Anda di halaman 1dari 97

Program Kesehatan Ibu

Direktorat Bina Kesehatan Ibu

Nusantara Sehat - Jakarta, 7 November 2015


Determinan Kematian Ibu
Ekonomi Geografi Gender

Pendidikan Budaya

Terlambat
Merujuk
4 Terlalu
KOMPLIKASI
(Penyebab Lgs)
Gizi -Perdarahan
-Eklampsi Terlambat MATI
BUMIL Penyakit -Infeksi Sampai
Menular -Partus macet
- Kompl Keguguran
Penyakit
Lain Terlambat
Pertolongan
Tenaga Adekuat Manajerial

Sarana Obat
Dimana Ibu Meninggal?? ?
DI RUMAH SAKIT

DI PUSKESMAS
? 1. Sarana Transportasi

? 2. Tingkat Kesulitan
3. Waktu Tempuh

1. Kesiapan
PERJALANAN PERJALANAN Petugas
2. Ketersediaan
Bahan & Alat
DI RUMAH 1. Kesiapan Petugas 3. Sikap Petugas
1. Keputusan Keluarga 2. Ketersediaan 4. Biaya
• Pengetahuan Bahan & Alat
• Ketersediaan 3. Sikap Petugas
Biaya
• Kesibukan 2 3
Keluarga
• Sosial Budaya
TERLAMBAT
2. Ketersediaan
Transportasi 1 3
Situasi Kesehatan Ibu
Jumlah Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2014

50% Kematian
692

25% Kematian
644
562

221
198
138
134
132
128
113
112
108
107
107
99
97
87
79
72
70
69
67
61
57
49
48
45
43
41
39
39
37
18
Laporan Rutin Program Kesehatan Ibu Tahun 2014 yang diterima dari Dinkes Provinsi
Waktu Ibu Meninggal Dalam Kehamilan

40% pada hari pertama Nifas


peluang pencegahan
Sepertiga setelah
20% saat kematian?? Waktu pendek
hari ke 2-42 
kehamilan l Peluang
50 %
Bagaimana pencegahan
ANC ??? ada 40
waktunya cukup
waktu yg 30

cukup 20
panjang 10

0
During 1 2 3-7 8-42
pregnancy Days since end of pregnancy

Sumber Lancet 2006


Karakteristik Ibu Meninggal
100.00
91.972
<20 tahun
20-34 tahun
35+ tahun
80.00

60.00 57.952

Persen
46.738

39.265
40.00 36.385

20.00
13.997
7.798
5.663
.229
.00
anak <=1 anak 2-3 anak 4+
Problem dalam Mencapai Fasyankes
Saat Persalinan
SDKI 2007 SDKI 2012
25.1 22.8

15.2
15.3
13.3
12.1
10.6 10.5

5.4
4.2 5.1

9
Ibu Mendapat Penjelasan
Tanda Tanda Bahaya Kehamilan
100
90
80
70
58.9
60 55.4
51.2 50.3 51.3 52 49.2 50.5 51.1
47.3 47.947.1 48.9
50 43.841.9 45.443.844.1 45.58 45
41.8
44.5
39.7 41.7 40.2
39.4 38.7
40 31.8
35.9
32.7 33.9 33.9

30 25.7 26.9

20
10
0

10
Sumber : Riskesdas 2010
11
Kepatuhan institusi terhadap standar pelayanan
kesehatan maternal
(rataan median total skor faskes)

Antenatal Persalinan normal Pascasalin 12


Mengenali & Merujuk Kasus Komplikasi Maternal
(Median Skor)

Mengenali dan merujuk kasus komplikasi Puskesmas Klinik BPS


Menegakkan diagnosis kasus dengan komplikasi (11 item) 86 73
Melakukan penatalaksanaan awal (23 item) 59 54
Melakukan rujukan segera (10 item) 75 65

13
Konsep Pencegahan
Kematian Ibu
CONTINUUM OF CARE Lansia

Pelayanan bagi
anak SMP/A & • Kualitas
remaja • Degenerasi
Upaya promotif
dan preventif di
hulu sama
Pelayanan
pentingnya bagi anak • Kespro remaja
dengan yang SD • Konseling:
dihilir Pelayanan Gizi HIV/AIDS,
NAPZA dll
bagi balita • Fe
Pelayanan •Penjaringan
Persalinan, bagi bayi •Bln Imunisasi Anak
nifas & Sekolah
Pelayanan neonatal •Upaya Kes Sklh
•PMT
Antenatal • Pemantauan
pertumbuhan &
Pelayanan perkembangan
PUS & WUS • ASI eksklusif • PMT
• Imunisasi dasar
• APN (MAK III) dan KF
lengkap
• P4K • Inisiasi Menyusu Dini • Pemberian makan
• Buku KIA • Vit K 1 inj • Penimbangan
• ANC terpadu • Imunisasi Hep B • Vit A
• Konseling Kespro • Kelas Ibu Hamil • Rumah Tunggu • MTBS
• Pelayanan KB • Fe & asam folat • Kemitraan Bidan Dukun
• KIE Kespro Catin • KB pasca persalinan
• PMT ibu hamil
• PKRT • PONED-PONEK
• TT ibu hamil
KB dalam Penurunan AKI, AKB dan TFR
Tanpa risiko
Ingin hamil Tanpa Komplikasi
Tidak hamil kehamilan, T F R
Diteruskan persalinan, nifas
Tidak KB
(unmet need)
Dengan Komplikasi Kematian
PUS Dengan risiko kehamilan, Ibu dan
Hamil persalinan, nifas Bayi 
(KTD)

Tidak ingin Diterminasi Komplikasi Kematian


hamil (Aborsi) Aborsi Ibu
(berisiko)

CPR 

Ber-K B Kesehatan ibu/anak  AKI


Unmet AKB 
need  TFR 
Program Kesehatan ibu Dalam Penurunan AKI
Tahun 2015-2019
Peningkatan
Peningkatan Peningkatan Peningkatan pelayanan Penguatan
cakupan dan pelayanan pelayanan Pelayanan kesehatan Manajemen
kualitas persalinan di pencegahan KB reproduksi Program
pelayanan fasilitas komplikasi berkualitas terpadu Kesehatan
antenatal kesehatan kebidanan responsif Ibu
gender
Pemantapan Pemantapan Penguatan
Pelaksanaan APN PWS
pelaksanaan
Pelayanan Peningkatan
PONED KIA
Antenatal Pelaksanaan
sesuai standar KB Pasca
PKRT
termasuk MAK III Salin
Antenatal
PONEK
Terpadu
AMP
Pengembangan
Kemitraan
Bidan Dukun P4K
Pelaksanaan Kespro
Kelas Ibu MKJP situasi
Hamil Penguatan bencana Sufas
Sistem
Rumah Tunggu Rujukan
17
PMK no 75 tahun 2014:
” Puskesmas menyelenggarakan Fungsi “
1. Penyelenggaraan UKM tingkat 2. Penyelenggaraan UKP tingkat
pertama di Wilayah kerjanya pertama di Wilayah kerjanya
Pembangunan Wilayah Pembangunan Wilayah
Berwawasan Kesehatan Berwawasan Kesehatan
1 Penyelenggara Yankesdas komprehensif, sinambung dan
1 Perencanaan kesmas &analisis kebutuhan Yan diperlukan bermutu
2 Advokasi & sosialisasi kebijakan kes. 2 Yankes utama Promotif dan Preventif
3 KIE pemberdayaan Masy 3 Yankes berorientai individu, keluarga, kelompok dan masy.
4 Penggerakan Masy 4 Yankes utamakan keamanan dan keselamatan pasien
5 Bintek pd Jaringan dan UKBM 5 Yankes dg prinsip koordinatif, kerjasama inter dan antar
6 Peningkatan kompetensi SDM prefesi
7 Mantau Pelaks Pembangunan berwawasan Kes 6 Laksanakan Rekam medis
8 Pencatatan, pelaporan dan Evaluasi thp akses, mutu dan 7 Pencatatan, pelaporan dan evaluasi mutu dan akses
cakupan pelayanan Yankes
9 Rekomendasi terkait kesmas, dukungan kewaspadaan dini 8 Peningkatan kompetensi Nakes
dan respon penanggulanan penyakit 9 Koordinasi dan pembinaan fasyankes tingkat pertama
di wilayah kerja
Melaksanakan Penapisan rujukan dan sistem rujukan

Pustu, Bidan di Desa/Kelurahan adalah sebagai Jaringan Puskesmas.


BPM, Klinik swasta adalah sebagai jejaringPuskesmas.
Determinan Kematian Ibu
Ekonomi Geografi Gender

Pendidikan Budaya

Terlambat
Merujuk
4 Terlalu
KOMPLIKASI
(Penyebab Lgs)
Gizi -Perdarahan
-Eklampsi Terlambat MATI
BUMIL Penyakit -Infeksi Sampai
Menular -Partus macet
- Kompl Keguguran
Penyakit
Lain Terlambat
Pertolongan
Tenaga Adekuat Manajerial

Sarana Obat
Tidak tertanganinya
komplikasi obstetri & neonatal

Kegagalan pencegahan primer Kegagalan pencegahan sekunder

• ANC terpadu
Keluarga • Orientasi SPK PWS KIA/KB
Berencana • PPIA
Rendahnya Gagal Akses ke Kualitas yankes
Pencegahan manajemen ANC deteksi &
tidak adekuat yankes rendah rendah
dan persalinan kelola faktor
normal risiko
•P4K
• PUG - BK
•Buku KIA • Rumah • Jampersal
•Kemitraan
•P4K tunggu •Jamkesmas
Bidan Dukun
• Kelas ibu Rendahnya Hambatan Hambatan Hambatan
pengetahuan fisik (geografi finansial budaya
keluarga & transport)

• DTPS
Yankes SOP tidak SOP tidak
• Advokasi
• CEMD terlambat ditaati adekuat
• BOK • Supervisi
• AMP
• PPP / CSR fasilitatif
• CEMD
Kegagalan sistem
Faktor-faktor penyebab kesehatan & PSM
Tenaga dan Bukan
Kematian Ibu dan Neonatal • PONED Kurang sarana tidak EBM
• PONEK disiplin sesuai
standard
Safe Motherhood Strategies: a Review of the evidance, Vincent de Brouwere, 2001
Perangkat Manajemen MPS

Data dan Analisa


DTPS MPS Advokasi
Informasi Data

Pelaksanaan
kegiatan Dukungan
Kebijakan
Penyeliaan & Dana
fasilitatif

Pemantauan
(PWS) Akuntabilitas

Penilaian
AMP
1. PENINGKATAN PELAYANAN ANTENATAL
STANDAR PELAYANAN ANTENATAL

1 Timbang Badan dan Ukur Tinggi Badan


2 Ukur Tekanan Darah
3 Nilai Status Gizi (ukur LiLA)
4 (ukur) Tinggi Fundus Uteri
5 Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
6 Skrining Status Imunisasi TT (dan Pemberian Imunisasi TT)

7 Pemberian Tablet Besi (90 Tablet selama kehamilan)


8 Test Lab Sederhana (Hb, Protein Urin) dan atau berdasarkan indikasi (HBsAg,
Sifilis, HIV, Malaria, TBC dll)

9 Tata Laksana Kasus


10 Temu Wicara (Konseling) termasuk P4K serta KB PP
23
a PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan


berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan
program lain yang memerlukan intervensi selama kehamilannya

Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan antenatal standar yang


diintegrasikan dengan layanan program lain:
 Maternal neonatal Tetanus Elimination
 Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan - Anemia dan Bumil KEK
 Pencegahan dan pengobatan IMS-Sifilis/ISK dalam kehamilan
 Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA)
 Pencegahan Malaria dalam kehamilan
 Pencegahan dan pengobatan TB
 Pencegahan dan pengendalian PTM
 Pencegahan dan penanggulangan kecacingan
24
Pelayanan Antenatal Terpadu

Masalah
• Ibu hamil beresiko
• Ibu Hamil dengan
Komplikasi Kebidanan • Penanganan Ibu Hamil
• Ibu • Ibu Hamil dengan masalah lebih lanjut
sesuai sehat
gizi
Hamil • Ibu Hamil dengan PTM masalah
• Ibu Hamil dengan IMS
ANC • Ibu Hamil dengan HIV
AIDS
Rujuk • Persalinan
Aman

• Ibu Hamil dengan malaria


• Ibu Hamil dengan TB

Note : Walaupun dirujuk, bidan


penanggung jawab wilayah tetap
melakukan pemantauan
Integrasi Berbagai Program dalam
Pelayanan Antenatal Terpadu
 Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
 Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan
 Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK)
 Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA)
 Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISK dalam kehamilan
 Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK/CSE)
 Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-ANC)
 Peningkatan intelegensia janin pada kehamilan (brain booster) –
dalam penjajagan *
 Pencegahan Penularan Hepatitis dari Ibu ke Anak – dalam
penjajagan *
 Pelayanan Kesehatan Jiwa pada Ibu Hamil *
b KELAS IBU HAMIL

merupakan sarana belajar kelompok bagi ibu hamil, dalam


bentuk tatap muka,
bertujuan untuk :
↑ pengetahuan, mengubah PSP ibu agar memahami tentang :
 menjaga kehamilan,
 persiapan persalinan,
 perawatan nifas, dan
 perawatan bayi baru lahir
dgn menggunakan Buku KIA.
KELAS IBU HAMIL
Paket Kelas Ibu Hamil

Sarana belajar kelompok Lembar Balik,


Pegangan Fasilitator,
Fasilitator : Bidan Pedoman Pelaksanaan
Frekuensi : min 3 / 4 kali Leaflet
Buku KIA
Materi Format P4K
Kehamilan Stiker P4K
Persalinan Perawatan nifas
Perawatan bayi

Tempat : RS, RB, Puskesmas, Polindes,


Posyandu, Desa, dll

AKI & AKB menurun


SASARAN
*Bumil (max 10 org)
*Suami/Keluarga Mendorong
Pencapaian K4, Pn
Meningkatkan pengetahuan
Mengubah sikap dan perilaku
ibu, suami & kel
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
• Sasaran : semua ibu hamil (semua umur kehamilan) termasuk
suami/ keluarga (minimal 1 kali pertemuan)
• Fasilitator: bidan atau petugas kesehatan terlatih
• Konsep :
– Menggunakan Buku KIA sebagai referensi utama dan lembar balik
kelas ibu hamil sebagai alat bantu
– Pendekatan belajar orang dewasa
– Metode partisipatif interaktif disertai praktek
• Pelaksanaan bisa dilakukan di : RS, RB, Puskesmas, Polindes,
Posyandu, Desa, dll, sesuai dengan situasi setempat
• Pelaksanaan kelas ibu hamil tidak selalu memerlukan dana jika
dilaksanakan di dalam gedung (puskesmas dan Polindes) karena
tidak memerlukan transportasi.
• Apabila pelaksanaan kelas ibu hamil di luar gedung yang
membutuhkan transport maka dapat menggunakan dana BOK
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

• Frekuensi pertemuan: minimal 4 kali pertemuan


atau sesuai hasil kesepakatan antara fasilitator
dengan peserta

• Materi: disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi


tetap mengutamakan materi pokok (Buku KIA) dan di lembar balik
yaitu :
1. Pemeriksaan Kehamilan Agar Ibu dan Janin Sehat
2. Persalinan yang aman, nifas nyaman, ibu dan janin sehat
3. Pencegahan Penyakit, Gangguan Gizi dan Komplikasi
Kehamilan Agar Ibu dan Janin Sehat
4. Perawatan Bayi agar Tumbuh Kembang Optimal
5. Aktivitas Fisik Ibu Hamil/ Senam Ibu Hamil yang dilakukan pada
setiap akhir pertemuan
2. PENINGKATAN PERSALINAN NAKES
Peningkatan Persalinan Nakes

a. Pelayanan Persalinan dan Nifas Normal sesuai


Standar
b. Pengembangan Kemitraan Bidan-Dukun
c. Penguatan Rumah tunggu Kelahiran di daerah
terpencil
a
Pelayanan Persalinan dan Nifas normal sesuai Standar

Tujuan
• Meningkatnya kinerja tenaga kesehatan dalam
pelayanan persalinan dan nifas normal sesuai
standar
• Tenaga kesehatan memahami proses persalinan
dan nifas normal
• Tenaga kesehatan memahami prosedur standar
pelayanan persalinan dan nifas normal
Kebijakan
• Meningkatnya kinerja tenaga kesehatan dalam
pelayanan persalinan dan nifas normal sesuai
standar
• Tenaga kesehatan memahami proses
persalinan dan nifas normal
• Tenaga kesehatan memahami prosedur
standar pelayanan persalinan dan nifas normal
b KEMITRAAN BIDAN-DUKUN
Definisi
Bentuk kerja sama yang saling menguntungkan
antara bidan dan dukun.
Diharapkan seluruh pertolongan persalinan
ditangani oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai kemampuan dan keterampilan
kompeten dalam pertolongan persalinan dengan
tetap melibatkan dukun pada kegiatan yang
terbatas dan tidak membahayakan ibu dan
bayinya
Tujuan Umum
Menggeser peran dukun bayi dalam pertolongan
persalinan sebagai mitra bidan, yang semula
sebagai penolong persalinan menjadi kegiatan
perawatan bayi dan ibu setelah persalinan
Output
• Meningkatnya jumlah bidan dan dukun yang bermitra
• Meningkatnya rujukan dukun
• Meningkatnya pemeriksaan ibu hamil
• Meningkatkan Pn di Fasyankes
• Meningkatnya peserta KB pasca salin
• Meningkatnya deteksi risti
Kebijakan
1. Setiap Ibu bersalin dan bayi baru lahir
memperoleh pelayanan dan pertolongan oleh
tenaga kesehatan yang kompeten dalam
petolongan persalinan.
2. Kemitraan Bidan dan Dukun dilaksanakan
untuk meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
3. Seluruh dukun yang ada dilibatkan dalam
suatu bentuk kerjasama yang
menguntungkan antara bidan dan dukun dlm
bentuk kemitraan
c
RUMAH TUNGGU KELAHIRAN
Definisi
Rumah tunggu kelahiran adalah suatu tempat atau
ruangan yang berada dekat fasilitas kesehatan
(RS, Puskesmas), yang dapat digunakan sebagai
tempat tinggal sementara ibu hamil dan
pendampingnya (suami/kader/dukun atau
keluarga) selama beberapa hari, saat menunggu
persalinan tiba dan beberapa hari setelah bersalin

Ibu hamil, bersalin dan nifas (dengan atau


tanpa faktor risiko) yang sulit mendapatkan
KRITERIA akses ke fasilitas pelayanan kesehatan
SASARAN sesuai dengan status kesehatannya (mis:
daerah tertinggal, perbatasan dan
kepulauan)
Manfaat Rumah Tunggu Kelahiran
• Meningkatkan cakupan program kesehatan ibu
• Meningkatkan akses masyarakat kepada pelayanan
kesehatan ibu oleh tenaga kesehatan
• Memudahkan deteksi dan tata laksana dini
komplikasi maternal-neonatal
• Mendukung sistem dan pelayanan rujukan maternal-
neonatal
• Mendorong kemitraan dengan lintas sektor
• Mendorong keswadayaan masyarakat dan dukungan
Pemda untuk program kesehatan ibu
Kriteria pemilihan Rumah Tunggu
Kelahiran
• Rumah tunggu kelahiran dapat merupakan sebuah rumah
atau suatu ruangan yang merupakan bagian dari rumah
dan bangunan lain
• Rumah tunggu kelahiran dapat juga dipilih dari rumah
keluarga atau rumah kerabat ibu hamil, asalkan jaraknya
dekat dengan fasilitas kesehatan serta transportasinya
mudah.
• Untuk pemilihan rumah tunggu kelahiran ini, perlu
diperhatikan kelayakan huni bagi ibu hamil dan
pendampingnya, dimana terdapat ruangan untuk tidur dan
kamar mandi serta air bersih.
3. PENINGKATAN PENANGANAN KOMPLIKASI
Peningkatan Penanganan Komplikasi

a. Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K


dengan stiker) :
o Pendataan Sasaran
o Pemasangan stiker
o Penyiapan donor darah, transportasi dan pembiayaan
o Amanat persalinan
b. Pelayanan PONED di Puskesmas Rawat Inap
c. Penguatan sistem rujukan
a P4K

PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN


DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

17-Aug-
18
Definisi

Suatu Kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan Tujuan


di Desa dalam rangka peningkatan peran  Terdatanya ibu hamil
aktif suami, keluarga dan masyarakat  Persalinan terencana
dalam :  Peningkatan peran serta
merencanakan persalinan yang aman dan masyarakat
persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu
hamil,
termasuk perencanaan penggunaan KB Nama Ibu :
pasca persalinan dengan menggunakan Taksiran persalinan : - - 200
stiker sebagai media notifikasi sasaran Penolong persalinan :
dalam rangka meningkatkan cakupan dan Tempat persalinan :
Pendamping persalinan :
mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan
Transportasi :
bayi baru lahir. Calon pendonor darah :

Menuju Persalinan Yang Aman dan Selamat


Diagram Mekanisme P4K
ANC : SPK
Mulai ‘Birth Plan’ - Kelas Ibu

Pendataan/ Pakai Buku KIA, Formulir Perencanaan


PKM
Pemetaan + Persalinan, Kartu Ibu , kohort Ibu
Pasang
Stiker P4K Toga/Toma/Ka
“Kunjungan Rumah” des/Kader

Tindak Lanjut Isu Suami/


keluarga

Masalah Ada
BUMIL Tidak ada

Formulir Kesepakatan Perencanaan


Persalinan utk Ibu Hamil & Suami/Keluarga-
’Birth Plan’ lengkap

Persalinan ditolong oleh Bidan atau


kemitraan dengan dukun Pakai KB setelah melahirkan
Nama Ibu : Halimah
Taksiran persalinan : 21 - Juli - 200 7
Penolong persalinan : Bidan Sari
Tempat persalinan : Polindes Desa Ujung
Pendamping persalinan : Bp. Rahmat
Transportasi : Udin , Harto, Budi
Calon pendonor darah : Mumun , Abu , Ria

Menuju Persalinan Yang Aman dan Selamat


b PUSKESMAS PONED

Pengertian Puskesmas PONED:


Puskesmas yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk
melakukan penanganan kegawat daruratan obstetri dan neonatal
dasar

 Puskesmas PONED merupakan Puskesmas yang siap 24 jam/7


hari
 Sebagai tempat rujukan atau rujukan antara kasus kegawat
daruratan obstetri & neonatal dari Polindes dan Puskesmas
 Memiliki tenaga kesehatan / tim PONED yang terdiri dari
Dokter, Bidan, Perawat terlatih.
Penguatan Rujukan Maternal - Neonatal

Prinsip
 Sebisa mungkin dilakukan rujukan dini terencana
 Dilakukan secara berjenjang sesuai dengan kemampuan
dan kewenangan penanganan
 Dibuat berdasarkan penilaian ke fasilitas pelayanan
kesehatan di wilayah itu
 Harus didukung dengan sistem komunikasi yang mantap
 Ditindaklanjuti dengan rujukan balik dan pembinaan ke
fasilitas kesehaan perujuk
 Perlu dibuat cek list monitoring pra – in – post referral
Kolaborasi antar tingkat fasyankes
53
4. PENINGKATAN PELAYANAN KB BERKUALITAS
KIE dan Konseling KB
sepanjang Usia Reproduksi
Meningkatkan Permintaan/Kebutuhan

Ibu Bersalin
dan Nifasfas
PUS
Remaja
Calon Ibu Hamil
Pengantin

Keberhasilan program KB ditentukan oleh pelayanan kesehatan yang


diberikan sepanjang siklus usia reproduksi: 1) pendidikan kesehatan
reproduksi pada remaja; 2) konseling kesehatan reproduksi pada calon
pengantin, 3) konseling dan pelayanan KB pada PUS, 4) konseling KB
pasca persalinan pada Bumil, 4) pelayanan KB pasca persalinan pada
55
bulin/bufas 5) pelayanan KB interval.
Sistem kafetaria
Utamakan :

KONDOM

Apapun metode yang dipilih, berikan konseling yang baik


agar pemakaiannya berkesinambungan
MKJP
 Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah
metode kontrasepsi yang digunakan untuk menunda,
menjarangkan, serta menghentikan kesuburan, yang
digunakan secara jangka panjang
 Meliputi: AKDR, implan dan kontrasepsi mantap
(MOP dan MOW)

AKDR IMPLAN MOW MOP


a KB Pasca Persalinan

• KB Pasca persalinan yaitu:


pemanfaatan/ penggunaan metode
kontrasepsi dalam waktu 42 hari
pasca bersalin/masa nifas

• KB pascapersalinan menggunakan Metode KB


modern yang tidak mengganggu proses laktasi,
misalnya IUD, kondom, suntik progestin (3 bulanan),
pil progestin dan implan.
b Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber – KB

Alat Bantu Pengambilan Keputusan


Ber-KB (ABPK) adalah panduan
standar pelayanan konseling KB
yang tidak hanya berisi informasi
mutakhir seputar kontrasepsi/KB
namun juga berisi standar proses dan
langkah konseling KB yang
berlandaskan pada hak klien KB dan
informed choice.
5. PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN
REPRODUKSI TERPADU YANG RESPONSIF GENDER
RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI
(ICPD, 1994)

 KIA
 PP-Komplikasi Aborsi
 Kespro Remaja
 KB
 Kesehatan Seksual
 Kekerasan Seksual
 PP-IMS-ISR, HIV/AIDS
 PP- Infertilitas
 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
 Kespro usia lanjut
 Praktik yang membahayakan kes perempuan
PUSKESMAS PKRT

Defenisi :

Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan terintegrasi


program KIA, KB, dan Kesehatan Reproduksi lainnya (Kespro
Remaja, PP IMS termasuk HIV dan AIDS, IVA, Kespro Usila, dll)
Siapa Sasaran
Pelayanan Kesehatan Reproduksi?

“Setiap tahapan usia dalam siklus hidup”

1. Usia subur : WUS, PUS


2. Konsepsi : Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas
3. Anak : Bayi baru lahir, balita, anak usi sekolah
4. Remaja, dewasa muda
5. Usia lanjut
Bagaimana melaksanakan keterpaduan
dalam pelayanan Kespro?

Kespro Catin

KIA

KB

Kespro Remaja

IMS, HIV-AIDS

PPKTP/A

Deteksi dini Ca Serviks,


payudara, prostat
Kesehatan Reproduksi Pada Bencana
Fakta
• Kesehatan reproduksi merupakan
bagian dari hak asasi manusia yang
harus dijamin sekalipun dalam situasi
darurat bencana.
• Dalam kondisi darurat, tetap ada
kebutuhan akan pelayanan kesehatan
reproduksi: ibu hamil, melahirkan,
komplikasi obstetri, aborsi, KB dan lain
sebagainya.
• Kebutuhan khusus perempuan:
perlindungan saat menstruasi
(pembalut), higiene kit dsb.
• Kebutuhan untuk melanjutkan
kebutuhan seksual dan lain sebagainya.
Pelayanan Kesehatan Reproduksi
pada Bencana
• Ibu hamil butuh  pelayanan ANC
1
• Ibu bersalin  persalinan dapat terjadi
sewaktu-waktu dan kelahiran dapat terjadi
2 selama perpindahan populasi
• Ibu hamil,bersalin,nifas dapat sewaktu2
mengalami komplikasi maternal

• PUS  butuh kontrasepsi (sehinggga tidak KTD dan aborsi tidak aman)
3
• Perempuan/anak perempuan berisiko
4 mengalami kekerasan seksual, yang dapat
meningkat selama ketidakstabilan sosial

• Setiap individu  berisiko tertular IMS/HIV pada pelayanan yang tidak


5 sesuai standar dan risiko penularan IMS/HIV meningkat pada populasi
padat
6. PENINGKATAN MANAJEMEN KESEHATAN IBU

Audit Maternal Perinatal (AMP)


Pemantapan pelaksanaan PWS KIA
Pemantapan pelaksanaan Supervisi Fasilitatif
a AUDIT MATERNAL PERINATAL

• Proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan kematian ibu dan


perinatal serta tatalaksananya.
• Menggunakan berbagai informasi & pengalaman dari kelompok terkait
(keluarga, dukun, provider)
• Untuk mendapat input tentang intervensi yang tepat dilakukan agar
kesakitan & kematian dapat dicegah di masa datang.

Tujuan :
• Menentukan sebab dan faktor terkait dlm kesakitan dan kematian ibu
dan perinatal (3 terlambat & 4 terlalu)
• Memastikan dimana dan mengapa berbagai sistem & program gagal
dalam mencegah kematian
• Menentukan jenis intervensi & pembinaan yang diperlukan
3 hari 3 hari

7-14 7-14
hari hari

Alur Data
pada
AMP Revisi
Kementerian Kesehatan 2010
b Superfisi Fasilitatif

Mempunyai tujuan untuk :


 Perbaikan kinerja dan mutu pelayanan KIA di fasilitas
pelayanan kesehatan dengan menilai kepatuhan terhadap
standar .
 Memaksimalkan peran dan fungsi bidan koordinator dan
meningkatkan kinerja dan kemandirian subyek selia baik
itu di puskesmas, polindes/poskesdes serta meningkatkan
mutu pelayanan secara keseluruhan.
ASPEK YANG DIBINA PADA SUFAS

 Klinis Profesi Bidan  Manajemen Program KIA


 Asuhan Ibu Hamil – Perencanaan
 Asuhan Persalinan – Pelaksanaan
 Asuhan Bayi Baru Lahir – Penyeliaan, Pemantauan &
 Asuhan ibu Nifas Evaluasi
 Pertolongan pertama GDON
& rujukannya
 Konseling & pelayanan KB
 Pertolongan pertama pd efek
samping KB
 Yan kes bayi dan balita
(imunisasi,ISPA,diare,gizi,tum
buh kembang)
c
PWS KIA

• Alat manajemen program KIA


• Memantau cakupan pelayanan KIA di suatu
wilayah kerja secara terus-menerus
• Agar dapat dilakukan tindak lanjut secara cepat
dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan
pelayanan KIA-nya masih rendah
Unsur PWS KIA
• Pendataan bumil, bulin, bufas, bayi baru lahir, bayi
dan anak balita  bekerja sama dengan masyarakat
(kader, dukun, toma, toga, pamong desa)
• Pemberian pelayanan KIA (Posyandu,
Polindes/Poskesdes, Pustu, Puskesmas)
• Pencatatan dan analisis hasil pelayanan termasuk
analisis masalah kesehatan (penyelidikan kematian
ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita)
• Penyimpanan data
• Pelaporan
Pembahasan PWS di Kecamatan
Pemanfaatan Data PWS KIA

 Pemanfaatan PWS KIA pada forum lintas program:


• Menginformasikan hasil yang telah dicapai
• Mengidentifikasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi
• Merencanakan perbaikan dan rencana tindak lanjut bagi kegiatan
selanjutnya, termasuk intervensi keterpaduan dari lintas program

 Pemanfaatan PWS KIA pada forum lintas sektor:


• Menginformasikan hasil capaian sebagai masukan bagi lintas sektor
• Mengidentifikasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi,
khususnya yang terkait dengan lintas sektor
• Mendapatkan dukungan lintas sektor dalam pemecahan masalah
• Pembagian tugas dan peran lintas sektor dalam pemecahan masalah
Pelaporan PWS KIA
1. Di tingkat Desa untuk dilaporkan ke Puskesmas setiap bulan:
a. Register KIA
b. Rekapitulasi Kohort KB
2. Di tingkat puskesmas untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan
kabupaten/kota setiap bulan:
a. LB 3 KIA
b. LB 3 Gizi
c. LB 3 Imunisasi
d. Rekapitulasi Kohort KB
3. Di tingkat kabupaten/propinsi untuk dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Propinsi/Departemen Kesehatan setiap 3 bulan.
SASARAN
• CBR : jumlah kelahiran/ (jumlah penduduk x
1000)
• Bumil : 1,10 x CBR x (jumlah penduduk/1000)
• Bulin/bufas : 1,05 x CBR x (jumlah
penduduk/1000)
Indikator
• Cakupan K1
• Cakupan K4
• Cakupan Pn
• Cakupan Kf3
• Cakupan peserta KB aktif
Peran BOK Dalam Penguatan
PWS KIA Puskesmas
Peran BOK Dalam Penguatan
PWS KIA Puskesmas 1
KEGIATAN PEMANFAATAN BOK
Pendataan/validasi sasaran • Biaya transportasi petugas
program (pendataan, untuk kegiatan luar gedung
surveilans, kunjungan • Biaya transportasi kader
rumah/lapangan, sweeping, kesehatan
penjaringan, pelacakan, • Biaya transportasi dukun
penemuan kasus beranak dalam rangka
kemitraan bidan dan dukun
Survei Mawas Diri (SMD) dan • Transportasi petugas
pendampingan Musyawarah kesehatan dan/atau kader
Masyarakat Desa (MMD) kesehatan
Peran BOK Dalam Penguatan
PWS KIA Puskesmas 2
KEGIATAN BOK
Rapat koordinasi dg lintas • Transportasi peserta rapat
sektor, toma, toga, dan/atau • Konsumsi peserta rapat
kader
Pelaksanaan lokakarya mini • Biaya pembelian ATK
(bulanan, tribulanan) • Biaya penggandaan bahan
• Biaya transportasi dan
konsumsi peserta rapat
sesuai ketentuan
Peran BOK Dalam Penguatan
PWS KIA Puskesmas 3
KEGIATAN BOK
Pengiriman laporan ke Dinas • Biaya transportasi dan/atau
Kesehatan Kabupaten/Kota biaya pos
Orientasi kader kesehatan • Transportasi peserta rapat
dan/atau tokoh masyarakat • Konsumsi peserta rapat

Kegiatan di Poskesdes dan • Biaya pembelian ATK


Posyandu • Biaya penggandaan

Studi banding antar • Biaya transportasi petugas


Puskesmas dalam wilayah
Kab/Kota
BUKU KIA
Penggunaan Buku KIA

Pengertian :
Catatan dan Alat Pemantauan KIA milik
ibu/keluarga yang dapat digunakan pada
semua fasilitas pelayanan kesehatan
Bahan Informasi cara menjaga dan
merawat kesehatan ibu anak.
Materi Penyuluhan KIA
Tujuan Penggunaan Buku KIA

Buku KIA adalah buku catatan terpadu yang


digunakan dalam keluarga untuk tujuan:
 Meningkatkan praktek keluarga dan
masyarakat dalam
memelihara/merawat kesehatan ibu
dan anak
 Meningkatkan kualitas pelayanan KIA
MANFAAT BUKU KIA (1)

Ibu dan anak mempunyai


U catatan kesehatan yang
M
U
lengkap, sejak ibu mulai
M hamil sampai anak berumur
lima tahun
MANFAAT BUKU KIA (2)

KHUSUS

1. Ibu & Anak punya catatan kesehatan khusus


2. Instrumen pencatatan & pemantauan, informasi, komunikasi
dan penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan standar pelayanan KIA
yang lengkap di tingkat keluarga termasuk rujukannya
3. Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan
anak
4. Menanggapi kebutuhan & keinginan ibu hamil dan balita
5. Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam
rangka mendidik ibu/keluarga tentang perawatan dan pemeliharaan
KIA dan gizi di rumah.
6. Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.
7. Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan manajemen
pelayanan KIA yang lebih efektif.
SASARAN BUKU KIA
Sasaran langsung
 Tiap ibu hamil dapat 1 buku kia
 Pada kehamilan ganda, ibu dapat buku sesuai
dengan jumlah bayinya
 Tiap kali ibu hamil akan dapat buku baru
 Buku kia tersedia di fasilitas pelayanan
kesehatan
Tidak Langsung
 Suami dan anggota keluarga yang lain
 Kader kesehatan dan anggota masyarakat
Dibaca dan di mengerti oleh ibu, suami dan anggota
keluarga lain karena berisi informasi yang sangat berguna
untuk kesehatan ibu dan anak.

Dibawa oleh ibu atau keluarga setiap kali ke fasilitas


pelayanan kesehatan.

Simpan, jangan sampai hilang. Catatan yang ada di dalam


buku ini akan sangat bermanfaat bagi ibu, anak dan
petugas kesehatan.

Tanya jika ada hal-hal yang ingin diketahui atau ada


masalah kesehatan ibu dan anak. Jangan malu dan ragu
untuk bertanya.
CATATAN ALAT PEMANTAUAN KIA

Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin,


dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak usia
sampai 6 tahun), gabungan dari kartu-kartu kesehatan
yang ada: KMS ibu hamil, KB, KMS Balita, Perkembangan
Anak

Buku KIA disimpan di rumah dan dibawa setiap kali


ibu atau anak datang ke tempat-tempat pelayanan
kesehatan di mana saja untuk mendapatkan pelayanan
KIA (Posyandu, Polindes, Puskesmas, bidan/dokter
praktik swasta dan rumah sakit)
KESEHATAN IBU & ANAK

Kehamilan Persalinan Pelayanan Bayi (0-11 Bulan) Anak Balita


Ibu Nifas & Neonatal 12-59 Bulan
Ante Natal Care Persalinan oleh Kunjungan Ibu Nifas & Imunisasi Pemantauan & Yankes
sesuai standar tenaga Kunjungan Neonatal Pemantauan & Tumbang & Anak Balita
kesehatan Yankes Tumbang & Sakit
Bayi Sakit

Catatan Ibu KB pasca salin


Surat Keterangan
Catatan Imunisasi
Lahir
Catatan Kunjungan
neonatal

Catatan Kesehatan
Anak

BUKU KIA
ISI BUKU KIA

KESEHATAN IBU KESEHATAN ANAK

Kesehatan Ibu Hamil Bayi Baru Lahir/Neonatus

Kesehatan Ibu Bersalin Anak Usia Dini (12-71 bln)

Kesehatan Ibu Nifas Kartu Menuju Sehat (KMS)

Keluarga Berencana Deteksi Dini Stunting

Catatan Kes Ibu Hamil Perlindungan Anak

Catatan Kes Ibu Bersalin, Catatan Kesehatan Anak


Nifas & Bayi Baru Lahir

Kemenkes RI - Kelas Ibu


94

PENGGUNAAN BUKU KIA

Tenaga Kesehatan Ibu & Keluarga Kader

Mencatat, Dibaca, Memahami,


Memahami, Anjuran, Membahas,
Sarana, Ingatkan, Memberi tanda
Jawaban, Dibawah (V) pada judul
Informasi, Informasi,
Komunikasi Merujuk

Cara Mengisi Buku


KIA
Bacaan wajib
• Buku KIA  edukasi
• Pedoman PWS  manajemen (download di
http://www.gizikia.depkes.go.id/category/do
wnload-pedoman/)
• Buku saku pelayanan kesehatan ibu di
fasyankes dasar dan rujukan ( Buku Merah ) 
klinis (bisa didownload di
http://www.edukia.org/web/kbibu/start1/)
Sang pemimpin, menyesuaikan layar

Orang pesimis, mengeluh tentang angin


Orang optimis, mengharap keadaan berubah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai