Anda di halaman 1dari 10

Penarikan Sampel Acak Sederhana

Pengambilan (Simple Random Sampling) sampel acak


sederhana adalah suatu cara pengambilan sampel dimana tiap
unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama
untuk terpilih menjadi sampel. Cara ini sangat mudah apabila
telah terdapat daftar lengkap unsur-unsur populasi.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
sampling random (probability sampling) dan sampling
nonrandom (nonprobability sampling). Sampling random yaitu
pengambilan sampel secara acak yang dilakukan dengan cara
undian, atau tabel bilangan acak/random atau dengan
menggunakan kalkulator/komputer. Sedangkan sampling
nonrandom atau disebut juga sebagai incidental sampling, yaitu
pengambilan sampel tidak secara acak.

1
Pengambilan Sampel Acak
Teknik Pengambilan Sampel untuk pengambilan sampel
secara acak:
1. Simple Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak
Sederhana)
Yang dimaksudkan dengan pengambilan sampel acak sederhana
adalah pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit
dasar memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai
sampel. Sistem pengambilan sampel secara acak dengan
menggunakan undian atau tabel angka random. Tabel angka
random merupakan tabel yang dibuat dalam komputer berisi angka-
angka yang terdiri dari kolom dan baris, dan cara pemilihannya
dilalukan secara bebas. Pengambilan acak secara sederhana ini
dapat menggunakan prinsip pengambilan sampel dengan
pengembalian ataupun pengambilan sampel tanpa pengembalian.

2
Kelebihan dari pengambilan sampel acak sederhana ini
adalah mengatasi bias yang muncul dalam pemilihan anggota
sampel, dan kemampuan menghitung standard error.
Sedangkan, kekurangannya adalah tidak adanya jaminan
bahwa setiap sampel yang diambil secara acak akan
merepresentasikan populasi secara tepat.
Contoh:
Sebuah populasi yang terdiri dari 12 orang dan disusun dalam
bentuk abjad A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L.
Bila dari populasi tersebut diambul 2 orang sebagai sampel maka
akan diperoleh kombinasi sebagai berikut.
AB, AC, AD, AE, AF, AG, AH, AI, AJ, AK, AL, BC, BD, BE, BF, BG,
BH, BI, BJ, BK, BL, CD, CE, CF, CH dan seterusnya sebanyak 66
buah kombinasi sampel.

3
Berdasarkan kombinasi tersebut, A mempunyai peluang
untuk diambil sebagai sampel sebanyak 11 kali,
demikian pula dengan B, C, D, E dan seterusnya.
Dengan demikian, setiap unit mempunyai peluang 11/66
atau 1/6. Secara umum, bila diambil sampel sebanyak n
dari populasi N maka peluang setiap unit untuk diambil
sebagai sampel adalah n/N.

4
2. Stratified Random Sampling
 Stratified random sampling (penarikan sampel acak
berlapis) adalah pengambilan sampel yang dilakukan
dengan membagi populasi menjadi beberapa strata
dimana setiap strata adalah homogen.
 Sistem pengambilan sampel yang dibagi menurut
lapisan-lapisan tertentu dan masing-masing lapisan
memiliki jumlah sampel yang sama. Kelebihan dari
pengambilan acak berdasar lapisan ini adalah lebih
tepat dalam menduga populasi karena variasi pada
populasi dapat terwakili oleh sampel. Sedangkan,
kekurangannya adalah harus memiliki informasi dan
data yang cukup tentang variasi populasi penelitian.
Selain itu, kadang-kadang ada perbedaan jumlah yang
besar antar masing-masing strata.
5
Contoh:
Seorang direktur rumah sakit ingin mengetahui prestasi
kerja tenaga kesehatan dan diukur berdasarkan
kepatuhan dalam menggunakan prosedur tetap dalam
memberikan pelayanan kepada penderita.
Untuk itu, 36 orang tenaga kesehatan sebagai populasi
dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan prestasi kerja
tahun yang lalu. Masing-masing kelompok terdiri dari 9
orang dengan prestasi kerja yang hampir sama dan
terdapat perbedaan antar kelompok kemudian pada
setiap kelompok diambil 8 orang sebagai sampel hingga
diperoleh sampel sebanyak 32 orang.

6
3. Multistage random sampling
Pengambilan sampel yang membagi populasi menjadi beberapa
fraksi kemudian diambil sampelnya.
Cara ini merupakan salah satu model pengambilan sampel secara
acak yang pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi
menjadi beberapa fraksi kemudian sampelnya.
Contoh:
Akan diadakan penelitian tentang pola pemanfaatan sarana
pelayanan kesehatan oleh penduduk sebuah kota.
Kota tersebut merupakan populasi studi dengan RT sebagai unit
sampel dan kelurahan sebagai PSU (pengambilan sampel utama).
Dari jumlah PSU tersebut diambil sampel dengan cara acak
sederhana kemudian sampel kelurahan dibagi menjadi RW dan
diambil sampelnya.
Selanjutnya, dari sampel RW diambil sampel RT dan semua
penduduk dewasa dalam RT tersebut merupakan sasaran
penelitian. 7
4. Systematic random sampling
Pengambilan sampel acak sistematik dilakukan bila
pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan
dengan interal tertentu.
Besarnya interval (i) dapat ditentukan dengan membagi
populasi (N) dengan jumlah sampel yang diinginkan (n)
atau i=N/n.
Sistem pengambilan sampel yang dilakukan dengan
menggunakan selang interval tertentu secara berurutan.
Misalnya, jika ingin mengambil 1000 sampel dari 5000
populasi secara acak, maka kemungkinan terpilihnya
1/5. Diambil satu angka dari interval pertama antara
angka 1-5, dan dilanjutkan dengan pemilihan angka
berikutnya dari interval selanjutnya. Kesalahan
pengutipan: Tag <ref> tidak sah; referensi tanpa isi harus8
memiliki nama.
5. Cluster Random sampling (penarikan sampel
gerombol / kelompok)
Pengambilan sampel acak kelompok dilakukan bila kita
akan mengadakan suatu penelitian dengan mengambil
kelompok unit dasar sebagai sampel.
Sistem pengambilan sampel yang dibagi berdasarkan
areanya. Setiap area memiliki jatah terambil yang sama.
Kelebihan dari pengambilan acak berdasar area ini
adalah lebih tepat menduga populasi karena variasi
dalam populasi dapat terwakili dalam sampel.
Sedangkan, kekurangannya adalah memerlukan waktu
yang lama karena harus membaginya dalam area-area
tertentu.

9
Pada penggunaan teknik sampling kluster, biasanya
digunakan dua tahapan, yaitu tahap pertama menentukan
sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang/orang
atau objek yang dijadikan penelitian pada daerah yang terpilih
yang dilakukan secara random.
Keuntungan menggunakan teknik ini ialah : (1) dapat
mengambil populasi besar yang tersebar diberbagai daerah,
dan (2) pelaksanaannya lebih mudah dan murah
dibandingkan teknik lainnya. Sedangkan kelemahannya ialah
(1) jumlah individu dalam setiap pilihan tidak sama, karena itu
teknik ini tidaklah sebaik teknik lainnya; (2) ada kemungkinan
penduduk satu daerah berpindah kedaerah lain tanpa
sepengetahuan peneliti, sehingga penduduk tersebut
mungkin menjadi anggota rangkap sampel penelitian.

10

Anda mungkin juga menyukai