Anda di halaman 1dari 18

BRONKITIS

apt. Trirahmi Hardiyanti, M.Clin.Pharm


 Bronkitis
adalah peradangan pada bronkus (saluran udara
ke paruparu)
 Radang dapat berupa hipersekresi mukus dan batuk
produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan
pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut
pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain.

DEFINISI
 Rokok

 Infeksi dari polusi


 Faktor keturunan
 Status sosial

FAKTOR RISIKO
PATOFISIOLOGI
❑ Bronkhitis
akut adalah peradangan pada bronkus yang
disebabkan oleh infeksi saluran napas yang ditandai dengan
batuk (berdahak maupun tidak berdahak) dan berlangsung
hingga 3 minggu.
❑ Bronkitis
akut dapat dijumpai pada semua umur, namun
paling sering didiagnosis pada anak-anak muda dari 5 tahun

BRONKITIS AKUT
 Batukproduktif (banyak lendir) yang dapat berlangsung selama
tiga bulan dalam setahun dan setidaknya terjadi dalam dua tahun
berturut-turut.
 Bronkitis
kronik sering menyerang mereka yang berusia di atas 50
tahun dan penyakit ini dapat berkaitan dengan adanya penyakit
PPOK

BRONKITIS KRONIK
❑ Infeksi virus. Paling sering terjadi. Penyebab utamanya adalah
virus flu biasa. Contoh: virus influenza A dan B, parainfluenza, RSV,
adenovirus, rhinovirus dan coronavirus
❑ Infeksibakteri. Contoh: Mycoplasma, Chlamydia pneumoniae,
Streptococcus pneumoniae, Moraxella, catarrhalis, dan
Haemophilus influenzae
❑ Bahan yang mengiritasi, seperti asap rokok, polusi udara, asap,
produk rumah tangga, dan bahan-bahan kimia lainnya

ETIOLOGI
 Batuk (berdahak maupun tidak berdahak) selama 2-3 minggu. Dahak
dapat berwarna jernih, putih, kekuning-kuningan atau kehijauan.
Keluhan disertai demam (biasanya ringan), rasa berat dan tidak
nyaman di dada.
 Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya
batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan
dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan
bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
 Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik,
kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap
selama beberapa minggu.
 Sesak nafas dan rasa berat bernapas terjadi jika saluran udara
tersumbat, sering ditemukan bunyi nafas mengi

GEJALA
1. Pemeriksaan sputum dengan pengecatan Gram akan
banyak didapat leukosit PMN dan mungkin pula bakteri.
2. Foto thoraks pada bronkitis kronis memperlihatkan tubular
shadow berupa bayangan garis-garis yang paralel keluar
dari hilus menuju apex paru dan corakan paru yang
bertambah.
3. Tes fungsi paru dapat memperlihatkan obstruksi jalan napas
yang reversibel dengan menggunakan bronkodilator.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Bronkopneumonia

 Pneumonia

 Pleuritis

 Penyakit-penyakit lain yang diperberat seperti:jantung


 Penyakit jantung rematik
 Hipertensi

 Bronkiektasis

KOMPLIKASI
 Tanpa adanya komplikasi yang berupa superinfeksi bakteriT
Bronkitis akut akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tujuan
terapi yaitu memberikan kenyamanan pasien, terapi
dehidrasi dan gangguan paru yang ditimbulkannya
 Bronkitis Kronis
Mengurangi keparahan penyakit, mengurangi gejala eksaserbasi
akut, dan mencapai interval bebas infeksi yang berkepanjangan

TUJUAN TERAPI
❑ - Oksigenasi pasien harus memadai
 - Istirahat yang cukup
 - Pemberian obat antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg,
diminum 2-3 kali sehari. Kodein (obat Doveri) dapat diberikan 10 mg, diminum
3 x/hari, bekerja dengan menekan batuk pada pusat - 326 - batuk di otak.
Antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan, ibu menyusui dan anak usia 6 tahun
ke bawah. Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas, pemberian
antitusif perlu umpan balik dari penderita. Jika penderita merasa tambah
sesak, maka antitusif dihentikan
 - Pemberian ekspektoran (obat batuk pengencer dahak) yang lazim
digunakan di antaranya: GG (Glyceryl Guaiacolate), bromheksin, ambroksol,
dan lain-lain.

PENATALAKSANAAN TERAPI
- Antipiretik jika demam
-Bronkodilator (melonggarkan napas) contoh: salbutamol, terbutalin
sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan
pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat
bernapas. Efek samping obat bronkodilator yaitu: berdebar, lemas,
gemetar dan keringat dingin.
-Antibiotika digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi.Contoh:
ampisilin, eritromisin, atau spiramisin, 3 x 500 mg/hari. Digunakan 5-7
hari. Maksimal sampai 14 hari jika kronik
- Terapi lanjutan: jika terapi antiinflamasi sudah dimulai, lanjutkan
terapi hingga gejala menghilang paling sedikit 1 minggu.
Bronkodilator juga dapat diberikan jika diperlukan.
 Permekes No. 5 tahun 2014 Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
 Wells, B. G., DiPiro, J. T., Schwinghammer, T. L., & DiPiro,
C. V. (2017). Pharmacotherapy handbook. McGraw-
Hill Companies, Inc.

REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai