Anda di halaman 1dari 35

Farmakoterapi Terapan

Prof. Dr. Rosidah, M.Si., Apt.

ISPA dan TBC


Tim Penyusun : Kelompok II
1. Setia Nurleli
2. Frengki Daniel Tampubolon
3. Yenny Purnama Sari
4. Andi Arifin
5. Nelvi Yanti
6. Desmayanti
7. Ade Indrialis Octari
FARMAKOTERAPI TERAPAN
 ISPA mengandung tiga unsur yaitu Infeksi, Saluran
Pernapasan dan Akut. Istilah ini merupakan padanan
istilah Inggris Accute Respiratory Infection (ARI).
 ISPA adalah infeksi pada saluran pernafasan yang
bersifat akut (mendadak) yang disebabkan oleh
masuknya mikroorganisme (virus, bakteri, parasit &
jamur).
 Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah
mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta
organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga
tengah dan selaput paru
 PenyakitISPA adalah penyakit yang dapat menyerang
semua kelompok usia dari bayi, anak-anak dan sampai
orang tua. ISPA merupakan penyebab kematian
terbesar bagi bayi dan balita di Indonesia.
 Menurut WHO, bahwa satu dari tiga penyebab
kematian anak dibawah lima tahun adalah ISPA
sebesar 75% dari semua jumlah kematian.
 Data CBS-UNICEF juga mengungkapkan bahwa ISPA
menyebabkan 28% kematian anak di dunia. Menurut
RISKEDAS 2012 di Indonesia kasus ISPA di masyarakat
diperkirakan sebanyak 10% dari populasi.
 Berdasarkan Lokasi Anatomi
Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut (ISPaA): infeksi
yang menyerang hidung sampai bagian faring seperti :
pilek, sinusitis, otitis media (infeksi pada telinga tengah),
faringitis (infeksi tenggorokan)/

Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut (ISPbA): infeksi


yang menyerang mulai dari bagian epiglotis atau laring
sampai dengan alveoli
 ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab
(virus, bakteri, parasit, jamur). ISPA bagian atas
umumnya disebabkan oleh karena virus,
sedangkan ISPA bagian bawah disebabkan oleh
bakteri dan umumnya mempunyai manifestasi
klinik yang berat sehingga menimbulkan banyak
problem dalam penanganannya.

 Etiologi ISPA dapat dikelompokkan menjadi 3


faktor: Bibit penyakit (Agent), Pejamu (Host), dan
Lingkungan (Environment).
 Penyebaran bisa melalui kontak langsung atau
tidak langsung.

 Penyebaran secara tidak langsung:


a. benda yang telah dicemari virus dan bakteri
penyebab ISPA (hand to hand transmission)
b. udara tercemar (air borne disease) pada
penderita ISPA melalui sekresi berupa saliva
atau sputum.
Gambaran klinis ISPA secara umum antara lain :
a. Batuk
b. Kesulitan bernafas
c. Sakit tenggorokan
d. Pilek
e. Demam
f. Sakit kepala
 Pada kebanyakan kasus, otitis media disebabkan
oleh virus, namun sulit dibedakan etiologi antara
virus atau bakteri berdasarkan presentasi klinik
maupun pemeriksaan menggunakan otoskop saja.
Otitis media akut biasanya diperparah oleh infeksi
pernapasan atas yang disebabkan oleh virus yang
menyebabkan oedema pada tuba eustachius. Hal
ini berakibat pada akumulasi cairan dan mukus
yang kemudian terinfeksi oleh bakteri. Patogen
yang paling umum menginfeksi pada anak adalah
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Moraxella catarrhalis.
 Terapi otitis media akut meliputi pemberian
antibiotika oral dan tetes bila disertai pengeluaran
sekret. Lama terapi adalah 5 hari bagi pasien
risiko rendah (yaitu usia > 2 th serta tidak
memiliki riwayat otitis ulangan ataupun otitis
kronik) dan 10 hari bagi pasien risiko tinggi.
Rejimen antibiotika yang digunakan dibagi
menjadi dua pilihan yaitu lini pertama dan kedua.
 Contoh antibiotika lini pertama: Amoksisilin
 Contoh antibiotika lini kedua: Amoksisilin-
klavulanat, kotrimoksazol, cefuroksim,
ceftriaxone, cefprozil, dan cefixime.
 Sinusitis
bakteri akut umumnya berkembang
sebagai komplikasi dari infeksi virus saluran
napas atas. Bakteri yang paling umum
menjadi penyebab sinusitis akut adalah
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae dan Moraxella catarrhalis. Patogen
yang menginfeksi pada sinusitis kronik sama
seperti pada sinusitis akut dengan ditambah
adanya keterlibatan bakteri anaerob dan S.
aureus.
 Terapi sinusitis dapat meliputi pemberian
antibiotika. Terapi pokok meliputi pemberian
antibiotika dengan lama terapi 10-14 hari, kecuali
bila menggunakan azitromisin. Rejimen
antibiotika yang digunakan dibagi menjadi dua
pilihan yaitu lini pertama dan kedua.
 Contoh antibiotika lini pertama: Amoksisilin,
Kotrimoxazol, Eritromisin, dan Doksisiklin
 Contoh antibiotika lini kedua: Amoksi-clavulanat,
Cefuroksim, Klaritromisin, Azitromisin, dan
Levofloxacin
 Faringitis yang paling umum disebabkan oleh bakteri
Streptococcus pyogenes yang merupakan Streptocci Grup A
hemolitik.
 Bakteri lain yang mungkin terlibat adalah Streptocci Grup C,
Corynebacterium diphteriae, Neisseria Gonorrhoeae.
Streptococcus Hemolitik Grup A hanya dijumpai pada 15-30% dari
kasus faringitis pada anak-anak dan 5-10% pada faringitis dewasa.
 Penyebab lain yang banyak dijumpai adalah nonbakteri, yaitu
virus-virus saluran napas seperti adenovirus, influenza,
parainfluenza, rhinovirus dan respiratory syncytial virus (RSV).
 Virus lain yang juga berpotensi menyebabkan faringitis adalah
echovirus, coxsackievirus, herpes simplex virus (HSV). Epstein barr
virus (EBV) seringkali menjadi penyebab faringitis akut yang
menyertai penyakit infeksi lain. Faringitis oleh karena virus dapat
merupakan bagian dari influenza
 Terapi antibiotika ditujukan untuk faringitis yang disebabkan oleh
Streptococcus Grup A, sehingga penting sekali untuk dipastikan
penyebab faringitis sebelum terapi dimulai. Terapi dengan
antibiotika dapat dimulai lebih dahulu bila disertai kecurigaan yang
tinggi terhadap bakteri sebagai penyebab, sambil menunggu hasil
pemeriksaan kultur. Terapi dini dengan antibiotika menyebabkan
resolusi dari tanda dan gejala yang cepat.
 Namun perlu diingat adanya 2 fakta berikut:
- Faringitis oleh Streptococcus grup A biasanya sembuh dengan
sendirinya, demam dan gejala lain biasanya menghilang setelah 3-
4 hari meskipun tanpa antibiotika.
- Terapi dapat ditunda sampai dengan 9 hari sejak tanda pertama kali
muncul dan tetap dapat mencegah komplikasi.
 Sejumlah antibiotika terbukti efektif pada terapi
faringitis oleh Streptococcus grup A, yaitu mulai
dari Penicillin dan derivatnya, cefalosporin
maupun makrolida. Penicillin tetap menjadi
pilihan karena efektivitas dan keamanannya
sudah terbukti, spektrum sempit serta harga yang
terjangkau. Amoksisilin menempati tempat yang
sama dengan penicilin, khususnya pada anak dan
menunjukkan efektivitas yang setara. Lama terapi
dengan antibiotika oral rata-rata selama 10 hari
untuk memastikan eradikasi Streptococcus,
kecuali pada azitromisin hanya 5 hari.
 Mikroorganisme penyebab pneumonia
meliputi: bakteri, virus, mycoplasma,
chlamydia dan jamur. Pneumonia oleh karena
virus banyak dijumpai pada pasien
immunocompromised, bayi dan anak. Virus-
virus yang menginfeksi adalah virus saluran
napas seperti RSV, Influenza type A,
parainfluenza, adenovirus
 Penatalaksanaan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri sama
seperti infeksi pada umumnya yaitu dengan pemberian antibiotika
yang dimulai secara empiris dengan antibiotika spektrum luas
sambil menunggu hasil kultur. Setelah bakteri pathogen diketahui,
antibiotika diubah menjadi antibiotika yang berspektrum sempit
sesuai patogen.
 Pilihan antibiotika yang disarankan pada pasien dewasa adalah
golongan makrolida atau doksisiklin atau fluoroquinolon terbaru.
Namun untuk dewasa muda yang berusia antara 17-40 tahun
pilihan doksisiklin lebih dianjurkan karena mencakup
mikroorganisme atypical yang mungkin menginfeksi. Untuk bakteri
Streptococcus pneumoniae yang resisten terhadap penicillin
direkomendasikan untuk terapi beralih ke derivat fluoroquinolon
terbaru
 Golongan makrolida yang dapat dipilih mulai dari
eritromisin, claritromisin serta azitromisin.
Eritromisin merupakan agen yang paling
ekonomis, namun harus diberikan 4 kali sehari.
Azitromisin ditoleransi dengan baik, efektif dan
hanya diminum satu kali sehari selama 5 hari,
memberikan keuntungan bagi pasien. Sedangkan
klaritromisin merupakan alternatif lain bila pasien
tidak dapat menggunakan eritromisin, namun
harus diberikan dua kali sehari selama 10-14 hari.
Upaya pencegahan terhadap penyakit ISPA
meliputi :
1. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP)
polusi di dalam maupun di luar rumah
2.Mengatasi demam
3.Penataksanaan penderita ISPA
4.Imunisasi
5.Menjaga keadaan gizi agar tetap baik
6. Penggunaan air bersih untuk kebersihan dan
untuk minum.
FARMAKOTERAPI TERAPAN
TBC (tuberkulosis) merupakan Penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh basil
Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar basil
tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga
menyerang organ tubuh lainnya .
Epidemiologi
Di Indonesia tahun 2001 diperkirakan 582 ribu penderita baru
atau 271 per 100 ribu penduduk, sedangkan yang ditemukan
BTA positif sebanyak 261 ribu penduduk atau 122 per 100 ribu
penduduk, dengan keberhasilan pengobatan diatas 86 % dan
kematian sebanyak 140 ribu.

 Jumlah penderita di Indonesia ini merupakan jumlah


persentase ketiga terbesar di dunia yaitu 10 %, setelah India 30
% dan China 15 %.
Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman yang
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 µm
dan tebal 0,3-0,6 µm dan digolongkan dalam basil
tahan asam (BTA). Kompleks Mycobacterium
tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M. bovis,
M. africanum, M. microti, dan M. canettii.
Dari beberapa kompleks tersebut, M.
tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan
paling sering dijumpai.
A. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
1.Tuberkulosis paru
2.Tuberkulosis ekstra paru
B. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis pada
TB paru:
1.Tuberkulosis paru BTA positif
2. Tuberkulosis paru BTA negatif
C. Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit:
1.TB paru BTA negatif foto toraks positif
2.TB ekstra paru: TB ekstra paru ringan dan TB ekstra paru berat
D. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya
1.Kasus baru
2.Kasus kambuh
3.Kasus putus berobat
4.Kasus gagal
5.Kasus pindahan
Gejala Umum

 Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu,


 Dahak bercampur darah
 Batuk darah, sesak napas dan rasa nyeri dada
 Badan lemah, nafsu makan menurun, berat
badan turun, rasa kurang enak badan
(malaise)
 Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan
 Demam meriang lebih dari sebulan
Gejala Khusus:
 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-
paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas
melemah yang disertai sesak.
 Kalau ada cairan di rongga pleura (pembungkus paru-paru)
dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti
infeksi tulang yang pada suatu saat akan membentuk
saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah.
 Pada anakl-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus
otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak),
gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
 Anamnesa baik terhadap pasien maupun
keluarganya.
 Pemeriksaan fisik secara langsung
 Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan
otak).
 Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
 Rontgen dada (thorax photo).
 Uji tuberkulin.
Ada dua cara yang dilakukan untuk mengurangi penderita TB saat ini, yaitu
terapi dan imunisasi.

WHO merekomendasikan strategi penyembuhan TB jangka pendek dengan


pengawasan langsung, dikenal dengan istilah DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse Chemotherapy). Dalam strategi ini ada tiga tahapan
penting, yaitu:
 mendeteksi pasien,
 melakukan pengobatan,
 dan pengawasan langsung.

Sampai saat ini, diagnosa yang akurat adalah dengan menggunakan


mikroskop. dengan sinar-X kurang spesifik, sedangkan diagnosa secara
molekular seperti Polymerase Chain Reaction (PCR) belum dapat diterapkan.
Pengobatan / terapi TB, secara tidak langsung akan mencegah
penyebaran penyakit ini.

Beberapa obat yang biasanya digunakan, yaitu :


 Isoniazid (INH)
Obat yang bersifat bakteriostatik ini merupakan prodrug yang perlu
diaktifkan dengan enzim katalase untuk menimbulkan efek. Bekerja
dengan menghambat pembentukan dinding sel mikrobakteri.
 Rifampisin / Rifampin
Bersifat bakterisidal (membunuh bakteri) dan bekerja dengan mencegah
transkripsi RNA dalam proses sintesis protein dinding sel bakteri.
 Pirazinamid
Bersifat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat pembentukan asam
lemak yang diperlukan dalam pertumbuhan bakteri.
 Streptomisin
Termasuk dalam golongan aminoglikosida dan dapat membunuh sel
mikroba dengan cara menghambat sintesis protein.
 Ethambutol
Bersifat bakteriostatik. Bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding
sel bakteri dengan meningkatkan permeabilitas dinding.
Dalam terapi TB biasanya dipilih
pemberian dalam bentuk kombinasi 2-4 macam
obat tersebut. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya resistensi bakteri
terhadap obat. Dosis yang diberikan berbeda
untuk tiap penderita, tergantung pada tingkat
keparahan infeksi karena bakteri tuberkulosa
sangat lambat pertumbuhannya, maka
penanganan TB cukup lama, antara 6 hingga 12
bulan untuk membunuh seluruh bakteri secara
tuntas.
 Imunisasi
Pengontrolan TB yang kedua adalah imunisasi. Vaksin TB, yang
dikenal dengan BCG terbuat dari bakteri M. tuberculosis strain
Bacillus Calmette-Guerin (BCG).
Vaksin ini diharapkan dapat menginduksi antibodi seumur
hidup. Serta memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TB
Vaksinasi BCG diberikan sebelum 2 bulan.

Pencegahan lainnya:
Selain Vaksin, pemeriksaan lanjut, Penderita TB harus berhati-
hati dan selalu menutup mulut ketika batuk dan jangan sekali-
sekali meludah di sembarang tempat dan sebaiknya hindari
kontak langsung dengan penderita TB
Sebab-sebab kegagalan penanggulangan Penyakit TB

 penderita dan keluarganya kurang memahami


tentang lamanya pengobatan
 Si penderita merasa terlalu cepat sembuh, padahal
pengobatan belum tuntas
 Alasan jarak puskesmas atau rumah sakit yang jauh
 Biaya pengobatan yang kurang terjangkau untuk
sebagian orang
 Mintalah pertolongan dokter, puskesmas, jangan
malu untuk menanyakan secara rinci kondisi
kesehatan anda.
 Para medis akan memberikan obat-obatan yang
memadai untuk menghilangkan TB pada tubuh
anda
 Jaga asupan makanan, banyak makan makanan
yang kaya protein dan vitamin.
 Istirahat dengan seimbang
 Disiplin memakan obat yang diresepkan oleh
dokter
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai