Anda di halaman 1dari 139

7

Properti Investasi, Sewa, dan


Penurunan Nilai
Pelaporan Korporat Aset 7
- Pertemuan
https://medium.com/@khristdamay/pengendalian
-dalam-sistem-informasi-2a6f87ad8408

Slide OCW Universitas Indonesia


Oleh : Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 1


Agenda

1. PSAK 13 Properti Investasi

2. PSAK 30 Sewa

3. PSAK 48 Penurunan Nilai Aset

Pelaporan Korporat- Departemen Akuntansi FEUI 2


PSAK 13 PROPERTI INVESTASI

Pelaporan Korporat- Departemen Akuntansi FEUI 3


Tanah dan Bangunan  Investasi Properti

 Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:


 properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari
bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh
pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
 Sebagian aset digunakan sebagian yang
lain disewakan  prorata

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 4


Pengakuan Investasi Properti

 Kriteria Pengakuan = PSAK 16


 Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
 Dapat diukur dengan andal
 Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya
perolehan.
 Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal
 Biaya pengurusan surat-surat
 Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih
menggunakan :
 Metode biaya  harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi
 Metode nilai wajar  nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih
perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, aset
properti investasi tidak disusutkan.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 5


Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16)

• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar

• Perubahan nilai wajar diakui • Perubahan nilai wajar diakui


dalam laporan laba rugi pada dalam ekuitas atau laba rugi
periode terjadinya. untuk penurunan nilai.

• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.

• Mencerminkan kondisi pasar • Tidak spesifik, hanya


pada tanggal neraca. mengharuskan secara reguler.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 6


Ilustrasi - Investasi Properti

 Entitas memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang


menyewakan tanah dan bangunan kepada entitas lain atau
untuk kepentingan induk. Entitas induk bergerak di bidang
manufaktur.

• Entitas anak mencatat dan menyajikan tanah dan bangunan


sebagai aset tetap
• Induk mencatat dan menyajikan tanah dan bangunan sebagai
properti investasi

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 7


PSAK 30 – SEWA

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 8


Agenda

1 Latar Belakang

2 Ruang Lingkup dan Definisi

3 Klasifikasi Sewa

4 Laporan keuangan Lessee

Laporan keuangan lessor


5

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 9


Sewa

 Aset tetap selain dibeli dapat disewa dari pihak lain:


 Sewa operasi / operating lease
 Sewa pembiayaan / capital lease
 Sewa sebagai alternatif pembiayaan  menghemat kas
entitas.
 Sewa operasi disajikan off balance sheet (tidak
ditampilkan di laporan posisi keuangan sehingga dapat
meningkatkan beberapa rasio keuangan  efisiensi
dan leverage.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 10


Sewa Operasi

 Sewa jangka pendek


 Alat dapat digunakan oleh penyewa namun aset dimiliki
oleh pihak yang menyewakan.
 Tidak terjadi transfer ownership di akhir masa sewa.
 Pemeliharaan alat biasanya oleh yang menyewakan
 Penyajian dalam laporan keuangan
 Diakui dan disajikan sebagai beban sewa dalam laporan laba
rugi komprehensif.
 Tidak ada pencatatan aset, utang dan beban depresiasi (off
balance sheet)

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 11


Keuntungan Sewa Operasi
 Memperoleh pendanaan dengan rate tetap
 Untuk aset yang cepat sekali berubah teknologinya akan tepat
karena investasinya lebih murah  fleksibel.
 Keuntungan dari pajak (beban menjadi lebih besar)
 Tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai aset dan
utang sehingga rasio efisiensi (sales/total aset; sales/fixed aset)
dan rasio leverage (debt/equity; laba operasi/interest) terlihat
lebih bagus  off balance sheet.
 Entitas tidak perlu memelihara aset  seringkali maintenance
dilakukan oleh pihak yang menyewakan.
 Menghemat kas dan pendanaan di masa sekarang karena biaya
yang dikeluarkan sebesar biaya sewa.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 12


Kerugian Sewa Operasi

 Entitas tidak memiliki aset untuk operasi yang disajikan dalam


laporan keuangan
 Keberlanjutan entitas dapat terganggu jika sewa di masa akan
datang tidak diperoleh  untuk aset utama entitas cukup berisiko
jika menggunakan sewa operasi
 Untuk alat-alat khusus sulit diperoleh
 Seringkali lebih mahal daripada membeli aset
 Tidak dapat dimanfaatkan optimal jika cepat terjadi perubahan
teknologi
 Penggunaan terbatas  tergantung perjanjian sewa
 Tidak dapat dijadikan jaminan bank

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 13


Sewa Pembiayaan

 Sewa pembiayaan / capital lease / finance lease


 Merupakan bentuk pendanaan jangka panjang  pembelian
secara angsuran
 Sewa pembiayaan  “transfer risiko dan manfaat aset
kepada pihak leasse”  kriteria umum sesuai dengan PSAK
30: sewa dan ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa.
 Aset dicatat oleh leasse :
 Pencatatan aset
 Pencatatan utang  kontrak pembayaran jangka panjang
 Pencatatan beban depresiasi aset

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 14


Ilustrasi Sewa

Data
• Entitas melakukan leasing 1 Januari 2010
• Masa Manfaat aset 5 tahun, aset didepresiasi
5 tahun dengan metode garis lurus.
• Sewa merupakan bentuk kontrak yang dapat
dibatalkan dengan jangka waktu 5 tahun.
• Kontrak tahunan yang dibayarkan 2.505 setiap
akhir tahun.
• Bunga 8 % per tahun

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 15


Sewa - Lease

Skedul Leasing

Pokok Bunga dan Pokok dari MLP Utang Akhir


Tahun
awal tahun Bunga Pokok Total Tahun
2010 10.000 800 1.705 2.505 8.295
2011 8.295 664 1.841 2.505 6.454
2012 6.454 517 1.988 2.505 4.466
2013 4.466 358 2.147 2.505 2.319
2014 2.319 186 2.319 2.505 (0)
2.525 10.000 12.525

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 16


Jurnal - Lease
 Operating Lease
Biaya sewa 2.505
Kas 2.505

• Capital / Finance Lease


Aset leasing 10.000
Utang Leasing 10.000
Utang Leasing 1.708
Beban bunga 800
Kas 2.505
Beban Depresiasi 2.000
Akumulasi Depresiasi 2.000

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 17


Jurnal - Lessor
 Operating Lease
Kas 2.505
Pendapatan sewa 2.505
Beban Depresiasi 2.000
Akumulasi Depresiasi 2.000

• Capital / Finance Lease


Piutang Leasing 10.000
Aset 10.000
Kas 2.505
Piutang Leasing 1.708
Pendapatan bunga 800
Kas

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 18


Sewa
Perbandingan Sewa Operasi dan Sewa Pembiayaan

Sewa Operasi Sewa Pembiayaan

Sewa per Bunga dan Pokok dari MLP


Tahun
tahun Bunga Depresiasi Total
2010 2.505 800 2.000 2.800
2011 2.505 664 2.000 2.664
2012 2.505 517 2.000 2.517
2013 2.505 358 2.000 2.358
2014 2.505 186 2.000 2.186
12.525 2.525 10.000 12.525

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 19


Sewa
Dampak pada Laporan Keuangan Lease
Lease
Tanggal Cash Lease Aset Equity
Liability
01/01/2010 - 10.000 10.000 -
31/12/2010 (2.505) 8.000 8.295 (2.800)
31/12/2011 (5.010) 6.000 6.454 (5.464)
31/12/2012 (7.515) 4.000 4.466 (7.981)
31/12/2013 (10.020) 2.000 2.319 (10.339)
31/12/2014 (12.525) - (0) (12.525)

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 20


Sewa

Dampak pada Laporan Keuangan Lessor


Interest Akumulasi Pengurang
Tanggal Cash Piutang Equity
Revenue Interest Pokok

01/01/2010 - 10.000 -

31/12/2010 2.505 800 800 1.705 8.295 2.800

31/12/2011 5.010 664 1.464 1.841 6.454 5.464

31/12/2012 7.515 517 1.981 1.988 4.466 7.981

31/12/2013 10.020 358 2.339 2.147 2.319 10.339

31/12/2014 12.525 186 2.525 2.319 (0) 12.525

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 21


Ikhtisar Perbedaan Revisi 2011 dan 2007

PERIHAL PSAK 30 (revisi 2011) PSAK 30 (revisi 2007)

Sewa tanah dan Elemen tanah dan bangunan dalam Tanah yang diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak
bangunan perjanjian sewa dinilai klasifikasinya Guna Bangunan atau lainnya diperlakukan sesuai
secara terpisah sebagai sewa dengan PSAK 47: Akuntansi Tanah.
pembiayaan atau sewa operasi,
dengan mempertimbangkan bahwa
pada umumnya tanah memiliki umur
ekonomis yang tidak terbatas.

Aset dalam sewa Perlakuan akuntansi sesuai de- Perlakuan akuntansi sebagai berikut:
pembiayaan yang ngan PSAK 58 (revisi 2009): Aset (a) disajikan  aset tersedia untuk dijual, jika jumlah
diklasifikasikan Tidak Lancar yang Dimiliki untuk tercatatnya dipulihkan melalui transaksi penjualan
sebagai dimiliki Dijual dan Operasi yang Dihentikan. (b) diukur sebesar nilai lebih rendah antara jumlah
untuk dijual tercatatnya dan nilai wajar setelah dikurangi beban
penjualan; dan
(c) Diungkapkan untuk memungkinkan evaluasi
dampak keuangan dari perubahan penggunaan aset.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 22


Perubahan PSAK 30 (2007)
 Pergantian istilah sewa guna usaha menjadi sewa

 Kriteria klasifikasi sewa  didasarkan atas sejauh mana risiko dan


manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada
pada lessor atau lessee

 Risiko termasuk kemungkinan rugi dari kapasitas tidak terpakai


atau keusangan teknologi dan variasi imbal hasil karena
perubahan kondisi ekonomi.

 Manfaat dapat tercermin dari ekspektasi operasi yang


menguntungkan selama umur ekonomis dan laba dari kenaikan
nilai atau realisasi dari nilai residu.

 Penerapan secara retrospektif dianjurkan, tetapi tidak diharuskan.


Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 23
Ruang Lingkup

 PSAK 30 diterapkan dalam akuntansi untuk semua jenis


sewa kecuali:
 Sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral,
minyak, gas alam dan sumber daya lainnya yang tidak
dapat diperbarui; dan
 Perjanjian lisensi untuk hal-hal seperti film, rekaman video,
karya panggung, manuskrip (karya tulis), hak paten dan
hak cipta

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 24


Ruang Lingkup

 Pernyataan ini tidak diterapkan untuk pengukuran:


 Properti investasi yang diserahkan oleh lessor yang dicatat
sebagai sewa operasi (PSAK 13: Properti Investasi)
 Properti investasi yang dikuasai oleh lessee yang dicatat
sebagai sewa operasi (PSAK 13: Properti Investasi)
 Aset biologis yang dikuasai oleh lessee yang dicatat
sebagai sewa pembiayaan
 Aset biologis yang diserahkan oleh lessor yang dicatat
sebagai sewa operasi

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 25


Definisi Sewa

 PSAK 30 (Revisi 2011)


Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor
memberikan hak kepada lessee untuk
menggunakan suatu aset selama periode
waktu yang disepakati.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 26


Awal Sewa vs Awal Masa Sewa

 Awal Sewa (Inception of the lease) adalah tanggal


yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan
tanggal pihak-pihak menyatakan komitmen
terhadap ketentuan-ketentuan pokok sewa. Pada
tanggal ini:
 Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa
pembiayaan
 Untuk sewa pembiayaan , jumlah yang diakui pada awal
masa sewa ditentukan

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 27


Awal Sewa vs Awal Masa Sewa

 Awal Masa Sewa (commencement of the lease


term) adalah tanggal saat lessee mulai berhak
untuk menggunakan aset sewaan.
 Tanggal ini merupakan tanggal pertama kali
sewa diakui (yaitu pengakuan aset, kewajiban,
penghasilan atau beban sewa)

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 28


Klasifikasi Sewa

Sewa Pembiayaan (Finance Lease)


• sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset.

Sewa Operasi (Operating Lease)


• sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko
dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset

Klasifikasi sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi


didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk
kontraknya.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 29


Indikator-indikator Klasifikasi (Par.10)

a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada


lessee pada akhir masa sewa
b) Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset
pada harga yang cukup rendah dibandingkan
nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat
dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat
dipastikan bahwa opsi memang akan
dilaksanakan

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 30


Indikator-indikator Klasifikasi (Par.10)

c) Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur


ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan
d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran
sewa minimum secara substansial mendekati nilai
wajar aset sewaan
e) Aset sewaan bersifat khusus dimana hanya lessee
yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi
secara material

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 31


Indikator Tambahan (Par. 11)

 Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang


terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee
 Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan
kepada lessee
 Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk
periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial
lebih rendah dari nilai rental pasar

Indikator – indikator di atas tidak


selalu harus konklusif.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 32


SEWA – TANAH & BANGUNAN

 IAS 17 mengatur transaksi sewa atas tanah &


bangunan sebagai sewa pembiayaan atau sewa
operasi sesuai klasifikasi yang ada

PSAK menyesuaikan pengaturan dengan


ketentuan IAS 17, namun tetap
memperhatikan pengaturan terkait hak atas
sewa tanah dalam ISAK 25.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 33


Sewa tanah dan bangunan

 Perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan


 diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa
operasi diatur tersendiri.
 Dalam menentukan klasifikasi  pada umumnya tanah
memiliki umur ekonomik yang tidak terbatas.
 Pembayaran sewa dialokasikan antara elemen tanah dan
bangunan secara proporsional sesuai nilai wajar relatif bagian
perjanjian sewa pada awal kontrak.
 Apabila tidak dapat dialokasikan, seluruh sewa diklasifikasikan
sebagai sewa pembiayaan kecuali sangat jelas bahwa kedua
elemen tersebut adalah sewa operasi. Bila demikian maka
seluruh sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 34


Sewa tanah dan bangunan

 Tanah dianggap tidak material, maka tanah dan bangunan dapat


diakui sebagai unit tunggal untuk tujuan klasifikasi sewa dan
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi.
 Umur ekonomik bangunan dianggap sebagai umur ekonomik
seluruh aset sewaan.
 Pengukuran elemen tanah dan bangunan secara terpisah tidak
diperlukan apabila bagian lessee atas tanah dan bangunan
diklasifikasikan sebagai properti investasi PSAK 13 dan metode nilai
wajar diadopsi.
Apabila pengklasifikasian tidak jelas, maka perlu dibuat suatu
perhitungan secara rinci untuk penilaian ini.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 35


Kasus – Klasifikasi Sewa (1)

PT XYZ menyewa mobil selama 5 tahun. Masa manfaat mobil


tersebut adalah 7 tahun. PT XYZ diberikan opsi untuk membeli
mobil tersebut pada akhir masa sewa seharga 50% dari nilai
pasar mobil ditambah 0.5% dari nilai pasar mobil pada tanggal
opsi dilaksanakan. Nilai pembayaran tersebut adalah untuk
menutup biaya penjualan mobil.
Sewa ini akan diklasifikasikan sebagai …..?

 Sewa Pembiayaan, karena terdapat opsi untuk membeli aset


tersebut pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai
wajar

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 36


Kasus – Klasifikasi Sewa (2)

Pada tanggal 1 Januari 2009, PT ABC menyewakan sebuah peralatan kepada


PT XYZ. Peralatan tersebut dibeli seharga $ 20,000 (Nilai wajar peralatan).
Perjanjian sewa mengandung klausul – klausul berikut ini:
 Masa Sewa 8 tahun
 Pembayaran tahunan setiap tanggal 1/1 setiap tahunnya sebesar $
4,500
 Masa manfaat peralatan adalah 10 tahun
 Estimasi nilai sisa pada akhir masa sewa adalah $ 3,000
Sewa ini bisa dibatalkan, dan PT XYZ akan dikenakan penalti yang tidak
signifikan. PT XYZ akan mengembalikan peralatan kepada PT ABC pada akhir
masa sewa. PV dari pembayaran sewa minimum (dihitung dengan
menggunakan tingkat bunga implisit 11.65%) adalah sebesar $ 18,271
Bagaimana pengakuan sewa ini di dalam laporan keuangan
entitas?
Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 37
Kasus – Jawaban
 Apakah kepemilikan aset akan berpindah pada akhir
masa sewa?
PT XYZ akan mengembalikan aset pada akhir masa sewa
χ
 Apakah ada opsi untuk membeli aset pada harga yang
cukup rendah dibandingkan nilai wajar?
Tidak ada cukup informasi ?

 Apakah masa sewa adalah untuk sebagian besar umur
ekonomis aset?
Masa sewa adalah 8 tahun, sama dengan 80% dari masa
manfaat aset
 Apakah aset sewaan bersifat khusus?
Tidak ada cukup informasi
Pelaporan Korporat - Departemen
?
Akuntansi FEUI 38
Kasus – Jawaban
 Apakah nilai kini dari jumlah pembayaran sewa
minimum secara substansial mendekati nilai wajar


aset sewaan?
PV pembayaran sewa minimum $ 18,271
FV peralatan $ 20,000
→ PV pembayaran sewa minimum = 91.4% dari FV
peralatan

 Apabila lessee membatalkan sewa, apakah kerugian


lessor akan ditanggung oleh lessee? χ
PT XYZ dikenakan pinalti yang tidak signifikan
Pelaporan Korporat - Departemen
Akuntansi FEUI 39
Kasus – Jawaban

?
 Apakah laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar
residu akan dibebankan kepada lessee?
Tidak ada cukup informasi

 Apakah lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan


sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang
secara substansial lebih rendah dari nilai rental pasar?
Tidak ada cukup informasi
χ
PT XYZ akan mengembalikan peralatan pada akhir masa
sewa

Pelaporan Korporat - Departemen


Akuntansi FEUI 40
Kasus – Jawaban

 Kesimpulan
 Tes masa sewa dan tes masa kini hanya menunjukkan
bahwa sebagian besar manfaat akan dialihkan pada awal
masa manfaat aset.
 Sewa dapat dibatalkan dengan penalti yang tidak
signifikan.
 Kurangnya informasi yang tersedia, sehingga tidak dapat
dilakukan analisa yang mendalam.
 Sewa diklasifikasikan sebagai Sewa Operasi.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 41


Laporan Keuangan Lessee

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 42


Pengakuan Awal (Par. 16)

 Aset dan kewajiban diakui sebesar nilai wajar aset sewaan


atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika
nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
 Tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat suku bunga
implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika
tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental
lessee.
 Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke
dalam jumlah yang diakui sebagai aset, termasuk biaya
sehubungan dengan aktivitas sewa tertentu, seperti negosiasi
dan pemastian pelaksanaan sewa.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 43


Pengukuran setelah Pengakuan Awal
(Par. 21)

 Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara


bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang
merupakan pelunasan kewajiban.

 Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode


selama masa sewa.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 44


Penyusutan dan Penurunan nilai

 Penyusutan (Par. 23 – 24)


 Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus
konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri,
berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2007) dan PSAK 19.
 Jika tidak terdapat kepastian yang memadai
bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan
pada akhir masa sewa, maka aset sewaan
disusutkan selama periode yang lebih pendek
antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 45


Penyusutan dan Penurunan nilai

 Penurunan Nilai (Par. 26)


 Untuk menentukan apakah suatu aset sewaan
mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan
PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 46


Penyajian dan Pengungkapan

 Selain harus memenuhi ketentuan PSAK 50 (Revisi 2006), hal-hal


berikut ini harus diungkapkan oleh Lessee (Par. 27):
 Jumlah neto nilai tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal neraca
 Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada
tanggal neraca, dengan nilai kininya untuk setiap periode berikut:
 Sampai dengan satu tahun

 Lebih dari satu tahun sampai lima tahun

 Lebih dari lima tahun

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 47


Penyajian dan Pengungkapan

 Rental kontijen yang diakui sebagai beban periode tersebut


 Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa lanjut di
masa depan dari kontrak sewa lanjut tidak dapat dibatalkan pada
tanggal neraca.
 Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material:
 Dasar penentuan utang rental kontinjen
 Opsi perpajangan atau pembelian
 Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa,
misalnya yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa
lanjut.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 48


Penyajian dan Pengungkapan

 Selain harus memenuhi ketentuan PSAK 50, hal-hal berikut ini


harus diungkapkan oleh Lessee (Par. 31):
 Total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi
yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut:
 Sampai dengan satu tahun
 Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
 Lebih dari lima tahun

 Total pembayaran sewa lanjut minimum masa depan, yang dihitung


pada tanggal neraca.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 49


Penyajian dan Pengungkapan

 Pembayaran sewa dan sewa lanjut yang diakui sebagai beban


periode berjalan, dengan pengungkapan terpisah untuk masing-
masing jumlah pembayaran minimum sewa, sewa kontinjen dan
pembayaran sewa lanjut
 Deskripsi umum perjanjian sewa lessee yang signifikan:
 Dasar penentuan utang rental kontinjen
 Persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian sewa atau adanya
opsi pembelian
 Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa,
misalnya yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa
lanjut.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 50


Ilustrasi – Lessee

 PT DEF (Lessee) menandatangani perjanjian sewa


10 unit kapal ikan dengan PT XYZ (Lessor) pada
tanggal 1 Januari 2009 senilai Rp 50 milyar
 Masa sewa selama lima tahun. Umur ekonomis
kapal lima tahun.
 Angsuran sewa, dibayar setiap 1 Januari dimulai
saat perjanjian ditandatangani, yaitu sebesar Rp
12.033.002.023 per tahun
 Disepakati ada nilai residu yang dijamin sebesar Rp
2.500.000.000.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 51


Ilustrasi – Lessee

 Suku bunga implisit yang dikenakan oleh PT


XYZ adalah 12%.
 PV anuitas dimuka (5 ,12%) = 4.037349347.
PV single sum (5, 12%) = 0.567426856
 Penyusutan dilakukan dengan menggunakan
metode garis lurus.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 52


Solusi - Lessee

 Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan


 MLP = PV Angsuran sewa + PV guaranteed RV
= 48,581,432,860 + 1,418,567,140
= 50,000,000

 Jurnal pencatatan sewa pembiayaan (1 Jan 09):


dr. Kapal Ikan Rp50,000,000
cr. Liabilitas Sewa Rp50,000,000

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 53


Solusi - Lessee

 Jurnal penerimaan piutang sewa ke-1 (1 Jan 09):


dr. Liabilitas Sewa Rp 12.033.002.023
cr. Kas Rp 12.033.002.023

 Jurnal atas Penyusutan (31 Desember 09):


dr. Penyusutan Rp 9,500,000,000
cr. Akumulasi Penyusutan Rp 9,500,000,000
{(50 M – 2.5 M)/5}

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 54


Solusi - Lessee

Pembayaran Beban
Date tahunan Keuangan Pengurangan Liabilitas Sewa Liabilitas Sewa
1-Jan-09 50,000,000,000

1-Jan-0912,033,002,023 0 12,033,002,023 37,966,997,977

1-Jan-1012,033,002,023 4,556,039,757 7,476,962,266 30,490,035,711

1-Jan-1112,033,002,023 3,658,804,285 8,374,197,738 22,115,837,974

1-Jan-1212,033,002,023 2,653,900,557 9,379,101,466 12,736,736,507

• Jurnal penerimaan piutang sewa ke-2 (1 Jan 10):


dr. Liabilitas Sewa Rp 7,476,962,266
dr. Beban Keuangan Rp 4,556,039,757
cr. Kas Rp 12,033,002,023

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 55


Pengakuan dan Pengukuran

Pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan


dasar garis lurus selama masa sewa kecuali
terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih
mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang
dinikmati pengguna (par. 29).

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 56


Laporan Keuangan Lessor

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 57


LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN

 PENGAKUAN AWAL
 Lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di
neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa
neto aset tersebut (par 32).
 Investasi sewa neto adalah investasi sewa bruto yang
didiskontokan dengan tingkat bunga implisit dalam sewa.
 Investasi sewa bruto adalah penjumlahan agregat dari:
 Pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor, dan
 Nilai residu yang tidak dijamin, yang menjadi hak lessor.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 58


LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (2)

 PENGAKUAN AWAL
 Investasi sewa neto = PV (MLP + unguaranteed residual
value).
 Nilai investasi sewa neto ini biasanya sama dengan nilai
wajar aktiva pada awal sewa (inception of the lease)
 Selisih antara nilai Investasi sewa bruto dan nilai Investasi
sewa neto adalah Penghasilan pembiayaan tangguhan
(unearned finance income).

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 59


LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (3)

 PENGAKUAN AWAL
 Untuk sewa pembiayaan selain yang melibatkan lessor
pabrikan atau dealer, biaya langsung awal diperhitungkan
sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa
pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui
selama masa sewa (par 34).
 Tingkat bunga implisit dalam sewa ditentukan sedemikian
rupa sehingga tidak diperlukan pengungkapan yang
terpisah (par 34).

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 60


LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (4)

 PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL


 Penerimaan pembayaran dari piutang sewa diperlakukan
sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan
(par 33).
 Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada
suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat
pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih
lessor dalam sewa pembiayaan (par 35).

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 61


LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (5)

 PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN KEUANGAN


 Pengungkapan yang dipersyaratkan dalam PSAK 50
 Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini
piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal neraca
 Klasifikasi investasi sewa bruto dan nilai kini piutang
pembayaran sewa minimum:
 Kurang dari 1 tahun
 1 – 5 tahun
 Lebih dari 5 tahun

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 62


LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (6)

 PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN KEUANGAN


 Penghasilan pembiayaan tangguhan
 Nilai residu yang tidak dijamin yang diakru sebagai laba
lessor
 Akumulasi penyisihan piurang tidak tertagih atas
pembayaran sewa minimum
 Rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam
periode berjalan
 Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 63


LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (7)

 ILUSTRASI
 Pada tanggal 1 Januari 2010 PT ABC (lessor) me-
nyewakan kendaraan pada PT XYZ (lessee).
 PT ABC membeli kendaraan di hari tersebut pada nilai
wajarnya yaitu Rp 89,721,000.
 Perjanjian sewa mengakibatkan biaya langsung awal
sebesar Rp 1,457,000.
 Masa sewa 4 tahun. Masa manfaat kendaraan 6 tahun.
 Pembayaran sewa tahunan Rp 22,000,000 yang
dibayarkan di muka setiap tanggal 1 Januari.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 64


LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (8)

 ILUSTRASI
 Estimasi nilai residual value pada akhir masa manfaat
adalah Rp 2,000,000
 Estimasi nilai residual value pada akhir masa sewa adalah
Rp 15,000,000
 Residual value yang dijamin oleh PT XYZ adalah Rp
7,500,000
 Tingkat bunga implisitnya adalah 7%

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 65


LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (9)

 SOLUSI
 Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan
 Nilai investasi neto = PV (MLP + unguaranteed RV) = nilai wajar aktiva +
biaya langsung awal = Rp89,721,000 + Rp1,457,000 = Rp 91,178,000
 Jurnal pencatatan sewa pembiayaan (1 Jan 10):
dr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp91,178,000
cr. Kendaraan Rp89,721,000
cr. Kas Rp1,457,000

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 66


LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (10)

 SOLUSI
 Jurnal penerimaan piutang sewa ke-1 (1 Jan 10):
dr. Kas Rp22,000,000
cr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp22,000,000
 Jurnal penerimaan piutang sewa ke-2 (1 Jan 11):
dr. Kas Rp22,000,000
cr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp17,158,000
cr. Penghasilan Pembiayaan Rp4,842,000
[7% x (91,178,000 – 22,000,000)]

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 67


LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (11)

TABEL PERHITUNGAN BUNGA


(dalam ribuan Rp)
MLP PP PPSP SPSP
1-Jan-10 91,178
1-Jan-10 22,000 - 22,000 69,178
1-Jan-11 22,000 4,842 17,158 52,020
1-Jan-12 22,000 3,641 18,359 33,662
1-Jan-13 22,000 2,356 19,644 14,018
1-Jan-14 15,000 981 14,019 (0)
MLP = Minimum Lease Payment
PP = Penghasilan Pembiayaan
PPSP = Pengurang Piutang Sewa Pembiayaan
SPSP = Saldo Piutang Sewa Pembiayaan
Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 68
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (12)

 PENGUNGKAPAN
IS 2012 SPSP 2012 IS 2011 SPSP 2011
Piutang sewa
Dalam 1 tahun 22,000 19,644 22,000 18,359
1 - 5 tahun 15,000 14,019 37,000 33,662
Jumlah MLP 37,000 33,662 59,000 52,021
PPT 3,338 6,979
PV MLP 33,662 52,021
IS = Investasi Sewa
PPT = Penghasilan Pembiayaan Tangguhan

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 69


LESSOR – PABRIKAN/DEALER (1)

Biaya-biaya yang
Lessor pabrikan atau dealer dikeluarkan oleh lessor
mengakui laba atau rugi pabrikan atau dealer
atas penjualan pada suaru sehubungan dengan
periode sesuai kebijakan negosiasi dan pengaturan
entitas atas penjualan biasa. sewa diakui sebagai beban
ketika laba penjualan diakui.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 70


LESSOR – PABRIKAN/DEALER (2)

 ILUSTRASI
 PT ABC memproduksi mesin untuk dijual dan disewakan.
 Tanggal 1 Juli 2009, PT ABC menyewakan mesin pada PT
XYZ dengan biaya negosiasi serta persiapan dokumen dan
proses sewa sebesar Rp1,500,000.
 Biaya produksi mesin adalah Rp195juta, dan nilai
wajarnya pada awal sewa adalah Rp 212juta.
 Tingkat bunga implisit adalah 10%. Tingkat bunga ini
adalah tingkat bunga yang berlaku di pasar.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 71


LESSOR – PABRIKAN/DEALER (3)

 ILUSTRASI
 PT XYZ menjamin nilai sisa sebesar Rp25juta, dari
total estimasi nilai sisa sebesar Rp37juta.
 Transaksi ini diklasifikasikan sebagai sewa
pembiayaan.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 72


LESSOR – PABRIKAN/DEALER (4)

 ILUSTRASI
 Jurnal penyewaan awal:
dr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp212,000,000
cr. Penjualan Rp204,548,000
dr. Harga Pokok Penjualan Rp187,548,000
cr. Persediaan Rp195,000,000

HPP = biaya persediaan – PV dari unguaranteed residual value =


Rp195juta – Rp7,452,000

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 73


LESSOR – PABRIKAN/DEALER (5)

 ILUSTRASI
 Jurnal pembayaran biaya langsung awal:
dr. Beban Sewa Rp1,500,000
cr. Kas Rp1,500,000

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 74


LESSOR – SEWA OPERASI (1)

 Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di neraca sesuai


sifat aset tersebut (par 46)

 Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai


pendapatan dengan garis lurus selama masa sewa, kecuali
terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan
pola waktu dimana manfaat penggunaan aset menurun (par
47)

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 75


LESSOR – SEWA OPERASI (2)

 Biaya Langsung Awal yg dikeluarkan oleh lessor


ditambahkan ke jumlah tercatat aset sewaan dan diakui
sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang
sama dengan pendapatan sewa (par 49)

 Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten


dengan kebijakan penyusutan normal untuk aset sejenis,
dan dihitung sesuai PSAK 16 dan PSAK 19 (par 50)

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 76


LESSOR – SEWA OPERASI (3)

 PENGUNGKAPAN (par 53)


 Hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 50
 Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa
depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan
untuk setiap periode berikut:
 Sampai dengan satu tahun
 Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
 Lebih dari lima tahun
 Total rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan
dalam periode berjalan

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 77


LESSOR – SALE & LEASE BACK (1)

 Dicatat sebagai SEWA PEMBIAYAAN (par 56)

 Selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat tidak dapat


diakui segera sebagai pendapatan oleh lessee
 Selisih tersebut akan ditangguhkan dan diamortisasi
selama masa sewa

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 78


LESSOR – SALE & LEASE BACK (1a)

 ILUSTRASI sebagai SEWA PEMBIAYAAN


 Pada tanggal 1 Juli 2009 PT ABC membuat perjanjian
dengan PT XYZ untuk menjual pabriknya seharga
Rp3,5milyar (pada nilai wajarnya).
 Pada tanggal tersebut, nilai buku pabrik adalah
Rp2,75milyar
 PT XYZ langsung menyewakan kembali pabrik tersebut
pada PT ABC
 Masa sewa adalah 6 tahun
 Masa manfaat pabrik adalah 8 tahun

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 79


LESSOR – SALE & LEASE BACK (1b)

 ILUSTRASI sebagai SEWA PEMBIAYAAN


 Pembayaran sewa tahunan, mulai dibayar pada 30 Juni
2010, adalah Rp700juta
 Nilai sisa pabrik di akhir masa sewa, yang seluruhnya
dijamin, adalah Rp500juta
 Tingkat bunga implisit adalah 10%
 Sewa tidak dapat dibatalkan
 Pembayaran sewa tahunan termasuk biaya perawatan
Rp35juta yg dibayarkan oleh lessor a.n. lessee

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 80


LESSOR – SALE & LEASE BACK (1c)

 ILUSTRASI sebagai SEWA PEMBIAYAAN


 Klasfikasi sewa adalah sewa pembiayaan, karena:
 Sewa tidak dapat dibatalkan
 Tidak ada informasi tambahan atas kemungkinan
transfer aset
 Masa sewa meliputi sebagian besar masa manfaat
pabrik
 PV dari MLP mencapai 90% dari nilai wajar aset

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 81


LESSOR – SALE & LEASE BACK (1d)

 ILUSTRASI sebagai SEWA PEMBIAYAAN


 Jurnal penjualan dan penyewaan kembali:
dr. Kas Rp3,5milyar
cr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp750juta
cr. Pabrik Rp2,75milyar
 Jurnal amortisasi pendapatan
dr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp125juta
cr. Keuntungan dr penjualan aset Rp125juta
(Rp750juta / 6tahun)

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 82


LESSOR – SALE & LEASE BACK (2)

 Dicatat sebagai SEWA OPERASI (par 58)


 Apabila harga jual = nilai wajar aset, maka laba atau rugi harus diakui
segera.
 Apabila harga jual < nilai wajar aset,
 Rugi tersebut dapat segera diakui, atau
 Rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan
yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus
ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran
sewa selama periode penggunaan aset

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 83


LESSOR – SALE & LEASE BACK (2a)

 ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI


 Apabila harga jual < nilai wajar aset,
 Pada 6 Feb 2009, PT ABC melepas pabriknya seharga Rp2milyar
namun menyewanya kembali secara sewa operasi
 Pembayaran sewa tahunan sebesar Rp500juta selama 5 tahun.
 Nilai buku pabrik adalah Rp3milyar, dan nilai wajarnya
Rp3,5milyar.
 Bagaimana implikasi dari transaksi ini?

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 84


LESSOR – SALE & LEASE BACK (2b)

 ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI


 Apabila harga jual < nilai wajar aset,
 Terdapat Rugi penjualan aset sebesar Rp1milyar
 Perlu dicari informasi apakah pembayaran sewa tahunan dilakukan pada
harga pasar atau lebih rendah dari harga pasar
 Apabila Rp500juta per tahun memang sudah harga pasarnya, maka kerugian
akan langsung diakui
 Namun apabila Rp500juta tersebut lebih rendah dari harga pasar, maka
kerugian tersebut akan ditangguhkan dan diamortisasi selama 5 tahun

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 85


LESSOR – SALE & LEASE BACK (3)

 Dicatat sebagai SEWA OPERASI (par 58) cont..


 Apabila harga jual > nilai wajar, maka selisih lebih dari nilai
wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama
periode penggunaan aset.
 Apabila nilai wajar aset < nilai tercatat, maka kerugian
sebesar selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar harus
diakui segera (par 60).

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 86


LESSOR – SALE & LEASE BACK (3a),

 ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI


 Apabila harga jual > nilai wajar
 Pada 1 Januari 2010, PT ABC menjual bangunan kantornya seharga
Rp20mliyar kepada pihak ketiga.
 PT ABC kemudian langsung menyewa kembali bangunan tersebut selama 10
tahun.
 Pembayaran sewa tahunan sebesar Rp1,5milyar dibayarkan setiap akhir
tahun.
 Sewa ini diklasifikasikan sebagai sewa operasi
 Nilai buku bangunan adalah Rp12milyar, dan nilai wajarnya adalah
Rp15milyar.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 87


LESSOR – SALE & LEASE BACK (3b)

 ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI


 Apabila harga jual > nilai wajar
 Jurnal pelepasan bangunan kantor
dr. Kas Rp20milyar
cr. PPE Rp12milyar
cr. Keuntungan pelepasan PPE Rp3milyar
cr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp5milyar

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 88


LESSOR – SALE & LEASE BACK (3c)

 ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI


 Apabila harga jual > nilai wajar
 Jurnal pembayaran sewa tahunan
dr. Beban Sewa Rp1,5milyar
cr. Kas Rp 1,5milyar

 Jurnal amortisasi pendapatan yg ditangguhkan


dr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp500juta
cr. Amortisasi Pend yg ditangguhkan Rp500juta

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 89


PSAK 48
PENURUNAN NILAI
IAS 36: Impairment eff 2014

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 90


Agenda

1 Perubahan 2013

2 Tujuan dan Ruang Lingkup

3 Pengakuan

4 Penyajian

5 Pengungkapan

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 91


Latar Belakang Perubahan 2013

PSAK 4 Laporan
Penyesuaian nama Keuangan
Dampak perubahan PSAK lain yang Konsolidasian dan
PSAK 68 nilai wajar disebutkan dalam Tersendiri menjadi
PSAK ini PSAK 4 Laporan
Keuangan Tersendiri

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 92


Ikhtisar Perubahan PSAK 48 (Revisi
2013)
No Perihal PSAK 48 Revisi 2013 PSAK 16 Lama

1 Ruang Lingkup Pengaturan investasi dalam Pengaturan investasi


laporan keuangan tersendiri dalam laporan keuangan
Mengacu PSAK 4 tersendiri
2 Definisi nilai wajar Tidak ada definisi nilai wajar Definisi nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual dikurangi biaya untuk
Memberikan definisi nilai wajar menjual
sesuai dengan PSAK 68

3 Pengukuran nilai Pengukurang nilai wajar Memberikan pengaturan


wajar dikurangi dikurangi biaya pelepasan mengenai nilai wajar
biaya menjual mengacu pada hirarki nilai dikurangi biaya untuk
wajar dalam PSAK 68 menjual
4 Komposisi estimasi Memberikan tambahan Tidak diatur
arus kas masa penjelasan nilai wajar dan nilai
depan pakai

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 93


Ikhtisar Perubahan PSAK 48 (Revisi
2013)
No Perihal PSAK 48 Revisi 2013 PSAK 16 Lama
5 Alokasi Unit atau UPK yang memperoleh Unit atau UPK yang
goodwill pada alokasi goodwill: memperoleh alokasi goodwill
UPK • menunjukkan tingkat menunjukkan tingkat terendah
terendah dalam entitas yang dalam entitas yang
goodwill-nya dipantau untuk goodwillnya
tujuan manajemen internal; dipantau untuk tujuan
dan manajemen internal; dan
• tidak lebih besar dari segmen • tidak lebih besar dari segmen
operasi yang didefinisikan operasi yang ditentukan
dalam PSAK 5: Segmen sesuai
Operasi paragraf 08 sebelum dengan PSAK 5: Segmen
penggabungan Operasi

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 94


Ikhtisar Perubahan PSAK 48 (Revisi
2013)
No Perihal PSAK 48 Revisi 2013 PSAK 16 Lama
6 Pengungkapan Memberikan tambahan persyaratan Memberikan persyaratan
pengungkapan untuk setiap aset pengungkapan untuk setiap rugi
individual atau unit penghasil kas penurunan nilai material yang
yang mana kerugian penurunan diakui atau dibalik selama
nilai telah diakui atau dibalik selama periode aset individual (termasuk
periode: goodwill dan unit penghasil
• jumlah terpulihkan aset (UPK) dan kas)
apakah jumlah terpulihkan aset
merupakan nilai wajarnya dikurangi biaya
untuk menjual atau nilai pakainya.; dan
• jika jumlah terpulihkan merupakan nilai
wajar dikurangi biaya pelepasan, entitas
mengungkapkan:
(i) tingkat hirarki nilai wajar
(ii) teknik penilaian
(iii) setiap asumsi utama

7 Koreksi editorial Istilah “harapan”dan yang diharapkan” Ekspektasi dan ëkspektasian

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 95


Perbedaan dengan IAS

Tidak mengecualikan aset biolojik


karena belum diadopsi

Ruang lingkup anak dengan metode


biaya sesuai PSAK 4 Laporan
keuangan tersendiri

Perbedaan pengaturan laporan


keuangan tersendiri

Tanggal efektif dan ketentuan transisi

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 96


Tujuan dan Ruang Lingkup

 Tujuan PSAK 48 :
 Menetapan prosedur agar aset dicatat
tidak melebihi jumlah terpulihkannya
 impairment.
 Aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkan
jika jumlah tercatat aset melebihi jumlah
yang akan dipulihkan melalui:
 penggunaan atau

 penjualan aset.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 97


Tujuan dan Ruang Lingkup
PSAK 48 Par 2
 PSAK 48 ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua aset,
kecuali :
1. Persediaan (lihat PSAK 14: Persediaan);
2. Aset yang timbul dari kontrak konstruksi (lihat PSAK 34: Akuntansi Kontrak
Konstruksi);
3. Aset pajak tangguhan (lihat PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan);
4. Aset yang timbul dari imbalan kerja (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja);
5. Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;
6. Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (lihat PSAK 13: Properti
Investasi);
7. Biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak
kontraktual penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam
ruang lingkup PSAK 28: Kontrak Asuransi; dan
8. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki
untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual
dan Operasi yang Dihentikan.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 98


Tujuan dan Lingkup PSAK 48

entitas anak  PSAK 4: Laporan dan


berlaku untuk Laporan Keuangan Tersendiri
aset keuangan
yang ventura bersama  PSAK 12: Bagian
dikelompokkan Partisipasi Dalam Ventura Bersama
sebagai investasi entitas asosiasi  PSAK 15. Investasi
dalam: pada Entitas Asosiasi

PSAK 48 berlaku juga untuk:


aset yang dicatat pada jumlah revaluasian (yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi dikurangi biaya penyusutan selanjutnya dan
akumulasi penurunan nilai selanjutnya) sesuai PSAK lain,
seperti model revaluasi dalam PSAK 16: Aset Tetap
Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 99
Konsep & Istilah Penting

 Uji Penurunan Nilai  Impairment Test


 Rugi Penurunan Nilai  Impairment Losses
 Jumlah Tercatat  Carrying Amount
 Jumlah Terpulihkan  Recoverable Amount
 Jumlah Tersusutkan  Depreciable Amount
 Nilai Pakai  Value in Use
 Nilai Wajar dikurangi biaya  Fair Value less Costs to Sell
pelepasan (FV-C2S)
 Unit Penghasil Kas (UPK)  Cash Generating Unit (CGU)
 Biaya Pelepasan  Costs of Disposal
 Aset Korporat  Corporate Assets
 Goodwill  Goodwill

Pelaporan Korporat - Departemen


Akuntansi FEUI 100
Pengertian Penurunan Nilai (Impairment)

Penurunan nilai dari aset terjadi jika:


Nilai tercatat aset > jumlah terpulihkan

Reviu dilakukan secara periodik  ada atau tidaknya


indikasi penurunan nilai (test of impairment)

Jika terdapat indikasi, maka perusahaan harus menaksir


recoverable amount dari aset tersebut

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 101


Pendekatan Umum dari Pengukuran
Penurunan Nilai

Bila ada indikasi penurunan nilai setelah dilakukan pengujian  perusahaan


akan mengakui adanya rugi penurunan nilai (Impairment Loss) ketika:

carrying amount > recoverable amount.

selisih lebih: rugi penurunan nilai

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 102


Pendekatan Umum Penurunan Nilai

Akumulasi
Carrying Penyusutan dan
Nilai Aset Akumulasi Rugi
Amount
Penurunan Nilai

Nilai Wajar Recovered


dikurangi Biaya through sale
Recoverable Pelepasan
Amount 
Nilai tertinggi
Recovered
through use
Nilai Pakai

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 103


Pendekatan Umum dari Pengukuran
Penurunan Nilai

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 104


Identifikasi Aset Penurunan Nilai

Akhir Jika ada


periode indikasi
Menilai apakah terdapat indikasi
Entitas mengestimasi jumlah
suatu aset mengalami penurunan
terpulihkan aset.
nilai

Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus:


 Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai
(impairment test).
 Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
 Aset tidak berwujud yang belum digunakan
 Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 105


Identifikasi Aset yang Mungkin
Mengalami Penurunan Nilai Aset
Informasi minimum yang dipertimbangkan PSAK 48 par 12

Informasi dari sumber-sumber Informasi dari sumber-sumber


eksternal internal
• Perubahan signifikan nilai • Bukti keusangan atau
pasar kerusakan fisik aset
• Perubahan signifikan • Perubahan signifikan atas
teknologi, pasar, ekonomi dan penggunaan, penghentian dan
lingkup hukum masa manfaat aset
• Perubahan suku bunga • Bukti internal mengindikasikan
• Jumlah tercatat aset neto bahwa kinerja ekonomi aset
enttitas melebihi kapitalisasi lebih buruk dari yang
pasarnya diharapkan.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 106


Pengukuran Jumlah Terpulihkan

 PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah


yang lebih tinggi antara:

Fair Value Less Costs to Sell dan Nilai pakai (Value in Use)
adalah jumlah yang dapat dihasilkan adalah nilai sekarang dari
dari penjualan suatu aset atau unit taksiran arus kas yang
penghasil kas dalam transaksi antara diharapkan akan diterima atau
pihak-pihak yang mengerti dan unit penghasil kas.
berkehendak bebas tanpa tekanan,
dikurangi biaya pelepasan aset.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 107


Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Nilai wajar dikurangi biaya pelepasan (Fair Value Less Costs to Sell)
 Bukti Terbaik
 harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat
dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang independen,
disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara
langsung dengan pelepasan aset.
 Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset
diperdagangkan di pasar aktif
 Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset
tersebut.
 Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat dan tidak ada
pasar aktif untuk aset
 Berdasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan
jumlah yang dapat diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan, dari
pelepasan aset pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 108


Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Nilai Pakai (Value in Use)

Nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit
penghasil kas

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam penghitungan nilai pakai aset:


a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari
aset;
b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus
kas masa depan tersebut;
c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang
berlaku;
d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset
e) faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh
pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas
akan diperoleh dari aset tersebut.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 109


Pengukuran Jumlah Terpulihkan
PSAK 48
Par 31

mengestimasi arus kas masuk dan arus


kas keluar di masa depan dari pemakaian
aset tersebut dan pelepasannya pada
akhirnya

menerapkan tingkat diskonto yang tepat


atas arus kas masa depan tersebut

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 110


Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Basis untuk mengestimasi
Hambatan proyeksi arus kas: arus kas masa depan

1. Didasarkan pada asumsi yang masuk akal dan didukung oleh


fakta atau teori.
2. Didasarkan pada anggaran keuangan yang terbaru dan telah
disahkan oleh manajemen.
3. Pendasaran kepada anggaran hanya meliputi periode 5 tahun,
kecuali jika periode yang lebih lama dapat dijustifikasi.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 111


Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Basis untuk mengestimasi
Hambatan proyeksi arus kas: arus kas masa depan

4. Periode setelah anggaran hanya dapat menggunakan tingkat


yang tetap atau menurun, kecuali jika tingkat yang naik dapat
dijustifikasi.
5. Tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam proyeksi
ekstrapolasi tidak dapat melebihi rata-rata jangka panjang
pertumbuhan untuk produk, industri, atau negara tempat
entitas beroperasi atau pasar dimana aset tersebut
digunakan, kecuali jika tingkat yang lebih tinggi dapat
dijustifikasi.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 112


Pengukuran Jumlah Terpulihkan

Komposisi Estimasi Arus Kas Masa Depan (par 39)

proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset

proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas
masuk dari penggunaan aset (termasuk arus kas keluar untuk
menyiapkan aset agar dapat digunakan) dan dapat dikaitkan secara
langsung, atau dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten, pada
aset

Arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk
pelepasan aset pada akhir masa manfaatnya

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 113


Pengukuran Jumlah Terpulihkan

Arus Kas Masa Depan Valuta Asing

• Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan


mata uang ketika akan dihasilkan dan
kemudian didiskonto menggunakan suatu PSAK 48
tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata Par 54
uang tersebut.

• Tingkat pertukaran yang digunakan  kurs


spot pada tanggal penghitungan nilai pakai.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 114


Pengukuran Jumlah Terpulihkan

Dasar penetapan tingkat diskonto  tingkat


Tingkat Diskonto
diskonto sebelum pajak yang
menggambarkan penilaian pasar kini dari:
(a) nilai waktu uang; dan
(b) risiko spesifik atas aset dimana estimasi
PSAK 48
arus kas masa depan belum
Par 56
disesuaikan.

Tingkat diskon ini adalah tingkat


pengembalian yang disyaratkan investor Tingkat diskonto ini diestimasi
jika seandainya mereka hendak memilih dari salah satu:
suatu investasi yang menghasilkan arus kas • Tingkat diskonto implisit
dengan jumlah, waktu dan profil risiko yang pada transaksi pasar kini
sama dengan yang entitas harapkan akan terhadap aset sejenis atau
• Rata-rata tertimbang biaya
dihasilkan dari aset tersebut.
modal entitas yang tercatat di
bursa efek yang memiliki aset
sejenis

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 115


Pengakuan Rugi Penurunan Nilai

nilai terpulihkan aset < dari nilai tercatatnya


PSAK 48
Par 59-60-
– nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar 61
nilai terpulihkan.
– Penurunan tersebut adalah rugi penurunan
nilai
Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi,
• Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan
standar lain (Contoh PSAK 16: Aset Tetap)

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 116


Pengakuan Rugi Penurunan Nilai

• Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian


diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.

 diakui dalam pendapatan komprehensif lain,


sepanjang kerugian penurunan nilai tidak
melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset
yang sama

 rugi penurunan nilai atas aset revaluasian


mengurangi surplus revaluasi untuk aset
tersebut

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 117


Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap
peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400 juta,
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai pakainyaRp 410
juta.
Rp 400 juta Rp 410 juta

Tidak ada
penurunan nilai

Rp 360 juta Rp 410 juta

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 118


Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama
kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta.
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 40 juta
Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai
Cr. Akulumasi Depresiasi Peralatan Rp 40
juta
Illustration 11-15
Rp 400 juta Rp 360 juta

Rp 360 juta Rp 350 juta

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 119


Kasus
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:
Rp M
Goodwill 10
Properti 20
Pabrik dan Peralatan 30
60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.

Goodwill Properti Pabrik & Total


Peralatan
Nilai buku 10 20 30 60
Penurunan Nilai (10) (2) (3) (15)
Nilai setelah penurunan nilai 0 (18) 27 45

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 120


Unit Penghasil Kas (UPK)

 Jumlah terpulihkan dari aset individual


tidak dapat ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi PSAK 48
Par 67
mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya
pelepasan; dan
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk
yang independen dari kelompok aset lain.

 Dalam kasus ini, nilai pakai dan, jumlah PSAK 48


Lihat Par 67:
terpulihkan, dapat ditentukan hanya Contoh
untuk Unit Penghasil Kas Aset.
Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 121
Unit Penghasil Kas

 Tidak mungkin mengestimasi jumlah terpulihkan


aset individual  menentukan nilai terpulihkan
dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup PSAK 48
(aset dari unit penghasil kas = UPK). Par 66, 68:
Contoh
 Unit penghasil kas aset  kelompok terkecil
dari aset yang termasuk aset tersebut dan
menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari arus kas masuk dari aset
atau kelompok aset lain.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 122


Unit Penghasil Kas
 Jumlah terpulihkan dari UPK adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar unit penghasil kas dikurangi biaya
pelepasan dengan nilai pakainya.
PSAK 48
 Jumlah tercatat dari UPK: Par 74-76
(a) mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang
dapat diatribusikan langsung, atau dialoksikan dengan
dasar yang layak dan konsisten, ke UPK dan akan
menghasilkan arus kas masuk yang digunakan dalam
menentukan nilai pakai unit penghasil kas; dan

(b) tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas yang


diakui, kecuali jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas
tidak dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan
liabilitas tersebut.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 123


Unit Penghasil Kas

Rugi Penurunan Nilai


• diakui untuk UPK
• jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari
unit tersebut (kelompok dari unit) < jumlah PSAK 48
tercatatnya. Par 98
• dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat
aset dari unit tersebut (kelompok dari unit)
dengan urutan sbb:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat Pertama,
atas setiap goodwill yang dialokasikan ke Goodwill
unit penghasil kas tersebut (kelompok dari
unit); dan
(b)selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut
Kemudian
(kelompok dari unit) dibagi pro rata atas
pro rata
dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam
unit tersebut (kelompok dari unit).
Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 124
Unit Penghasil Kas

Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai,


entitas tidak harus mengurangi jumlah tercatat PSAK 48
aset dengan jumlah yang tertinggi dari: Par 100

(a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk


menjual (jika ditentukan);
(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan
(c) nol.

Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya


dialokasikan ke aset  harus dialokasikan pro rata ke
aset lain dari unit (kelompok dari unit).

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 125


Kasus 1: Penurunan Nilai UPK

Facts
Suatu entitas mengoperasikan peralatan minyak di dasar laut.
Entitas menyediakan biaya restorasi senilai Rp 10 M, yang
mencerminkan nilai kini dari biaya tersebut. Entitas tersebut
menerima tawaran untuk membeli peralatan minyak seharga
Rp 16 M, dan nilai biaya pelepasan seharga Rp 2 M. Nilai pakai
sebesar Rp 24 M. Sedangkan nilai tercatat dari peralatan
sebesar Rp 20 M.

Required
 Apakah nilai dari peralatan menurun?

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 126


Kasus 1: Penurunan Nilai UPK

Solution
Nilai wajar dikurangi cost to sell dari peralatan adalah Rp 14 M
(Rp 16 M – Rp 2 M).
Nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 14 M (Rp 24 M – Rp 10 M).
Nilai tercatat dari peralatan adalah Rp 10 M (Rp 20 M – Rp 10 M).
Sehingga, nilai terpulihkan dari unit penghasil kas melebihi nilai
tercatatnya, sehingga aset ini tidak diturunkan nilainya.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 127


Kasus 2: Unit Penghasil Kas
Example

• PT Melati melakukan reviu penurunan nilai dari UPK X pada tahun 2011, berikut
ini aset yang dimiliki oleh PT Melati:
Nilai Tercatat
Goodwill Rp100 juta
PPE, setelah didepresiasi 300 juta
Aset Tak Berwujud, pada nilai amortisasinya 200 juta
Properti Investasi, setelah didepresiasi 250 juta
Aset Keuangan, pada nilai wajar 107 juta
Persediaan, at cost 50 juta
Piutang Dagang 130 juta
Total Rp 1137 juta

• Setelah reviu penurunan nilai, PT Melati menemukan fakta bahwa nilai yang
dapat dipulihkan atas UPK X senilai Rp800 juta termasuk properti investasi
senilai Rp200 juta.
• Hitunglah kerugian penurunan dan alokasikan ke masing-masing aset.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 128


Kasus 2: Unit Penghasil Kas
Example
Carrying Carrying
amount after Allocated amount after
impairment loss impairment loss impairment loss

Goodwill Rp 100 juta Rp (100 juta) Rp 0


Property, plant and equipment 300 juta (112.2 juta) 187.8 juta
Aset Tak Berwujud 200 juta (74.8 juta) 125.2 juta
Properti Investasi (250 jt-50 jt) 200 juta - 200 juta
Aset Keuangan 107 juta - 107 juta
Persediaan 50 juta - 50 juta
Piutang Dagang 130 juta - 130 juta

Total 1087 juta (287 juta) 800 juta

Pertama, rugi penurunan nilai mengurangi seluruh goodwill

Kemudian, sisa kerugian dialokasikan pada aset tidak lancar pro


rata terhadap nilai tercatat dari aset tidak lancar tersebut.
Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 129
Penurunan Nilai Goodwill

PT Lily memiliki 80% kepemilikan PT Kenanga dengan membayar Rp 16


M pada 1 Januari 2010. Setelah tanggal akuisisi, aset bersih yang dapat
diidentifikasi memiliki nilai Rp15 M. Sehingga:

Nilai wajar aset bersih bisa diidentifikasi = Rp15 M


Nilai aset bersih yang diakusisi = 80% x Rp15 M = Rp12 M
Biaya kombinasi bisnis = Rp 16 M
Goodwill = Rp 4 M
PT Kenanga merupakan UPK. Pada 31 Desember 2010, nilai yang dapat
dipulihkan dari PT Lily sebesar Rp10 M.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 130


Penurunan Nilai Goodwill (Cont’d)

 Bagian 1: Menguji penurunan nilai PT Kenanga


Asumsi: depresiasi aset yang dapat diidentifikasi Rp1.5 M
selama tahun 2010

Akhir tahun 2010 Goodwill Aset yang dapat Total


diidentifikasi
Nilai tercatat bruto Rp 4 M Rp 15 M Rp 19 M
Akumulasi depresiasi - (1.5 M) (1.5 M)
Nilai tercatat 4M 13.5 M 17.5 M
Goodwill minoritas 1M - 1M
Nilai tercatat yang Rp 5 M Rp 13.5 M Rp 18.5 M
disesuaikan

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 131


Penurunan Nilai Goodwill (Cont’d)

Nilai yang Nilai tercatat


Terjadi
dapat
dipulihkan < telah
disesuaikan
penurunan
nilai Rp8.5 M
Rp10 M Rp18.5 M

 Bagian 2: Mengalokasikan kerugian penurunan nilai

Akhir tahun 2010 Goodwill Aset yang dapat Total


diidentifikasi
Nilai tercatat bruto Rp 4 M Rp 15 M Rp 19 M
Akumulasi depresiasi - (1.5 M) (1.5 M)
Nilai tercatat 4M 13.5 M 17.5 M
Kerugian penurunan nilai 4M 3.5 M 7.5 M
Nilai tercatat yang 0 Rp 10 M Rp 10 M
disesuaikan

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 132


Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

 Dalam menilai apakah terdapat indikasi


bahwa rugi penurunan nilai yang telah
diakui pada periode-periode sebelumnya PSAK 48
untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak Par 106
ada lagi atau mungkin telah menurun,
entitas mempertimbangkan, minimal,
indikasi berikut ini:

1. Infomasi yang bersumber dari luar


2. Informasi yang bersumber dari dalam

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 133


Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

 Rugi penurunan nilai yang telah diakui


dalam periode-periode sebelumnya untuk PSAK 48
Par 109
aset selain goodwill harus dibalik jika, dan
hanya jika, terdapat perubahan estimasi
yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi
penurunan nilai terakhir diakui.
 jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat
aset, (ada pengecualian) dinaikkan ke
jumlah terpulihkannya.
 Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan
rugi penurunan nilai
Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 134
Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai –Aset Individu
 Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain
goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi PSAK 48
Par 112-114
penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah
tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi)
seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan
nilai di tahun-tahun sebelumnya.
 Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain
goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset
disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan
Pernyataa lain (contohnya, model revaluasi di PSAK
16).
 Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset
revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan
penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait.

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 135


Pembalikan Rugi Penurunan Nilai untuk UPK

 Dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk


goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari asetnya.
PSAK 48
 Diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai untuk Par 117-
aset individual dan diakui sesuai dengan PSAK ini. 118
 Alokasi pembalikan rugi penurunan nilai  jumlah tercatat
aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari:
(a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan
(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau
depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan nilai
yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode
sebelumnya.
 Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah
dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan pro rata
ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill.
Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 136
Pengungkapan
PSAK 48
Par 121-130

Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan

Pengungkapan tambahan utama termasuk:

setiap UPK (atau kelompok Asumsi utama Periode dimana


UPK) yang memiliki nilai dan pendekatan manajemen telah
tercatat goodwill atau aset manajemen yang memproyeksikan
tidak berwujud dengan masa digunakan untuk arus kas, tingkat
manfaat tidak terbatas mengukur nilai pertumbuhan,
termasuk: terpulihkan tingkat diskonto

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 137


Pengungkapan tambahan 2013

 jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) dan apakah


jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai
wajarnya dikurangi biaya pelepasan atau nilai pakainya.
 jika jumlah terpulihkan merupakan nilai wajar dikurangi biaya
pelepasan, maka entitas mengungkapkan informasi:
 Tingkat hirarki sesuai PSAK 68
 Deskripsi teknik penilaian (level 2 dan 3)
 Asumsi utama (level 2 dan 3)
 Jika jumlah terpulihkan merupakan nilai wajar dikurangi biaya
pelepasan: diungkapkan penjelasan pendekatan manajemen:
level hirarki dan alasan perubahan teknik penilaian

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 138


Slide OCW Universitas Indonesia
Oleh : Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI

Pelaporan Korporat - Departemen Akuntansi FEUI 139

Anda mungkin juga menyukai