Jurding Forensik
Jurding Forensik
Metode
Kedua pengendara sepeda motor dan burung
diperiksa oleh CT scan seluruh badan dan 3D
surface scanning sebelum otopsi.
CT SCANNING
Pencitraan dilakukan pada hari pertama
postmortem dengan Somatom Definisi AS 64
(Siemens, Forchheim, Jerman). Tegangan tabung
adalah 140 kV. Semua scan dilakukan dengan
menggunakan dosis otomatis modulasi software
(CARE Dosis 4D, Siemens, Forchheim, Jerman).
Penjajarannya adalah 64 × 0,6 mm. Semua
rekonstruksi citra dilakukan dengan ketebalan
irisan dari 1,0 mm dengan penambahan sebesar
0,7 mm menggunakan kernel jaringan lunak
(I31f) dan kernel tulang (I70f)
3D SURFACE SCANNING
Wajah pengendara sepeda motor serta paruh dan
cakar burung didokumentasikan dengan metode
scanning 3D seperti sebelumnya dijelaskan [1-3].
Dua sistem 3D berbeda yang digunakan: GOM
TRITOP dan Atos System (GOM, Braunschweig,
Jerman) serta 3D Go! SCAN (CREAFORM,
Lévis, Québec, Kanada), yang menghasilkan
Geometri 3D dari sebuah objek untuk skala yang
benar
ANALISIS DNA
Perlengketan darah diusap dari paruh burung,
cakar, dan ekor. Darah dari korban dianalisis
sebagai perbandingan. Untuk darah manusia,
sampel diuji menggunakan Uji segi enam OBTI
(Human, Jerman).
DNA diisolasi diukur diperkuat
Elektroforesis
OTOPSI
Otopsi dari pengendara sepeda motor dilukan
hari pertama postmortem
Otorpsi dari burung pada hari setelah
kecelakaan sepeda motor
HASIL
CT Postmortem dan Temuan Otopsi dari
Pengendara Sepeda Motor