan sel
rod.
2. Perbedaan terakhir sel rod (buta warna),
sedangkan cone dpt melihat warna, karena 3 sel
cone bereaksi berbeda pada setiap panjang
gelombang.

Kuliah Pertama ARO PI 113


Cahaya Ke Penglihata
(Efek Photokimia)
1. Cahaya adalah salah satu bentuk energi.
2. Efek Photokimia adalah proses kimia yg membutuhkan
energi cahaya agar reaksi dpt berlangsung
a) Chlorophyll merubah karbondioksida dan air menjadi gula
b) Lensa photokromik berubah menjadi gelap karena
melepaskan atom perak
c) Negatif film berubah menjadi gelap karena melepaskan atom
perak.

Kuliah Pertama ARO PI 114


Photosintesis

 Menggabungkan
cahaya, karbondioksida
dan air. Hasil akhir
adalah oksigen.

Kuliah Pertama ARO PI 115


Lensa Fotokromik

Kuliah Pertama ARO PI 116


Photokimia

1. Visual Purple, sel fotoreseptor,


2. Pigmen pada retina yg bertanggung jawab dalam
formasi sel fotoreseptor dan kejadian awal dalam
persepsi cahaya.
3. Sepasang reseptor protein G. Sangat peka thd cahaya
kimia yg memungkinkan penglihatan malam.
4. Terpapar cahaya putih pigmen terkelantang dan butuh
waktu 30 menit untuk membentuk kembali.

Kuliah Pertama ARO PI 117


Photokimia

5. Prosesnya mengakibatkan aksi syaraf dan sinyal syaraf


dikirimkan sbg respon thd cahaya.
6. Rod, adalah
a) Konversi rhodopsin(visual purple) menjadi lebih aktif,
b) Dipecah menjadi vitamin A dan protein dikenal dgn nama
opsin,
c) Lalu timbul kurva adaptasi penglihatan gelap.
d) Bila regenerasi terlalu cepat maka rhodopsin terlalu cepat
maka tidak ada rhodopsin pada retina sehingga kita tidak
dapat melihat.

Kuliah Pertama ARO PI 118


Cahaya Ke Penglihatan-Efek Photokimia

3. Pigmen visual pd rod, rhodopsin menyerap 50% kuanta


cahaya yg jatuh, shg banyak rhodopsin pd retina,
makin banyak cahaya, maka makin peka terhadap
cahaya.
4. Rhodopsin berwarna ungu, berubah secara bertahap
menjadi ungu, kuning, putih ketika menyerap cahaya,
disebut pelunturan. (bleaching)

Kuliah Pertama ARO PI 119


Cahaya Ke Penglihatan-Efek Photokimia

5. Bila kita mengukur cahaya yg dipantulkan oleh


rod pd retina kita dapat mengamati setiap
perubahan banyaknya rhodopsin pada retina
sepanjang waktu, misalnya pada percobaan
adaptasi penglihatan gelap.
6. Rhodopsin bertanggung jawab atas fungsi
penglihatan rod.

Kuliah Pertama ARO PI 120


Cahaya Ke Penglihatan-Efek Photokimia

7. Waktu yg dibutuhkan utk regenerasi


keseluruhan rhodopsin mata manusia adalah 30
menit, sama dgn waktu adaptasi penglihatan
gelap.
8. Regenerasi rhodopsin terjadi setiap 5 menit,
kucing 11 menit, babi 60 menit.

Kuliah Pertama ARO PI 121


Adaptasi Syaraf (Neural Adaptation)

 Sel peka chy merespon


chy yg jatuh, dimulai
proses lalu sinyal
dibentuk dan dikirim ke
otak.

Kuliah Pertama ARO PI 122


Adaptasi Syaraf
(Neural Adaptation)
 Setiap grs mewakili setiap
intensitas chy.
 Cone respon cone berubah
dgn berubahnya intensitas
latar belakang.
 Respon sama tp berbeda
intensitas latar belakang(garis
horisontal)
 Intensitas sama tetapi respon
berbeda

Kuliah Pertama ARO PI 123


Kesimpulan
1. Mata mampu melihat pada berbagai tingkat pencahayaan.
2. Tetapi tidak dpt melihat pada semua rentang pencahayaan pd saat
yg sama
3. Mata kita dpt beradaptasi pd chy sekitar.
4. Dalam satu saat mata kita dpt berdaptasi pd tingkat pencahayaan
1000 lipat.
5. Mata mengatur kepekaan thd chy dgn cara, yg sederhana adalah
dgn merubah ukuran pupil.
6. Retina bereaksi dgn chy, rod peka thd cahaya drpd cone.
7. Jumlah rod akan bertambah dgn bertambahnya usia.

Kuliah Pertama ARO PI 124


Kuliah Keenam
Tajam Penglihatan

Oleh; Wahyu Raharja, SKM, FIACLE

Kuliah Pertama ARO PI 125


Visual Acuity

Oleh: Wahyu Raharja SKM, FIACLE

Kuliah Pertama ARO PI 126


Batasan

 Acuteness or clearness of vision (especially of form vision) which is


dependent on the sharpness of the retinal focus, the sensitivity of the
nervous elements, and the interpretative faculty of the brain. (Dictionary
of visual Science)
 Ketajaman atau kejelasan penglihatan (khususnya bentuk penglihatan)
yang tergantung pada ketajaman fokus retina, kepekaan unsur syaraf
dan bagian penafsiran pada otak.

Kuliah Pertama ARO PI 127


Batasan

 Involved are the minimum visible (Light


sense), minimum separable (resolving
power) and psychological interpretation.
 Terkait didalamnya penampakan minimum
(indera cahaya), jarak pemisahan minimum
dan penafsiran psikologis.

Kuliah Pertama ARO PI 128


Batasan

 Visual acuity varies with the region of the retina


stimulated, the stated of light adaptation of the eye,
general illumination, back ground contrast , the size and
the color of the object, the effect refraction of the eye on
the size and the character of the retinal image, the time
of exposure.

Kuliah Pertama ARO PI 129


Batasan

 Tajam penglihatan bervariasi dengan area retina yang


distimulasi, kondisi adapatasi cahaya pada mata,
pencahayaan secara menyeluruh, kontras latar
belakang, ukuran dan warna obyek, efek refraksi mata
pada ukuran dan karakter bayangan retina, waktu
pemaparan.

Kuliah Pertama ARO PI 130


Batasan

 Clinically it is usually measured by a Snellen chart in terms of the


Snellen fraction, and, occasionally, with the Landolt broken ring
chart. Both methods are calibrated on standard resolution
threshold of 1 minute of arc.
 Secara klinis diukur menggunakan chart Snellen hasilnya dalam
bentuk pecahan Snellen, kadang-kadang menggunakan chart
Landolt. Kedua cara diatas dikalibrasi berdasarkan ambang batas
sudut 1 menit.

Kuliah Pertama ARO PI 131


Kinerja tajam penglihatan (Visual Acuity
 Penampakan
Task)
 Resolusi
 Pengenalan
 Lokalisasi

Kuliah Pertama ARO PI 132


Penampakan

 Merujuk pada ada atau tidak ada obyek


 Intensitas paling berperan
 Bintang di langit yang gelap, penampakan diukur
berdasarkan ambang batas penglihatan
 Tergantung dari pencahayaan & latar belakang

Kuliah Pertama ARO PI 133


Penampakan

 Target cerah pada dasar kurang cerah tergantung dari


besarnya kontras pencahayaan antara target dan latar
belakangnya. Besarnya kontras bisa dihitung dengan
rumus

IT - IG I

IG I

I = Pencahayaan target
T = Target
G = Dasar
 = Perbedaan pencahayaan

Kuliah Pertama ARO PI 134


Resolusi

 Pemisahan dua buah target yang terpisah letaknya


disebut resolusi.
 Penampakan diasumsikan diatas ambang batas yaitu
target memiliki ukuran dan intensitas yang cukup untuk
menampakan dirinya.
 Ambang batas resolusi lebih tinggi dari ambang batas
penampakan yaitu 30 detik pada kondisi ideal

Kuliah Pertama ARO PI 135


Resolusi

 Bayangan titik cahaya adalah pola difraksi pada retina.


 Resolusi tergantung baik oleh kontras dan kepadatan sel
kerucut, bervariasi area retina yang distimulasi dan
kondisi akomodasi.
 Pemisahan minimum bisa diukur dengan titik, garis,
balok, gratings dan checker boards atau cincin Landolt,
hurup Snellen

Kuliah Pertama ARO PI 136


Pengenalan (recognition)

 Pemeriksaan menggunakan angka, hurup dan


bentuk.
 Bentuk awal persepsi adalah usaha menciptakan
bentuk dari bahan garis. Sedangkan garis
terbentuk dari kumpulan titik.

Kuliah Pertama ARO PI 137


Penempatan (lokalisasi)

 Vernier acuity / nonius acuity


 Membedakan ketimpangan lateral bidang frontal
 Streoscopic acuity
 Membedakan ketimpangan kedalaman
 Motion acuity
 Mendeteksi apakah ada gerakan atau tidak

Kuliah Pertama ARO PI 138


Berbagai jenis kinerja tajam penglihatan

Kuliah Pertama ARO PI 139


Faktor –faktor yang mempengaruhi tajam penglihatan

 Fisik
 Pembedaan bertambah dengan bertambanya
pencahayaan, target hitam pada latar putih.
 Kontras berlaku dua arah, hitam betambah hitam, putih
bertambah putih
 Foto hitam putih merupakan contoh terbaik gradasi
pewranaan yang menunjukan jauh dan dekat.
 Waktu pemaparan sangat berpengaruh pada pemdeteksian
obyek bergerak

Kuliah Pertama ARO PI 140


Kaitan tajam penglihatan dengan pencahayaan

Kuliah Pertama ARO PI 141


Fisiologis

 Resolusi tertinggi pada fovea dan berkurang


pada arah stimulasi eksentrik
 Kepadatan sel kerucut berkurang kearah tepi.
 Area resolusi tertinggi membutuhkan
pergerakan mata yang memadai.
 Penampakan terang pada area gelap sangat
baik pada kondisi scotopik

Kuliah Pertama ARO PI 142


Fisiologis
 Ukuran pupil mempengaruhi tajam penglihatan
dengan cara: merubah pencahayaan retina,
menambah tajam penglihatan, memodifikasi
lingkaran kabur.
 Tajam berkurang secara signifikan bila pupil
lebih kecil dari 2 mm
 Tajam penglihatan binokuler 5 hingga 10% >
dibandingkan monokuler. Mata yang tertutup
menghalangi ketajaman mata yang terbuka.

Kuliah Pertama ARO PI 143


Faktor Psikologis

 Penbedaan juga  Dimodifikasi oleh indera


melibatkan lain dalam hal
 Bentuk  Arti
 Pola texture  Harapan
 Gerak  Pengalaman
 Warna

Kuliah Pertama ARO PI 144


Kuliah Ketujuh
Tajam Penglihatan

Oleh: Wahyu Raharja, SKM, FIACLE

Kuliah Pertama ARO PI 145


Pengalaman

 Pengaruhnya terbukti
 Terbukti dalam penafsiran
 Bayangan kabur
 Hurup
 Kata majemuk
 Silabel

Kuliah Pertama ARO PI 146


Penafsiran Bayangan Kabur

Kuliah Pertama ARO PI 147


Pengukuran Klinis

Kuliah Pertama ARO PI 148


Pengukuran Klinis

 Diukur monokuler dan binokuler


 Target menggunakan Snellen
 Snellen cetak maksimum kontras 84%
pantulan untuk latar belakang putih dan 4%
hurup berwarna hitam
 Pencahayaan sebesar 5 hingga 20 foot
candle

Kuliah Pertama ARO PI 149


Snellen Charts

Kuliah Pertama ARO PI 150


Pengukuran Klinis
1. Bila pada jarak 6 meter tidak bisa membaca
maka perintahkan pasen mendekat mis.
Target 20/60 terbaca pada jarak 5 feet maka
tajam penglihatanya 5/60
2. Bila lebih dekat lagi maka gunakan hitung jari
(finger counting) 1/60
3. Gerakan tangan (hand movement) 1/300
4. Lebih dekat lagi maka gunakan persepsi
cahaya(light perception)

Kuliah Pertama ARO PI 151


Pengukuran Klinis

 Pencatatan menggunakan pecahan Snellen


20/20 atau 6/6
 Dapat membaca baris hurup dengan target
1 menit maka tajam penglihatanya 20/20
 Bila ada hurup yang tidak terbaca mis 2
hurup maka ditulis 6/6 –2

Kuliah Pertama ARO PI 152


Snellen Charts Cetakan

Kuliah Pertama ARO PI 153


Finger Counting

Kuliah Pertama ARO PI 154


Hand Movement

Kuliah Pertama ARO PI 155


Target Pemeriksaan

 Landolt Broken Ring


 Terdiri dari hurup C
yang membentuk
sudut 5 0, dgn celah
bersudut 1 menit
 Pasen diminta
menentukan letak
celah pada keempat
arah

Kuliah Pertama ARO PI 156


Landolt Broken Ring
 Pada astigmat penilaian celah broken
ring dipengaruhi axisnya:
 Celah tegak lurus dgn axis utama
mudah dibaca
 Celah sejajar dgn axis utama sulit

dibaca

Kuliah Pertama ARO PI 157


Target Hurup

 Mewakili sebagian tugas


penglihatan
 Dipengaruhi “melek hurup”
dan pengalaman
 Tidak mewakili semua
tugas penglihatan
 Tidak mengukur resolusi
secara penuh

Kuliah Pertama ARO PI 158


Target Hurup

1. Bisa dikenali 4. Typografi (seni


walaupun kabur pencetakan
ataupun tidak hurup)
utuh • Tidak memeriksa semua
kemampuan penglihatan
2. Mudah dibaca
3. Kontras

Kuliah Pertama ARO PI 159


Tajam Penglihatan Dekat

 Terdapat tiga sistim  Jaeger, tidak menyatakan


notasi jarak pemeriksaan
 Snellen dekat (disesuaikan  Sistem Titik (Printers type)
jarak baca), 14/28, 16/32,  Jenis point 6 kira kira sama
40/80 atau 2 menit pada dengan Jaeger 3 atau
jarak 16 inci sebesar 14/ 28

Kuliah Pertama ARO PI 160


Tajam Penglihatan Dekat

Kuliah Pertama ARO PI 161


Berbagai Target Pemeriksaan

Kuliah Pertama ARO PI 162


Nomenclature dan notasi

 Pecahan Snellen V = d/D, d = jarak pemeriksaan dan


D = jarak hurup yang membentuk jarak 1 menit.
 20/40 = jarak pemeriksaan 20 dan 40 jarak dimana
dapat membacanya dan hurup membentuk sudut 1
menit.
 Minimum separable - nya adalah 2 menit
 Dinyatakan dalam bentuk besarnya sudut maka VA
dinyatakan kemampuan mata membaca hurup atau
mendeteksi celah 1 menit

Kuliah Pertama ARO PI 163


Geometri Pecahan Snellen

 Karena sudutnya kecil


maka tangen dianggap
sama dengan sinus dan
jarak linear bisa diganti.

Kuliah Pertama ARO PI 164


Pecahan Snellen

Pecahan Snellen = Jarak pemeriksaan


Jarak hurup terkecil yang terbaca

Jarak pemeriksaan
Pecahan =
Snellen Jarak hurup terkecil yang terbaca
dan membentuk sudut 5 menit
Jarak pemeriksaan
Pecahan Snellen =
Jarak hurup terkecil yang terbaca
oleh mata normal
Kuliah Pertama ARO PI 165
Spesifikasi tajam penglihatan

 Spesifikasi dalam
besarnya sudut pada
hurup terkecil yang
bisa dibaca pasen.
 Untuk hurup dgn tinggi
5 unit, tinggi hurup
menjadi 5(1,746) =
8.73 mm

Kuliah Pertama ARO PI 166


Hubungan antara tinggi hurup,VA desimal dan VA
Snellen
 Tinggi hurup visus 0,5
menjadi 2(8,726)=17,45
mm
 Tinggi hurup visus 2,0
menjadi
 8,726/2 = 4,363 mm
 Rumus tinggi hurup
untuk VA tertentu =
8,726/ VA desimal

Kuliah Pertama ARO PI 167


Kuliah Pertama ARO PI 168

Anda mungkin juga menyukai