Peradangan merupakan elemen kunci terhadap patogenesis PPOK. Inhalasi asap rokok
atau gas berbahaya lainnya mengaktifasi makrofag dan sel epitel untuk melepaskan faktor
kemotaktik yang merekrut lebih banyak makrofag dan neutrofil. Kemudian, makrofag
dan neutrofil ini melepaskan protease yang merusak elemen struktur pada paru-paru.
Protease sebenarnya dapat diatasi dengan antiprotease endogen namun tidak
berimbangnya antiprotease terhadap dominasi aktivitas protease yang pada akhirnya akan
menjadi predisposisi terhadap perkembangan PPOK. Pembentukan spesies oksigen yang
sangat reaktif seperti superoxide, radikal bebas hydroxyl dan hydrogen peroxide telah
diidentifikasi sebagai faktor yang berkontribusi terhadap patogenesis karena substansi ini
dapat meningkatkan penghancuran antiprotease.
Inflamasi kronis mengakibatkan metaplasia pada dinding epitel bronchial, hipersekresi
mukosa, peningkatan massa otot halus, dan fibrosis. Terdapat pula disfungsi silier pada
epitel, menyebabkan terganggunya klirens produksi mucus yang berlebihan. Secara
klinis, proses inilah yang bermanifestasi sebagai bronchitis kronis, ditandai oleh batuk
produktif kronis. Pada parenkim paru, penghancuran elemen structural yang dimediasi
protease menyebabkan emfisema. Kerusakan sekat alveolar menyebabkan berkurangnya
elastisitas recoil pada paru dan kegagalan dinamika saluran udara akibat rusaknya
sokongan pada saluran udara kecil non-kartilago. Keseluruhan proses ini mengakibatkan
obstruksi paten pada saluran napas dan timbulnya gejala patofisiologis lainnya yang
karakteristik untuk PPOK (Tabel 2).
Obstruksi saluran udara menghasilkan alveoli yang tidak terventilasi atau kurang
terventilasi; perfusi berkelanjutan pada alveoli ini akan menyebabkan hypoxemia (PaO 2
rendah) oleh ketidakcocokan antara ventilasi dan aliran darah (V/Q tidak sesuai).
Ventilasi dari alveoli yang tidak berperfusi atau kurang berperfusi meningkatkan ruang
buntu (Vd), menyebabkan pembuangan CO2 yang tidak efisien. Hiperventilasi biasanya
akan terjadi untuk mengkompensasi keadaan ini, yang kemudian akan meningkatkan
kerja yang dibutuhkan untuk mengatasi resistensi saluran napas yang telah meningkat,
pada akhirnya proses ini gagal, dan terjadilah retensi CO2 (hiperkapnia) pada beberapa
pasien dengan PPOK berat.
Kapasitas
sepenuhnya
sepenuhnya
Radiology
Biasanya normal
ditemukan
Metaplasia kelenjar mucus
luar serangan
Hyperplasia kelenjar mucus
(emphysema)
Makrofag dan neutrofil
mendominasi
mendominasi
Limfosit CD8+
Limfosit CD4+
Pathology
Inflamasi
Penatalaksanaan
Kortikosteroid
Untuk kasus sedang hingga berat
Inhalasi
persisten
Leukotriene
modifier
Anticholinergic
Tidak direkomendasikan
inhalasi
Konsekuensi Fisiologis
Hipersekresi Mukus
Disfungsi silier
Vaskuler Pulmoner
Sesak napas setelah beraktivitas berat terjadi seiring dengan berkembangnya penyakit.
Pada keadaan yang berat, sesak napas bahkan terjadi dengan aktivitas minimal dan
bahkan pada saat istirahat akibat semakin memburuknya abnormalitas pertukaran udara.
Pada penyakit yang moderat hingga berat , pemeriksaan fisik dapat memperlihatkan
penurunan suara napas, ekspirasi yang memanjang, rhonchi, dan hiperresonansi pada
perkusi. Karena penyakit yang berat kadang berkomplikasi menjadi hipertensi pulmoner
dan cor pulmonale, tanda gagal jantung kanan (termasuk distensi vena sentralis,
hepatomegali, dan edema tungkai) dapat pula ditemukan. Clubbing pada jari bukan ciri
khas PPOK dan ketika ditemukan, kecurigaan diarahkan pada ganguan lainnya, terutama
karsinoma bronkogenik.
Diagnosis
Riwayat lengkap dan pemeriksaan fisik yang mendetail penting untuk menegakkan
diagnosis PPOK. Akan tetapi pemeriksaan fungsi paru sangat penting untuk diagnosis
Pemeriksaan Fungsi Paru
Diagnosis PPOK didukung dengan penemuan obstruksi saluran udara persisten dengan
menggunakan spirometri setelah pemberian bronkodilator (didefinisikan dengan
FEV1/FVC kurang dari nilai prediksi ). Pengukuran volume paru dapat memperlihatkan
adanya peningkatan pada volume residual dan kapasitas total paru walaupun diagnosis
obstruksi saluran napas hanya dapat diketahui dengan keberadaan abnormalitas
FEV1/FVC. Kapasitas keseluruhan karbon dioksida biasanya menurun dengan adanya
emfisema namun normal pada pasien dengan bronchitis kronik.
Fungsi pulmoner biasanya menurun secara progresif dan walaupun diprediksi kurang
akurat pada pasien tertentu, nilai rata-rata tahunan penurunan FEV1 yaitu 50 hingga 100
mL. Penurunan FEV1 dipercepat pada pasien yang tetap merokok. Aktivitas menurun
secara bermakna ketika FEV1 hanya berkisar 1 L. FEV1 pasca bronkodilator, performa
setelah berjalan selama 6 menit, derajat sesak napas, dan index massa tubuh telah
diidentifikasi sebagai predictor harapan hidup.
Thorax Radiograph dan Pemeriksaan lainnya
Salmeterol
Metaproterenol
Pirbuterol
Terbutaline
Antikolinergik
Ipratropium
Tiotropium
Oxytropium
Methylxanthines
Aminophylline
Theophylline
Table 4 Indikasi penggunaan terapi oksigen jangka panjang berkelanjutan
Bullectomy, Bedah reduksi volume paru, dan tranplantasi paru merupakan opsi bedah
yang dapat dipertimbangkan pada pasien dengan PPOK yang sangat berat. Rujukan
kepada spesialis bedah thorax diindikasikan untuk menilai lebih lanjut kecocokan
prosedur ini untuk pasien.
Penanganan Eksaserbasi
Pada umumnya, semakin FEV1 menurun maka eksasebasi lebih sering terjadi.
Kebanyakan dipresipitasi oleh infeksi respiratorik yang biasanya akibat virus namun
dapat pula akibat bakteri yang biasanya sering ditemukan pada saluran napas bagian atas.
Eksaserbasi moderat atau berat ditandai dengan memburuknya dyspnea, batuk, dan
peningkatan produksi dan purulensi dari sputum yang membaik jika diberikan antibiotic
yang mencakup Haemophilus influenzae, pneumokokus, dan Moraxella catarrhalis.
Cakupan antibiotic pseudomonas aeruginosa perlu dipertimbangkan pada pasien yang
telah mengalami eksaserbasi sebanyak tiga kali atau lebih pada tahun sebelumnya.
Kortikosteroid oral dan intravena diberikan pada eksaserbasi berat yang telah dijelaskan
di atas. Ventilasi positif mekanik noninfasif sebaiknya dipertimbangkan karena dapat
mencegah dilakukannya ventilasi mekanik invasive (yang membutuhkan intubasi) pada
beberapa pasien.
Diposkan oleh Muhammad Akbar di 01.31
Reaksi:
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Ping Me..
Daily Calendar
Total Tayangan Laman
677957
Pengikut
Apple Google Microsoft
Publishers Straddle the Apple-Google, App-Web Divide
New York Times
SAN FRANCISCO Apple wants mobile devices to be filled with apps. Google
supports a world where people browse the web for most things. Now websites are
increasingly caught in the middle of those competing visions.
Related Articles
Japan's major architecture, engineering firms going "all iPad" in support of ...
Apple Insider
The corporate shift toward iPads has occured rapidly over the past year, thanks in part to
Apple's high profile global partnership with IBM. Major design firms that already use
Graphisoft ArchiCAD have also been quick to adopt iPads to make use of BIMx ...
The new Apple TV: What we don't know
Quartz
Apple unveiled its new Apple TV streaming device in early September. The biggest
change: It will now feature its own app store, including games. In a media presentation,
Apple CEO Tim Cook said apps were the future of television, and executives ...
Related Articles
Jury orders Apple to pay university $234 million in patent suit
USA TODAY
A federal jury decided that Apple infringed on the University of Wisconsin-Madison 's
technology patents and should pay the school $234 million in damages. The Wisconsin
Alumni Research Foundation (WARF) filed the case last year claiming that Apple ...
Related Articles
powered by
Dictionary (FREE)
ARTIKEL
2012 (24)
2010 (1)
2008 (64)
o
MALARIA
Rehabilitasi Kardiak
SIROSIS HEPATIS
GANGGUAN EREKSI
GAGAL GINJAL
DIABETES MELLITUS
APPENDIKSITIS AKUT
SLE
GAGAL JANTUNG
ANEMIA
SKIZOFRENIA
BLEPHARITIS
RETINOPATI DIABETIKUM
REHABILITASI CARDIAC
PPOK
OSTEOPOROSIS
DEMAM TYPHOID
DARAH TINGGI
DEMAM BERDARAH
BRONKIEKTASIS
GERIARTRI
ANTASIDA
PHBS
LIPID
Transfusi Darah
SYOK
It' Real Me
Muhammad Akbar
BIMA, NUSA TENGGARA BARAT, Indonesia
www.facebook.com/ababar82
Lihat profil lengkapku
Selayang Pandang
My Familly
Entri Populer
ini
Terima Kasih
Kebutuhan