Anda di halaman 1dari 19

AERIAL TRIANGULATION WITH

ADDITIONAL PARAMETERS

Kariyono NIM. 16/404656/PTK/11073

Muhammad Adnan Yusuf NIM. 17/419642/PTK/11752


Model Matematika untuk Parameter
Tambahan

 ada dua jenis pemodelan untuk parameter tambahan atau distorsi;


 yang pertama adalah pendekatan model fisik yang menyebabkan deformasi
image (model fisik).
 yang kedua pendekatan model empiris yang menimbulkan efek deformation
image (model aljabar).
Model Fisik

 Ada tiga jenis distorsi dalam pendekatan ini, yaitu


 Distorsi lensa Radial
 Decentring distorsion
 film shrinkage and non-perpendicularity of the comparator axes in case of
film-based imagery
Pendahuluan
 Sudah diketahui dengan pasti bahwa kamera
sebenarnya tidak sempurna.
 Distorsi geometrik menyangkut posisi titik
gambar pada bidang gambar. Sebagai hasil dari
beberapa jenis ketidaksempurnaan dalam
perancangan dan perakitan lensa yang
menyusun sistem optik kamera.
 kita mempertimbangkan tiga jenis distorsi.
Yang pertama disebabkan oleh bentuk lensa
yang tidak sempurna dan hanya
memanifestasikan dirinya dengan kesalahan
posisi radial saja, sedangkan jenis distorsi
kedua dan ketiga umumnya disebabkan oleh
lensa kamera dan kamera yang tidak benar dan
menghasilkan kesalahan radial dan tangensial
pada posisi titik
Distorsi Radial
 Distorsi radial: distorsi radial menyebabkan perpindahan ke dalam atau ke luar
dari titik gambar tertentu dari lokasi idealnya. Jenis distorsi ini terutama
disebabkan oleh kurva lengkung radial yang cacat dari elemen lensa.
Perpindahan radial negatif dari titik-titik gambar disebut sebagai distorsi
barrel. Hal ini menyebabkan titik luar mengumpul dan skala semakin
menurun. Perpindahan radial positif disebut distorsi pincushion. Ini
menyebabkan titik luar menyebar dan skala meningkat. Jenis distorsi ini
sangat simetris terhadap sumbu optik.
Decentering Distortion

 Decentering Distortion: Sistem optik aktual digerakkan oleh


berbagai tingkat decentering, yaitu pusat optik elemen lensa
tidak benar-benar berkerut. Cacat ini mengenalkan apa yang
disebut decentering distortion. Distorsi ini memiliki komponen
radial dan tangensial
Thin Prism Distortion

 Distorsi prisma tipis muncul dari ketidaksempurnaan pada desain lensa dan
pembuatan serta perakitan kamera (misalnya sedikit kemiringan beberapa
elemen lensa atau rangkaian penginderaan gambar). Jenis distorsi ini dapat
dimodelkan secara memadai dengan adjective prisma tipis pada sistem optik,
yang menyebabkan distorsi radial dan tangensial tambahan
Total Distorsi

 Total Distorsi: Kami telah membahas tiga jenis penyimpangan. Meskipun


distorsi decentering dan distorsi prisma yang tipis menyebabkan bentuk
koefisien yang sama, mereka memodelkan berbagai jenis distorsi, dan
khususnya, masing-masing mungkin memiliki sumbu distorsi tangensial yang
berbeda. Bila semua distorsi di atas ada, distorsi efektif dapat dimodelkan
dengan penambahan ungkapan yang sesuai. Menggabungkan ketiga rumus
distorsi diatas memberikan jumlah total distorsi di sepanjang sumbu x dan y.
Distorsi Lensa Radial

 Persamaannya dinyatakan sbb:

 Jika di jabarkan dalam Komponen X dan Y :

 coefficients of the polynomial

 radial distance of the measured point from the principal point

 principal point coordinates

 Koordinat foto terukur


decentring lens distortion (Brown,
1966):

 decentring distortions in the x and y directions

 coefficients of the decentring distortion model


The affinity model is used to model film shrinkage
and non-perpendicularity of the comparator axes
(Moniwa, 1977):

 distortions contributed by film shrinkage and non-perpendicularity of the


comparator axes

 are the coefficients of the affinity model


Model matematika antara ke tiga
distorsi

 total distortions in x and y axes


 the contributions of radial lens distortion
 the contributions of the decentring lens distortions
 the contributions of the film shrinkage and non-
perpendicularity of thecomparator axes
Aplikasi
Aplikasi
Aplikasi
Pemodelan Matematika atau Aljabar

 Dalam pendekatan ini, efek gabungan dari semua kesalahan sistematis


dimodelkan dengan menggunakan fungsi yang tidak harus menggambarkan
sifat fisik distorsi. Polinomial Orthogonal telah menjadi pilihan populer model
aljabar. El Hakim (1979) menggunakan harmonisa sferis untuk memodelkan
kesalahan sistematis. Formulasinya dinyatakan sebagai:
 Keuntungan menggunakan metode ini adalah parameter fungsi tersebut
tidak berkorelasi Melaksanakan model fisik dan aljabar meningkatkan
keakuratan penyesuaian blok bundel dibandingkan dengan penyesuaian blok
bundel dasar.
Referensi

 Camera Calibration with Distortion Models and Accuracy Evaluation


Juyang Weng, Member, IEEE, Paul Cohen, and Marc Herniou
 ADVANCED ANALYTICAL AERIAL TRIANGULATION, Written by: Dr. Hamid Ebadi
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai