Kalibrasi adalah kegiatan untuk memastikan hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh
suatu alat ukur dengan nilai yang sebenarnya dari besaran yang diukur. Kalibrasi kamera
dilakukan untuk menentukan parameter distorsi, meliputi distorsi radial dan distorsi
tangensial (decentring), serta parameter-parameter lensa lainnya, termasuk juga principal
distance (c), serta titik pusat fidusial foto.
Kalibrasi kamera dapat dilakukan dengan berbagai metode. Secara umum kalibrasi kamera
biasa dilakukan dengan tiga metode, yaitu laboratory calibration, on the job calibration dan
self calibration (Atkinson, 1987). Laboratory calibration dilakukan di laboratorium, terpisah
dengan proses pemotretan objek. Metode yanng termasuk di dalamnya antara lain optical
laboratory dan test range calibration. Secara umum metode ini sesuai untuk kamera jenis
metrik. On the job calibration merupakan teknik penentuan parameter kalibrasi lensa dan
kamera dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pemotretan obyek. Pada self calibration
pengukuran titik-titik target pada obyek pengamatan digunakan sebagai data untuk
penentuan titik obyek sekaligus untuk menentukan parameter kalibrasi kamera.
Mengapa perlu kalibrasi kamera ?
a
1. Parameter xo, yo, dan Fokus (c) b
Object
Perspective center
Dalam berbagai kasus fotogrametri, elemen dari principle point (xo, yo)
dan perspektif distance (panjang fokus) harus ditentukan, hal ini
Secara praktis panjang fokus kamera dan letak principle
dikarenakan semua sistem persamaan matematis yang digunakan
point tidak mutlak berada di tengah-tengah pusat foto,
dalam fotogrametri bergantung dari ketiga parameter ini. Secara
permasalahan ini disebabkan oleh kurang stabilnya
geometris hubungan antara ketiga parameter ini dapat di lihat pada susunan lensa dan CCD yang berguna untuk merekam
gambar disamping. bayangan obyek pada saat perakitan. Sehingga
Dari gambar diatas posisi principle point (xo, yo) merupakan perubahan posisi principle point dan panjang fokus
proyeksi garis lurus dari letak perspective center ke bidang foto dapat dimodelkan menggunakan persamaan sebagai
berikut (Dorstel) :
dan jarak dari principle point ke perspective center merupakan 𝑥
panjang fokus (c). ∆𝑥1 = ∆𝑥p − ∆𝑐
𝑧
𝑦
∆𝑦1 = ∆𝑦p − ∆𝑐
𝑧
PARAMETER Kalibrasi Kamera ?
2. Parameter Distorsi Radial (K1, K2, K3) Efek yang terjadi apabila pada kamera memiliki
Distorsi radial adalah pergeseran linier titik foto dalam nilai distorsi, maka gambar foto yang dihasilkan
arah radial terhadap titik utama dari posisi idealnya. akan berbentuk cembung atau cekung,
Distorsi lensa biasa diekspresikan sebagai fungsi tergantung dari nilai parameter distorsi radial
polonomial dari jarak radial (dr) terhadap titik utama foto. bernilai positif atau negatif (Wolf). Efek distorsi
Distorsi radial direpresentasikan dalam sebuah radial adalah sekitar 1 sampai 2 piksel di
persamaan polinimial sebagai berikut (Wolf, 2000) : perbatasan CCD sensor. Dalam kaitannya dengan
Δxr = K1r3 + K2r5 + K3r7 Δyr = K1r3 + K2r5 + K3r7 definisi distorsi radial, ada korelasi besar antara
koefisien distorsi itu sendiri K1, K2, K3 dan antara
Dimana istilah dari K1 merupakan koefisien dari distorsi principle distance. Hubungan antara distorsi
radial dan r adalah jarak radial :
radial dengan principle distance adalah dalam
𝒓𝟐 = 𝒙𝟐 + 𝒚𝟐
kaitannya sesuai principle distance dengan
deviasi rata-rata akan dihitung menjadi
minimum.
PARAMETER Kalibrasi Kamera ?
b21dω + b22dφ + b23dк – b24dXL – b25dYL – b26dZL+ b24dXA + b25dYA + b26dZA = K + vya
Relatif Orientasi
𝑓
𝑏23 = 𝑚11 ∆𝑋 + 𝑚12 ∆𝑌 + 𝑚13 ∆𝑍
𝑞2
𝑓
𝑏24 = 𝑟𝑚31 − 𝑠𝑚21
𝑞2
𝑓
𝑏25 = 𝑡𝑚11 − 𝑠𝑚22
𝑞2
𝑓
𝑏26 = 𝑟𝑚33 − 𝑠𝑚23
𝑞2
Intersection
Bundle adjustment adalah proses penentuan Dimana P disini adalah matrik bobot dari ketelitian pengukuran koordinat
atau perhitungan parameter IO, EO dan foto dijital : 1 2 0
koordinat obyek secara serempak bersamaan Pij
X
dengan menggunakan teknik hitung kuadrat 0 1 2
Y ij
terkecil (Brown, 1974; Heindl, 1981; Schut,
1980 and Triggs, McLauchlan, Hartley and Disini x dan y adalah standard error dari ukuran
Fitzgibbon, 2000). Dalam dekade sepuluh tahun
titik obyek ke-j pada foto ke-i dari total n titik obyek
terakhir teknik ini menjadi cara yang paling
efisien untuk memproses data pemotretan dan m buah foto. Persamaan (2.29) dapat ditulis
seperti yang dilaporkan oleh Trigs et al. (2000).
menurut notasi Brown (Brown, 1974) sebagai : 𝑁𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗 𝛿1 𝐶𝑖
Jika kesalahan sistematis dan defisiensi datum + = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑁𝛿 + 𝐶 = 0
𝑁𝑖𝑗𝑇 𝑁𝑖𝑗 𝛿2 𝐶𝑗
untuk sementara diabaikan, maka dengan
metode Helmert Blocking (Wolf, 1978), maka 𝑛 𝑛
Persamaan ini merupakan 𝑁𝑖𝑗 𝐶𝑖
persamaan normalnya dapat dituliskan sebagai = 𝐴𝑇1𝑖𝑗 𝑃𝑖𝑗 𝐴1𝑖𝑗 ; = 𝐴𝑇1𝑖𝑗 𝑃𝑖𝑗 𝑊𝑖𝑗
(6𝑥6) (6𝑥1)
berikut : pengembangan dari persamaan 𝑗=1 𝑗=1