PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini antara lain :
1. Mengetahui cara melakukan kalibrasi kamera dengan perangkat lunak Photo
Modeler Scanner
2. Mengetahui nilai parameter distorsi lensa
3. Mengetahui besarnya RMS error hasil kalibrasi kamera
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini antara dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa
dalam melakukan kalibrasi kamera menggunakan perangkat lunak Photomodeler Scanner
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fotogrametri
Fotogrametri dapat didefiniskan sebagai suatu ilmu, seni, dan teknologi untuk
memperoleh data dan informasi tentang suatu objek serta keadaan di sekitarnya melalui
suatu proses pencatatan, pengukuran dan interpretasi bayangan fotografis (hasil
pemotretan). Fotogrametri dibagi menjadi dua yaitu:
a. Fotogramertri Metrik
Termasuk didalamnya adalah suatu pengukuran yang sangat teliti dengan hitungan-
hitungannya untuk menentukan ukuran dan bentuk suatu objek.
b. Fotogrametri Interpretasi
Termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek.
Biasanya foto yang digunakan adalah foto udara yaitu suatu foto yang
pemotretannya menggunakan wahana pesawat udara. Akan tetapi foto yang
pemotretannya dilakukan diatas permukaan tanah pun dapat digunakan (foto
terestris).
Foto udara dapat diklasifikasikan berdasarkan pada saat pengambilan photonya menjadi:
a. Foto udara tegak : sumbu kameranya searah dengan arah gaya berat. Jika sumbu
kamera pada saat pemotretan dilakukan keadaanya tegak, maka bidang foto akan
sejajar dengan bidang datum.
b. Foto udara miring : sumbu kameranya membentuk sudut dengan arah gaya berat
pada saat pemotretan dilakukan. Foto udara miring dapat dibagi menjadi dua yaitu:
- Miring tinggi (high oblique), yaitu bila pada photonya cakrawala nampak
tergambar.
- Miring rendah (low oblique), yaitu bila photonya tidak nampak cakrawala. Foto
udara dapat dikatakan miring jika kemiringannya melebihi 3o, ini didasarkan pada
2
Kalibrasi kamera dilakukan untuk menentukan parameter distorsi, meliputi distorsi radial
dan distorsi tangensial, serta parameterparameter lensa lainnya, termasuk juga panjang
titik utama (c), serta titik pusat fidusial foto. Model kalibrasi terdiri dari element interior
orientasi (xo, yo, c), koefisien distorsi lensa (K1, K2, K3, P1, and P2). Distorsi lensa dapat
menyebabkan bergesernya titik pada foto dari posisi yang sebenarnya, sehingga
memberikan ketelitian pengukuran yang tidak baik, namun tidak mempengaruhi kualitas
ketajaman citra yang dihasilkan.
Gambar 1. Ilustrasi akibat adanya distorsi lensa dan tidak ortogonalnya sumbu
3
2.2.3 Parameter Kalibrasi Kamera
1. Parameter Interior X0, Y0, dan Fokus
Elemen dari principle point (xo, yo) dan perspektif distance (panjang fokus)
harus ditentukan, hal ini dikarenakan semua sistem persamaan matematis yang
digunakan dalam fotogrametri bergantung dari ketiga parameter ini. Secara geometris
hubungan antara ketiga parameter ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Posisi principle point (xo, yo) merupakan proyeksi garis lurus dari letak
perspective center ke bidang foto dan jarak dari principle point ke perspective center
merupakan panjang fokus (c). Secara praktis panjang fokus kamera dan letak principle
point tidak mutlak berada di tengah-tengah pusat foto, permasalahan ini disebabkan
oleh kurang stabilnya susunan lensa dan CCD yang berguna untuk merekam bayangan
objek pada saat perakitan.
4
radial, ada korelasi besar antara koefisien distorsi itu sendiri K1, K2, K3 dan antara
principle distance. Hubungan antara distorsi radial dengan principle distance adalah
dalam kaitannya sesuai principle distance dengan deviasi rata-rata akan dihitung
menjadi minimum.
Distorsi decentring adalah pergeseran linier titik di foto pada arah normal (tegak
lurus) garis radial melalui titik foto tersebut. Distorsi decentring disebabkan kesalahan
sentering elemen-elemen lensa dalam satu gabungan lensa dimana titik pusat elemen-
elemen lensa dalam gabung lensa tersebut tidak terletak pada satu garis lurus.
Pergeseran ini biasa dideskripsikan dengan 2 persamaan polonomial untuk pergeseran
pada arah x (dx) dan y (dy). Efek dari distorsi decentring ini akan menyebabkan kesan
hiperbolik pada foto yang terekam oleh kamera.
5
menggunakan target cetakan calibration grid berupa titik-titik target dengan
empat buah titik kontrol.
Kalibrasi kamera pada Photo Modeler Scanner dilakukan untuk memberikan hasil ukuran
yang akurat. Kamera kalibrator dalam Photo Modeler Scanner mampu menyimpan informasi
tambahan untuk membantu mengukur kualitas hasil kalibrasi. Keseluruhan RMS Residual dan
6
Maksimum Residual memberikan umpan balik yang berguna tentang keberhasilan kalibrasi
dan sangat berguna ketika membandingkan dua kalibrasi dari kamera yang sama. Semakin
kecil nilai RMS Residual maka semakin baik pula kualitas hasil kalibrasi.
7
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
8
2. Laptop
Laptop digunakan untuk mengolah data melalui perangkat lunak Photo Modeler
Scanner. Laptop yang digunakan adalah Laptop Toshiba Satellite C800
9
3.3 Petunjuk Praktikum
Berikut ini adalah diagram alir pelaksaan praktikum :
Penjelasan :
1. Pemotretan Kertas Grid Kalibrasi
Dengan menggunakan kamera digital, melakukan pengambilan foto dari kertas grid
kalibrasi dengan meletakkannya di lantai dan pastikan posisinya tidak berubah.
Pengambilan gambar menggunakan 1 sudut diambil dari 4 arah. Ulangi 2x dengan
menggunakan sudut foto yang berbeda sehingga didapat 12 buah foto.
2. Pemrosesan Foto Pada dengan Photomodeler Scanner
Masukkan 12 foto yang telah disiapkan lalu lakukan execute calibration
3. Nilai RMS
Jika nilai RMS <1 maka data foto dan parameter-parameter dapat digunakan dan
dinyatakan selesai
10
3.4 Proses Kalibrasi Kamera
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Buka aplikasi Photo Modeler Scanner yang sudah di-install.
Setelah memilih menu tersebut, akan muncul halaman untuk memilih foto. Klik by
file – Next – Execute Calibration
11
Gambar 11. Tampilan Saat Memilih Foto
3) Menunggu foto selesai proses kalibrasi otomatis, foto yang terkalibrasi akan
ditandai dengan simbol kamera pada pojok kakan, namun jika tidak maka akan
muncul tanda silang.
12
BAB 4
HASIL DAN ANALISA
13
Gambar 16. Hasil Pengambilan Gambar Sisi Keempat
14
Gambar 19. Pengecekan Parameter Kalibrasi
3 K3 radial distortion 3 0
4 P1 decentering distortion 1 0
5 P2 decentering distortion 2 0
Dari hasil tersebut kamera dinyatakan baik untuk digunakan karena hasil dari RMS
error yang dihasilkan tidak lebih dari 1. Foto berhasil terkalibrasi karena keempat titik
Ground Control Point dapat dibaca dengan jelas karena foto berada pada penerangan yang
baik, gambar diambil dengan stabil, dan fokus yang baik.
15
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksaan praktikum ini, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Semua foto yaitu dua belas buah foto dapat terkalibrasi
2. Parameter-parameter distorsi kamera adalah K1 (radial distortion 1), K2 (radial
distortion 2), K3 (radial distortion 3), P1(decentering distortion 1), dan
P2(decentering distortion 2) dengan nilai masing-masing yaitu 0.0006009, -
0.0000009705, 0, 0, dan 0.
5.2 Saran
Seharusnya pelaksana praktikum pada saat pegambilan gambar grid kalibrasi tidak
menggunakan tripod. Oleh karena itu, untuk kalibrasi kamera ini agar lebih teliti dan
mendapatkan hasil kalibrasi yang baik dengan nilai RMS error yang lebih kecil sebaiknya
menggunakan tripod. Ketika pengabilan gambar usahakan pada pencahayaan yang baik dan
fokus.
16
DAFTAR PUSTAKA
Izahudin, Nur. 2014. Kalibrasi Kamera Dengan Software Photomodeler Scanner. Yogyakarta
: Universitas Gadjah Mada
Puterea, B.A.S. dan Teguh Hariyanto. 2011. Kalibrasi Kamera Non-Metrik Digital dengan
Metode Self Calibration. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Wolf, P.R. 1974. Elemen Fotogrametri Dengan Interpretasi Foto Udara dan Penginderaan
Jauh. Madison : McGraw-Hill.
17