Anda di halaman 1dari 39

Emergensi dan

CABANG JAWA BARAT Rawat Intensif Anak

PENILAIAN ANAK
SAKIT KRITIS

UNIT KERJA EMERGENSI DAN RAWAT INTENSIF ANAK


Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jawa Barat
Tujuan Pembelajaran
• Mengetahui cara pendekatan penanganan dan penilaian
kegawatdaruratan pada bayi dan anak sakit kritis
• Mengetahui cara penilaian umum menggunakan pediatric
assessment triangle (PAT)
• Mengetahui cara penilaian primer (Primary assessment)
dengan cara menilai airway, breathing, circulation,
disability dan exposure
• Mengetahui cara melakukan penilaian sekunder
(secondary assessment) dengan anamnesis lengkap
• Mengetahui cara melakukan penilaian tersier (tertiary
assessment)
Batasan

Gawat Darurat Emergent

Priority Triase
Pendahuluan
• Kegawatan bayi dan anak: gangguan
respirasi dan sirkulasi yang mengancam
kematian
• Henti jantung pada anak umumnya terjadi
sekunder setelah henti nafas
• “time saving live saving”
• Pengenalan kegawatdaruratan yang cepat
harus mampu dilakukan oleh perawat atau
dokter yang bertugas di IGD
FAKTOR PREDISPOSISI
KEGAWATDARURATAN PADA ANAK

o usia: makin muda usia, lebih tinggi risikonya


o malnutrisi/gangguan sistem imun

o kelainan anatomis/defek fungsional

o riwayat penyakit

o latar belakang anak/praktek tradisional

o tipe pelayanan kesehatan yang diterima

o pengetahuan orang tua/kewaspadaan


KEADAAN
KEGAWATDARURATAN

oDistress Nafas
oSyok
oPenurunan Kesadaran
Kondisi yang mencetuskan

Respirasi Sirkulasi Arritmia

Distres
pernafasan

Syok
Gagal Nafas

Gagal Kardiopulmonal

Henti Jantung
Siklus Pendekatan Penilaian Kegawatan
Systematic Approach to
Pediatric Assessment

General Primary
assessment assessment

Secondary Tertiery
assessment assessment
Systematic Approach to
Pediatric Assessment
Penilaian Klinis Deskripsi
Penilaian umum Penilaian cepat dengan cara dilihat dan
(General assessment) / didengar tampilan anak secara
Segitiga penilaian anak keseluruhan, upaya nafas, dan sirkulasi
(Pediatric assessment triangle) dalam beberapa detik ketika pasien
datang.
Pemeriksaan cepat menggunakan metode
Penilaian primer ABCDE untuk mengevaluasi fungsi
(Primary assessment) kardiopulmonal dan neurologis, termasuk
penilaian tanda vital dan pulse oximetry.

Terfokus pada riwayat medis


Penilaian sekunder menggunakan metode SAMPLE dan
(Secondary assessment) melakukan pemeriksaan fisis dengan teliti
dari kepala sampai ujung jari.
Pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan
Penilaian tersier pemeriksaan lanjut untuk menentukan
(Tertiary assessment) kondisi klinis dan diagnosis anak.
General Assessment
The PEDIATRIC ASSESSMENT
TRIANGLE (PAT)

Circulation to Skin

Visual & auditory assessment of general appearance


Begin life saving intervention
Recognize life threatening condition
Activate the emergency response system
Appearance
(“Tickles” =TICLS)

Tonus
Interactiveness
Consolability
Look/Gaze
Speech/Cry
PENAMPILAN ANAK/
APPEARANCE (‘Ticls’)

‘TONE’ Gerakan aktif/menolak/tonus otot?


‘INTERACTIVENESS’ Kesadaran? Terhadap suara? Mau
bermain/berinteraksi?
‘CONSOLABILITY’ Dapat ditenangkan? Menangis
terus/agitasi?
‘LOOK/GAZE’ Pandangan fokus/kosong?
‘SPEECH/CRY’ Berbicara/menangis kuat? Atau
lemah/parau?
Work of Breathing
Abnormal airway
sounds
Abnormal
positioning
Retractions
Nasal flaring
UPAYA NAFAS/
WORK OF BREATHING

Suara nafas Mengorok, parau, stridor,


merintih, mengi
Posisi tubuh ‘sniffing’, ‘tripoding’, menolak
berbaring
Retraksi Supraklavikula, interkosta,
substernal; ‘head bobbing’
Cuping Nafas cuping hidung
hidung
Circulation to Skin

Pallor
Mottling
Cyanosis
Circulation to Skin
SIRKULASI KE KULIT/
CIRCULATION TO SKIN

Kulit/mukosa kurang merah,


Pucat
karena aliran darah kurang

Kulit berbercak kebiruan


‘mottling’
karena vasokonstriksi

sianosis Kulit/mukosa tampak biru


Interpretasi PAT
Respiratory distress Shock

N  N N

N N
Primary CNS
dysfunction/ metabolic
abnormality Cardiopulmonary failure

N N N /

N N
STATUS FISIOLOGIS ANAK
BERDASARKAN TAMPILAN, PERNAFASAN DAN SIRKULASI
 Stabil

 Distres pernafasan
- potential respiratory failure
- probable respiratory failure

 Syok
- terkompensasi
- tidak terkompensasi

 Gagal nafas dan jantung


Kategori kondisi klinis berdasarkan
tipe dan tingkat keparahannya
Tingkat
Tipe
keparahan
Respirasi - Obstruksi saluran - Distres
nafas atas pernafasan
- Obstruksi saluran - Gagal nafas
nafas bawah
- Penyakit parenkhim
paru
- Gangguan kontrol
pernafasan
Sirkulasi - Syok hipovolemik - Syok
- Syok distributif kompensasi
- Syok kardiogenik - Syok
- Syok obstruktif hipotensif
Primary Assessment
If the general assessment does not reveal a life threatening condition
A rapid hands-on ABCDE evaluation of cardiopulmonary & neurologic

Airway
Breathing
Circulation
Disability
Exposure
AIRWAY
Menilai Jalan Napas Pada Penurunan Kesadaran
Look Listen Feel
Jalan napas masih dapat dipertahankan

Jalan
Jalan
napas
napas PENILAIAN JALAN NAPAS
obstruksi
bebas
total

Jalan napas harus dipertahankan


dengan intubasi
FREKUENSI NAPAS NORMAL
< 1 tahun 30 – 40 x/m
BREATHING
2 – 5 tahun 20 – 30 x/m -Frekuensi napas
-Usaha napas/mekanik
5 – 12 tahun 15 – 20 x/m
-Udara masuk
> 12 tahun 12 – 16 x/m -Warna kulit
INTERPRETASI SUARA NAPAS ABNORMAL
STRIDOR Obstruksi jalan nafas Croup, benda asing,
atas abses retrofaring
MENGI Obstruksi jalan nafas Asma, benda asing,
bawah bronkiolitis
GRUNTING Oksigenasi tidak adekuat Kontusi paru, pneumonia,
hampir tenggelam, RDS
RALES Cairan/lendir/darah Kontusi paru, pneumonia
SUARA NAPAS - Obstruksi total - Benda asing, asma berat,
TIDAK ADA &
- Gangguan transmisi pneumo/hemotoraks
UPAYA NAPAS
MENINGKAT suara - Efusi pleura, pneumonia
RETRAKSI
Kesulitan bernafas Lokasi retraksi Deskripsi

Ringan sampai Subcostal Retraksi di abdomen


Sedang dibawah tulang iga
Substernal Retraksi di abdomen
dibawah tulang dada
Intercostal Retraksi diantara
tulang iga
Berat Supraclavicular Retraksi di leher
diatas tulang selangka
Suprasternal Retraksi di dada,
diatas tulang dada
Sternal Retraksi tulang dada
anterior tulang
belakang
DENYUT JANTUNG
SIRKULASI
PENILAIAN :
UMUR NORMAL TAKIKARDIA BRADIKARDIA Denyut jantung
< 3 bulan 85-200x/m Demam Hipoksia Perfusi organ
3 bulan- 2 thn 100-190x/m Nyeri iskemia Tekanan darah
2-10 tahun 60-140x/m Takut/emosi

PERFUSI ORGAN (Otak, Ginjal dan Kulit)


Dapat dinilai dari:
1. Denyut nadi perifer  nadi brakial kuat, tidak hipotensi;
nadi sentral (-)  resusitasi
2. ‘Capillary refill time’, hangatnya ekstremitas, warna kulit
3. Tingkat kesadaran
4. Produksi urin

Tekanan Darah Sistolik Minimal =


70 + 2 x umur (tahun)
Tekanan darah berdasarkan umur
Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Umur
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

Neonatus 60-76 60-74 31-45 30-44


(hr ke-1)
Neonatus 67-83 68-84 37-53 35-53
(hr ke-4)
Bayi (1 bln) 73-91 74-94 36-56 37-55
Bayi (3 bln) 78-100 81-103 44-64 45-65
Bayi (6 bln) 82-102 87-105 46-66 48-68
Bayi (1 thn) 68-104 67-103 22-60 20-58
Anak (2 thn) 71-105 70-106 27-65 25-63

Anak (7 thn) 79-113 79-115 39-77 38-78

Remaja (15 thn) 93-127 95-131 47-85 45-85


Kriteria Hipotensi Tekanan Darah Sistolik
berdasarkan umur
Umur Tekanan Darah Sistolik
(mmHg)
Neonatus cukup bulan <60
(umur 0-28 hari)
Bayi (umur 1-12 bulan) <70
Anak umur 1-10 tahun <70 + (umur dalam tahun X 2)
(persentil ke-5)
Anak umur > 10 tahun <90

Keluaran urin normal berdasarkan usia

Umur Keluaran urin normal


Bayi dan anak kecil 1,5 – 2 ml/kgBB/jam
Anak lebih tua dan remaja 1 ml/kgBB/jam
Disability
Assess disability to establish the child’s level of conciousness

• AVPU pediatric response scale


Standard evaluation
• Glasgow Coma Scale (GCS)
• Pupillary responses

• Cerebral cortex
Neurologic status • Brain Stem
• Motor activity
DISABILITY (Status Neurologis)
- Fungsi korteks
FUNGSI KORTEKS: - Fungsi batang otak
1. SKALA AVPU - Fungsi motorik
KATEGORI RANGSANG TIPE RESPONS REAKSI

‘Alert’ Lingkungan sesuai Interaksi normal ~ usia


normal
‘Verbal’ Perintah Sesuai/tidak -bereaksi terhadap nama
sederhana/ -bingung
suara
‘Painful’ nyeri Sesuai/tidak/ -menghindari rangsang
patologis -suara tanpa
tujuan/melokalisasi nyeri
-posture
Unresponsive Respons (-) (-) (-)
Fungsi batang otak : pola nafas
sentral, postur tubuh, pupil
dan treaksi terhadap cahaya,
evaluasi saraf kranial lain

Motorik : kejang, postur


tubuh
Skala Koma Glasgow Pediatrik
Respon Anak Bayi Nilai
Respon membuka mata Spontan Spontan 4
Terhadap bicara Terhadap bicara/panggilan 3

Terhadap nyeri Terhadap nyeri 2


Tidak ada respon Tidak ada respon 1
Respon Verbal Terorientasi dengan baik Berceloteh 5
Bingung Menangis iritable 4
Kata-kata tidak sesuai Menangis terhadap nyeri 3
Kata-kata tidak runtut Mengerang terhadap nyeri 2

Tidak ada respon Tidak ada respon 1


Respon Motorik Menurut perintah Gerakan spontan 6
Melokalisasi nyeri Menghindar terhadap 5
sentuhan
Menghindari terhadap nyeri Menghindar terhadap nyeri 4
(fleksi) (fleksi)
Fleksi abnormal terhadap Fleksi terhadap nyeri 3
nyeri (dekortikasi)
Ekstensi abnormal terhadap Ekstensi abnormal 2
nyeri (deserebrasi)
Tidak ada respon Tidak ada respon 1
Skor total 15
Skala koma glasgow (SKG) Nilai tertinggi: 15, Nilai terendah: 3
Penurunan kesadaran Ringan: 13-14; Sedang: 9-12; Berat: 3-8
Exposure
Remove clothing as necessary to look for evidence of trauma or injury

• Skin rashes
• Burns
• Bruising
• Bleeding
• Excoriation
• Core temperature
Life threatening conditions
Airway Complete or severe airway obstruction

Apnea, significant work of breathing,


Breathing bradypnea
Absence of detectable pulses, poor perfusion,
Circulation hypotension, bradycardia

Disability Unresponsiveness, depressed conciousness

Significant hypothermia, bleeding, with septic


Exposure shock, abdominal distention consistent with an
acute abdomen
Secondary Assessment
 Kesulitan bernafas (batuk, nafas cepat, meningkatknya upaya nafas,
Signs and Symptoms gagal nafas, pola nafas abnormal, nyeri dada saat inspirasi dalam)
 Penurunan kesadaran
 Agitasi, ansietas
 Demam
 Tidak mampu minum
 Diare, muntah
 Perdarahan
 Kelemahan
 Lama timbul gejala
Obat-obatan, makanan dll
Allergies
 Obat-obatan
Medications  Dosis obat dan pengobatan yang terakhir
 Riwayat kesehatan
Past medical history  Masalah medis yang signifikan (asma, penyakit paru kronis, penyakit
jantung bawaan, aritmia, kejang, abnormalitas saluran nafas kongenital,
cedera otak, tumor otak, diabetes, hidrosefalus, penyakit
neuromuskular)
 Riwayat diperasi
 Status imunisasi
Waktu dan makanan atau minuman terakhir
Last meal termasuk ASI atau PASI pada bayi
 Peristiwa yang menyebabkan sakit atau trauma (onset tiba-tiba atau
Events berangsur-angsur)
 Tempat yang berbahaya
 Pengobatan sebelumnya
 Perkiraan waktu kedatangan (bila kejadian diluar rumah sakit)
Tertiary Assessment
Pemeriksaan gangguan respirasi
1. Pemeriksaan laboratorium
• Analisa Gas Darah (AGD)
• Pemeriksaan darah rutin
• Kultur darah
2. Pemeriksaan non laboratorium
• Pulse oximetry (memantau saturasi oksigen)
• Monitor CO2 ekspirasi
• Capnography
• Foto rontgent dada
• Peak expiratory flow rate
• USG
• CT scan
Pemeriksaan gangguan sirkulasi

1. Pemeriksaan laboratorium
• Analisa Gas Darah (AGD)
• Central venous oxygen saturation (SvO2)
• Konsentrasi Laktat arterial
• Darah rutin elektrolit, glukosa, urea-N, kreatinin, kultur,
trombosit, PT, PTT, fibrinogen, dan FDPs.

2. Pemeriksaan non laboratorium


• Invasive arterial pressure monitoring
• Central venous pressure (CVP) monitoring
• Rontgent dada
• Echocardiography
Do’s dan don’ts
dalam Tindak Lanjut Kegawatdaruratan Anak
Do’s
 hati-hati terhadap usia spesifik terjadinya keadaan gawat
darurat
 mengetahui epidemi di daerah pada saat ini
 persiapkan obat-obatan emergensi dan alat-alat resusitasi dalam
keadaan baik
 daftar rumah sakit terdekat untuk rujukan, nomor telepon
rumah sakit dan ambulan
 memberitahukan orang tua mengenai masalahnya dan apa yang
telah dikerjakan
Don’ts
 jangan lupa untuk memonitor secara periodik
 jangan hanya memberikan cairan iv tanpa memelihara airway
dan breathing
 jangan memberikan obat melalui jalur yang salah
 jangan panik
Ringkasan
Pengenalan kegawat daruratan pada bayi dan anak dimulai dengan
melakukan penilaian umum (general assessment) menggunakan
pediatric assessment triangle untuk menentukan adanya kegawatan
yang mengancam jiwa.

Setelah itu melakukan penilaian fungsi kardiopulmonal dan neurologis


(primary assessment), anamnesis dan pemeriksaan fisis (secondary
assessment), serta pemeriksaan penunjang (tertiary assessment) untuk
mengetahui diagnosis penyakitnya.

Setiap dokter hendaknya mengetahui secara dini tentang adanya


kegawatan pada bayi dan anak agar dapat memberikan pelayanan yang
lebih cepat dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai