Anda di halaman 1dari 17

DETEKSI DINI RISIKO TINGGI KEHAMILAN

UNTUK MENURUNKAN AKI DAN AKB

Oleh : dr.H.Irvan Nur Fauzy .MKes


(Kabid Binkesmas)
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur

SISTIM SKORING POEDJI ROCHJATI


LATAR BELAKANG
Risiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan keadaan
penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi.
Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan menurun dari 228 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015 (SDKI, 2012)
Untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna maka deteksi dini dan
penanganan ibu hamil berisiko atau komplikasi kebidanan perlu lebih
ditingkatkan baik fasilitas pelayanan KIA maupun di masyarakat
RPJMN Bidang Kesehatan 2005-2025
Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019.
RPJMD Bidang Kesehatan 2016-2021
DEFINISI
 Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa
mendatang.
 Wanita risiko tinggi (High Risk Women)
Adalah wanita yang dalam lingkaran hidupnya dapat terancam kesehatan dan
jiwanya oleh karena sesuatu penyakit atau oleh kehamilan, persalinan dan nifas.
 Ibu risiko tinggi (High Risk Mother)
Adalah faktor ibu yang dapat mempertinggi risiko kematian neonatal atau
maternal.
 Kehamilan risiko tinggi (High Risk Pregnancies)
Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi
ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi.
SKOR POEDJI ROCHJATI

Kartu Skor Poedji Rochjati disusun dengan format kombinasi antara check list dan sistem skor.
Check list dari 19 faktor risiko dengan skor untuk masing-masing tenaga kesehatan maupun non
kesehatan PKK ( termasuk ibu hamil, suami dan keluarganya ) yang mendapat pelathan dapat
menggunakan dan mengisinya.
Batasan pengisian skrining antenatal deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dengan menggunakan
kartu skor Poedji Rochjati berupa kartu skor yang digunakan sebagai alat skrining antenatal
berbasis keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil, untuk selanjutnya dilakukan upaya
terpadu guna menghindari dan mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi obstetrik pada
saat persalinan.
Manfaat Kartu Skor Poedji Rochjati antara lain untuk :
1. Menemukan faktor risiko Bumil
2. Menentukan Kelompok Risiko Bumil
3. Alat pencatat Kondisi Bumil
Fungsi Skor Poedji Rochjati yaitu :
1. Melakukan skrining atau deteksi dini Risiko Tinggi Ibu Hamil
2. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan
3. Mencatat dan melapor keadaan kehamilan, persalinan dan nifas
4. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana
5. Validasi data mengenai perawatan ibu selama kehamilan,
persalinan,nifas dengan kondisi ibu dan bayinya.
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok::
1. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
2. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12
KELOMPOK RISIKO TINGGI (PUJI ROCHAYATI)
1. Primipara muda berusia < 16 tahun,
2. Primipara tua berusia > 35 tahun
3. Primipara skunder dangan usia anak terkecil diatas 5 tahun
4. Tinggi badan < 145 cm
5. Riwayat kehamilan yang buruk
 Pernah keguguran
 Pernah persalinan premature, lahir mati
 Riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, operasi sesar)
 Pre-eklamsi-eklamsia
 Gravid serotinus
 Kehamilan dengan perdarahan antepartum,
 Kehamilan dengan kelainan letak
 Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan.
6.Risiko tinggi pada kehamilan meliputi:
 Hb kurang dari 8 g%
 Tekanan darah tinggi (systole > 140 mmHg dan diastole > 90 mmHg)
 Edema yang nyata
 Eklamsi
 Perdarahan per vagina
 Ketuban pecah dini
 Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 mianggu
 Letak sungsang pada primigrafida
 Infeksi berat atau sepsis
 Persalinan premature
 Kehamilan ganda,
 Janin yang besar,
 Penyakit kronis pada ibu (jantung, paru, ginjal, dll),
 Riwayat obstetri buruk,
 Riwayat seksio sesarea,
 Komplikasi kehamilan.
RISIKO TINGGI BERDASARKAN WAKTU (J.S. LESINKI)
1. Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan: faktor genetika dan Faktor lingkungan.
Faktor genetika yaitu, penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga
tertentu, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan sebelum kehamilan, perlu
dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh
faktor pendidikan dan sosial ekonomi.
2. Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil: keadaan umum menjelang
kehamilan, kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat), penyakit yang
mempengaruhi kehamilan (hipertensi, gestosis-toksemia gravidarum).
3. Faktor risiko yang bekerja saat persalinan
4. Faktor yang bekerja langsung pada neonatus

Pengenalan adanya Risiko Tinggi Ibu Hamil dilakukan melalui skrining atau
deteksi dini oleh petugas kesehatan atau non kesehatan yang terlatih di
masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK, Kader, Karang Taruna, ibu hamil sendiri,
suami atau keluarga.
Kegiatan skrining antenatal, melalui kunjungan rumah merupakan langkah
awal dari pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan termasuk salah satu upaya
antisipasi untuk mencegah terjadinya kematian ibu.
TUJUAN SKRINING ANTENETAL
 Melakukan deteksi dini Risiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor risikonya.
 Menemukan Ibu Risiko Tinggi dengan pengertian kemungkinan terjadinya risiko
kematian atau kesakitan pada ibu dan atau bayinya.
 Memberi penyuluhan dalam bentuk Komunikasi Informasi Edukasi (KIE),
mengenai kondisi ibu dan janin kepada ibu hamil, suami dam keluarga, agar
tahu, peduli dan patuh untuk persiapan mental, biaya dan transportasi dalam
pengambilan keputusan untuk perencanaan tempat dan penolong menuju
persalinan aman.
 Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan cara memberi
informasi, adanya faktor risiko dan kelompok risiko pada ibu hamil.
 Menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan keluarganya.
KELOMPOK FAKTOR RISIKO I
(ADA RISIKO POTENSI GAWAT OBSTETRIK)
MASING-MASING MEMILIKI SKOR 4
1. Primi Muda
Terlalu Muda hamil pertma umur 16 tahun atau kurang
2. Primi Tua Primer
a. Terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih
b. Terlalu lambat hamil. Setelah kawin 4 tahun lebih
3. Primi Tua Sekunder
Terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih
4. Terlalu cepat punya anak lagi, anak terkecil usia kurang 2 tahun
5. Grande Multi
Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih
6. Terlalu Tua
a. Umur ≤ 35 tahun
b. Hamil umur 35 tahun atau lebih
LANJUTAN......
7. Terlalu pendek
a. Tinggi Badan ≤ 145
b. Pada hamil pertama, kedua atau lebih belum pernah melahirkan normal dengan
bayi cukup bulan dan hidup.
8. Pernah gagal pada kehamilan yang lalu. Hamil yang pertama gagal, hamil ketiga
atau lebih mengalami gagal 2 kali
9. Pernah melahirkan dengan :
a. Tarikan
b. Uri dikeluarkan oleh penolong dari dalam rahim
c. Pernah diinfus atau transfusi pada pendarahan post partum
10. Bekas Operasi Sesar
Pernah melahirkan bayi dengan operasi sesar sebelum kehamilan ini.
KELOMPOK FAKTOR RISIKO II
(ADA RISIKO GAWAT OBSTETRIK)
1.Ibu Hamil Dengan Penyakit :
* Anemia : Pucat, lemas badan lekas lelah
* Malaria : Panas Tinggi, Menggigil keluar keringat, sakit kepala
* Tuberculosa Paru : Batuk lama tidak sembuh-sembuh, batuk darah badan lemah
lesu dan kurus
* Payah Jantung : Sesak nafas, jantung berdebar, kaki bengkak
* Penyakit lain : HIV-AIDS, Penyakit Menular Seksual

2. Pre eklampsia Ringan


3. Hamil Kembar/ gemeli : Perut ibu sangat membesar, gerak anak terasa di
beberapa tempat
4. Kembar Air/ Hidramnion : Perut ibu sangat membesar, gerak anak tidak begitu
terasa, karena air ketuban terlalu banyak, biasanya anak kecil
5. Bayi mati dalam : Ibu hamil tidak terasa gerakan anak lagi kandungan.
6. Hamil lebih bulan (Serotinus) : Ibu hamil 9 bulan dan lebih 2 munggu belum
melahirkan.
7. Letak Sungsang
8. Letak Lintang
“Masing-masing memiliki skor 4, kecuali letak sungsang dan letak lintang dengan
skor 8 “
KELOMPOK FAKTOR RISIKO III
(ADA RISIKO GAWAT DARURAT OBSTETRIK )
1. Perdarahan sebelum bayi lahir, mengeluarkan darah pada waktu
hamil, sebelum kelahiran bayi
2. Pre eklamsia Berat dan atau Eklamsia
Masing-masing memiliki skor 8
PELAKSANAAN SKRINING
Skrining dilakukan pada tribulan I, II,III.1 dan III.2
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi tiga kelompok:
1. Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti
oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.
2. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
3. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya
yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya,
memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.
4. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12
Tempat persalinan dengan Risiko berdasarkan jumlah Skor :
 2 KRR : Tidak dirujuk, tempat persalinan di bidan atau Polindes
 6-10 KRT : Tempat persalinan di Puskesmas, penolong bidan dan dokter
 > 12 KRST : Dirujuk, tempat persalinan di Rumah sakit
YANG HARUS DILAKUKAN BAGI SEORANG IBU HAMIL
DENGAN RISIKO TINGGI
1. Memeriksakan kehamilan secara teratur sesuai dengan anjuran petugas kesehatan atau
dokter
2. Merencanakan persalinan aman sesuai dengan skor PR-nya.
3. Istirahat cukup, istirahat malam kurang lebih delapan jam dan istirahat siang kurang lebih dua
jam.
4. Boleh melakukan kegiatan sehari-hari asal tidak berlebihan
5. Memenuhi kebutuhan gizi untuk ibu hamil dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6. Segera ke Bidan, Dokter, Puskesmas atau Rumah Sakit apabila didapatkan tanda-tanda sebagai
berikut :
a. Badan panas lebih dari dua hari
b. Perdarahan melalui vagina
c. Keluar ketuban melalui vagina
d. Sakit kepala terus menerus
e. Muntah-muntah
f. Batuk campur darah
g. Kejang-kejang
h. Gerakan janin tidak terasa
i. Bengkak berat pada kelopak mata atau seluruh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai