Anda di halaman 1dari 17

BRONKITIS AKUT

Definisi Bronkitis akut


 Proses radang akut pd mukosa bronkus
disertai gejala batuk (dgn/ tanpa sputum)
yg dpt berlangsung sampai 3 minggu.

 Tidak dijumpai kelainan radiologi pada


bronkitis akut.
Etiologi:
 Bronkitis akut dapat disebabkan oleh :
◦ Infeksi virus : influenza virus, parainfluenza virus,
respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, coronavirus,
rhinovirus, dan lain-lain.
◦ Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella
parapertussis, Haemophilus influenzae, Streptococcus
pneumoniae, atau bakteri atipik
 (Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia
◦ Jamur
◦ Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.

 Penyebab bronkitis akut yang paling sering: infeksi


virus (90%) sedangkan infeksi bakteri hanya sekitar
<10%
Klasifikasi
 Bronkitis akut
 Bronkitis kronik
Bronkitis akut
 Serangan bronkitis dengan perjalanan
penyakit yang singkat (10-14 hari).

 Bronkitis akut pada umumnya ringan.


Meski ringan, namun adakalanya sangat
mengganggu, terutama jika disertai sesak,
dada terasa berat, dan batuk
berkepanjangan.
Bronkitis kronik
 Batuk kronik berdahak min 3 bulan dlm
setahun, sekurang-kurangnya dua tahun
berturut-turut, tidak disebabkan penyakit
lainnya.

 Merokok atau polusi adalah penyebab


utama bronkitis kronik.
Gejala klinis
 Gejala utama bronkitis akut: batuk-batuk yang dapat
berlangsung 2-3 minggu.

 Batuk bisa atau tanpa disertai dahak.

 Dahak dapat berwarna jernih, putih, kuning kehijauan, atau


hijau.

 Selain batuk, bronkitis akut dapat disertai gejala berikut ini :


◦ Demam,
◦ Sesak napas,
◦ Bunyi napas mengi
◦ Rasa tidak nyaman di dada atau nyeri dada
Diagnosis
 Anamnesa :
◦ batuk yang timbul tiba2 dg atau tanpa sputum dan tanpa
adanya bukti pasien menderita pneumonia, common cold,
asma akut, eksaserbasi akut bronkitis kronik dan (PPOK).

 Pada pemeriksaan fisik pada stadium awal biasanya


tidak khas.
◦ Dapat ditemukan adanya demam, gejala rinitis sebagai
manifestasi pengiring, atau faring hiperemis.
◦ auskultasi : ronki, wheezing, ekspirium diperpanjang atau
tanda obstruksi lainnya.
 Bila lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki
basah.
DD, Pneumonia
 Suatu penelitian, terdapat metode u/
menyingkirkan kemungkinan pneumonia:
◦ Denyut jantung > 100 kali per menit
◦ Frekuensi napas > 24 kali per menit
◦ Suhu > 38°C
◦ Pada pemeriksaan fisik paru tidak terdapat focal
konsolidasi dan peningkatan suara napas.

 Bila keadaan tersebut tidak ditemukan, kemungkinan


pneumonia dapat disingkirkan
Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis. Obat yang
lazim digunakan:

 Antitusif (penekan batuk):


◦ Dekstromethorfan 15 mg, 2-3 kali sehari.
◦ Codein 10 mg, 3 kali sehari.
◦ Doveri 100 mg, 3 kali sehari.

Obat bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak.


Karenanya antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan dan bagi ibu
menyusui dan anak usia 6 tahun ke bawah.

Pada bronkitis akut yg disertai sesak napas, penggunaan antitusif


hendaknya dipertimbangkan. Jika penderita merasa tambah sesak, maka
antitusif dihentikan.
Ekspektoran
 Guaifenesin
◦ bekerja dg cara mengurangi viskositas dan
adhesivitas sputum sehingga meningkatkan
efektivitas mukociliar dalam mengeluarkan
sputum dari saluran pernapasan.
Antipiretik
 parasetamol (asetaminofen), dan
sejenisnya, digunakan jika penderita
demam.
Bronkodilator
 Salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin,
aminofilin, dll.

 Digunakan pada penderita yg disertai


sesak napas atau rasa berat bernapas.

 Efek samping: berdebar, lemas, gemetar


dan keringat dingin.
Antibiotik
 Bila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan
setelah 2 minggu maka perlu dicurigai adanya
infeksi bakteri sekunder dan antibiotik boleh
diberikan, asal telah disingkirkan adanya asma
atau pertusis.

 Pemberian antibiotik untuk M.pneumonia


dan H.influenza sbg bakteri penyerang
sekunder misalnya amoksisilin dan
kotrimoksazol
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai