Anda di halaman 1dari 45

Kelompok 5:

Fitri Choerunnisa
Dwi Cahyaningtyas
Frestika Mulia
Devi Dwi Ristianti
Fajar Ali
I’m
strong
Bunyi kuat adalah bunyi yang mempunyai
amplitudo yang besar. Bunyi kuat juga dapat
diperoleh jika jarak sumber bunyi dengan
penerima semakin dekat. Kuat bunyi merupakan
ukuran keras lemahnya bunyi yang didengar oleh
telinga.
Kuat bunyi berhubungan dengan energi
gelombang bunyi. Gelombang bunyi yang
berenergi besar akan menghasilkan bunyi yang
kuat. Sebaliknya, gelombang bunyi berenergi kecil
menghasilkan kuat bunyi yang kecil. Kuat bunyi
diukur dalam satuan desibel, disingkat dB.
Aku tinggi
kan?
Bunyi tinggi adalah bunyi yang memiliki getaran yang cepat.
Karena semakin cepat getaran, maka, semakin tinggi bunyi yang
dihasilkan. Banyaknya getaran per detik disebut dengan frekuensi.
Tinggi rendahnya frekuensi bunyi yang teratur inilah yang
dinamakan tinggi nada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tinggi
nada bergantung pada frekuensi sumber bunyi.
Frekuensi tinggi → bunyi bernada tinggi
Frekuensi rendah → bunyi bernada rendah
Bunyi dengan frekuensi rendah menghasilkan bentuk
gelombang yang kurang rapat. Bunyi dengan frekuensi tinggi
menghasilkan bentuk gelombang yang lebih rapat.
Berdasarkan Besar Frekuensi
• Infrasonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi kurang
dari 20 Hz. Bunyi infrasonik hanya dapat didengar oleh
hewan tertentu, misalnya jangkrik

• Audiosonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi antara 20


Hz-20.000 Hz. Bunyi ini bisa didengar oleh telinga
manusia.

• Ultrasonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi lebih dari


20.000 Hz. Bunyi ultrasonik hanya dapat didengar oleh
hewan-hewan tertentu, misalnya lumba-lumba dan
kelelawar.
Berdasarkan Keteraturan
Frekuensi
• Nada
yaitu bunyi yang punya frekuensi yang teratur.

• Desah
yaitu bunyi yang punya frekuensi tidak teratur.

• Dentum
yaitu bunyi desah yang sangat keras dan bisa
mengagetkan pendengaran kita.
Bunyi yang kuat berbeda dengan bunyi yang tinggi.
Kekuatan bunyi tidak ditentukan oleh frekuensi bunyi,
tetapi oleh hal-hal yang lain, khususnya; amplitudo,
resonansi, dan jarak.
Amplitudo adalah lebar getar atau simpang getar yang
dibuat oleh sumber bunyi. Semakin lebar getarannya,
semakin kuat pula bunyinya.
Jarak dimaksudkan bahwa kekuatan bunyi juga
ditentukan oleh jarak antara sumber bunyi dengan alat
pendengar atau penerima. Semakin dekat, akan semakin
kuat bunyinya.
Kekuatan bunyi dapat diukur.
Biasanya digunakan satuan
decibel, yang disingkat db.
Angka petunjuk antara 0 db
sampai kurang lebih 120 db.
Sebagai bandingan; bunyi biola
selembut-lembutnya yang
setara dengan siulan, lebih
kurang 20 db. Sedangkan
bagian kuat dari pemain orkes
besar, kurang lebih hanya
mencapai 95 db.
Tinggi rendahnya nada bergantung pada frekuensi dan
panjang gelombang bunyi tersebut. Hubungan panjang
gelombang dan frekuensi bunyi dapat dinyatakan
sebagai berikut.

f=V

Persamaan di atas menunjukkan frekuensi (f) berbanding


terbalik dengan panjang gelombang (λ).
Jadi, jika panjang gelombangnya kecil maka
frekuensinya besar sehingga diperoleh nada tinggi.
• Kuat-lemahnya bunyi (nada) tergantung besar
kecilnya amplitudo, jarak sumber bunyi dari
pendengar, medium.

• Tinggi-rendahnya bunyi tergantung besar


kecilnya frekuensi.
Hukum Marsenne (hal. 225)
 Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi
nada alamiah sebuah senar/ dawai:
1. Panjang senar;
2. Luas penampang;
3. Tegangan senar;
4. Massa jenis senar.
DEMONSTRASI
KONSEP DASAR IPA 2
BUNYI KUAT DAN BUNYI TINGGI
DEMONSTRASI 1
BUNYI KUAT
TUJUAN

• Menunjukan bahwa amplitudo


mempengaruhi kuat lemahnya
bunyi.
• Menunjukan bahwa jarak antara
sumber bunyi dan pendengar
mempengaruhi kuat lemahnya
bunyi.
Landasan teori

1. Bunyi kuat merupakan bunyi yang amplitudonya besar.


Selain besarnya amplitudo, bunyi kuat juga dipengaruhi
oleh jarak antara sumber bunyi dengan penerima atau
pendengar. Semakin dekat jarak antara sumber bunyi
dengan pendengar semakin dekat, maka bunyi akan
semakin kuat.
2. Kuat bunyi adalah ukuran keras atau lemahnya bunyi
yang didengar oleh telinga manusia. Kuat bunyi
berhubungan dengan energi gelombang bunyi.
Gelombang bunyi yang berenergi besar akan
menghasilkan bunyi yang kuat, atau sebaliknya.
3. Amplitudo ialah simpangan terjauh dari kedudukan
kesetimbangan. Kedudukan kesetimbangan ialah
kedudukan benda pada saat tidak bergetar. Makin besar
amplitudo, maka suara yang dihasilkan makin keras.
Alat dan Bahan
• 5 karet gelang
• papan kayu
• 10 buah paku
• Palu
• Penggaris
KEGIATAN 1
AMPLITUDO
Langkah Kerja
• Menyiapkan alat dan bahan.
• Menancapkan paku pada papan kayu dengan jarak
20cm.
• Mengikat karet gelang pada setiap pasang paku.
• Menamai masing-masing karet gelang yang telah
disusun (A,B,C,D,E).
• Menarik karet A kearah atas setinggi 3cm.
• Menarik karet B kearah atas setinggi 4cm.
• Menarik karet C kearah atas setinggi 5cm.
• Menarik karet D kearah atas setinggi 6cm.
• Menarik karet E kearah atas setinggi 7cm.
• Mencatat perbedaan bunyi atau suara yang dihasilkan
pada tabel.
Hasil Kegiatan

No Karet Tinggi Karet Saat Ditarik Bunyi Yang Dihasilkan

1. Karet 3cm Sangat lemah


A
2. Karet B 4cm Lemah

3. Karet 5cm Sedang


C
4. Karet 6cm Kuat
D
5. Karet E 7cm Sangat Kuat
KEGIATAN 2
JARAK ANTARA SUMBER BUNYI
DENGAN PENDENGAR
Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menancapkan paku pada papan kayu dengan jarak
20cm.
3. Mengikat karet gelang pada setiap pasang paku.
4. Pendengar berdiri dengan jarak 0,5m dari sumber
bunyi.
5. Karet ditarik kea rah atas setinggi 12cm
6. Pendengar mendengarkan bunyi yang dihasilkan
dan mencatatnya di dalam tabel.
7. Melakukan kembali kegiatan 5 dan 6 dengan jarak
pendengar dengan sumber suara yaitu 1m, 1,5m, 2m
dan 2,5m.
Hasil Kegiatan

No. Jarak Pendengar Bunyi yang


dengan Sumber Didengar
Bunyi
1. Jarak 0,5m Sangat kuat
2. Jarak 1m Kuat
3. Jarak 1,5m Sedang
4. Jarak 2m Lemah
5. Jarak 2,5m Sangat lemah
PEMBAHASAN
Dari hasil demonstrasi, diperoleh data sebagai berikut:
• Karet A yang ditarik setinggi 3cm dapat menimbulkan bunyi yang
sangat lemah. Karet B yang ditarik setinggi 4cm akan
menghasilkan bunyi yang lemah. Karet C yang ditarik setinggi
5cm dapat menghasilkan bunyi yang lebih kuat dibanding karet
B. Pada karet D yang ditarik setinggi 6cm akan menimbulkan
bunyi yang kuat. Sedangkan karet E yang ditarik setinggi 7cm
akan menghasilkan bunyi yang sangat kuat.
• Perolehan data berdasarkan jarak antara sumber bunyi dengan
pendengar yaitu pada jarak 0,5m antara sumber bunyi dengan
pendengar, bunyi yang didengar sangat kuat. Pada jarak 1m
bunyi yang dapat didengar cukup kuat. Saat jarak antara
sumber bunyi dengan pendengar sama dengan 1,5m bunyi
yang dapat didengar sedang saja. Pada jarak 2m bunyi yang
dihasilkan lema. Sedangkan jarak antara sumber bunyi dengan
pendengar sama dengan 2,5m bunyi yang dihasilkan sangat
lemah.
KESIMPULAN
• Semakin tinggi karet ditarik (sebagai amplitudo)
semakin kuat bunyi yang dihasilkan. Begitu juga
dengan jarak antara sumber bunyi dengan
pendengar, semakin dekat jarak antara keduanya
semakin kuat bunyi yang dapat didengar oleh
pendengar.
DEMONSTRASI
2
Bunyi Tinggi
Bunyi tinggi adalah bunyi yang memiliki frekuensi yang
sangat tinggi. Bunyi tinggi sering disebut juga
dengan nada tinggi. Semakin tinggi frekuensi yang
ditunjukkan oleh suatu bunyi, semakin tinggi nada
tersebut dan sebaliknya. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa tinggi nada bergantung pada frekuensi
sumber bunyi.

Frekuensi tinggi → bunyi bernada tinggi


Frekuensi rendah → bunyi bernada rendah
Bunyi dengan frekuensi rendah menghasilkan bentuk
gelombang yang kurang rapat. Bunyi dengan frekuensi
tinggi menghasilkan bentuk gelombang yang lebih
rapat. Telinga manusia normal dapat mendengar bunyi
yang frekuensinya antara 20 -20.000 Hz. Di luar batas-
batas frekuensi bunyi tersebut manusia tidak dapat
mendengarnya.
Alat dan Bahan
1. Botol kosong 5
2. Air
3. Sendok
Langkah Kerja

1. Menyusun botol secara berjajar.


2. Membiarkan botol A tetap kosong.
3. Mengisi botol B dengan air sebanyak 2/5 botol.
4. Mengisi botol C sampai botol E dengan air. Isinya
ditambah 1/5 bagian.
5. Memukulkan sendok ke setiap botol.
6. Mengamati dan mendengarkan bunyi yang dihasilkan
tiap botol.
Hasil Pengamatan
Botol Bunyi

Botol E Rendah

Botol D + tinggi

Botol C ++ tinggi

Botol B +++tinggi

Botol A Paling tinggi


Pembahasan
Dari hasil demonstrasi, diperoleh data sebagai berikut:
1. Botol A menimbulkan bunyi tertinggi karena tidak diisi
air.
2. Botol B diisi air 1/5 botol, frekuensi yang dihasilkan lebih
rendah daripada botol A sehingga bunyi yang dihasilkan
lebih rendah dari botol A.
3. Botol C diisi air 2/5 botol, frekuensi yang dihasilkan lebih
rendah daripada botol B sehingga bunyi yang dihasilkan
lebih rendah dari botol B dan A.
4. Botol D diisi air 3/5 botol, frekuensi yang dihasilkan lebih
rendah daripada botol C sehingga bunyi yang dihasilkan
lebih rendah dari botol C, B, dan A.
5. Botol E diisi air penuh, frekuensi yang dihasilkan paling
rendah daripada botol A, B, C, dan D.
Perbedaan bunyi pada botol A hingga E
disebabkan oleh banyak sedikitnya air yang di
isikan ke dalam botol. Semakin sedikit air yang
di isikan ke dalam botol, frekuensi bunyi yang
dihasilkan semakin tinggi. Dan sebaliknya,
semakin banyak air di isikan ke dalam botol
frekuensi yang dihasilkan semakin rendah. Ini
dikarenakan rongga udara pada setisp botol
berbeda sehingga bunyi yang dihasilkan juga
berbeda
Kesimpulan
Semakin besar frekuensi maka semakin tinggi
nada yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin
rendah frekuensi bunyi maka semakin rendah
nada yang dihasilkan.
Karakteristik Gelombang Bunyi

• Tinggi rendahnya bunyi dipengaruhi oleh tinggi


rendahnya frekuensi. Makin tinggi frekuensinya maka
makin tinggi nadanya (melengking)
• Kuat lemahnya bunyi dipengaruhi oleh
Amplitudonya. Semakin besar amplitudonya maka
makin keras bunyi terdengar.
• Warna Bunyi atau Timbre :
Karakteristik yang dimiliki oleh sumber bunyi
Karakteristik Gelombang Bunyi
• Tinggi-rendahnya nada itu dihasilkan oleh senar (dawai)
dan ditentukan dalam hukum Mersenne, yaitu:
1. Tinggi nada yang dihasilkan berbanding terbalik
dengan
panjang senar.
2. Tinggi nada yang dihasilkan berbanding lurus dengan
akar
tegangan senar.
3. Tinggi nada yang dihasilkan berbanding terbalik
dengan akar
luas penampang senar.
4. Tinggi nada yang dihasilkan berbanding terbalik
dengan akar
massa jenis senar.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Dimana :
T = Tegangan senar
L = Panjang senar
A = Luas Penampang senar
ρ = massa jenis senar
Hukum Marsenne (hal. 225)
 Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi nada
alamiah sebuah senar/ dawai:
1. Panjang senar;
2. Luas penampang;
3. Tegangan senar;
4. Massa jenis senar.
Referensi
• Teks dan Gambar:
Karim, S., et al. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala
Alam Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Wasis dan Irianto, S. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam
SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan.

• Video
http://www.youtube.com
TERIMA KASIH
^^

Anda mungkin juga menyukai