Anda di halaman 1dari 33

Kementerian

Kesehatan
Republik
Indonesia

PEMANFAATAN DAK UNTUK


PERCEPATAN PENURUNAN AKI-AKB
DAN STUNTING
dr. KIRANA PRITASARI, MQIH
PERTNERSHIP PEOPLE
DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

PROSPERITY PLANET

PEACE RAPAT KOORDINASI TEKNIS DAK KESMAS


Jakarta, 23 Juni 2019
1
RAKONTEK DAK KESMAS
SISTEMATIKA

PENDANAAN PENUTUP
STRATEGI
PENDAHULUAN INTERVENSI

RAKONTEK DAK KESMAS 2


PENDAHULUAN

RAKONTEK DAK KESMAS 3


STATUS KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR

ANGKA KEMATIAN
TOTAL  Tempat kematian ibu
FERTILITY RATE bergeser ke fasyankes
IBU/100.000 KH
(77% terjadi di RS)
(Sumber : SRS 2016)
 Terjadi peningkatan
SDKI 2012 kematian pada masa
SDKI 2017 TARGET
2010 SP 2015 SUPAS 2019 TARGET nifas.
346 305 306 2.6 2.4 2.28  Kematian neonatal
terbanyak terjadi di RS
PREVALENSI PEMAKAIAN
KONTRASEPSI (MKJP) (68%).
ANGKA KEMATIAN
NEONATAL/1.000 KH  Usia pernikahan
perempuan <20 tahun
46,7%.
 Anemia remaja putri 5-12
tahun (26%) dan 13-18
SDKI 2012 SURVEY 2016 TARGET 2019
SDKI 2012 SDKI 2017 2019 TARGET tahun (23%)
19 15 14 18.3 21.6 23.5
RAKONTEK DAK KESMAS 4
Angka Kematian Ibu 346 305 183? 131?
(SP 2010) (SUPAS, 2015) (RPJMN 2020 -2024) (SDGs 2030, ARR
(100.000 Kelahiran Hidup) 5,5%)

AKI = 305 /100.000 KH


(SUPAS 2015)
Maka:
Jumlah ibu yg meninggal 1 SRS, 2016

tahun = AKI x jumlah kelahiran


hidup =
(305/100.000) x 4,8 juta
= 14.640
Jumlah RS: 2.813
Kematian Ibu di RS: 77% (11.272)
Rerata Kematian ibu per RS per tahun:
4 – 5 orang ibu
Jumlah RS: 2.813
Kematian BBL di RS: 68% (60.232)
Rerata Kematian BBL per RS per tahun: 21 – 22 BBL

32
AKABA 18 (ARR 4%)

24
AKB 12.3 (ARR 5%)

15
AKN 7 (ARR 5%)

Kematian
terbanyak
terjadi sebelum
usia 1 bulan
(masa neonatal)

SDKI 2012
30.8% stunting 21.8% penduduk 18+
DOUBLE 17.7 % gizi kurang obesitas
BURDEN 10,2 % kurus 34.1% hipertensi,
di Indonesia vs stroke 10.9%,
8% gemuk 8.5% diabetes

Memasuki usia
produktif terkena
Ketika balita, penyakit
kesulitan
asupan gizi penyakit tidak
janin mendapatkan
tidak seimbang menular
pekerjaan
yang optimal
Selama usia
Dalam
sekolah, Kualitas hidup
kandungan,
mengalami rendah,
asupan gizi ibu
kesulitan dalam gaya hidup tidak
rendah
belajar dan sehat, obesitas
berprestasi

ANEMIA Ibu Hamil: 48.9% di Asia Tenggara, IPM Indonesia


berada dibawah Singapura, Malaysia,
KEK ibu hamil : 17.3 % Thailand, Filipina, dan setara dengan
Vietnam
(Sumber : Riskesdas, 2018 ; *EOCD PISA, 2012 ; UNDP, 2018)
STATUS GIZI BALITA INDONESIA 2013 – 2018
FAKTA
1. Stunting Indonesia
tertinggi ke 5 di dunia dan
tertinggi di Asia Tenggara.
2. Angka ini juga jauh lebih
tinggi dari beberapa negara
miskin di Afrika.
3. Anak Stunting Indonesia
% tidak hanya terjadi
dikeluarga miskin dan
kurang mampu, tapi juga di
keluarga mampu
PENURUNAN

Sesuai dengan Kriteria WHO: Percepatan


• Gizi kurang dan buruk harus diturunkan menjadi < 10%
• Stunting harus diturunkan < 20%
perbaikan gizi
• Kurus dan sangat kurus harus diturunkan < 5% RAKONTEK DAK KESMASmasyarakat 8
STRATEGI INTERVENSI
DAN HAMBATAN

RAKONTEK DAK KESMAS 9


STRATEGI INTERVENSI PENURUNAN AKI-AKN

PENINGKATAN AKSES PENINGKATAN KUALITAS PEMBERDAYAAN PENGUATAN TATA


• Standar Pelayanan Minimal • ANC sesuai standar 10T MASYARAKAT KELOLA
Bidang Kesehatan (SPM) • Akreditasi puskesmas • Buku KIA • Sistem rujukan terintegrasi
• Penempatan bidan di desa • Akreditasi RS (SNAR Edisi 1  (Sisrute)
(40.199 orang. Sumber SDMK • Kelas Ibu
BAB IV Program Nasional :
online) Menurunkan Kematian Ibu dan • Posyandu • Telemedicine
• Puskesmas mampu Bayi serta Meningkatkan • P4K • Maternal Death
melaksanakan pelayanan KB, Kesehatan Ibu dan Bayi. • KIE Catin Notification
ANC, pertolongan persalinan, Regulasi pelaksanaan PONEK 24 • Perbaikan perencanaan &
• Rumah tunggu kelahiran (RTK) jam dan RSSIB/ RS Sayang Ibu • Buku Rapor Kesehatanku
penganggaran
• Pelayanan emergensi : dan Bayi) • Posyandu remaja
• Triple elimination (HIV. Sifilis • Penguatan regulasi
puskesmas PONED, RS PONEK, • Posyandu Lansia
UTD dan bank darah, dan Hepatitis B) • Penguatan manajemen
• Posbindu
• Regionalisasi rujukan • Peningkatan sarana prasarana SDM

INPUT PROCESSRAKONTEK DAK KESMAS OUTPUT OUTCOME


10
PENETAPAN LOKUS AKI-AKB 2020
• Langkah awal dalam upaya percepatan penurunan
AKI-AKB melalui konvergensi adalah menetapkan
lokus prioritas penurunan AKI-AKB dengan melakukan
analisis mendalam bersama badan LITBANGKES
• Disepakati 120 lokus penurunan AKI-AKB dengan
berbagai variable antara lain trend jumlah kematian,
ketersediaan SDM, sarana dan prasarana, ratio AKI,
proporsi AKN, kondisi geografis, rasio puskesmas,
angka kemiskinan.
RAKONTEK DAK KESMAS 11
INDIKATOR KEBERHASILAN
• Pemetaan data eksisting KIA terkait AKI dan AKB
sebagai cerminan kondisi awal sebelum dilakukan
intervensi dalam percepatan penurunan AKI_AKB
• Berkolaborasi dengan LITBANGKES dalam menentukan
indek keberhasilan yang akan diukur setelah
pelaksanaan intervensi penurunan AKI-AKB di 120
Kab/Kota (dalam proses)

RAKONTEK DAK KESMAS 12


STRATEGI INTERVENSI PENANGGULANGAN STUNTING

RAKONTEK DAK KESMAS 13


• Rembuk stunting tahunan di tingkat nasional
INDIKATOR
1 •


Nota Kesepakatan pencegahan stunting yang ditandatangani pimpinan
daerah di kab/kota prioritas
Rembuk stunting tahunan di Tingkat kab/Kota prioritas dan desa
KEBERHASILAN
• Presentase masyarakat yang menilai stunting sebagai 10 masalah penting
dalam gizi dan kesehatan anak

2 •


Pelaksanaan kampanye perubahan perilaku yang konsisten dan
berkelanjutan di tingkat pusat dan daerah
Terbitnya kebijakan daerah yang memuat kampanye public dan komunikasi
INTERMEDIATE OUTCOME
Insidence DIARE, Kecacingan,
Prevalensi Gizi Buruk, Anemia pada
perubahan perilaku
ibu Hamil, BBLR, cakupan ASI
• Pelaksanaan konvergensi program/kegiatan nasional untuk pencegahan Eksklusif

3
stunting pada kab/kota prioritas
• Kinerja pelaksanaan Program di Tk Kab/Kota prioritas untuk pencegahan
stunting
• Jumlah Kab/Kota prioritas yang melaksanakan Aksi konvergensi DAMPAK
• Persentase Pemanfaatan Dana Desa untuk kegiatan Intervensi gizi prioritas
1. Penurunan prevalensi stunting pda
• % Sasaran prioritas yang mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai dan RT 1000 HPK di TK. Nasional dan

4 •

Bantuan pangan lainnya di Kab/Kota prioritas
Kebijakan terkait peningkatan Fortifikasi pangan
Akses sasaran prioritas kepada pangan bergizi
Kab/Kota prioritas
2. Jumlah Kab/Kota prioritas yang
berhasil menurunkan prevalensi
stunting bertambah setiap tahun
• Publikasi tahunan angka penurunan stunting pada tingkat nasional dan
3. Jumlah Kasus stunting yang berhasil
5 •


Kab/Kota
Kajian Anggaran dan Belanja Pemerintah untuk pencegahan stunting
Pemanfaatan dan perbaikan system pendataan, termasuk dashboard
Pelaksanaan dan Pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi secara
RAKONTEK DAK berkala
KESMAS
dicegah setiap tahunnya
14
HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN
1. Penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif masih belum terpadu dalam
perencanaan dan penganggaran , pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
2. Kebijakan dan program yang dilaksanakan oleh berbagai sektor belum
memprioritaskan intervensi yang terbukti efektif
3. Stunting belum dijabarkan menjadi program dan kegiatan prioritas oleh sektor
/lembaga terkait
4. Pengalokasian dan pemanfaatan sumber daya, dana belum efektif dan efisien
5. Keterbatasan kapasitas penyelenggara program, ketersediaan, kualitas dan
pemanfaatan data untuk mengembangkan kebijakan
6. Advokasi, sosialisasi, kampanye stunting konseling dan keterlibatan masyarakat
masih sangat terbatas
7. Kegiatan di desa terkait stunting belum terpadu
8. Lemahnya koordinasi program di lapangan
RAKONTEK DAK KESMAS 15
UPAYA PERCEPATAN
1. Peningkatan akses & kualitas pelayanan KIA/KB, gizi, kesling, promkes -
pemberdayaan masyarakat (LSM, swasta dll)
2. Konvergensi lintas sektor dan integrasi program
3. Penguatan tata kelola program dan manajemen di daerah lokus
stunting dan AKI-AKB
4. Penguatan program kesehatan remaja (UKS, PKPR dan life skill
education)
5. Kampanye Gizi Seimbang (ISI PIRINGKU)
6. Pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan gizi keluarga (PMT lokal-
PKTD)
7. Penguatan surveilans gizi di puskesmas melalui ePPGBM
8. Optimalisasi posyandu RAKONTEK DAK KESMAS
16
PENDANAAN

RAKONTEK DAK KESMAS


17
INTEGRASI PENDANAAN DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN AKI-AKB, STUNTING
APBD
APBN SPM

JKN INTEGRASI PELAKSANAAN KEGIATAN

DANA PENURUNAN
DESA RPJMN RENSTRA AKI-AKB DAN
BOK STUNTING
CSR

Tujuan Integrasi: RENSTRADA


• EFISIEN (waktu, biaya, sumber daya)
• EFEKTIF (pencapaian program, kualitas pelayanan)
RAKONTEK DAK KESMAS 18
• PELAYANAN COMPREHENSIF
REALISASI ANGGARAN DAK NON
FISIK (BOK) TAHUN 2016-2018
TAHUN PAGU REALISASI % MEKANISME
2016 3,344.14 2,432,67 72,74
DAK NON
2017 6,607.20 5,843,25 88,44
FISIK
2018 8,551.23 6,494.79 77,10

PENYERAPAN BOK KAB DAN PUSKESMAS 2017 Daftar Daerah Yang Tidak Salur
BOK Tahun 2017
MENU PAGU ALOKASI REALISASI (%) REALISASI No. Nama Pemda
1 Kab. Seram Bagian Timur
BOK KABUPATEN/KOTA 404.085.482.050 277.509.584.675 69% 2 Kab. Puncak Jaya
3 Kab. Mamberamo Tengah
BOK PUSKESMAS 4.359.590.392.950 3.135.833.209.974 72% 4 Kab. Dogiyai
5 Kab. Puncak
6 Kab. Pegunungan Arfak
JAMPERSAL 1.266.053.848.000 410.152.939.225 32,4%
Sumber : Laporan Proses Realisasi E-Renggar, Diakses pada 03 Juni 2018
RAKONTEK DAK KESMAS 19
REALISASI BOK KABUPATEN/KOTA TA 2018 DAERAH TIDAK SALURKAN
BOK SEMESTER II TA 2018
1. Kota Lhokseumawe
REALISASI
NO JENIS BOK ALOKASI
PEMANFAATAN
% 2. Kab. Labuhanbatu selatan
3. Kab. Kepulauan Mentawai
1 BOK PROVINSI 75.000.000.000 45.526.470.605 60.70 % 4. Kab Sarolangun
5. Kab Pesisir Barat
BOK KABUPATEN/ 6. Kab. Bekasi
2 404.235.869.000 291.686.397.998 72.15%
KOTA 7. Kab. Penajam Paser Utara
8. Kab. Mahakam Ulu
3 BOK PUSKESMAS 5.612.393.471.000 4.205.283.027.621 74.90% 9. Kab Sangihe
10. Kab. Banggai Laui
4 JAMPERSAL 1.563.433.900.000 820.678.155.020 52.49% 11. Kab. Manokwari

1 Provinsi Riau
2 Provinsi Maluku
Data dari e-Renggar dan Kemenkeu
3 Provinsi Papua
RAKONTEK DAK KESMAS 20
EVALUASI PENYALURAN DAK NON FISIK DAERAH BELUM SALUR DAK
SEMESTER I 2019 NON FISIK SEM I TA 2019
1. Kab. Labuhan Batu Selatan
SUBBIDANG PAGU YANG SUDAH SALUR 2. Kab. Langkat
BOK PROVINSI 120.000.000.000,- 31 PROVINSI 3. Kab. Nias Utara
4. Kab. Dharmas Raya
BOK KAB/KOTA 571.048.000.000,- 501 Kab/Kota 5. Kab. Pelalawan
6. Kota Malang
BOK STUNTING 120.000.000.000.,- 160 Kab/Kota 7. Kab. Rote Ndao
8. Kab. Sumba Barat Daya
BOK PUSKESMAS 7.000.340.000.000.- 501 Kab/Kota 9. Kab. Banggai Laut
10. Kota Palu
JAMPERSAL 1.003.967.000.000,- 501 Kab/Kota 11. Kab. Kolaka
12. Kab. Buton Tengah
DUKUNGAN 13. Kota Ambon
MANAJEMEN 1. NUSA TENGGARA BARAT
452.408.497.000,- 501 Kab/Kota
BOK DAN 2. NUSA TENGGARA TIMUR
JAMPERSAL 3. MALUKU
RAKONTEK DAK KESMAS 21
PERMASALAHAN
1. SK penetapan pengelola Keuangan terlambat antara lain
hambatan pada proses dan adanya pergantian kepala daerah.
SYARAT PENYALURAN
2. Pemanfaatan keuangan dan pemanfaatan Sisa Lebih Pembiayaan
SEMESTER II :
Anggaran/SILPA masih memerlukan pembahasan dengan DPRD 1. Daerah telah
(beberapa kab/Kota). menyampaikan
3. Lemahnya Koordinasi internal Dinas Pengelola Keuangan dan laporan realisasi
Aset Daerah /DKPAD dengan Dinas Kesehatan sebagai user,
pelaporan menunggu lengkap dari semua Organisasi Perangkat 60% dari dana BOK
Daerah. yang ada di RKUD
4. Benturan regulasi pusat dan daerah: mekanisme penyaluran, 2. Daerah telah
pertanggungjawaban, pelaporan keuangan, pengangkatan
tenaga kontrak, pemberian transport petugas. menyampaikan
5. Komitmen PEMDA dalam pemenuhan kekurangan operasional realisasi
kesehatan dan jaminan persalinan yang semakin besar. penggunaan
6. Lemahnya Koordinasi DPKAD dengan Kemenkeu terkait minimal 30 %
pelaporan untuk penyaluran dana.
RAKONTEK DAK KESMAS 22
DAK 2020

RAKONTEK DAK KESMAS 23


Timeline Perencanaan-Penganggaran
REPUBLIK INDONESIA
DAK Tahun 2020
16-24 Juni :
Verivikasi untuk usulan kab/kota oleh
24-30 April : Sosialisasi provinsi
Aplikasi Krisna DAK
24 Juni – 01 Juli :
01 Mei – M2 Juni : Verifikasi untuk usulan Kab/Kota oleh
Pengusulan DAK Fisik Kemendagri

Maret April Mei Juni Juli


6 Maret : Rapim penetapan 01 Mei – 15 Juni : M1 – M4 Juli :
bidang DAK Pengusulan DAK Fisik Penilaian Pusat
21 Maret : MM DAK Fisik melalui aplikasi KRISNA
22 Maret : MM DAK Non Fisik

Penyusunan Rencana M1-M2 September


Kegiatan (RK) TM Penilaian Final oleh Pusat

Desember November Oktober September Agustus


Penyusunan Rencana September-Oktober M1-M3 Agustus
Kegiatan (RK) Pembahasan dengan Sinkronisasi Online Usulan DAK
DPR-& penetapan pagu M4 Agustus
alokasi DAK per-daerah Finalisasi Hasil Penilaian oleh
Pusat
Menu DAK Kesehatan Tahun 2020

DAK FISIK REGULER DAK FISIK PENUGASAN


1. Pelayanan Dasar 1. Penguatan Pelayanan Rujukan
2. Pelayanan Rujukan 2. Pembangunan RS Pratama
3. Pelayanan Kefarmasian DAK FISIK REGULER 3. Puskesmas Pariwisata
01 4. Balai Pelatihan Kesehatan
5. Penurunan AKI-AKB
6. Penguatan Intervensi Stunting
DAK FISIK PENUGASAN
02 7. Peningkatan Pencegahan
Pengendalian Penyakit dan STBM
dan

DAK FISIK AFIRMASI


DAK FISIK AFIRMASI
1. Penguatan Puskesmas DTPK 03 DAK NON FISIK
2. Pengadaan prasarana dasar
Puskesmas 1. Bantuan Operasional Kesehatan
DAK NON FISIK
04 2. Akreditasi Puskesmas
3. Jaminan Persalinan
4. Sistem Logistik dan Distribusi Obat
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DANA UNTUK
PENURUNAN AKI-AKB DAN STUNTING
PELAJARI DAN PAHAMI
1. DANA APBN
2. DANA DEKON 1. KRISNA DAK
3. DANA APBD PROV DAN KAB KOTA 2. Online Monitoring Sistem
4. DAK NON FISIK: BOK PROVINSI, BOK Perbendaharaan dan
KAB/KOTA, BOK PUSKESMAS BOK STUNTING Anggaran Negara (OM SPAN)
DAN JAMPERSAL DENGAN PERLUASAN MENU 3. E- RENGGAR
UNTUK DUKUNGAN LOKUS AKI-AKB 4. Aplikasi Sarana, Prasarana
5. DAK FISIK REGULER, AFIRMASI, PENUGASAN dan Peralatan Kesehatan
STUNTING, AKI-AKB, STBM (ASPAK)
6. DANA DESA 5. Perencanaan Berbasis
Elektronik (PBE)
• PERMENDAGRI 33 TAHUN 2019 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN 6. Aplikasi Pelaporan DAK Non
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2020
• PERMENDAGRI 31 TAHUN 2019 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
Fisik (ALADIN)
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2020
RAKONTEK DAK KESMAS 26
SKEMA PEMBAGIAN DAK FISIK TAHUN 2020
DAK FISIK
DAK DAK FISIK PENUGASAN

PENGUATAN INTERVENSI
PENUGASAN STUNTING
FISIK
REGULER PENURUNAN AKI AKB

NON PENCEGAHAN
FISIK AFIRMASI PENGENDALIAN
PENYAKIT DAN STBM

RAKONTEK DAK KESMAS 27


SKEMA PEMBAGIAN DAK NON FISIK TAHUN 2020

BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

DAK DAK NON FISIK (BOK)

BOK PUSKESMAS

BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN BOK KABUPATEN/KOTA


(BOK)
NON (UKM-P2P-KALIBRASI)

FISIK JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL)


BOK KAB/KOTA STUNTING

BOK PROVINSI

BOK DISTRIBUSI OBAT DAN


FISIK AKREDITASI PUSKESMAS E-LOGISTK
DUKUNGAN MANAJEMEN BOK DAN
JAMPERSAL

RAKONTEK DAK KESMAS 28


PENGGUNAAN BOK STUNTING
1. Penyusunan regulasi tentang stunting
2. Penyusunan rencana aksi daerah
3. Koordinasi, konvergensi lintas program dan lintas sektor
4. Penguatan,penggerakan dan pelaksanaan intervensi spesifik dan
sensitif terutama di desa lokus
5. Monev lintas program dan multi sektor
6. Pencatatan pelaporan intervensi dan hasil
7. Evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan
8. Orientasi strategi komunikasi perubahan perilaku, PMBA, STBM,
penggerakan masyarakat untuk KIA.
9. Konsultasi ke provinsi maks. 2 x dan ke pusat maks. 2x @ 2 orang
10. Mengikuti pertemuan pusat tentang stunting 2 orang, selama 4 hari
11. Kegiatan lain sesuai kebutuhan daerah

RAKONTEK DAK KESMAS 29


SKEMA MENU JAMPERSAL TAHUN 2020
JAMPERSAL
DAK DAK NON FISIK
RUJUKAN PERSALINAN

BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN


(BOK)
NON OPERASIONAL RTK

FISIK JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL)


DUKUNGAN BIAYA PERSALINAN

FISIK AKREDITASI PUSKESMAS MANAJEMEN KHUSUS LOKUS AKI AKB

RAKONTEK DAK KESMAS 30


PENGGUNAAN JAMPERSAL
MENU MANAJEMEN KHUSUS 120 LOKUS AKI-AKB (Kecuali DKI)
1 Penyusunanan regulasi dan tim Pokja (penyusunan komitmen lintas sektor)
2 Pertemuan penguatan sistem rujukan
3 Audit Maternal Neonatal
4 Koordinasi, konvergensi lintas program dan lintas sektor
5 Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan terkait kegawatdaruratan maternal neonatal
6 Pendampingan tata kelola klinis
7 Penguatan partisipasi masyarakat dan lintas sektor (peningkatan buku KIA, P2K/desa siaga,
kelas ibu, dll)
8 Mengikuti pertemuan pusat 1x tentang percepatan penurunan AKI AKB @ 1 orang selama
4 hari

RAKONTEK DAK KESMAS 31


PENUTUP

RAKONTEK DAK KESMAS 32


INTERVENSI
SINKRONISASI
PENURUNAN AKI-
FAKTOR DETERMINAN REGULASI
KESENJANGAN AKN, STUNTING
AKSES
KEMATIAN IBU DAN BAYI, MEMBUTUHKAN
KONVERGENSI/
STUNTING EARLY DETECTION KERJASAMA
DAN PREVENTION
disebabkan oleh PEMBIAYAAN F
KETERLAMBATAN LINTAS
KESEHATAN UKM PENANGANAN PROGRAM
K
faktor F Penurunan
T DAN LINTAS
Multidimensi K AKI-AKN,
R SEKTOR MULAI
T
STUNTING DARI
sehingga P
UKP PERENCANAAN,
penanganannya OPTIMALISASI SISTEM INFORMASI PENGANGGARAN,
perlu dilakukan
KIE KESPRO PELAYANAN KES KESEHATAN PELAKSANAAN,
CATIN
TERPADU PEMANTAUAN
oleh DAN
MULTISEKTOR PENGENDALIAN
SKILL DAN PERLINDUNGAN
PENGETAHUAN SOSIAL
RAKONTEK DAK KESMAS 33

Anda mungkin juga menyukai