Anda di halaman 1dari 29

4.

COATING DEFECTS IN
GALVANIZED COATINGS

1
FAKTOR-FAKTOR YANG EFFEKTIF BERPENGARUH PADA
PELAPISAN HOT DIP GALVANIZE

Beberapa faktor yang effektif untuk mendapatkan hasil Hot Dip


Galvanize baik secara karakteristik dan penampilan meliputi :

 Ukuran dan dimensi benda kerja


 Komposisi kimia dari benda kerja
 Permukaaan benda kerja
 Design benda kerja yang baik untuk proses Hot Dip Galvanize
 Metallurgy dari Hot Dip Galvanizing

2
SIZE & SHAPE OF THE ITEM

Bagian yang lebih tebal akan menyimpan panas lebih lama dan
membantu drainase zinc cair yang lebih baik dari permukaan
bagian yang lebih tipis.

Sudut kemiringan sewaktu pengangkatan pencelupan akan


mempengaruhi karakteristik penirisan zinc cair.

Material dengan satu dimensi yang cukup pendek untuk di


celup secara vertikal akan menghasilkan produk yang lebih
halus dan lebih seragam hasil pelapisannya, daripada material
dengan dua atau tiga dimensi dimana beberapa permukaan
akan diangkat pada sudut pengangkatan yang lebih dangkal

3
THE STEEL CHEMISTRY

Komposisi struktur dari baja selalu mengandung elemen-elemen


senyawaan yang umumnya terdiri dari carbon, mangan, dan silicon.

Belerang dan phospor merupakan elemen residu hasil pembentukkan


besi dari bahan mentahnya. Beberapa baja special mempunyai
kandungan elemen ini yang secara sengaja ditambahkan.

Dari elemen-elemen ini, silikon dan phospor mempunyai effect yang


paling signifikan pada karakteristik pelapisan Hot Dip Galvanizing,
silicon merupakan elemen tambahan yang paling umum yang
mempengaruhi tampilan pelapisan

4
STEEL SURFACE CONDITION
Kondisi permukaan dari baja akan mencerminkan hasil lapisan galvanis
dalam 2 cara.
Permukaan yang lebih kasar mempunyai luas permukaan yang lebih luas
per unit luas permukaan sehingga menghasilkan lapisan Galavnize yang
lebih tebal. Material Hot Rolled biasanya menghasilkan lapisan
galvanize 30-50% lebih tebal, daripada material dengan perrmukaan
yang di cold rolled.

Pelapisan Galvanize pada baja dengan permukaan kotor seperti


bergaris/mengelupas akan memicu defect dan mengikuti pada bentuk
permukaan profil baja.

Walaupun lapisan yang dihasilkan memiliki tingkat proteksi korosi yang


sama, namun pada penampilan mungkin tidak diterima oleh pengguna
sehingga kwalitas permukaan baja menjadikan permasalahan pada saat
ditentukannya standar tinggi / high quality standard tentang penampilan
yang menjadi persyaratan.
5
DESIGN OF THE ITEM FOR GALVANIZING

Design dari fabrikasi adalah faktor yang menentukan kwalitas


permukaan di finish product. Kimia Pretreatment harus
dipastikan dapat menembus semua permukaan benda kerja,
karena bagian yang tidak terkena tidak akan tergalvanize.

Sebaliknya, jika zinc cair tidak dapat tiris dengan sempurna,


genangan zinc akan membeku di sudut dan akan mengakibatkan
problem.

Teknik design untuk galvanize sudah dimengerti dengan baik


oleh galvanizer dan konsultasi yang dilakukan saat penetapan
design sebelum fabrikasi akan selalu menghasilkan hasil yang
lebih baik.

6
THE METALLURGY OF THE GALVANIZING PROCESS

Ketika baja di celupkan di bak zinc cair, tejadi beberapa reaksi,


diantaranya :

1. Preflux menjadi aktif setelah bersentuhan dengan zinc cair dan


melakukan pembersihan terakhir pada permukaan baja. Residu
oksidasi dihasilkan oleh reaksi ini mengandung kombinasi dari zinc
chloride dan zinc oxide. Residu ini beratnya lebih ringan dari zinc
dan naik ke permukaan, ini di sebut zinc ash/zinc oxide
2. Ketika baja mencapai temperatur bak galvanizing, zinc bereaksi
dengan baja membentuk serentetan zinc-iron alloys. Beberapa
zinc-iron crystal mengambang kepermukaan dari baja dan keluar
dari bak zinc.
7
THE METALLURGY OF THE
GALVANIZING PROCESS (continued ..)

3. Bak zinc cair menjadi jenuh dengan besi terlarut yang baik berasal
dari proses pekerjaan yang masuk ke bak maupun dari besi pada
galvanizing kettle itu sendiri. Level kelarutan besi ini sekitar 250
ppm pada temperatur galvanizing
4. Seiring waktu, kristal zinc-iron bersatu dan jatuh ke bawah bak
zinc, membentuk lapisan kenyal yang disebut “dross”
5. Permukaan zinc cair akan selalu teroksidasi dan lapisan oksida
berupa lapisan tipis akan selalu hadir pada permukaan zinc pada
bak zinc.

8
HOT DIP GALVANIZED
COATING DEFECTS

- AN ILLUSTRATED GUIDE -

9
OVER DIPPING
(Biasanya material ini terjatuh di dasar bak zinc cair)

10
LAMINASI
(Dari proses Hot rolled material)

11
Tidak tergalvanis
Biasanya permukaan benda kerja terjebak udara
sewaktu pretreatment

12
TIDAK TERGALVANIS
Adanya bekas sticker yang tidak terkontrol sampai ke Dipping

13
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN
KONDISI LAPISAN GALVANIS

DULL GREY/DARK GREY


Warna abu-abu kehitaman, yang kadang-
kadang membentuk pola “jaring laba-
laba’ di permukaan galvanis.
(ACCEPTED)

Dull grey muncul terkait dengan kandungan Silicon yang relatf tinggi pada material baja,
yang memicu pertumbuhan paduan Fe/Zn yang reaktif pada saat proses hot dip. Biasanya
tampilan dull grey memiliki thickness melebihi normal, dan demikian memberikan
proteksi korosi yang lebih. Munculnya dull grey/dark grey juga terkait dengan perbedaan
laju pendinginan dipermukaan material, terutama untuk material besar/tebal (pinggir
dengan tengah material). Tampilan ini sejalan dengan waktu akan menghilang dari
permukaan glavanis. Dan tidak menjadi alasan untuk Reject.
14
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

RUST STAIN & WELD SEEPAGE


Noda karat (kemerahan) pada permukaan lapisan
galvanis. (ACCEPTED/REPAIR)

Noda karat pada permukaan Galvanis dapat berasal dari:


1. Kontak permukaan galvanis dengan besi berkarat,
termasuk serbuk besi berkarat (dari proses gerinda).
Cairan karat dari material (akibat hujan) menimbulkan
noda pada lapisan galvanis.
2. Celah pada hasil welding yang tidak sempurna, area
intermittent welding, atau area overlap material,
dimana cairan quenching terperangkap didalamnya
dan kemudian mengalir keluar setelah proses
quenching, dengan membawa kontaminasi karat dari
dalam celah tsb (Weld seepage).

Noda karat yang terjadi harus dibersihkan sebelum produk diserahterimakan. Noda karat
tersebut tidak mempengaruhi ke lapisan galvanis selain dari masalah estetika.

15
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

BLISTER.
Lapisan galvanis yang
menggelembung (raised surface),
dan membentuk ruang kosong
didalamnya. (REPAIR)

Blister berasal dari Hidrogen yang diserap oleh material selama


proses pickling atau proses fabrikasi sebelumnya. Hidrogen tersebut
berusaha keluar pada saat proses dipping dan mendorong lapisan
galvanis yang sudah terbentuk.

Blister yang berukuran kecil, seperti bintik jerawat, tidak mempengaruhi


kinerja proteksi galvanis. Dan tidak perlu diperbaiki. Blister yang berukuran
lebih besar dapat pecah suatu saat (akibat handling) dan meninggalkan
area yang tidak terlapisi, ini harus direpair sesuai standard Galvanis yang
berlaku.
16
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

ROUGHNESS AND THICK COATING.


Lapisan Galvanis yang kasar / tidak rata
dan tebal. (ACCEPTED)

Lapisan galvanis memiliki sifat mengikuti kontur permukaan material. Material


yang memiliki permukaan kasar tidak mulus rata (eq: karat parah) akan
memiliki lapisan galvanis yang juga kasar dan tidak rata.
Komposisi Silicon & Phospour pada material juga dapat memicu
pertumbuhan Fe-Zn yang reaktif dan tebal, serta dengan tampilan kasar.
Proses pickling berlebihan, waktu dipping yang terlalu lama, dan
temperatur ketel yang ketinggian, juga dapat menghasilkan lapisan
galvanis yang kasar dan tebal.
Lapisan yang kasar dan tebal memiliki proteksi korosi yang lebih baik. Dan
tidak menjadi alasan untuk Reject.
17
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

LUMPS.
Gumpalan Zinc pada permukaan
material. (ACCEPTED/REPAIR)

Cairan Zinc akan mengalir kembali kedalam ketel saat material diangkat
dari ketel zinc. Bila laju aliran lambat, karena lubang drainase yang tidak
memadai atau pengangkatan terlalu lambat, maka sebagian dari cairan
zinc akan membeku dipermukaan material. Kondisi ini sering ditemukan
pada bagian ujung/sisi.
Lumps bila menggangu ke pemakaian akhir, seperti kebutuhan
permukaan yang rata, maka harus dibersihkan.
Perhatian harus diberikan sehingga pembersihan /perataan permukaan
tidak merusak lapisan galvanis yang sebenarnya.
18
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

DROSS INCLUSION
Partikel Dross (Fe/Zn partikel), yang terperangkap /
menempel pada lapisan galvanis. Terdapat 2 type : Dross
Pimples & Gross Dross (ACCEPTED/REPAIR)

Dross merupakan paduan Zinc (Zn) dengan partikel besi


(Fe) yang lepas dari material saat hot dip, dan akan
mengendap didasar ketel.
Bila saat pencelupan, terjadi pengadukan cairan zinc atau
material mengenai lapisan dross didasar ketel, maka partikel
tersebut dapat naik dan terperangkap ke lapisan galvanis.

Dross yang terperangkap/menempel bila berbentuk butiran kecil (DROSS


PIMPLES), tidak perlu diperbaiki.
Dross yang terperangkap/menempel bila berbentuk deposit tebal (GROSS
DROSS) harus dibersihkan & direpair, karena sifatnya yang getas/mudah
pecah dan akan meninggalkan permukaan yang tidak terlapisi.
19
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

BARE SPOT
Area permukaan material yang tidak
terlapisi galvanis. (REJECT/REPAIR)

Terdapat beberapa penyebab bare spot:


1. Lapisan Fluxing hilang, karena jeda waktu yang terlalu lama dari
fluxing ke hot dipping. Atau karena temperatur pemanasan awal
material sebelum dipping yang berlebihan.
2. Inadequate Surface Preparation, masih terdapat kontaminasi
pada material berupa lapisan cat/varnish, olie, bekas tempelan
sticker, tulisan spidol (non water based), dll. Dapat juga oleh kerak
material (mill scale) atau lapisan karat yang tidak terangkat oleh
proses pickling dan menghalangi proses galvanis.
20
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

... beberapa penyebab bare spot :

3. Konsentrasi Aluminium terlalu tinggi di


dalam ketel, effek yang ditimbulkan sering
dikenal sebagai Black Spot.
4. Welding Slag (kerak las), pembersihan kerak
las yang tidak sempurna sebelum proses
galvanis. Kerak las tidak dapat larut dengan
proses pre-treatment, menghalangi reaksi
galvanis. Kerak las dapat lepas setelah
galvanis dan meninggalkan area yang tidak
terlapisi.
5. Blowouts, cairan pre-treatment yang terperangkap kedalam celah material
dan kemudian keluar keluar (berbentuk gas bertekanan) saat proses hot
dipping yang menghalangi proses pembantukan lapisan galvanis diarea
tersebut. Celah material: seperti area joint lasan yang tidak tertutup
sempurna, area intermittent atau area overlap.
21
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

... beberapa penyebab bare spot :

6. Touch Mark, permukaan material


yang saling menempel/kontak
selama proses galvanis, yang
menghalangi reaksi pembersihan
pre-treatment maupun reaksi hot
dip galvanis. Termasuk permukaan
yang kontak dengan Rantai,
Shackle, Sling, Kawat dll yang
digunakan untuk menggantung
material (jigging).

Bare spot harus di perbaiki sesuai ketentuan Standard yang berlaku,


dan apabila luasannya melebihi ketentuan standard maka harus di
galvanis ulang.
22
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

FLAKING / DELAMNIATION.
Lapisan galvanis yang mengelupas dari
permukaan material. (REJECT/REPAIR)

Terdapat beberapa penyebab terjadinya pengelupasan Lapisan galvanis:


1. Jeda waktu pendinginan yang lama antara Hot Dip dengan Quenching,
biasanya terjadi pada Struktur Fabrikasi yang besar untuk menghindari
Distorsi after galvanis. Hal ini mengkibatkan lapisan terluar galvanis terus
berkembang dan menimbulkan void (celah) dengan lapisan dibawahnya.
Jika terlallu banyak void maka lapisan galvanis terluar akan memisah/lepas
(Delamination).
23
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

FLAKING / DELAMNIATION.

....penyebab terjadinya pengelupasan Lapisan galvanis:

2. Material yang memiliki komposisi Silicon & Phosporr tinggi


cendrung untuk menghasilkan lapisan galvanis yang tebal. Lapisan
yang terlalu tebal akan mudah pecah dan mengelupas (Flaking).

Mempercepat waktu dipping dan jeda waktu antara Hot Dip -


Quenching dapat menurunkan potensi Flaking / Delamination
khususnya untuk material dengan kompisisi Silicon & Phospor tinggi.
Flaking/Delamination harus diperbaiki sesuai standard galvanis yang
berlaku. Perbaikan tidak diperlukan jika masih tersisa lapisan galvanis
dengan thickness memenuhi standard.

24
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

ASH INCLUSION / DEPOSIT


Debu Galvanis yang menempel
dipermukaan Lapisan galvanis,
dengan warna abu-abu dan hitaman.
(ACCEPTED)

Debu galvanis terdiri dari campuran Zinc Oxide dan Zinc Chloride yang
terbentuk dipermukaan Zinc Cair.

Debu galvanis ini dapat menempel kepermukaan lapisan galvanis saat


material diangkat dari ketel zinc. Lapisan galvanis tetap terbentuk
sempurna dibawah Ash deposit, dan dapat dibersihkan dengan
mudah.Pembersihan dilakukan bila dengan alasan estetika.
25
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

FLUX DEPOSIT
Gumpalan deposit pada material, dengan
warna abu-abu, hitam dan kekuningan.
(REJECT/REPAIR)

Lapisan Fluxing (hasil proses fluxing) seharusnya dapat lepas dari


permukaan material saat proses Hot Dipping. Apabila flux tersebut
terperangkap saat pengangkatan material maka akan membentuk
deposit yang mayoritas terdiri Zinc Chloride pada lapisan galvanis.
Pada kasus ini lapisan galvanis yang terbentuk dibawah deposit sangat
sedikit, dan juga kandungan Chloride yang banyak berpotensi untuk
merusak lapisan galvanis (reaksi dengan air membentuk HCL).
Flux Deposit harus dibersihkan dan diperbaiki sesuai standard galvanis
yang berlaku.
26
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

SPIKE / SHARP POINT


Tetesan galvanis yang membeku dan
menempel di sepanjang sisi material.
Dikenal juga sebagai “jaruman”.
(ACCEPTED/REPAIR)

Hampir sama dengan Lumps, cairan galvanis mengalir kembali kedalam


ketel saat pengangkatan material. Beberapa dari cairan galvanis tersebut
membeku disepanjang sisi material atau di ujung material.
Penyapuan (skimming) ke sepanjang sisi material dapat mengurangi
jumlah spike/jaruman yang terbentuk.

Dengan alasan keselamatan (safety) saat handling, karena berbentuk


tajam, maka spike harus dibersihkan.
27
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

WET STORAGE STAIN


Deposit serbuk berwarna putih pada permukaan
galvanis. (ACCEPTED/REPAIR)

Lapisan galvanis akan bereaksi dengan udara untuk membentuk lapisan film Zinc
Oxide yang stabil, yang akan mencegah reaksi lanjutan lapisan galvanis.
Bila lapisan galvanis baru, terkena air (hujan, kondensasi, kelembaban) akan
bereaksi dengan membentuk Zinc Hydroxide berbentuk serbuk putih.
Jika permukaan galvanis terus menerus terekspos dengan air / kelembaban, dan
tidak mendapat sirkulasi udara dengan baik, maka reaksi pembentukan Zinc
Hydroxide akan terus terjadi dan mengkonsumsi lapisan Zinc.
28
KRITERIA KEBERTERIMAAN TAMPILAN VISUAL DAN KONDISI LAPISAN GALVANIS

Kondisi ini biasanya terjadi pada tumpukan


material galvanis yang ketat, atau yang
disimpan dalam packing tanpa sirkulasi /
lembab.
Memberikan sirkulasi udara yang cukup
pada lapisan galvanis adalah sangat
penting untuk pembentukan lapisan film
Zinc Oxide.

Wet Storage Stain akan hilang dengan sendirinya setelah penyebab dihilangkan.
Kecuali pada kondisi yang terlanjur parah dimana menimbulkan noda kehitaman
sampai kemerahan.
Pada kondisi noda kehitaman / kemerahan, harus dilakukan perbaikan dan
dipastikan ketebalan lapisan masih sesuai persyaratan.
Treatment dengan menggunakan campuran Sodium Dichromate pada cairan
Quenching, dapat memperlambat reaksi Wet Storage Stain.
29

Anda mungkin juga menyukai