• Gangguan Homeostasis
-Aktivitas faktor pembekuan III menurun → Bleeding
• Gangguan Neuromuskular
-Metabolit nitrogenous meningkat → neurotoxic → keram,
kejang, koma, gangguan tidur.
• Gangguan GI
-Ureum meningkat → fetor uremik, dysgeusia, abdominal
pain, nausea vomit.
-GI Bleeding
• Gangguan Endokrin-metabolit
-Degradasi insulin ↓ → hipoglikemik
-Penurunan Hormon estrogen – testosteron
→ gangguan reproduksi
• Gangguan dermatologis
-Anemia → pucat
-Bleeding → ekimosis
-Uremia → pruritus
Gambaran klinik
• Ureum darah < 150 mg%
tanpa keluhan maupun gejala
seringkali ditemukan pada pemeriksaan rutin
-Gatal: hiperparatiroidisme
- Kulit kering dan bersisik
- Easy brushing : gangguan faal trombosit
Kelainan Mata dan kenaikan permeabilitas kapiler-kapiler
pembuluh darah
Penimbunan/deposit garam Ca
pada konjungtiva
↓
Iritasi dan hipervaskularisasi
↓
Red eye syndrome Kelainan Saluran Cerna
Laboratorium rutin
Kenaikan BUN dan kreatinin serum, anemia normokrom normositer,
leukopenia, trombopati/trombositopenia, heperurikemia, hiperfosfatemia,
hipokalsemia, proteinuria, hematuria, silinderuria?
Gambaran Klinik (spesifik) yang sugestif berhubungan
dengan etiologi GGK
Tujuan
• Memastikan dan menentukan derajat penurunan faal ginjal LFG
• Identifikasi etiologi
• Menentukan perjalanan penyakit termasuk semua faktor pemburuk
ginjal yang sifatnya reversible
Pemeriksaan Faal Ginjal (LFG) Pemeriksan ureum kreatinin serum dan asam
urat sudah cukup memadai sebagai uji saring
untuk faal ginjal
Etiologi GGK
• analisis urin rutin
•Mikrobiologi urin (CFU per ml urin) Jika > 105 CFU/ml urin dicurigai ISK
berkomplikasi
•Kimia darah
•Elektrolit Pemeriksan elektrolit serum dan urin penting
untuk diagnosis GGK yang berhubungan
dengan nefropati
•Imunodiagnosis Beberapa pemeriksaaan imunodiagnosa untuk
glomerulopati al :
ACB (antibody coated baciluria)
ANA (anti nuclear antibody)
– Peranan diet :
• Diet rendah protein
• Kebutuhan jumlah kalori harus adekuat tergantung
derajat penurunan faal ginjal
• Kebutuhan cairan
• Kebutuhan elektrolit dan mineral
– Pembatasan asupan garam dapur
GGK
Terapi konservatif
HD di RS
HD di rumah
Dialisis CAPD
Transplantasi gagal
Terapi simptomatik
• Asidosis metabolik : suplemen alkali
• Anemia
• Keluhan GIT
• Kelainan kulit
• Kelainan neuromuskular
• Hipetensi
• Kelainan sistem kardiovaskular
• Kelainan edokrin
• Masalah infeksi
Terapi Pengganti Ginjal
• Terdapat 2 pilihan untuk ESRD :
– Dialisis
• Hemodialisis (HD)
• Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)
– Transplantasi ginjal
Indikasi inisiasi terapi dialisis :
1. Indikasi absolut
Perikarditis
Ensefalopati/neuropati azotemik
Bendungan paru dan kelebihan cairan yang tidak
responsif dengan diuretik
Hipertensi refrakter
Muntah persisten
BUN > 120 mg% dan kreatinin >10 mg%
2. Indikasi elektif
LFG (formula Cockcroft dan Gault) antara 5 dan 8
ml/m/1,73 m2
Indikasi medik Dialisis Peritoneal (CAPD) :
Pasien anak dan orangtua (>65 tahun)
Pasein dengan penyakit sistem kardiovaskuler
Pasien yg cenderung akan mengalami
perdarahan bila dilakukan hemodialisis
Kesulitan pembuatan AV shunting
Pasien dengan stroke
Pasien GGT dengan residual urin masih cukup
Pasien neuropati diabetik disertai komorbid
dan komortalitas
Indikasi non medik CAPD :
• Keinginan pasien sendiri
• Mandiri dan memiliki kemampuan intelektual
yg cukup memadai
• Tinggal di daerah yang jauh dari pusat
perawatan ginjal
Pertimbangan transplantasi ginjal :
a. Cangkok ginjal dapat mengambil alih 100%
faal ginjal, sedangkan HD hanya sekitar 70-
80%
b. Kualitas hidup normal kembali
c. Masa hidup lebih lama
d. Komplikasi terutama berhubungan dengan
obat imunosupresif untuk mencegah reaksi
penolakan
e. Biaya lebih murah dan dapat dibatasi
Persiapan program transplantasi ginjal :
• Pemeriksaan imunologi
– Golongan darah ABO
– Tipe jaringan HLA
• Seleksi pasien (resipien) dan donor hidup
keluarga
Komplikasi
Prognosis pasien dialisis