PALEMBANG
Tanisa Maharani (5160911179)
Dimas Prayoga (5160911191)
Ardya Abiyanti (5160911225)
Mezfi Nofitasari (5160911227)
SEJARAH SINGKAT KOTA PALEMBANG
KERAJAAN KOLONIAL
SRIWIJAYA BELANDA
Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan Budha Abad 9-10 kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai maritim
yang didirikan sejak abad ke-7 diperkuat dengan adanya Asia Tenggara. Selain itu, Sriwijaya juga merangkap
bukti prasasti Kedukan Bukit di Palembang (682). menjadi pengendali rute perdagangan lokal yang sewaktu
Kerajaan Sriwijaya ini menjadi kerajaan yang kuat diPulau itu semua kapal yang melintas dikenakan bea cukai.
Sumatera. Sriwijaya menguasai Malaka dan Selat Sunda.
Mengenai penamaannya, kata Sriwijaya ini berasal dari
bahasa Sansekerta “Sri” dengan arti “bercahaya” dan
“Wijaya” artinya “kemenangan”. Dengan begitu dapat
KERUNTUHAN
disimpulkan bahwa kerajaan ini adalah kemenangan yang KERAJAAN
gemilang atau bercahaya.
Dikutip dari catatan perjalanan I-Tsing, salah seorang
SRIWIJAYA
pendeta Tiongkok yang pada tahun 671 selama 6 bulan Keruntuhan kerajaan Sriwijaya bermula saat Raja
mengunjungi Sriwijaya mengatakan apabila pusat Rajendra Chola yang merupakan penguasa Kerajaan
Kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Ta Cholamandala menyerang kerajaan Sriwijaya pada tahun
kus atau yang sekarang kita kenal dengan Provinsi Riau. 1007 dan 1023M. Penyerangan ini berhasil merebut bandar
Kerajaan Sriwijaya ini dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri -bandar kota Sriwijaya.
Jayanasa, yang juga merupakan raja pertama di kerajaan Tujuan penyerangan ini adalah untuk meruntuhkan arma
ini. da Sriwijaya, jadi bukan menjajah.
MASA KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM
Pada tahun 1659, di Palembang juga
berdiri sebuah kesultanan yang memiliki
corak tersendiri dan berbeda dengan
Kerajaan Palembang sebelumnya, yaitu
Kesultanan Palembang Darussalam.
Pendiri kesultanan ini adalah Sultan
Jamaluddin atau dikenal dengan sebutan
Sultan Ratu Abdurrahman Kholifatul
Mukminin Sayidul Iman, yang pada masa
akhir hayatnya bergelar Sunan Cinde
Walang.
Keraton Kuto Gawang atau Kesultanan Palembang
MASA KOLONIAL BELANDA
Rakyat Palembang melakukan perlawanan
terhadap kolonial Belanda (VOC) diawali
oleh sikap tegas penolakan Sultan Mahmud Pada 1819 Sultan Badruddin selalu menghalangi
Badaruddin yang kembali menguasai setiap kapal Belanda yang memasuki sungai
Palembang setelah diturunkan secara paksa Musi. Insiden ini banyak menelan korban
oleh Inggris dan digantikan oleh Sultan terutama dari pihak Belanda. Pihak Belanda
Najamuddin. tidak tinggal diam dan menyerbu Palembang
hingga meletuslah perang Palembang.