Anda di halaman 1dari 23

WRAP UP PBL SKENARIO I

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA


DOKTER KELUARGA

KELOMPOK A.1
Ketua : Bimasena Arya Yudha (1102013060)
Sekretaris : Dewi Setianingsih (1102013079)
Anggota : Andriana Wijaya (1102011027)
Anisa Fikriani (1102013032)
Bayu Hernawan Rahmat M. (1102013054)
Bilgis Biladi (1102013059)
Dharmaning Estu Wirastyo (1102013081)
Diniar Syabillania (1102013087)
Khaerunnisa (1102013147)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


2016/2017
JAKARTA
DOKTER KELUARGA

• Ny. D, 45 tahun datang ke klinik Pratama untuk berobat penyakit darah tinggi
yang sudah 5 tahun dideritanya. Ny D datang ke klinik ini atas saran
temannya.Menurut temannya, klinik pratama pelayanannya sangat bagus, baik
cara pendekatannya maupun jenis pelayanan yang tersedia karena dokter yang
berpraktek di klinik ini adalah dokter keluarga yang agak berbeda dengan dokter
umum biasa.Masih menurut temannya dokter keluarga ini tidak hanya mengobati
pasien di klinik, tetapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah,
penyuluhan kesehatan dan memberikan binaan kepada keluarga di sekitar klinik
tersebut.
Sasaran Belajar

• LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga


• LO.1.1. Definisi dan Terminologi Dokter Keluarga
• LO.1.2. Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga
• LO.1.3. Standar Pelayanan Dokter Keluarga
• LO.1.4. Peran dan Fungsi Dokter Keluarga
• LO.1.5. Kompetensi Dokter Keluarga di Layanan Primer

• LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga Menurut Pandangan Islam
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga

• 1.1. Definisi dan Terminologi Dokter Keluarga


• Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang
mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk memberikan
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh
kepada kesatuan individu, keluarga, masyarakat dengan memperhatikan faktor-
faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.
• Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982).
• 1.2. Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga

Dokter kontak pertama (first contact)


• DK adalah pemberi layanan kesehatan (provider) yang pertama kali ditemui pasien/klien dalam
masalah kesehatannya
Layanan bersifat pribadi (personal care)
• DK memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan mempertimbangkan pasien sebagai bagian
dari keluarga
Pelayanan paripurna (comprehensive)
• DK memberikan pelayanan menyeluruh yang memadukan promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dans ocial budaya.
Pelayanan bersinambungan (continuous care)
• Pelayanan DK berpusat pada orangnya (pasient-centered) bukan pada penyakitnya(diseases-
centered)
Mengutamakan pencegahan (prevention first)
• Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan oleh DK dilaksanakan sedini
mungkin
Koordinasi
• Dalam upaya mengatasi masalah pasien DK perlu berkonsultasi dengan disiplin ilmulainnya
Kolaborasi
• Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada diluar kompetensinya, DK bekerjasamadan
mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang berkompeten
Family oriented
• Dalam mengatasi masalah DK mempertimbangkan konteks keluarga, dampak kondisi pasien
terhadap keluarga dan sebaliknya
Community oriented
• Dokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap memperhatikan dampak kondisi
pasien terhadap komunitas dan sebaliknya
• Dalam praktik sehari-hari dokter keluarga harus:

• Selalu mengingat bahwa pasien adalah mahluk biopsikososial dan bukan


sekumpulan organ
• Tetap berkiprah di ranah layanan primer sesuai dengan kewenangannya, karena itu
harus bekerjasama secara mutualistis dengan semua pihak termasuk dokter
penyelenggara layanan sekunder, pasien, dan keluarganya.
• Sadar bahwa tugasnya memerlukan ilmu yang luas dan dalam serta keterampilan
prosedur klinis layanan primer yang prima, dengan tetap menjunjung tinggi etika,
moral, hukum, dan profesionalisme
• 1.3. Standar Pelayanan Dokter Keluarga

Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)

A. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat
paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan
proteksi khusus (preventive and spesific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability
limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan
mediko legal etika kedokteran.
B. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara
lege artis (memenuhi aturan).
C. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia
seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
D. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada
saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang
pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal.
E. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakanpelayanan bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran
secara efektif efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien.
Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)

A. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)


• Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah
kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat
memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.
B. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners relationship in practice)
• Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga sebagai pimpinan manajemen untuk mengelola klinik
secara profesional.
C. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagues)
• Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan, ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam
pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara profesional.
D. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of knowledge and skill development)
• Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah guna memelihara dan menambah
ketrampilan praktik serta meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.
E. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan (standard as community leader)
• Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya
dan siap memberikan pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya.
• Standar Pengelolaan Praktik (Standards of practice management)

A. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)


• Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai
dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya.
B. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)
• Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional.
C. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for practice)
• Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut klinik dengan manajemen yang
profesional.
• Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-masing.
• Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (job training) terlebih dahulu.
• Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan
kesehatan.
• Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi klinik
• Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)

A. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)


• Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas
pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.
• Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan pasien, pegawai dan dokter yang berpraktik.
• Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi pasien.
• Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen atau semi permanen serta dirancang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan medis strata pertama yang aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien.
• Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya.
• Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh organisasi profesi.
B. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)
• Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas pelayanannya, yaitu
pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer).
• Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harus dipenuhi di ruang
praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan strata pertama.
• Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang minimal harus dipenuhi
di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama.
• Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik
untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama.
C. Standar proses-proses penunjang praktik (Standard of clinical supports process)
• Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang kegiatan pelayanan dokter keluarga.
• Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi rekam medik dengan dasar rekam medik
berorientasikan pada masalah (problem oriented medical record).
• Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chain management) yang berpengaruh kepada
kualitas vaksin atau obat lainnya.
• Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution management yang mengutamakan pencegahan infeksi pada
pelayanannya.
• Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan limbah, baik limbah medis maupun limbah
nonmedis agar ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar klinik.
• Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah diolah sehingga aman digunakan.
• Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai prosedur yang berlaku termasuk mencegah
penggunaan obat yang kadaluwarsa.
• 1.4. Peran dan Fungsi Dokter Keluarga

• Peran dokter keluarga

• Dokter keluarga memiliki peranan dan cakupan yang khusus yaitu :


• Komprehensif dan holistik
• Kompeten dengan ilmunya
• Continue ( berkesinambungan)
• Preventif
• Kolaboratif dan kordinatif
• Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
• Mempertimbangkan mutu dan biaya
• Segala tindakan dapat dipertanggung jawabkan
• Segala tindakan dapat diaudit
• Bermoral dan beretika yang baik
• Fungsi dokter keluarga
• Dalam pelayanan kedokteran, seorang dokter dituntut untuk menjalankan fungsinya sebagai
seorang “ Five-Star Doctor”, yaitu:
• Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
• Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian
integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka
waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan
mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat
diaudit dan dipertangungjawabkan.
• Communicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
• Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga
memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya
sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan
komunitasnya
• Decision Maker (Pembuat Keputusan)
• Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran
berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika,
“cost effectiveness” untuk kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang
ilmiah dan empatik
• Manager
• Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar
sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data
kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
• Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
• Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan kebutuhan
kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan
melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat
• 1.5. Kompetensi Dokter Keluarga di Layanan Primer

• Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga
yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah:

A. Kompetensi Dasar
• Ketrampilan Komunikasi Efektif
• Ketrampilan Klinik Dasar
• Ketrampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan epidemiologi
dalam praktek kedokteran keluarga
• Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan
cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir, dan bekerja sama dalam
konteks Pelayanan Kesehatan Primer
• Memanfaaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi
• Mawas diri dan pengembangan diri / belajar sepanjang hayat
• Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik
B. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama
• Bedah
• Penyakit Dalam
• Kebidanan dan Penyakit Kandungan
• Kesehatan Anak
• THT
• Mata
• Kulit dan Kelamin
• Psikiatri
• Saraf
• Kedokteran Komunitas
C. Ketrampilan Klinis Layanan Primer Lanjut
• Ketrampilan melakukan “health screening”
• Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
• Membaca hasil EKG
• Membaca hasil USG
• BTLS, BCLS, dan BPLS
D. Ketrampilan Pendukung
• Riset
• Mengajar kedokteran keluarga
E. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap
• Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
• Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif
F. Ilmu dan Ketrampilan Manajemen Klinik
• Manajemen klinik dokter keluarga
• Perbedaan dokter keluarga dengan dokter umum (Qomariah, 2008):

DOKTER PRAKTEK UMUM DOKTER KELUARGA


Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas

Menyeluruh, Paripurna, bukan sekedar yang


Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan
dikeluhkan

Kasus per kasus dengan berkesinambungan


Cara Pelayanan Kasus per kasus dengan pengamatan sesaat
sepanjang hayat

Lebih kearah pencegahan, tanpa mengabaikan


Jenis Pelayanan Lebih kuratif hanya untuk penyakit tertentu
pengobatan dan rehabilitasi

Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan

Promotif dan
Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
pencegahan
Hubungan dokter-
Dokter – pasien Dokter – pasien – teman sejawat dan konsultan
pasien

Secara individual sebagai bagian dari keluarga


Awal pelayanan Secara individual
komunitas dan lingkungan
LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga Menurut
Pandangan Islam
• Sifat-sifat Dokter Muslim
• Etika atau adab yang harus dimiliki oleh dokter muslim menurut Zuhair Ahmad al-Sibai dan. Muhmmad Ali al-Bar dalam
karyanya Al- Thabib , Adabuhu wa Fiqhuh ( Dokter, Etika dan Fikih Kedokteran ), antara lain dikemukakan bahwa dokter
muslim harus berkeyakinan atas kehormatan profesi, menjernihkan nafsu, lebih mendalami ilmu yang dikuasainya,
menggunakan metode ilmiah dalam berfikir ,kasih sayang, benar dan jujur, rendah hati, bersahaja, dan mawas diri.
• Sifat terhadap Allah sebagai pencipta
• Beriman
• Sebab tanpa iman segala amal saleh sebagai dokter dan tenaga para medis akan hilang sia-sia di mata Allah. Dalilnya Surat
Al-‘Ashri:
• “Demi masa, Sesungguhnya manusia selalu dalam kerugian, Selain mereka yang beriman, Dan berbuat amal shaleh, Dan
nasehat-nasehati dengan kebenaran,Dan naseha-nasehati dengan kesabaran”.
• Tulus-ikhlas karena Allah
• Dalilnya adalah firman Allah swt :
• “Mereka hanya diperintahkan untuk mengabdikan diri kepada Allah dengan ikhlas, lurus mengerjakan agama, karena Dia.
(QS. Al Bayyinah : 5)
• Sifat terhadap diri sendiri
• Berkeyakinan atas Kehormatan Profesi.
• Bahwa prodesi kedokteran adalah salah satu profesi yang sangat mulia tetapi tergantung dengan dua syarat , yaitu :
• - Dilkaukan dengan sungguh sungguh dan penuh kaikhlasan .
• - Menjaga akhlak mulia dalam perilaku dan tindakan tindakannya sebagai dokter .

• Seorang dokter diberi amanah untuk menjaga kesehatan yang merupakan karunia Tuhan yang paling berharga bagi manusia
, sebagaimana dinyatakan dalam hadist Nabi :
• “Mohonlah kepada Allah kesehatan , sebab tidak ada sesuatupun yang dianugerahkan kepada hamba-Nya yang lebih
utama dari kesehatan .” ( HR Ahmad al- Turmudzi , dan Ibn Majah ).

• Dokter muslim juga mesti bertanggung jawab atas segala resiko dan konsekwensi dari profesinya. Allah SWT berfirman :
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, smuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya. (QS. al –Isra : 36)
DAFTAR PUSTAKA

• Azwar A, Gan GL, Wonodirekso S. 2004. A Primer On Family Medicine Practice. Singapore: Singapore
International Foundation
• Azwar A. 2008. Peran dan Fungsi Dokter Keluarga dalam Pelayanan Kesehatan Primer dalam presentasi
“Revisi Kurikulum Berbasis Kompetensi”. Padang.
• Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia.
• Depkes. 2001. IDI, Fakultas Kedokteran Seri Pendidikan Kedokteran Bersinambung
• Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. 2007. Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter
Keluarga. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
• IDI .2007. Petunjuk Teknis: Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Untuk Dokter
Praktik Umum. [Internet]. viewed 10 Desember 2016, from:
http://dc239.4shared.com/doc/gBDGV6rJ/preview.html
• Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia, Kolegium Ilmu Kedokteran
Keluarga Indonesia, 2007
• Persatuan Dokter Keluarga Indonesia .2009. Sistem Pelayanan Dokter Keluarga Meningkatkan Kadar
Kesejawatan dan Profesionalisme. [Internet]. viewed 10 Desember 2016, from: http://www.pdki-
arpac.or.id/index_pdki.php?show=data/sejarah
• Qomariyah. 2008. Sekilas Kedokteran Keluarga. Jakarta: FKUI.

Anda mungkin juga menyukai