Anda di halaman 1dari 25

PENGOPERASIAN OPTIMUM

SISTEM TENAGA LISTRIK

Text Book :
Power Generation Operation and Control
Allen J. Wood & Bruce F. Wollenberg
Power System Analysis
Hadi Saadat
INTRODUCTION
• Acquaint electric power engineering students with
power generation systems, their operation in an
economic mode, and their control.
• Introduce students to the important “terminal”
characteristics for thermal and hydroelectric
power generation systems
• Introduce mathematical optimization methods and
apply them to practical operating problems
Scope
1. Power generation characteristcs
2. Economic dispatch and the general economic
dispatch problem.
3. Thermal unit economic dispatch and methods of
solution.(Iterasi lamda, piecewise linier cost
functions, base point & partisipation factors).
4. Optimization with constraints.
5. Transmission system effect (transmission losses).
6. The unit commitment problem and solution
methods (prioryty list methods , dynamic
programming).
KARAKTERISTIK
UNIT PEMBANGKIT
Unit Pembangkit Termal
(Tenaga Uap)

Input bahan bakar

Boiler Turbin
Generator
Uap Gross Net

Sistem Tenaga
Bantu

Gambar 1
Pengoperasian Secara Ekonomis
Input bahan bakar

Boiler Turbin
Generator
Uap Gross Net

Sistem Tenaga
Bantu

• Karakteristik input-output dari unit pembangkit termal yang terdiri dari


boiler, turbin, generator, seperti pada gambar 1.

• Output listrik dari sistem pembangkit ini selain disalurkan melalui


jaringan transmisi juga digunakan untuk peralatan pusat pembangkit
(sistem tenaga bantu). Turbin uap biasanya membutuhkan 2 – 6 % dari
output kotor untuk tenaga penggerak turbin (boiler), pompa, lampu dan
sebagainya.

• Karakteristik Input-Output : INPUT KOTOR direpresentasikan


sebagai input total yang diukur dalam biaya/jam dan OUTPUT
BERSIH adalah daya output listrik yang disediakan oleh sistem
pembangkit tenaga listrik
Pengoperasian Secara Ekonomis : Dengan menggunakan
karakteristik input-output masing-masing pembangkit,
ditentukan pengoperasian optimum (ekonomis) sejumlah unit
pembangkit dimana TOTAL BIAYA OPERASINYA
MINIMAL
Karakteristik Input-Output
Unit Pembangkit Termal

Input dari Pembangkit dinyatakan dalam :


H : MBTU/jam (energi panas yang
dibutuhkan), atau
F : R/jam (biaya total bahan bakar)

Output dari pembangkit dinyatakan dalam :


P (daya) dalam Mega Watt
Input H(MBtu/h) atau F(R/h)

Pmax

H atau F
Pmin

P
Output P(MW)

Gambar 2. Karakteristik Input-Output unit pembangkit


termal (ideal)
Catatan :
Adakalanya R/jam biaya operasional suatu unit terdiri
dari biaya operasional dan biaya pemeliharaan .

Biaya karyawan akan dimasukkan sebagai bagian dari


biaya operasi jika biaya ini dapat digambarkan secara
langsung sebagai fungsi dari output unit.

Gambar (2) adalah karakteristik input-output dari unit


pembangkit termal yang ideal, digambarkan sebagai
kurva non-linier yang kontinyu.
Catatan :
Data karakteristik input-output diperoleh dari
perhitungan desain atau dari pengukuran.

Jika digunakan data pengukuran akan diperoleh kurva


yang tidak kontinyu.

Pembangkit termal mempunyai batas operasi minimum


dan maksimum.

Batasan beban minimum biasanya disebabkan oleh


kestabilan pembakaran dan masalah desain generator.
(pada umumnya unit pembangkit termal tidak dapat
beroperasi di bawah 30 % dari kapasitas desain).
Karakteristik Kenaikan Panas/Biaya
Unit Pembangkit Termal
Karakteristik kenaikan panas dari unit pembangkit termal
ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3. Karakteristik Kenaikan Panas/Biaya unit


pembangkit termal (ideal)
Karakteristik Pemakaian Panas
Unit Pembangkit Termal
 Karakteristik pemakaian panas menunjukkan
input panas per megawatt-jam dari output
sebagai fungsi output dalam megawatt.
Turbin uap konvensional mempunyai
efisiensi sekitar 30-35 %.
 Karakteristik H/P sebagai fungsi P yang
menunjuk kankarakteristik efisiensi dari
mesin.
(Kurva pertambahan bahan bakar rata-rata atau incremental
fuel rate (IFR) dapat dikonversikan ke kurva kenaikan biaya
bahan bakar atau incremental fuel cost (IFC) dengan
mengalikan IFR dengan biaya/harga bahan bakarnya.
Incremental fuel cost biasanya dinyatakan dalam rupiah ($)
per MWH.
Karakteristik ini adalah kemiringan/slope dari
karakteristik input-output (H/P atau F/P) atau
turunan pertama dari karakteristik input-output.

Data yang ditunjukkan pada karakteristik ini adalah :


Input : MBtu/MWh atau R/MWh
Output : Daya output (MW)
Catatan :
Karakteristik ini digunakan dalam
economic dispatch, yang
menggambarkan kenaikan panas
(MBtu/MWh) atau biaya bahan bakar
(R/MWh) dengan adanya kenaikan
daya output (MW) yang
dibangkitkan, atau sebaliknya.
H
( Btu / MWh )
P

Pmin Prating Pmax

Output P(MW)

Gambar 3. Karakteristik Pemakaian Panas


unit pembangkit termal (ideal)
Konfigurasi pusat tenaga listrik yang belakangan ini menjadi
popular karena memiliki nilai efisiensi yang tinggi, adalah
pusat tenaga listrik siklus kombinasi (combined cycle), yang
sering dikenal dengan nama pusat listrik tenaga gas-uap
(PLTGU).
PLTGU merupakan gabungan antara pusat listrik tenaga gas
(PLTG) dan pusat listrik tenaga uap (PLTU). Turbin gas siklus
terbuka terdiri atas turbin gas dan kompresor yang terpasang
pada satu poros dengan generator listrik.
PLTG siklus terbuka memiliki efisiensi sekitar 25-30 persen.
Sebagai bahan bakar dapat dipakai minyak atau gas, dan
sering dimanfaatkan oleh perusahaan listrik sebagai pemikul
beban puncak. Gas buang turbin yang masih memiliki suhu
yang tinggi, dengan demikian masih mempunyai nilai energi
yang besar, dimanfaatkan untuk menjalankan turbin uap.
Sistem gabungan atau siklus kombinasi ini dapat memiliki
efisiensi di atas 50 persen.
Turbin
Generator
Penukar Gas
Panas

Turbin Tenaga
Generator
UAP Gas Listrik
Penukar
Panas
Bantu

Turbin
Generator
Uap

Gambar 4. Skema PLTGU


Karakteristik pemakaian panas PLTGU sebagai
fungsi dari daya output digambarkan oleh kurva
yang diskontinyu (gambar 5).

Pemakaian Panas
H/P (Btu/MWh)

Output P(MW)
Gambar 5. Karakteristik Pemakaian Panas PLTGU
Unit Pembangkit Hidro
Unit pembangkit hidro mempunyai karakteristik input
output mirip dengan unit pembangkit termal. Input adalah
volume air persatuan waktu dan output adalah daya listrik.
Gambar 6 menunjukkan kurva input-output untuk
pembangkit tenaga air dengan head tetap.

Input Q ( acre  ft) Head : 400 ft


h

Output P(MW)
Gambar 5. Karakteristik input-output unit pembangkit hidro
Karakteristik kenaikan volume input air per satuan waktu sebagai
fungsi dari daya output menunjukkan kurva yang hampir linier
dengan daya output yang bertambah dari minimum ke beban
nominal. Karakteristik ini ditunjukkan pada gambar 6.

dQ acre  ft
( )
dP kWh

Output P(MW)
Gambar 6. Karakteristik Kenaikan volume input air unit
pembangkit hidro
Tugas :

1. Pelajari Bab 1 & 2 (Allen J wood)


2. Plot Karakteristik input-output (Polynomial orde
2) unit-unit pembangkit termal pada tabel 1.1
(Gunakan Matlab  POLYFIT)
P1 H1 P2 H2 P3 H3
(MW) (MBTU/h) (MW) (MBTU/h) (MW) (MBTU/h)

45.0 608.1 45.0 1028.9 47.5 761.9

83.3 942.1 83.3 1310.0 97.8 1157.4

121.6 1283.4 122.0 1618.2 148.0 1564.8

159.9 1632.1 160.0 1944.4 198.4 1986.4

198.2 1988.1 199.0 2303.5 249.0 2422.5

236.5 2351.4 236.5 2672.0 299.0 2866.0

274.8 2722.1 274.8 3071.9 349.3 3324.8

313.1 3100.1 313.1 3495.6 399.6 3796.2

350.0 3471.3 350.0 3926.3 450.0 4281.3

Anda mungkin juga menyukai