Anda di halaman 1dari 13

Intervensi dan

implementasi pada pasien


dengan gangguan pola
tidur
Oleh kelompok 3
Anggota kelompok 3

Griss Perjenawati
Hanas viandra
Novalina Manurung
Nur Anissa Aprilia
Nur Atiqah
Nurhasanah
Fisiologi tidur
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan
kelelahan jasmani dan kelelahan mental. Dengan tidur semua
keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan
tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang
dihadapi.
Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai
dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring
dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama sirkadian. Pusat
kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior
hypothalamus.
Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan
sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularis medulo
oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf
pusat yang menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi terdapat
pada bagian rostral medulo oblogata disebut sebagai pusat
penggugah atau aurosal state.
Klasifikasi ganguan pola tidur
Gangguan tidur Menurut saryono dan anggriyana 2011 antara lain :
1. Insomnia.
Yaitu kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur.
Keadaan ini adalah keluhan tidur yang paling sering dapat
bersifat sementara ataupun persisten. Periode singkat insomnia
paling sering berhubungan dengan kecemasan.
2. Narkolepsi.
Keingianan tidur yang keterlaluan di siang hari, meskipun baru
bangun tidur sejam yang lalu, bahkan secara tiba-tiba mungkin
mendadak badannya lunglai ingin tidur, mengalami khayalan
sesaat (halusinasi hipnagogis), yakni kejadian mimpi saat-saat
awal tidur REM. Pemicunya kadang masalah luapan/ekspresi
emosi yang unik, semisal rasa bahagia atau tertawa yang berat.
EDS menjadi keluhan utama pada gangguan ini.
Sambungan...
3. Hipersomnia.
Yakni jumlah tidur yang berlebihan dan mengantuk yang
berlebihan di siang hari. Sindro kleine-levin biasanya
mengantuk berlebihan di siang hari ini harrus dibedakan
dengan mengantuk karena kelelahan fisik akibat bekerja
terlalu keras. Gangguan lainnya bisa berkategori
hipersomnia idiopatik ini dikenal mirip dengan narkolepsi,
dimana klien tidak dapat menghindari keinginannya untuk
tidur. Dimanapun, kapanpun sangat mudah tidur
4. Parasomnia.
Yaitu setengah tidur, setengah terjaga, biasanya
merupakan fenomena gangguan tidur yang tidak umum
dan tidak diinginkan yang tampak secara tiba-tiba selama
tidur atau yang terjadi pada ambang antara terjaga dan
tidur.
Sambungan...
5. Somnabulis.
Yakni tengah tertidur tetapi melakukan perbuatan
orang yang tidak tidur. Seringkali duduk dan
melakukan tindakan motorik seperti berjalan,
berpakaian, pergi ke kamar mandi, berbicara bahkan
mengemudikan kendaraan.
6. Apnea tidur.
Disebabkan karena kurangnya aliran udara melalui
hidung dan mulut selama 10 detik atau lebih saat tidur.
Ada 3 jenis apnea : apnea sentral, obstruktif dan
campuran (sentral dan obstruktif). Apnea obtruktif
terjadi saat otot dan struktur rongga mulut relaks dan
jalan nafas tersumbat. Apnea sentral melibatkan
disfungsi pusat pengendalian nafas otak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pola tidur
1. Umur.
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total
waktu kebutuhan tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan
fisiologis dari sel-sel dan organ, pada neonati kebutuhan tidur
tinggi karena masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan
dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi
degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan
mekanisme tidur.
2. Penyakit.
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan,
dispnea. Pada kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga
pada kasus tertentu dengan klien gangguan hipertiroid.
3. Motivasi.
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti
menonton, main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan
penundaan waktu anda untuk tidur.
4. Emosi.
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan
seseorang tidak bisa tidur atau mempertahankan tidur.
Sambungan...
5. Lingkungan.
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara
atau di tepi jalan-jalan umum atau di tempat-tempat
umum yang menimbulkan kebisingan.
6. Obat – obatan.
Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obat-
obat tertentu seperti golongan sedative, hipnotika dan
steroid.
7. Makanan dan minimum.
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica,
gas/air yang banyak, pola dan konsumsi minuman yang
mengandung kafein ,gas dll.
8. Aktivitas.
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang
berlebihan justru akan menyebabkan kesulitan untuk
memulai tidur
Intervensi
Nama : an “F” no, RM :-
Umur : 2 thn 1 bln ruangan : VIP
N DX TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL
o KEP
1 Hiperter Setelah 1. beri HE tentang 1. dengan memberikan HE
mi b/d dilakukan penyakitnya dharakan keluarga dapt
proses tindakan 2. lakukan mengetahui tentang
inflamsi keperawatan kompres hangat Keadan pasien
kuman selama 1×24 3. anjurkan untuk 2. diharapkan panas dapat turun
jam, diharapkan mengenakan dengan cepat karena proses
suhu tubuh pakaian yang tipis induksi
pasien normal 4.anjurkan untuk 3. agar keringat yang keluar dapat
dengan KH : memberikan diserap oleh pakaian yang tipis
-tanda tanda banyak minum dan memberikan rasa nyaman
vital kembali 5. obsevasi tanda- 4. agar tidak terjadi dehidrasi dan
normal tanda vital proses penguapan yang berlebihan
N=70-110×/ mnt 6. kolaborasi akibat suhu tubuh yang meningkat
S=36,5oc -37,5oc dengan dokter 5. untuk memanyau perubahan
R=20-30×/ mnt dan perkembangan sedini mungkin
6. untuk mendapatkan terapi yang
tepat
N DX
TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL
o KEP
2 Potensial Setelah dilakukan tindakan 1. berikan HE 1. menambah
terjadinya keperawatan selama 1 × 24 tentang pentingnya pengetahuan
gangguan jam, diharapkan kebutuhan nutrisi bagi pasien keluarga
kebutuhan nutrisi pasien dapat 2. anjurkan untuk temtang nutrisi
nutrisi b/d terpenuhi dengan KH: banyak istirahat 2. menghindari
intake yang -muntah tidak ada lagi 3. anjurkan untuk peningkatan
kurang -mkosa bibir memberikan kerja lambung
terlihat lembab makanan 3.
-porsi makan dihabiskan kesukaanya selama meningkatkan
-BB kembali normal / lebih jauh dari kontra nafsu makan
BB=10 – 13 Kg indikasi 4. makananan
4. anjurkan untuk hangat lebih
memberikan enak dimakan
makanan yang 5. dapat
hangat mengurangi
5. anjurkan untuk rasa penuh
makan sedikit tapi dilambung
sering 6. untuk
6. timbang beret mengetahui
badan pasien pertumbuhan
dan
perkembangan
penyakit pasien
Implementasi
TGL/ DX IMPLEMENTASI RESPON
JAM KEP

5 juni 2017 I
Jam . terbina hubungan antara
1.09.00 1. memberikan HE lien perawat dan keluarga
tentang penyakitnya 2.keluarga melakukan
2. 09-20 2. melaukan kompres hangat sesuai
kompres hangat anjuran
3.09.20 3. menganjukan 3. keluarga memakaikan
untuk menggunakan pakaian yang tipis
pakaian yang tipis 4. klien mau minum susu
4.10.00 4. mengnjurkan dan air putih
untuk memberian 5. tanda- tanda vital
banyak minum S=37o C
5.13.00 5. mengobservasi R=30 ×/ menit
tanda-tanda vital N= 100×/ menit
6.13.30 6. melaksanakan 6. klien tampak minum obat
advis dari dokter dan terpasan infus R/L
-paracetamol 4 × ½ dilengan kanan
TGL/ DX IMPLEMENTASI RESPON
JAM KEP
5/6-2010 II 1. keluarga memberikan anaknya
jam makan dan minum
1.09.00 1. memberikan HE serta memahami manfaatnya
tentang pentingnya bagi kesehatan
2.09.00 nutrisi bagi klien 2. klien istirahat dengan teratur
2. menganjurkan untuk sesuai anjuran
3.09.00 banyak istirahat 3. nafsu makan klien mulai
3. menganjurkan membaik
keluarga untuk 4. keluarga memberikan
memberikan makanan makanan yang hangat, namun
4.10.00 kesukaanya, selama jauh klien hanya makan 5 sendok
dari konaindikasi makanan
4.menganjurkan untuk 5. klien tampak mau makan
5.10.00 memberikan makanan sedikit demi sedikit
yang hangat 6. Berat badan masihh = 9 Kg
6. 09.00 5.menganjurkan untuk
makan sedikit tapi sering
6 menimbang berat
badan klien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai