Anda di halaman 1dari 31

UTILITAS

MATERI 2
SISTEM AIR PENDINGIN
Air pendingin atau cooling water adalah air yang digunakan untuk
mendinginkan, secara langsung ataupun tidak langsung, fluida ataupun
peralatan pabrik.

Umumnya cooling water digunakan untuk mendinginkan fluida proses (liquid


ataupun gas) melalui peralatan heat exchanger (sistem pendinginan tidak
langsung)

Produk solid seringkali didinginkan dengan cara penyemprotkan air melalui


nozzle (sistem pendinginan langsung)

Khusus untuk pendinginan tidak langsung yang umumnya berlangsung di HE


perlu perlakuan khusus yang harus dilakukan di sistem pipa yang akan dialiri
cooling water tersebut.
Gunanya untuk mendapatkan sirkulasi yang baik dan lancar serta pertukaran
panas yang sempurna.

Di dalam cooling tower, air panas kontak dengan udara dingin dan sebagian air
tersebut menguap. Sehingga air panas didinginkan dengan melepaskan panas
laten penguapan
Heat exchanger (HE) / alat penukar kalor

HE digunakan sebagai cooler, heater, condenser ataupun evaporator,


tergantung kebutuhan

Klasifikasi HE menurut strukturnya :


• tubular heat exchanger
• double pipe heat exchanger
• spiral tube heat exchanger
• irrigation cooler
•Plate heat exchanger
• air fin cooler

Yang paling banyak digunakan adalah tubular heat exchanger


Contoh tubular heat exchanger

Cooling water yang telah menyerap panas tentunya mengalami kenaikan


temperatur sehingga harus dikembalikan ke cooling tower untuk didinginkan dan
selanjutnya dipompakan lagi ke sistem.
Pengaruh kualitas air pendingin perhadap performance HE
Pengaruh kualitas air pendingin perhadap performance HE
KLASIFIKASI SISTEM AIR PENDINGIN

Sistem air pendingin

Sistem air pendingin Sistem air pendingin


tak langsung langsung

Sirkulasi Sirkulasi Sekali Sirkulasi Sekali


terbuka tertutup lewat terbuka lewat
Aliran air di sistem air pendingin sekali lewat (once through)
Once through systems
Cooling water digunakan sebagai pendingin pada heat exchanger hanya dilewatkan sekali,
selanjutnya langsung dikembalikan lagi ke badan air.

Once through systems digunakan bilamana kebutuhan cooling water sangat banyak,
ketersediaan sumber air banyak dan murah serta memiliki fasilitas untuk menangani buangan
air panas dari cooling water yang sudah digunakan.

Keuntungan menggunakan once through systems :


•Tidak diperlukan cooling tower
•Tidak diperlukan pengolan / treatment pendahuluan

Kerugian menggunakan once through systems :


•Korosi
•Fouling
•Sampah dan kotoran
•Polusi / pencemaran temperatur di badan air
Aliran air di sistem air pendingin sistem tertutup
(closed non evaporative recirculation)
Closed non evaporative recirculating systems
Cooling water didinginkan pada secondary heat exchanger untuk selanjutnya
disirkulasikan kembali secara tertutup kedalam pabrik.
Tidak ada loss akibat penguapan juga tidak ada make up.

Keuntungan menggunakan closed nonevaporative recirculating systems :


Cooling water return relatif bersih
Bisa mendinginkan temperatur cooling water yang > 100oC

Kerugian menggunakan closed non evaporative recirculating systems :


Investasi / capital cost sangat tinggi
Dibatasi oleh equipment secondary heat exchanger
Aliran air di sistem air pendingin sistem terbuka
(open –evaporative recirculating)
Open evaporative recirculating systems
Cooling water yang telah panas didinginkan di cooling tower untuk kemudian
disirkulasikan kembali ke dalam pabrik.

Untuk menjaga kualitas air, misalnya agar tidak terdapat algae/bacteria dan
pengendapan (scaling), maka perlu diinjeksikan beberapa jenis chemicals tertentu.
Kualitas air juga dijaga melalui mekanisme make-up dan blow-down.

Sistem ini banyak digunakan oleh pabrik yang berada dekat dengan sumber air
tawar atau jauh dari laut. Spesifikasi material untuk peralatan yang menggunakan
air tawar tidak perlu sebagus peralatan yang menggunakan air laut, karena air tawar
lebih tidak korosif dibandingkan dengan air laut.

Cooling water teruapkan sekitar 1% water. Kehilangan air akibat penguapan ini
harus dikompensasi oleh make up cooling water.
Open evaporative recirculating systems

Keuntungan menggunakan open evaporative recirculating systems :


Jumlah kebutuhan air sedikit (make up);
Memungkinkan untuk mengontrol korosi

Kerugian menggunakan open evaporative recirculating systems :


Investasi (capital cost) lebih tinggi daripada once through
Memerlukan cooling tower yang cukup besar
System purge dan blowdown kemungkinan dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan
TIPE COOLING TOWER
Water balance in open recirculating cooling water system
PERMASALAHAN PADA SISTEM AIR PENDINGIN

Air yang digunakan pada sistem air pendingin


mengandung :
• padatan terlarut
• gas terlarut
• mikroorganisme

Keadaan tersebut akan menyebabkan masalah :


• korosi
• kerak
• slime
• sludge
Penurunan efisiensi HE

Menyebabkan kebocoran HE

Penurunan kekuatan material


korosi
Penyumbatan HE

Adsorpsi dan pemborosan bahan kimia

Meningkatkan tekanan pompa dan mengurangi laju alir

Penurunan efisiensi HE

Penyumbatan HE
scale
Mempercepat korosi

Adsorpsi dan pemborosan bahan kimia


Menurunkan efisiensi HE
Penyumbatan HE
Meningkatkan tekanan pompa dan menurunkan laju alir
Menurunkan efisiensi cooling tower
slime
Mempercepat korosi
Menyebabkan kegagalan tower packing
Adsorpsi dan pemborosan bahan kimia
Peralatan terlihat kotor
Menurunkan efisiensi HE
Penyumbatan HE
Meningkatkan tekanan pompa dan menurunkan laju alir
sludge Menurunkan efisiensi cooling tower
Mempercepat korosi
Adsorpsi dan pemborosan bahan kimia
Peralatan terlihat kotor
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI PADA
SISTEM AIR PENDINGIN

pH pH minimum adalah 6.5


pH < 6.5 laju korosi akan meningkat

Kalsium Makin tinggi konsentrasi kalsium hardness, laju korosi makin rendah
hardness

Konsentrasi ion Meningkatnya konsentrasi ion agresif (klorida dan sulfat) dapat merusak
agresif lapisan pelindung korosi yang dibentuk oleh fosfat
Konsentrasi Semakin tinggi konsentrasi residual chlorine, laju korosi makin tinggi.
residual Residual chlorine harus dijaga < 1 ppm
chlorine
Temperatur air Pada T 25°C -50°C, korosi meningkat secara proporsional kemudian relatif
konstan pada temperatur > 50°C

Laju alir Tanpa bahan kimia penghambat korosi, semakin tinggi laju alir air
semakin tinggi laju korosinya.
Tetapi jika menggunakan bahan kimia penghambat korosi, hasil terbaik
perlindungan korosi didapat pada laju alir yang tinggi
SCALE (KERAK)

Jenis kerak :

• kalsium karbonat
• kalsium fosfat
• Kalsium sulfat
• silika dan magnesium silika

Mekanisme pembentukan kerak :

Padatan terlarut (ion, kompleks ion, molekul tunggal)

nuklei kristal

kristal
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN SCALE
PADA SISTEM AIR PENDINGIN
Kualitas air Semakin tinggi konsentrasi ion pembentuk kerak (kalsium, magnesium,
silika, karbonat, fosfat dll) dan pH, kemungkinan terbentuknya kerak
makin tinggi
Temperatur air Semakin tinggi temperatur air, kecenderungan terbentuknya kerak makin
tinggi.
Pada temperatur air > 50 C, kerak akan terbentuk meskipun
menggunakan bahan kimia penghambat kerak
Laju alir air Semakin tinggi laju alir air, laju pembentukan kerak semakin turun.
Efek bahan kimia penghambat kerak didapat pada laju alir >0.3 m3/jam
Heat flux dan Semakin tinggi heat fluxmaupun suhu permukaan HE, laju pembentukan
suhu kerak makin tinggi
permukaan HE Untuk menurunkan laju pembentukan kerak dapat dilakukan dengan
meningkatkan laju alir air
Retention time Kemampuan waktu tinggal setiap bahan kimia tidak sama , antara 150 –
300 jam
pH Semakin rendah nilai pH kelarutan ion pembentuk kerak akan naik tetapi
laju korosi akan meningkat.
Untuk mendapatkan hasil yang baik pH dijaga antara 7 – 9
Metode pencegahan scale

• pencegahan pembentukan kristal atau nuklei


• pencegahan pertumbuhan kristal
• pendispersi kristal
• kontrol pH
• merubah kondisi operasi HE
• softening dan demineralisasi air make up
SLIME, SLUDGE, LUMUT
Slime : fouling atau endapan selain scale atau produk korosi

Slime terbentuk karena gabungan :


• mikroorganisme (bakteri, jamur,alga dll)
• zat anorganik (lumpur, pasir, debu dll)

Perbandingan daya hambat panas lendir (slime) dibanding dengan kerak (scale)
ialah 5 : 1.

Faktor yang mempengaruhi pembentukan slime :


• nutrien atau zat makanan
• temperatur air (30 C – 45 C)
• pH (netral alkalin, bakteri tumbuh ; sedikit asam, jamur tumbuh)
• oksigen terlarut
• sinar matahari
• jumlah bakteri
• Kekeruhan
• volume slime
• tingkat pelekatan slime
• laju alir air
Mekanisme pencegahan slime dan sludge

1. Mencegah kontaminasi dan padatan tersuspensi dalam air pendingin

2. Memakai bahan kimia pengontrol slime :


• sterilisasi (klorine,bromine, organik nitrogen sulfur dll)
• Pencegahan pertumbuhan mikroorganisme (organik nitrogen
sulfur)
• Pencegahan pelekatan slime (garam ammonium, bromine)
• Pengikisan slime (klorine, peroksida, amine)
• Pendispersi lumpur (polimer)
• Side stream filtration (organik nitrogen sulfur)
Corrosion in HE tubes Scale in HE tubes
Slime at industry equipment

Anda mungkin juga menyukai