Anda di halaman 1dari 47

PROSES KEWIRAUSAHAAN

CATUR SETIYA SULISTIYANA,dr.,M.Med.Ed


TUJUAN PEMBELAJARAN
► Diharapkan mahasiswa memahami dan mengerti
tentang:

1. Proses kewirausahaan
2. Proses berwirausaha
3. Faktor-faktor pemicu kewirausahaan
4. Tahap permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan
5. Langkah menuju keberhasilan wirausaha
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
7. Seorang pelaku bisnis gagal
8. Keuntungan dan kerugian dalam berwirausaha
PROSES KEWIRAUSAHAAN

Proses Kewirausahaan memiliki empat


fase khusus, yaitu sebagai berikut.
1. Identifikasi dan evaluasi peluang yang ada
►para konsumen;
►serikat dagang;
►para anggota sistem distribusi; dan
►orang-orang yang berkecimpung dalam
bidang teknik.
2. Kembangkan rencana bisnis :
►Besarnya segmen pasar
►Syarat-syarat produksi
►Rencana finansial
►Rencana organisasi
►Syarat finansial.
3. Sumber daya yang diperlukan
mendapatkan sumber daya-
sumber daya tersebut dengan
biaya serendah mungkin.
4. Laksanakan manajemen usaha
tersebut
Proses berwirausaha

►Proses yang mendorong seseorang


untuk berwirausaha adalah keinginan
berprestasi, sifat penasaran, berani
menanggung risiko, pendidikan, dan
pengalaman.
Seseorang menjadi wirausaha dengan
harapan dapat mengatasi masalah
keuangan keluarga mereka.
Faktor-faktor yang mendorong seseorang
untuk berwirausaha

►Faktor lingkungan, seperti peluang,


pengalaman, dan kreativitas.
►Proses pemicu:
 Tidak puas dengan pekerjaan yang dijalani
sekarang;
 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau
belum mendapatkan pekerjaan baru; dan
 Minat terhadap bisnis karena orang
tua/saudara juga memiliki bisnis.
Proses/tahap pelaksanaan

Pada proses awal


 Sudah siap mental secara total;
 Adanya komitmen yang tinggi
terhadap bisnis; dan
 Adanya visi untuk mencapai tujuan.
Proses pertumbuhan
Pembentukan tim kerja yang kompak
Strategi usaha yang mantap
Adanya produk yang dapat dibanggakan
Adanya struktur dan budaya yang mantap
Kebijakan pemerintah yang mendukung.
(Fennardns, 2009: 94).
Model Proses Kewirausahaan

► Proses kewirausahaan diawali dengan adanya


inovasi.
► Inovasi adalah kegiatan kreatif untuk menciptakan
suatu konsep yang baru untuk keperluan baru untuk
diwujudkan dan diimplementasikan menjadi bisnis
yang sukses.
► Inovasi adalah suatu fungsi khusus dari
kewirausahaan, kegiatan yang membawa sumber
daya dengan kapasitas baru untuk menciptakan
kesejahteraan.
► Hal terpenting dari inovasi adalah gagasan,
penerapan, dan kegunanaan
Faktor-Faktor Pemicu
Kewirausahaan
David C. McClelland (1961: 207)
Kewirausahaan (entrepreneurship)
ditentukan oleh :
 Motif berprestasi {achievement)
 Optimisme (optimism)
 Sikap-sikap nilai (value attitude)
 Status kewirausahaan (entrepreneurial
status) atau keberhasilan.
Kemampuan berwirausaha
(entrepreneurial) merupakan fungsi
dari perilaku kewirausahaan dalam
mengkombinasi kreativitas, inovasi,
kerja keras, keberanian menghadapi
risiko untuk memperoleh peluang
(Suryana, 2000: 34).
Tahap Permulaan dan Pertumbuhan
Kewirausahaan

Pada umumnya, proses pertumbuhan


kewirausahaan berkembang melalui tiga
proses berikut.
1. Proses imitasi dan duplikasi (imitating and
duplicating).
Pada tahap ini, wirausaha mulai meniru
ide-ide orang lain, misalnya: memulai
usaha barunya diawali dengan meniru
usaha orang lain, dalam menciptakan jenis
barang yang dihasilkan meniru yang sudah
ada.
2. Proses duplikasi dan pengembangan
(duplicating and development).
• Pada tahap ini, wirausaha mulai
mengembangkan ide barunya.
• Dalam tahap duplikasi produksi,
wirausaha mulai mengembangkan
produksinya melalui diversifikasi dan
diferensiasi dengan model sendiri.
3. Proses penciptaan (creating) atau
disebut proses inovasi dan kreasi yang
diawali dengan teknik produksi baru,
mencari bahan baku baru, organisasi
usaha baru, dan metode pemasaran
baru seperti halnya proses inovasi dari
Schumpeter (1934).
Langkah Menuju Keberhasilan
Wirausaha

Untuk menjadi wirausaha yang sukses :


o Memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang
jelas
o Kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko,
baik waktu maupun uang.
o Membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan
dan menjalankannya.
o Agar usaha berhasil, selain harus kerja keras sesuai
urgensinya, wirausaha harus mampu
mengembangkan hubungan, baik dengan mitra
usaha maupun dengan semua pihak yang terkait
dengan kepentingan perusahaan.
Faktor-faktor yang memengaruhi jiwa
kewirausahaan

● Intelegensi
yaitu kemampuan individu secara sadar untuk
menyesuaikan pemikirannya tehadap tuntutan baru, yaitu
penyesuaian mental terhadap masalah dan keadaan baru.
Intelegensia terkait dengan pemecahan masalah
perencanaan, pengejaran prestasi yang sangat berarti
membuka jiwa wirausaha.
● Latar belakang budaya.
Manusia tidak lepas dari lingkungan sekitar, sehingga
mereka secara tidak langsung dibatasi oleh norma/nilai
budaya setempat. Kebudayaan adalah cara manusia
membentuk dan menentukan perilaku manusia.
● Jenis kelamin.
 Pria dilambangkan agresif,
independensi dan ambisius.
 wanita dilambangkan sensitif,
kooperatif, dan intitutif.
● Tingkat pendidikan.
● Usia.
● Pola asuh keluarga.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Keberhasilan Usaha
● Motivasi
► Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial
Research (dalam Zimmerer &Scarborough, 1998) menemukan 69%
siswa menengah atas ingin mulai menjalankan usaha mereka sendiri.
Motivasi utamanya adalah be their own bosses.
● Usia
► Menurut National Federation of Independent Businesess,
Washington, usia saat seseorang memulai usaha sendiri adalah
sebagai berikut :
 Ronstandt (dalam Staw, 1991) menyatakan bahwa kebanyakan
wirausaha memulai usahanya antara usia 25-30 tahun.
 Staw (1991), mengungkapkan bahwa umumnya pria memulai usaha
sendiri ketika berumur 30 tahun dan wanita pada usia 35 tahun.
 Hurlock (1991) berpendapat bahwa perkembangan karier berjalan
seiring dengan perkembangan manusia. Setiap kelompok manusia
memiliki ciri-ciri khas bila dikaitkan dengan perkembangan karier.
Ciri khas perkembangan karier menurut
Hurlock

► Usia dewasa awal (18 tahun sampai 40 tahun)


 Masa dewasa awal sangat terkait dengan tugas
perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan
pekerjaan.
 Ketika seseorang masuk dalam masa dewasa awal yang
memiliki tugas pokok, yaitu memilih bidang pekerjaan
yang cocok dalam bakat, minat dan faktor psikologis
yang dimilikinya. Masih banyak orang dewasa muda yang
bingung dengan pilihan kariernya.
 Situasi seperti ini bisa juga terjadi dalam wirausaha.
Hurlock (1991) menyebut masa dewasa awal itu coba-
coba untuk berkarier. Itulah sebabnya usia bisa
berpengaruh pada tinggi rendahnya prestasi kerja
mereka.
►Usia dewasa madya (usia 40 tahun
sampai 60 tahun)
Masa dewasa madya bercirikan
keberhasilan dalam pekerjaan. Prestasi
puncak pada usia ini juga bisa berlaku
bagi wirausaha.
► Usia dewasa akhir (usia di atas 60 tahun)
Pada masa ini orang mulai mengurangi kegiatan
kariernya atau berhenti sama sekali.Mereka tinggal
menikmati jerih payahnya selama bekerja dan
mencurahkan perhatian pada kehidupan spiritual dan
sosial.
► Pendapat Hurlock senada dengan pendapat Staw (1991)
bahwa usia bisa terkait dengan keberhasilan.
Bedanya, Hurlock menekankan pada kemantapan karier,
sedangkan Staw (1991) menekankan bertambahnya
pengalaman. Menurut Staw (1991), usia bisa terkait
dengan keberhasilan bila dihubungkan dengan lamanya
seseorang menjadi wirausaha. Dengan bertambahnya
pengalaman ketika usia seseorang bertambah maka usia
memang terkait dengan keberhasilan.
● Pengalaman
 Staw (1991) berpendapat bahwa pengalaman dalam
menjalankan usaha merupakan prediktor terbaik
bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu
berkaitan dengan pengalaman bisnis sebelumya.
 Menurut Hisrich & Brush (dalam Staw, 1991),
wirausaha yang memiliki usaha maju saat ini
bukanlah usaha pertama kali yang dimiliki.
Pengalaman mengelola usaha bisa diperoleh sejak
kecil karena pengasuhan yang diberikan oleh orang
tua yang berprofesi sebagai wirausaha.
 Menurut Duchesneau (ei di.) (dalam Staw 1991)
Wirausaha yang berhasil adalah mereka yang dibesarkan oleh
orang tua yang juga wirausaha karena mereka memiliki
pengalaman luas dalam usaha.
 Haswell (et al.) (dalam Zimmerer & Scarborough, 1998)
menyatakan bahwa alasan utama kegagalan usaha adalah
kurangnya kemampuan manajerial dan pengalaman.
 Wood (dalam Zimmerer & Scarborough, 1998) juga
menyatakan bahwa kurangnya pengalaman adalah salah satu
penyebab kegagalan usaha.
► Dari pendapat dan penemuan para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa pengalaman dalam mengelola usaha
memberi pengaruh pada keberhasilan usaha skala kecil.
Dengan demikian tingkat keterlibatan seseorang dalam suatu
kegiatan usaha bisa menjadi tolak ukur pengalaman dalam
berusaha.
Pendidikan
o Tingkat pendidikan rata-rata wirausaha adalah
pendidikan menengah atas.
o Menurut penelitian Kim (dalam Meng & Liang,
1996) pada para wirausaha di Singapura, bahwa
wirausaha yang berhasil memiliki tingkat pendidikan
yang lebih baik daripada wirausaha yang kurang
berhasil.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan merupakan salah
satu faktor yang menunjang keberhasilan usaha
skala kecil, dengan asumsi bahwa pendidikan yang
lebih baik akan memberikan pengetahuan yang
lebih baik dalam mengelola usaha.
Karakteristik seorang wirausaha yang berhasil
(successful entrepreneur)

► Komitmen dan ketabahan hati secara total.


► Bergerak maju untuk mencapai tujuan dan tumbuh.
► Peluang dan orientasi pada tujuan.
► Mengambil inisiatif dan tanggung jawab pribadi.
► Konsisten terhadap pemecahan masalah.
► Realisme dan mempunyai sensé of humor.
► Mengambil risiko yang telah diperhitungkan dan
mencari risiko.
► Memiliki obsesi untuk mendapatkan dan
mendayagunakan peluang.
►Memiliki kreativitas dan fleksibilitas.
►Memiliki kemampuan leadership.
►Selalu terbuka untuk bekerja sama.
►Keinginan untuk belajar dari kegagalan.
►Memiliki motivasi besar untuk sukses.
►Berkemauan dan berkemampuan melihat,
mengakui, dan menghargai potensi pihak
atau orang (pesaing) lain.
►Berorientasi ke masa depan.
Seorang pelaku bisnis gagal
► Manajer yang tidak kompeten atau tidak
berpengalaman. Mungkin disebabkan kurangnya
training atau kurangnya pengalaman manajemen.
► Kurangnya modal.
► Kurangnya perhatian penuh terhadap usahanya.
Biasanya usaha kecil membutuhkan waktu banyak
untuk membangun sebuah kegiatan.
► Kalah bersaing.
Penyebabnya karena lemahnya dalam penguasaan
dan penerapan teknologi tepat guna dan sumber
daya manusia yang belum berkualitas sesuai dengan
tuntutan.
►Lemahnya sistem kontrol.
Karena sering lemahnya sistem kontrol,
maka sering terjadi pembengkakan biaya
dan tidak tercatatnya kegiatan usaha.
►Lokasi usaha kurang strategis.
►Masalah pemasaran yang tidak bisa meluas.
►Bencana alam.
Faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal
dalam menjalankan usaha barunya.

► Tidak kompeten dalam manajerial.


Tidak kompeten atau tidak memilki kemampuan
manajerial dan pengetahuan mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama membuat
perusahaan kurang berhasil.
► Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan
teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha,
kemampuan mengoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber-sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
►Kurang dapat mengendalikan keuangan,
yaitu dengan memelihara aliran kas,
mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat. Kekeliruan dalam
memelihara aliran kas akan menghambat
operasional perusahaan dan mengakibatkan
perusahaan tidak lancar.
►Gagal dalam perencanaan. Perencanaan
merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan maka akan
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
► Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
► Kurang pengawasan peralatan.
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas, kurang
pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat yang tidak
efisien dan tidak efektif.
► Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan
usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah
hati, kemungkinan gagal adalah besar.
► Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi
kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan,
maka ia tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan
dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap
waktu.
Beberapa potensi yang membuat seseorang
mundur dari kewirausahaan
► Pendapatan yang tidak menentu.
Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan,
dalam bisnis tidak ada jaminan untuk terus
memperoleh pendapatan yang berkesinambungan.
Dalam kewirausahaan, sewaktu-waktu adalah rugi
dan sewaktu-waktu juga ada untungnya. Kondisi
seperti inilah yang membuat seseorang mundur dari
kegiatan berwirausaha.
► Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangadah tinggi.
Kegagalan investasi mengakibatkan seorang
mundur dari kegiatan wirausaha.
Bagi seorang wirausaha, sebaiknya dipandang
sebagai pelajaran berharga.
► Perlu kerja keras dan waktu yang lama.
Wirausaha biasanya bekerja sendiri, dari mulai
pembelian, pengolahan, penjualan, dan
pembukuan. Waktu yang lama dan keharusan
bekerja keras dalam berwirausaha mengakibatkan
orang yang ingin jadi wirausaha menjadi mundur. Ia
kurang terbiasa- menghadapi tantangan. Wirausaha
yang berhasil pada umumnya menjadikan
tantangan sebagai peluang yang harus dihadapi dan
ditekuni.
► Kualitas kehidupan yang tetap rendah, meskipun
usahanya mantap.
Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat
dalam usaha, akan mengakibatkan seseorang
mundur dari kegiatan berwirausaha.
Cara Menghindari Kegagalan dalam
Berwirausaha
► Mengenali Bisnis Anda Secara Mendalam.
Kita memerlukan pengalaman yang relevan dalam
bisnis yang akan didirikan. Dapatkan pendidikan
terbaik yang mungkin diperoleh di bisnis itu
sebelum membuka bisnis sendiri. Baca segala
macam yang mungkin misalnya, majalah bisnis,
jurnal niaga, dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan bisnis yang akan dimasuki. Hubungan
pribadi dengan pemasok, pelanggan, perkumpulan
bisnis, dan kegiatan lainnya dalam industri yang
sama adalah cara lain yang baik untuk memperoleh
pengetahuan itu.
► Mengembangkan Rencana Bisnis yang Matang.
Untuk wirausahawan yang baru, rencana bisnis yang
ditulis dengan baik adalah resep yang sangat penting
untuk keberhasilan bisnis. Tanpa rencana bisnis yang
matang, perusahaan berjalan tanpa arah yang jelas.
Namun, para wirausahawan yang cenderung menjadi
orang yang cepat bertindak, sering kali langsung lompat
ke suatu usaha bisnis tanpa meluangkan waktu untuk
menyiapkan rencana tertulis yang meluangkan pokok-
pokok kegiatan bisnisnya. Tetapi, rencana bisnis yang
seksama dan informasi keuangan yang tepat merupakan
hal yang kritis. Ini semua akan membantu dalam
mengambil keputusan yang penting mengenai bisnis dan
harus terus-menerus memantau apa yang telah dicapai
sesuai yang telah direncanakan.
► Mengelola Sumber Daya Keuangan.
Pertahanan terbaik dalam menghadapi persoalan keuangan adalah
dengan mengembangkan sistem informasi keuangan dan kemudian
menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan-pengambilan
keputusan bisnis.
Tidak ada wirausahawan yang dapat mengendalikan bisnisnya tanpa
mengetahui kesehatan bisnisnya. Langkah pertama dalam mengelola
bisnis secara efektif adalah dengan memiliki modal permulaan yang
cukup.
Terlalu banyak wirausahawan yang memulai bisnis dengan modal
yang terlalu kecil, sedangkan sumber daya yang paling berharga
untuk bisnis kecil adalah uang tunai. Memang menghasilkan laba itu
penting untuk dapat bertahan dalam jangka panjang, tetapi sebuah
perusahaan harus cukup memiliki uang untuk membayar tagihan dan
kewajiban lainnya.
Beberapa wirausahawan mengandalkan pertumbuhan penjualan
untuk menutupi kebutuhan dana perusahaan, tetapi hal ini hampir
tidak pernah terjadi. Perusahaan yang sedang tumbuh biasanya
memerlukan lebih banyak uang tunai daripada yang dihasilkannya
dan semakin meningkatannya, semakin banyak pula menghabiskan
uang.
► Memahami Laporan Keuangan.
Setiap pemilik bisnis harus mengandalkan catatan dan laporan
keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan bisnisnya.
Hampir selalu catatan-catatan ini hanya digunakan untuk
keperluan pajak dan tidak dimanfaatkan sebagai alat
pengendali yang vital. Untuk benar-benar mengenal apa yang
terjadi dalam bisnis, seorang wirausaha paling tidak harus
mempunyai pemahaman dasar mengenai akuntansi dan
keuangan. Apabila dianalisis dan ditafsirkan dengan benar,
laporan-laporan keuangan ini merupakan indikator-indikator
yang dapat dipercaya mengenai kesehatan perusahaan kecil.
Laporan-laporan ini cukup membantu.dalam memberi
peringatan adanya masalah.
Sebagai contoh, penurunan penjualan, tidak tercapainya laba,
membengkaknya utang, dan menyusutnya modal kerja yang
semuanya merupakan gejala adanya masalah yang berpotensi
mematikan dan membutuhkan perhatian segera.
► Belajar Mengelola Manusia Secara Efektif.
Tidak menjadi soal apa jenis bisnis yang akan dilakukan,
tetapi harus dapat mempelajari cara mengelola manusia.
Setiap bisnis tergantung pada landasan karyawan yang
terlatih baik dan termotivasi.
Tidak ada pemilik bisnis dapat mengerjakan segala
sesuatunya sendirian. Orang-orang yang diperkerjakan
oleh sang wirausahawan pada akhirnya akan
menentukan seberapa jauh perusahaan akan
berkembang atau seberapa jauh perusahaan akan jatuh.
Meskipun demikian, merekrut dan mempertahankan
suatu korps karyawan yang bermutu bukanlah tugas
yang mudah. Persoalan ini selalu merupakan tantangan
bagi setiap pemilik bisnis.
► Menjaga Kondisi Diri.
Keberhasilan suatu bisnis akan tergantung pada
keberadaan dan perhatian secara terus-menerus.
Oleh sebab itu, seorang wirausahawan perlu
memantau kesehatan diri dengan cermat.
Stres merupakan masalah utama, terutama bila
tidak dikendalikan. Karyawan juga bisa menderita
masalah kesehatan. Beberapa bisnis mendapatkan
bahwa program kebugaran tubuh yang disponsori
perusahaan akan efektif secara biaya (Thomas W
Zimmerer & Norman M. Scarborough,
Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, 2ni
edition: 28—29).
Keuntungan dan Kerugian dalam
Berwirausaha
► Imbalan berupa laba.
Bebas dari batasan gaji standar untuk pekerjaan distandardisasikan.
Wirausaha mengharap hasil yang tidak hanya mengganti kerugian
waktu dan uang yang mereka investasikan, tetapi juga memberikan
imbalan yang pantas bagi risiko dan inisiatif yang mereka ambil
dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Tidaklah mengejutkan,
imbalan berupa laba adalah motivasi yang lebih kuat dari wirausaha
tertentu.
► Imbalan berupa kebebasan.
Bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi organisasi. Kebebasan
untuk menjalankan secara bebas perusahaannya merupakan imbalan
lain dari seorang wirausaha. Kenyataannya, banyak wirausaha tidak
mengutamakan fleksibelitas di satu sisi saja. Akan tetapi, wirausaha
pada umumnya menghargai kebebasan yang ada dalam karir
kewirausahaan. Mereka dapat mengerjakan urusan mereka dengan
cara sendiri.
►Imbalan berupa kebebasan menjalani
hidup. Bebas dari rutinitas, kebosanan dan
pekerjaan yang tidak menantang.
Wirausaha sering kali menyatakan kepuasan
yang mereka dapatkan dalam menjalankan
bisnisnya sendiri. Kenikmatan yang mereka
dapatkan mungkin berasal dari kebebasan
mereka, tapi pada kenikmatan tersebut
merefleksikan pemenuhan kerja pribadi
pemilik pada barang dan jasa perusahaan
Justin,Carlos & JWilliam, Kewirausahaan
Manajemen Usaha Kecil, 2001: 7—9).
Kerugian dalam berwirausaha
► Pengorbanan personal.
Pada awalnya, wirausaha harus bekerja pada waktu yang lama
dan sibuk, sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga
dan rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan
bisnis.
► Beban tanggung jawab.
Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan
pelatihan.
► Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan usaha gagal.
Wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan
milik sendiri, maka pada awalnya margin laba/keuntungan
yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga
ada.
Kewirausahaan memiliki 4 manfaat
sosial
► Memperkuat pertumbuhan ekonomi, menyediakan
pekerjaan baru dalam ekonomi.
Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur bagi
wirausahawan misalnya: permintaan pelayanan
sektor jasa meledak.
► Meningkatkan produktivitas, kemampuan untuk
menghasilkan lebih banyak barang dan jasa.
► Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru:
komputer digital,mesin fotokopi, laser, power
steering.
► Mengubah dan meremajakan persaingan pasar,
pasar internasional menyediakan peluang
kewirausahaan.
Manfaat keberhasilan wirausahawan

►Ikut mengurangi pengangguran.


►Mengatasi ketegangan sosial.
►Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
►Memajukan ekonomi bangsa dan
negara.
►Menyiapkan lapangan kerja baru.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai