Anda di halaman 1dari 11

pengertian

 Bakterial vaginosis adalah sindrom klinik akibat


pergantian Lactobacillus Spp penghasil hidrogen
peroksida (H2O2) yang merupakan flora normal
vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi
tinggi (contoh: Bacteroides Spp, Mobilincus Spp),
Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma hominis. Jadi,
bakterial vaginosis bukan suatu infeksi yang
disebabkan oleh suatu organisme, tetapi timbul akibat
perubahan kimiawi dan pertumbuhan berlebih dari
bakteri yang berkolonisasi di vagina.
Epidemiologi

Penyakit bakterial vaginosis lebih sering ditemukan


pada wanita yang memeriksakan kesehatannya
daripada vaginitis jenis lainnya. Frekuensi bergantung
pada tingkatan sosial ekonomi penduduk pernah
disebutkan bahwa 50 % wanita aktif seksual terkena
infeksi G. vaginalis, tetapi hanya sedikit yang
menyebabkan gejala sekitar 50 % ditemukan pada
pemakai AKDR dan 86 % bersama-sama dengan
infeksi Trichomonas.
Etiologi

Ekosistem vagina adalah biokomuniti yang dinamik


dan kompleks yang terdiri dari unsur-unsur yang
berbeda yang saling mempengaruhi. Salah satu
komponen lengkap dari ekosistem vagina adalah
mikroflora vagina endogen, yang terdiri dari gram
positif dan gram negatif aerobik, bakteri fakultatif dan
obligat anaerobik.
Gambaran Klinis

Gejala yang paling sering pada bakterial vaginosis


adalah adanya cairan vagina yang abnormal (terutama
setelah melakukan hubungan seksual) dengan adanya
bau vagina yang khas yaitu bau amis/bau ikan (fishy
odor).
Prognosis

Prognosis bakterial vaginosis dapat timbul kembali


pada 20-30% wanita walaupun tidak menunjukkan
gejala. Pengobatan ulang dengan antibiotik yang sama
dapat dipakai. Prognosis bakterial vaginosis sangat
baik, karena infeksinya dapat disembuhkan.
Dilaporkan terjadi perbaikan spontan pada lebih dari
1/3 kasus. Dengan pengobatan metronidazol dan
klindamisin memberi angka kesembuhan yang tinggi
(84-96%).
Diagnosis

Diagnosis bakterial vaginosis ditegakkan dari


anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
mikroskopis. Anamnesis menggambarkan riwayat
sekresi vagina terus-menerus dengan bau yang tidak
sedap. Kadang penderita mengeluh iritasi pada vagina
disertai disuria/dispareunia, atau nyeri abdomen.
Pengobatan

Semua wanita dengan bakterial vaginosis simtomatik


memerlukan pengobatan, termasuk wanita hamil.
Setelah ditemukan hubungan antara bakterial
vaginosis dengan wanita hamil dengan prematuritas
atau endometritis pasca partus, maka penting untuk
mencari obat-obat yang efektif yang bisa digunakan
pada masa kehamilan. Ahli medis biasanya
menggunakan antibiotik seperti metronidazol dan
klindamisin untuk mengobati bakterial vaginosis.
Pencegahan Penyakit
 Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan
tujuan agar vagina harum dan kering sepanjang hari.
Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah
terselip disana-sini dan akhirnya mengundang jamur dan
bakteri bersarang di tempat itu.
 Selalu keringkan bagian ms v sebelum berpakaian.
 Gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau
lembab, usahakan cepat mengganti dengan yang bersih
dan belum dipakai. Tak ada salahnya Anda membawa
cadangan celana dalam tas kecil untuk berjaga-jaga
manakala perlu menggantinya.
 Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat,
seperti katun. Celana dari bahan satin atau bahan sintetik
lain membuat suasana disekitar organ intim panas dan
lembab.
 Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Celana jeans tidak
dianjurkan karena pori-porinya sangat rapat. Pilihlah
seperti rok atau celana bahan non-jeans agar sirkulasi
udara di sekitar organ intim bergerak leluasa.
 Ketika haid, sering-seringlah berganti pembalut
 Gunakan panty liner disaat perlu saja. Jangan terlalu lama.
Misalkan saat bepergian ke luar rumah dan lepaskan
sekembalinya kerumah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai